Anda di halaman 1dari 30

 

“ANALISIS KESTABILAN SISTEM DENGAN METODE


OPERATION RESCHEDULING PADA SISTEM SULSELBAR”

TUGAS AKHIR
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Program Strata-1 Departement Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Makassar

DISUSUN OLEH :

M. JIBRAL AGUNG ANWAR RISKA APRIANA

D41115723 D41115718

DEPARTMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017


 
 
 

ii 
 
 
 

iii 
 
 
 

ABSTRAK

Penjadwalan pembebanan merupakan hal penting untuk mengoptimalkan


transmisi daya pada sistem. Salah satu cara untuk menghasilkan sistem transmisi
energi listrik yang stabil adalah dengan meminimalkan rugi-rugi sistem transmisi
(transmission losses) menggunakan antara momen enertia dan daya pada
generator pembangkit. Gangguan Pembangkitan merupakan gambaran rugi-rugi
daya pada saluran transmisi yang dihasilkan saat pembangkit mengirim daya ke
beban. Mentransfer daya dari pembangkit yang losses tinggi ke pembangkit yang
losses rendah (penjadwalan pembangkit)/Rescheduling System dapat
meminimalkan rugi-rugi sistem transmisi.
Hasil penjadwalan metode ini akan dibandingkan dengan hasil realisasi
penjadwalan pembangkit-pembangkit termal dari Pusat Penyaluran dan Pengatur
Beban (P3B) PT PLN (Persero) SULSELBAR. Perbandingan ini bertujuan untuk
membuktikan apakah metode yang digunakan penulis lebih baik dari penjadwalan
yang direalisasi PLN, sehingga ditemukan pula keunggulan dan kelemahan
metode ini. Setelah dilakukan penelitian, metode ini menghasilkan daya
pembangkitan yang mendekati kestabilan, karena besarnya daya yang
dihasilkannya mendekati daya pembangkitan PLN dalam memenuhi permintaan
beban yang sama tetapi dengan rugi – rugi transmisi yang lebih kecil dan biaya
bahan bakar yang lebih murah. Hasil pembebanan yang stabil akan menghasilkan
efisiensi kepada perusahaan listrik sehingga dapat menekan biaya operasional
pembangkitan dan tentunya secara tidak langsung akan berdampak pada
murahnya biaya produksi listrik
Kestabilan sudut rotor akibat gangguan besar merupakan kemampuan
sistem tenaga untuk mempertahankan sinkronisasi ketika sistem mengalami
gangguan berat, seperti hubung singkat pada saluran transmisi. Respon sudut rotor
generator mengalami penyimpangan dan dipengaruhi oleh ketidaklinieran
hubungan sudut daya,untuk meminimalisir keadaan maka perhitungan antara
momen inertia dan daya generator pembangkit menghasilkan daya Rescheduling,
Dalam simulasi percobaan terdapat peningkatan sudut rotor dari tiap Reference
Angle, pada pembangkit 11pltu barru saat Reference Angle 275 kV = (0.42
Resch), Reference Angle 150 kV = (1.35 Resch) dan Reference Angle 70 kV =
(1.45 Resch) Untuk perhitungan penjadwalan pembangkit / (Rescheduling
System) menggunakan Power System Analisys Toolbox (PSAT) dengan
menggunakan software MATLAB. sehingga penelitian ini didapat penjadwalan
yang mendekati kestabilan pada sistem transmisi SULSELBAR dengan
pengurangan losses.
Kata Kunci : Rescheduling System, Sudut Rotor, PSAT, MATLAB

iv 
 
 
 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah ‫ﷻ‬. Kami memuji, memohon pertolongan dan

meminta ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri

dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah

maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan

oleh-Nya, tidak akan ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa

tidak ada Dzat yang berhak diibadahi dengan sebenarnya melainkan Allah,

dan aku bersak si bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬ialah utusan Allah.

Penghargaan tertinggi serta rasa sayang, cinta dan terima kasih yang

sedalam - dalamnya penulis tuturkan kepada kedua orangtua penulis atas

ketulusan cinta, kasih sayang dan doanya. Dan terkhusus kepada salah satu

ayahanda penulis semoga Allah ‫ ﷻ‬menyelimuti beliau dengan Rahmat-Nya

yang luas, menerangi kuburnya, serta menerima setiap amalnya dan semoga

kita semua kelak dikumpulkan di tempat yang tertinggi .

