Dosen Pengampu:
ERITA ASTRID,S.T,M.S
Disusun Oleh
Kelompok 4:
AHMAD PANDI (5203230008)
RAHMADI ()
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perangkat Instrumen Proteksi”.
Makalah ini berisikan tentang perangkat instrumen proteksi disusun berdasarkan
hasil pencarian di berbagai sumber. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberikan manfaat bagi kita dalam
mempelajari sistem proteksi.
Medan,Maret 2023
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga listrik memungkinkan
terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan, misalnya
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dasar teori dari transformator adalah apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet dan apabila
magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut
akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnet, sehingga akan timbul Gaya Gerak
Listrik (GGL).
Trafo Arus (Current Trafo) Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input
data masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer
atau sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya
diambil sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.
Gambar 2.1 Trafo arus
Sistem pengukuran besaran listrik pada jaringan tenaga listrik yang berkapasitas
besar, harus menggunakan trafo pengukuran, yaitu trafo arus (current transformer) untuk
besaran arus dan trafo tegangan (potential transformer) untuk besaran tegangan dan
merubahnya menjadi besaran pengukuran (sekunder). Dengan besaran sekunder ini, maka
peralatan ukur (meter dan proteksi) dapat dirancang lebih fleksibel, sehingga hasil
pengukurannya lebih akurat dan presisi.
N1 N2
P2
P1
S1
I1 I2
S2
Dimana
N1
a=
N2
,
I1 > I2 N 1 <N 2
sehingga ,
N 1=
jumlah lilitan primer, dan
N 2=
jumlah lilitan sekunder.
Rangkaian Ekivalen
I1Z1 I2Z2
U1 I0 E2 I2 I2·Zb = U2
Trafo arus untuk proteksi, memiliki ketelitian tinggi pada saat terjadi gangguan
dimana arus yang mengalir beberapa kali dari arus pengenalnya dan tingkat kejenuhan
cukup tinggi.
Penggunaan trafo arus proteksi untuk relai arus lebih (OCR dan GFR), relai beban
lebih, relai diferensial, relai daya dan relai jarak.
Perbedaan mendasar trafo arus pengukuran dan proteksi adalah pada titik saturasinya.
Relay ini akan memberi sinyal pada PMT ketika terjadi short circuit saat besar
arus melampaui setting (Is), dan jarak waktu kerja relay dimulai saat kondisi relay
merasakan arus gangguan (kondisi pickup) sampai kerja relay diperpanjang dengan
waktu kerja yang tak tergantung oleh besar arus yang mempengaruhi relay. Rangkaian
dan kurva karakteristik relay arus lebih waktu tertentu seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2.3 Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Definite Time-lag Relay).
Relay ini bekerja ketika terjadi short circuit dan saat relay bekerja pada rangkaian CB,
relay ini bekerja secara terbalik oleh besar arus gangguan yang dapat memicu relay
sehingga bekerja. Rangkaian dan kurva karakteristik relay arus lebih waktu terbaik
dapat dilihat pada Gambar 2.3
Gambar 2.4 Relay Arus Lebih Waktu Tertentu (Inverse Time Relay).
Relay ini bekerja dengan nilai waktu tunda secara terbalik dengan besar arus (Inverse
Time), yakni semakin besar arus gangguan maka semakin pendek waktu tunda. Relay
jenis ini memiliki karakteristik kecuraman waktu dengan arus yang dikelompokkan
menjadi: standar/normal inverse, long time inverse, very inverse, dan extrimely inverse
seperti pada Gambar 2.5.
Relay ini ialah hasil campuran dari karakteristik oleh OCR waktu terbalik (Inverse
Time) dengan OCR waktu tertentu (Definite Time). Relay ini punya karakteristik kerja
waktu secara terbalik oleh arus gangguan yang kecil setelah kondisi pickup dan berubah
jadi waktu tertentu saat nilai arus gangguan naik. Contoh karakteristiknya seperti pada
Gambar 2.6.
E1 N1
=
E2 N2
Dimana
N1
a=
N2
,
I1 > I2 N 1< N 2
sehingga ,
N 1=
jumlah lilitan primer, dan
N 2=
jumlah lilitan sekunder.
a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan untuk daya yang
kecil.
b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan primer dan sekuder
lebih kecil untuk mengurangi kesalahan pengukuran.
c. Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/ ditanahkan.
d. Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 100√3V.
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan
GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer.
Hubungan GGL atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah
lilitan kumparan primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns)
1. Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnya dibumikan /
ditanahkan, 1dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kv.
2. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir dari bumi
/ tanah, hanya digunakan untuk tegangan dibawah 30 kV