Rasa hormat dan terima kasih penulis juga tujukan kepada :

1. Bapak Dr. Indar Chaerah Gunadin, ST.,MT dan Ibu Ir. Zaenab

Muslimin, MT , yang telah meluangkan waktu ditengah

kesibukannya untuk memberikan arahan, dorongan, semangat, motivasi


 
 
 

dan senantiasa sabar dalam membimbing penulis hingga skripsi ini

selesai.

2. Prof. Dr. Ir. Salama Manjang , MT selaku ketua Departemen Teknik

Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

3. Tim dosen penguji Ir. H. Gassing, MT, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Tola,

M.Eng, dan Yusri Syam Akil, ST.MT,Ph.D yang telah memberikan

saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen dan pegawai Jurusan Teknik Elektro yang

senantiasa membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman-teman terbaik penulis yang selama menjalani perkulihan senantiasa

merepotkan salah satu penulis terutama dalam hal tugas.

Penulis juga memohon kepada Allah agar skripsi ini berguna bagi kedua

penulis dan juga bagi pembacanya. Hanya Allah, yang Maha Tinggi lagi

Maha Mengetahui, semoga shalawat dan salam yang banyak -banyaknya,

selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, kepada para sahabat dan

para pengikut ajaran beliau secara baik, hingga hari kiamat.

vi 
 
 
 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

I.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

I.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

I.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

I.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 4

I.5 Model Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 6

II.1 Stabilitas Sistem Tenaga Listrik ............................................. 6

II.2 Pengertian Transmisi Tenaga Listrik ..................................... 10

II.3 Gangguan Terhadap Stabilitas ................................................ 15

II.3.1 Gangguan Kecil ................................................................... 17

II.3.2 Gangguan Besar ................................................................... 17

II.4 Penjadwalan Sistem (Rescheduling Sistem) .......................... 17

vii 
 
 
 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 20

III.1 Jenis Penelitian ...................................................................... 20

III.2 Lokasi Penelitian ................................................................... 20

III.3. Waktu Penelitian .................................................................. 20

III.4 Pngumpulan Data .................................................................. 20

III.5 Diagram Flow Chart .............................................................. 21

III.6. Pengertian MatLab.... ........................................................... 22

III.7. Continuation Power Flow (CPF). ......................................... 24

III.8 Pengenalan PSAT.................................................................. 27

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 30

IV.1 Kondisi Kelistrikan SULSELBAR ..................................... 30

IV.2 Hasil dan Pembahasan ....................................................... 37

IV.2.1 Hasil Power Flow dan Time Domain Saat Simulasi

Rescheduling .................................................................... 40

IV.3 Analisa Grafik Pada Simulasi PSAT .................................. 43

IV.3.1 Simulasi PSAT pada Reference Angle 275 kV............... 43

IV.3.2 Analisa Grafik Simulasi

Gangguan-Rescheduling 275 kV. ................................... 45

IV.3.3 Simulasi PSAT pada Reference Angle 150 kV................ 48

IV.3.4 Analisa Grafik Simulasi

Gangguan-Rescheduling 150kV. .................................... 50

IV.3.5 Simulasi PSAT pada Reference Angle 70 kV................. 53

IV.3.6 Analisa Grafik Simulasi

viii 
 
 
 

Gangguan-Rescheduling 70 kV. ..................................... 55

IV.4 Analisa Besar Sudut Rotor Saat Rescheduling ................. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 60

V.1 Kesimpulan............................................................................ 60

V.2 Saran ...................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 62

LAMPIRAN ..................................................................................................... 63

ix 
 
 
 

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Klasifikasi Tegangan untuk Power Industri Dan Komersial Sistem

Nilai Tegangan ...................................................................................... 14

Tabel 4.1 Penomoran Bus dan Tegangan Kerja Sistem SulSelBar32

Tabel 4.2 Besaran Nilai Konstanta Inertia pada 15 Pembangkit. ......................... 33

Tabel 4.3 Penomoran Data Bus Pada Beban Dan Generator................................ 34

Tabel 4.4 Data Resistensi, Reaktansi, dan Admintshunt Saluran Transmisi ........ 35

Tabel 4.5 Power Flow Result ............................................................................... 37

Tabel 4.6 Line Flows ............................................................................................ 38

Tabel 4.7 Identitas Generator Pembangkit ........................................................... 41

Tabel 4.8 Besar Sudut Rotor Simulasi Gangguan-Rescheduling ......................... 58


 
 
 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Blok Umum Sistem Tenaga Listrik ................................... 11

Gambar 2.2 Skema Perilaku Generator Saat Terjadi Gangguan ........................... 16

Gambar 3.1 Diagram Flow Chart .......................................................................... 21

Gambar 3.2 MatLab .............................................................................................. 24

Gambar 3.3 Kurva PV ........................................................................................... 25

Gambar 3.4 Cara Membuka PSAT ....................................................................... 28

Gambar 3.5 Interface PSAT .................................................................................. 29

Gambar 3.6 Hasil Power Flow PSAT ................................................................... 29

Gambar 4.1 Peta kelistrikan SULSELBAR .......................................................... 31

Gambar 4.2 Hasil Power Flow dalam Simulasi Rescheduling.............................. 40

Gambar 4.3 Hasil Time Domain dalam Simulasi Rescheduling ........................... 40

Gambar 4.4 Kurva Normal dengan Reference Angle 275 kV ............................... 43

Gambar 4.5 Kurva Gangguan dengan Reference Angle 275 kV........................... 44

Gambar 4.6 Kurva Rescheduling dengan Reference Angle 275 kV...................... 45

Gambar 4.7 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 21Brongloe.. 46

Gambar 4.7 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 21Brongloe.. 47

Gambar 4.9 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 39palopo...... 47

Gambar 4.10 Kurva Normal dengan Reference Angle 150 kV ............................. 48

Gambar 4.11 Kurva Gangguan dengan Reference Angle 150 kV......................... 49

Gambar 4.12 Kurva Rescheduling dengan Reference Angle 150 kV.................... 50

Gambar 4.13 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 21Brongloe 50

xi 
 
 
 

Gambar 4.14 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 11pltubarru 51

Gambar 4.15 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 39palopo.... 51

Gambar 4.16 Kurva Normal dengan Reference Angle 70 kV ............................... 53

Gambar 4.17 Kurva Gangguan dengan Reference Angle 70 kV........................... 54

Gambar 4.18 Kurva Rescheduling dengan Reference Angle 70 kV...................... 55

Gambar 4.19 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 41pltaposo . 55

Gambar 4.20 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 21Brongloe 56

Gambar 4.21 Kurva Gangguan dan Rescheduling pada Pembangkit 39palopo.... 56

xii 
 

 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Pada masa modern seperti sekarang ini, Indonesia negara yang

memiliki jumlah populasi penduduknya besar dan perkembangan industrinya

mengalami peningkatan tentunya memiliki tingkat kebutuhan akan sumber energi

listrik yang besar pula. Terutama di negara berkembang seperti Indonesia, biaya

bahan bakar merupakan faktor utama dalam perencanaan, pengoperasian, dan

pengontrolan sistem tenaga listrik. Dengan kebutuhan energi listrik yang terus

bertambah, maka dibutuhkan sistem tenaga listrik dengan beberapa pembangkit

listrik yang saling interkoneksi untuk dapat memenuhi akan kebutuhan tersebut.

Dalam pengoperasian sistem tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pusat

pembangkit listik, diperlukan suatu koordinasi di dalam penjadwalan besar daya

listrik yang dibangkitkan masing-masing pusat pembangkit agar didapatkan suatu

pembebanan yang optimal dan lebih ekonomis. Hal ini berarti dalam

pembangkitan dan penyaluran energi itu harus dilakukan secara ekonomis

dan rasional.

Stabilitas sistem tenaga listrik merupakan karakteristik sistem tenaga yang

memungkinkan mesin bergerak serempak dalam sistem pada operasi normal dan

dapat kembali dalam keadaan seimbang setelah terjadi gangguan. Secara umum

permasalahan stabilitas sistem tenaga listrik terkait dengan kestabilan sudut

rotor (Rotor Angle Stability) dan kestabilan tegangan (Voltage Stability).

 
 

 

Berdasarkan rentang waktu dan mekanisme terjadinya ketidakstabilan. Kestabilan

sudut rotor di klasifikasikan menjadi Small Signal Stability dan Transient

Stability. Small Signal Stability adalah kestabilan sistem untuk gangguan-

gangguan kecil dalam bentuk osilasi elektromekanik yang tak teredam,

sedangkan transient Stability dikarenakan kurang sinkronnya torsi dan diawali

dengan gangguan gangguan besar.

Dalam pengoperasian pembebanan jaringan SULSELBAR dilakukan

dengan pembagian pembebanan pada pembangkit tenaga lsitrik (penjadwalan

pembebanan) yang akan menyuplai beban. Dalam pembagian pembebanan ini

kerap kali mengabaikan rugi-rugi pada sistem transmisi. Rugi-rugi pada sistem

transmisi (losses) menyebabkan sistem transmisi jaringan SULSELBAR menjadi

kurang

Untuk mendapatkan sistem transmisi yang seimbang maka perhitungan

momen inertia dan daya pada generator pembangkit sangat diperlukan. Dengan

perhitugan ini kita akan mengetahui pembangkit yang menyebabkan losses tinggi

dan pembangkit yang menyebabkan losses rendah dengan membandingkan dua

buah pembangkit. Penjadwalan pembebanan dengan rugi saluran transmisi rendah

dapat menekan nilai rugi – rugi sistem transmisi. Salah satu teknik solusi untuk

penjadwalan pembebanan adalah dengan menggunakan Power System Analisys

Toolbox (PSAT). , PSAT menyediakan berbagai jenis model komponen statis

dan dinamik yang semuanya dapat dijalankan dengan garfik interface (GUI)

sehingga memudahkan dalam penggunaanya serta tersedianya simulink yang

memudahkan kita dalam mendesain jaringan.

 
 

 

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami dapat merumuskan

masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan kondisi kestabilan saat terjadi gangguan pada

pembangkit sistem SULSELBAR?

2. Bagaimana menstabilkan sistem saat terjadi gangguan dengan

menggunakan metode operation rescheduling pada pembangkit sistem

SULSELBAR ?

3. Bagaimana mengetahui efek operation rescheduling melalui sudut rotor

pada pembangkit sistem SULSELBAR ?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kondisi kestabilan saat terjadi gangguan pada pembangkit

sistem SULSELBAR.

2. Men-stabilkan sistem saat terjadi gangguan dengan menggunakan metode

operation rescheduling pada pembangkit sistem SULSELBAR.

3. Mengetahui efek gangguan dan operation rescheduling melalui sudut

rotor pada pembangkit sistem SULSELBAR.

 
 

 

I.4. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melalui penerapan menggunakan metode Power System Analisys

Toolbox (PSAT) dengan menggunakan software MATLAB Dapat

diperoleh penjadwalan pembangkit thermal system SULSELBAR yang

seimbang sehingga biaya operasi dapat minimum.

2. Penelitian ini diharapkan dapat mempermudah perusahaan

pembangkitan tenaga listrik dalam melakukan penjadwalan

pembangkit, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun

jangka panjang.

I.5. Model Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini ada beberapa metode yang akan kami gunakan

yaitu:

1. Studi literature

Studi literature yaitu mengadakan studi dari buku, internet dan sumber bahan

pustaka atau informasi lainnya yang terkait dengan materi yang dibahas

dalam tulisan ini.

2. Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data secara langsung

maupun melalui wawancara atau diskusi dengan pihak yang terkait.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yaitu dengan menganalisa hasil perhitungan simulasi

program yang terkait dengan tujuan penulisan tugas akhir ini.

 
 

 

4. Diskusi dan Konsultasi

Melakukan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing dan kepada

pihak-pihak profesional yang ada berhubungan dengan tugas akhir ini.

5. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya

 
 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Stabilitas Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik umumnya terdiri dari beberapa pembangkit

(sistem multi mesin) yang terhubung secara interkoneksi melalui jaringan

Transmisi. Tujuan interkoneksi sistem adalah untuk menjamin kelangsungan

pasokan daya listrik ke beban. Stabilitas sudut rotor merupakan hal yang sangat

vital dalam sistem tenaga listrik, karena berkaitan dengan keandalan dan

keamanan sistem, oleh karena itu harus menjadi pertimbangan utama dalam

perencanaan maupun pengoperasian. Sistem tenaga listrik modern memiliki

banyak peralatan dinamik yang bervariasi, misalnya mesin-mesin sinkron dan

beban yang secara terus-menerus rentan terhadap gangguan eksternal maupun

internal.

Dalam kondisi demikian sering terjadi osilasi tiap bagian maupun antar

bagian pada sistem tenaga listrik yang sedang terinterkoneksi. Sistem tenaga

listrik yang beroperasi dalam keadaan stabil, memiliki keseimbangan antara

daya input mekanis (prime-mover) dengan daya output listrik. Dalam keadaan

ini semua generator berputar dalam kecepatan sinkron, setiap kenaikan atau

penurunan beban diikuti dengan perubahan daya mekanis prime-mover generator.

Bila daya mekanis tidak dapat menyesuaikan dengan daya beban dan rugi-

rugi sistem, maka kecepatan rotor generator dan tegangan akan menyimpang dari

keadaan normal.Stabilitas sistem tenaga listrik dapat didefinisikan sebagai

kemampuan suatu sistem tenaga listrik atau komponennya untuk mempertahankan

 
 

 

sinkronisasi dan keseimbangan sistem. Pada keadaan operasional yang stabil dari

system tenaga listrik, terdapat keseimbangan antara daya input mekanis pada

penggerak mula (prime mover) dengan daya output listrik pada sistem.

Peningkatan dinamik terhadap pemakaian maupun pelepasan

secara simultan kebutuhan daya reaktif beban sistem dalam rating daya yang besar

(heavy loading) akan menyebabkan fluktuasi tegangan dan frekuensi sistem, di

mana jika fluktuasi tegangannya melewati batas toleransi nilai tegangan

yang ditetapkan yakni +5% dan -10% dapat mempengaruhi kestabilan tegangan

sistem

Permasalahan utama yang terjadi di sistem tenaga adalah operasi sinkron

antara tegangan, frekuensi, dan sudut fasa. Operasi ini akan menyatakan

keserempakan kerja mesin – mesin sinkron di jaringan dalam rentang waktu

tertentu. Dalam jaringan tenaga listrik sistem interkoneksi merupakan hal yang

umum dijumpai karena pemanfaatan interkoneksi di jaringan akan meningkatkan

keandalan dan dapat memperbesar suplai daya yang dihasilkan. Namun,

permasalahan yang mungkin muncul pada sistem interkoneksi adalah tidak

seimbangnya tegangan, frekuensi, dan sudut fasa, sehingga sistem tenaga

listrik tidak dapat berjalan serempak atau mengalami ketidakstabilan.

Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani

beban secara kontinyu dengan tegangan dan frekuensi yang konstan. Fluktuasi

tegangan dan frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleransi yang

diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman.

Kondisi sistem yang benar-benar mantap sebenarnya tidak pernah ada. Perubahan

 
 

 

beban selalu terjadi dalam sistem. Penyesuaian oleh pembangkit akan dilakukan

melalui gevernor dari penggerak mula dan eksitasi generator.

Perubahan kondisi sistem yang seketika, biasanya terjadi akibat adanya

gangguan hubung singkat pada sistem tenaga listrik, dan pelepasan atau

penambahan beban yang benar secara tiba-tiba. Akibat adanya perubahan kondisi

kerja dari sistem ini, maka keadaan sistem akan berubah dari keadaan lama ke

keadaan baru. Periode singkat di antara kedua keadaan tersebut disebut periode

paralihan atau transient. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis sistem tenaga

listrik untuk menentukan apakah sistem tersebut stabil atau tidak, jika terjadi

gangguan. Stabilitas transient didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan pertama

(first swing) dengan periode waktu penyelidikan pada detik pertama terjadi

gangguan.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kestabilan

suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami gangguan adalah metode kriteria

sama luas. Walaupun metode ini tidak dapat dipergunakan untuk sistem

multimesin namun sangatlah membantu untuk memahami faktor-faktor dasar

yang mempengaruhi stabilitas transient sistem tenaga listrik.

Metode kriteria sama luas (Equal Area Criterion, EAC) merupakan

contoh metode langsung untuk memperoleh waktu pemutusan kritis (Critical

Clearing time), yang mana hanya terbatas untuk satu mesin saja dengan bus

infinite (Singgle Machine Infinite Bus, SMIB). Kurva ayunan merupakan alat

elevasi suatu kestabilan sistem yang digunakan kestabilan-kestabilan transient

sistem tenaga lisrik.

 
 

 

Alat bantu dalam studi analisa sistem tenaga listrik adalah komputer,

karena peranan komputer dalam Analisis Sistem Tenaga mempunyai keuntungan

diantaranya fleksibel (dapat digunakan untuk menganalisis hampir semua

persoalan), teliti, cepat dan ekonomis. Software komputer yang digunakan adalah

Matlab, karena Matlab merupakan bahasa canggih untuk komputasi teknik. Dan

Matlab merupakan integrasi dari komputasi, visualisasi dan pemrograman dalam

suatu lingkungan yang mudah digunakan, karena permasalahan dan

pemecahannya dinyatakan dalam notasi matematika biasa.

Sistem tenaga merupakan sistem sangat kompleks dan terdiri dari banyak

peralatan listrik yang memiliki karakteristrik serta tanggapan masing-masing

terhadap perubahan kondisi. Sistem tenaga listrik mempunyai variasi beban yang

sangat dinamis dan akan berubah-ubah setiap detiknya. Perubahan beban yang

tidak terduga dapat dikategorikan sebagai gangguan yang mengakibatkan

ketidakseimbangan antara pasokan listrik dan permintaan energi listrik.

Perubahan tersebut mengharuskan setiap pembangkit menyesuaikan daya

keluaran mela lui kendali governor maupun eksitassi mengikuti perubahan

beban. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan menyebabkan keseimbangan

daya dalam sistem terganggu dan efisiensi engoperasian sistem menurun

menyebabkan kinerja sistem memburuk.

Stabilitas sistem tenaga listrik merupakan karakteristik sistem tenaga yang

memungkinkan mesin bergerak serempak dalam sistem pada operasi normal dan

dapat kembali dalam keadaan seimbang setelah terjadi gangguan. Secara umum

 
 
10 
 

permasalahan stabilitas sistem tenaga listrik terkait dengan kestabilan sudut

rotor (Rotor Angle Stability) dan kestabilan tegangan (Voltage Stability).

Klasifikasi ini berdasarkan rentang waktu dan mekanisme terjadinya

ketidakstabilan. Kestabilan sudut rotor di klasifikasikan menjadi Small

Signal Stability dan Transient Stability. Small Signal Stability adalah

kestabilan sistem untuk gangguan-gangguan kecil dalam bentuk osilasi

elektromekanik yang tak teredam, sedangkan transient Stability dikarenakan

kurang sinkronnya torsi dan diawali dengan gangguan gangguan besar.

Masalah kestabilan biasanya diklasifikasikan menjadi tiga tipe bergantung pada

sifat alami dan magnitude gangguan antara lain stabilitas steady state, transient,

dan dinamis.

II.2. Pengertian Transmisi Tenaga Listrik

Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk

mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai

distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenagalistrik

di transmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran

Transmisi Listrik Penyaluran tenaga listrik pada transmisi menggunakan arus

bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC). Penggunaan arus bolak-

balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-fasa.

Saluran Transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa

merupakan sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :

a. Mudah pembangkitannya

b. Mudah pengubahan tegangannya

 
 
11 
 

c. Dapat menghasilkan medan magnet putar

d. Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai

sesaatnya konstan

Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari

tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distribution

sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik melalui suatu

bahan konduktor.

Single-Line Diagram of a generation, Transmission, and distribution system

Gambar 2.1 Diagram Blok Umum Sistem Tenaga Listrik

Gambar 2.1 menunjukkan blok diagram dasar dari sistem transmisi dan

distribusi tenaga listrik. Yang terdiri dari dua stasiun pembangkit (generating

station) G1 dan G2, beberapa substation yaitu hubungan antar substation

(interconnecting substation) dan untuk bagian komersial perumahan (commercial

residential), dan industrial loads. Transmisi berada pada bagian yang diberi arsir

tebal. Fungsi dari bagian transmission substation menyediakan servis untuk

 
 
12 
 

merubah dalam menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran tegangan yang

ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan. Standarisasi range tegangan

internasional yaitu 345 kV hingga 765 kV untuk Saluran tegangan Ekstra Tinggi

dan 115 kV hingga 230 kV untuk saluran tegangan Tinggi. Standarisasi tegangan

Transmisi listrik di Indonesia adalah 500 kV untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150

kV untuk saluran Tegangan tinggi

Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang

cukup jauh, akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang

diakibatkan oleh rugirugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan

untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran yang

mengalami drop tegangan. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai

pemelihara kestabilan kondisisteady state dan dinamika voltase dalam batasan

yang sudah ditentukan pada jaringan transmisi berjarak jauh dan berbeban tinggi

(heavilyloaded). Synchronous Condenser, sebagai generator pensuplay arus

gangguan, dan transformer dengan taps yaang variabel, Ini adalah jenis khusus

transformator listrikyang dapat menambah atau mengurangi powered gulungan

kawat, sehingga meningkatkan atau menurunkan medan magnet dan tegangan

keluaran dari transformator.

Distribution Substation, pada bagian ini merubah tegangan aliran listrik

dari tegangan medium menjadi tegangan rendah dengan transformator step-down,

dimana memiliki tap otomatis dan memiliki kemampuan untuk regulator

tegangan rendah. Tegangan rendah meliputi rentangan dari 120/240V single

phase sampai 600V, 3 phase. Bagian ini melayani perumahan, komersial dan

 
 
13 
 

institusi serta industri kecil. Interconnecting substation, pada bagian ini untuk

melayani sambungan percabangan transmisi dengan power tegangan yang

berbeda serta untuk menambah kestabilan pada keseluruhan jaringan. Setiap

substation selalu memiliki Circuit Breakers, Fuses, lightning arresters untuk

pengaman peralatan. Antara lain denganpenambahan kontrol peralatan,

pengukuran, switching, pada setiap bagian substation. Energi listrik yang di

transmisikan didisain untuk Extra-high Voltage (EHV), High Voltage (HV),

Medium Voltage (MV), dan Low Voltage (LV). Klasifikasi nilai tegangan ini

dibuat berdasarkan skala standarisasi tegangan yang di tunjukkan pada tabel 2.1.

Tabel. 2.1 Tabel Klasifikasi Tegangan untuk Power Industri dan Komersial

Sistem Nilai Tegangan

Kelas Tegangan Dua Kabel Tiga Kabel Empat Kabel


Tegangan Rendah 120 120/240 120/208
(LV) Single Phase Single phase 277/480
480 V 347/600
600 V

Tegangan Medium 2400


(MV) 4160
4300
6900
13800 7200/12470
23000 7620/13200
34500 7970/13800
46000 14400/24940
69000 19920/34500

 
 
14 
 

Tegangan Tinggi 115000


(HV) 138000
161000
230000

Tegangan Extra 345000


Tinggi (EHV) 500000
735000-765000

Kategori sistem distribusi listrik di bagi menjadi 2, yaitu :

1. Sistem Transmisi, dimana saluran tegangan antara 115kV sampai 800kV

2. Sistem Distribusi, dimana rentangan tegangan antara 120V sampai 69kV.

Distribusi listrik ini di bagi lagi menjadi tegangan menengah (2,4kV sampai

69kV) dan tegangan rendah (120V sampai 600V).

II .3 Gangguan Terhadap Stabilitas

Gangguan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gangguan kecil dan

gangguan besar. Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamik

yang dapat dianalisis menggunakan persamaan linear (analisis sinyal kecil).

Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban atau

pembangkit secara acak, pelan, dan jatuh bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami

oleh jaring tenaga listrik dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya

terhadap aliran daya sebelum gangguan pada jaring itu tidak signifikan.

 
 
15 
 

Bagaimanapun juga, gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada

tegangan bus adalah jenis gangguan besar yang harus dihilangkan secepatnya.

Jika tidak dihilangkan secepatnya, gangguan itu akan sangat mempengaruhi

kestabilan sistem. Tidak hanya besar gangguan, waktu gangguan juga

berpengaruh terhadap kestabilan sistem.

Gambar 2.2 Skema Perilaku Generator Ketika Terjadi Gangguan

Gambar 2.2 Mengilustrasikan keadaan generator ketika terjadi gangguan.

Ilustrasi keadaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Keadaan generator sebelum terjadi gangguan

Keadaan generator ketika terjadi gangguan menyebabkan outputan dari generator

berkurang. Akibatnya muncul perbedaan daya output generator dengan daya

mekanis turbin. Pada periode tersebut rotor pada generator mengalami percepatan,

sedangkan sudut rotor bertambah besar.

 
 
16 
 

Keadaan ketika gangguan hilang, sehingga daya output generator pulih kembali

sesuai dengan kurva P dan δ.

Keadaan setelah gangguan hilang. Daya output generator menjadi lebih

besar dari daya mekanis turbin. Hal ini membuat rotor pada generator mengalami

perlambatan. Jika terdapat torsi lawan yang cukup untuk mengimbangi percepatan

ketika terjadi gangguan, maka sistem akan stabil dalam ayunan pertama. Namun

jika bila kopel tersebut tidak mampu menahan gangguan, maka sudut rotor/daya

akan bertambah besar, sehingga sistem kehilangan sinkronisasi.

II.3.1 Gangguan Kecil

Merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang dapat dianalisis

menggunakan persamaan linear (Analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang

terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak,

pelan dan bertingkat. Jatuh (trip) yang dialami oleh jaringan tenaga listrik

dianggap sebagai gangguan kecil jika pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum

gangguan pada aliran itu tidak signifikan.

II.3.2 Gangguan Besar

Gangguan ini bersifat mendadak, yakni gangguan yang menghasilkan

kejutan tegangan tiba tiba pada tegangan bus. Gangguan besar ini harus

secepatnya dihilangkan, jika tidak dihilangkan secepatnya, gangguan tersebut

sangat mempengaruhi kestabilan sistem. Tidak hanya gangguan, waktu gangguan

juga berpengaruh terhadap kestabilan sistem.

 
 
17 
 

II.4 Penjadwalan Sistem (Rescheduling System)

Keputusan Rescheduling (Penjadwalan Ulang) menunjukkan langkah

terakhir dalam siklus produksi. Proses produksi dimulai dengan capacity planning

(langkah 1), diikiuti dengan aggregate planning (langkah 2), dan diakhiri dengan

operations scheduling (langkah 3). Fungsi utama dari penjadwalan adalah untuk

mengembangkan tugas kerja khusus dan untuk mengorganisir waktunya. Master

Schedule (Jadwal Induk) sering di pergunakan sebagai input dasar untuk proses

penjadwalan operasi. Tujuan dasar dari proseses penjadwalan ulang

(Rescheduling System) adalah merancang urutan kerja optimal (yaitu, rencana

yang menunjukkan tradeoff (pertukaran) terbaik diantara konflik tujuan.

Urutan waktu pekerjaan sering di rumuskan dengan menggunakan aturan

keputusan perioritas. Secara spesifik, aturan keputusan perioritas digunakan untuk

menentukan pekerjaan yang mana yang akan diproses ketika sejumlah pekerjaan

sedang menunggu. Keefektifan relatif dari tiap aturan dapat ditentukan dengan

mengamati kinerja dari sistem. (Sebagai contoh, dengan mengamati waktu

penundaan rata-rata atau arus waktu rata-rata), mempunyai 5 aturan prioritas

a. First-Come, First-Serves (FCFS) pekerjaan di jadwalkan dealam urutan

yang sama seperti urutan kedatangannya pada stasiun kerja.

 
 
18 
 

b. Shortes Processing Time (SPT) pekerjaan dijadwalkan menurut

banyaknya waktu yang di perlukan untuk memprosesnya; pekerjaan yang

terpendek di jadwalkan pertama, dan pekerjaan yang terpanjang

dijadwalkan terakhir.

c. Earlist Processing Time (SPT) pekerjaan di jadwalkan menurut tanggal

penyelesaian (dua date-tanggal jatuh-tempo); pekerjaan yang pertama kali

jatuh tempo adalah pekerjaan yang pertama kali diproses.

d. Critical Ratio (CR) Rasio Kritis dihitung dengan membagi sisa waktu dari

due date (tanggal jatuh-tempo) untuk sebuah pekerjaan khusus dengan sisa

total shop time. Pekerjaan di jadwalkan menurut rasio; pekerjaan dengan

rasio kritis yang terendah di jadwalkan pertama kali.

e. Slack per Remaining Operations (SRO) Slack di hitung sebagai

perbedaan antara sisa waktu dari due date (tanggal jatuh tempo) untuk

sebuah pekerjaan khusus dari sasa total shop time. Pekerjaan dengan slack

terendah per jumlah sisa operasi dijadwalkan pertam

 
 

Anda mungkin juga menyukai