Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (SMK3) DITERAPKAN DI PROYEK


KONSTRUKSI

Oleh :
Syafriman Rivai, Ridwan Nasution
Dosen Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Al Washliyah (UNIVA) Medan

Abstrak

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang sangat penting bagi proyek yang
memiliki resiko kecelakaan kerja tinggi, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi.
Tetapi dalam kenyataan masih banyak kecelakaan kerja yang terjadi dilingkungan kerja, karena
rendahnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3), kondisi
seperti ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, Tinjauan literatur
yang cukup luas dari beberapa menelitian terdahulu dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan
mengenai pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) diterapan di
proyek konstruksi. Pentingnya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
diterapkan di proyek konstruksi tersebut yaitu pemenuhan peraturan perundangan, komitmen
kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), manusia dan lingkungan, anggaran atau
keuangan, serta dukungan dari pemerintah

Kata Kunci : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Proyek Konstruksi, Kecelakaan Kerja

Pendahuluan perusahaan wajib memiliki Sistem


Keselamatan dan Kesehatan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) merupakan hal yang sangat Kerja (SMK3) yang akan mengatur
penting bagi proyek yang memiliki penerapan Keselamatan dan Kesehatan
resiko kecelakaan kerja tinggi, Kerja (K3) dengan baik. Sekilas,
khususnya yang berkaitan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan
pekerjaan konstruksi. Karena apabila Kerja (K3) dalam dunia konstruksi ini
tidak adanya tindakan untuk hanya menguntungkan para pekerja.
dilakukannya penerapan Sistem Namun pada dasarnya penerapan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kerja (SMK3) akan menimbulkan ini untuk melindungi pekerja sekaligus
permasalahan terhadap beberapa aspek perusahaan. Saat pekerja terluka selama
seperti kemanusiaan, ekonomi, proyek konstruksi, maka perusahaan
lingkungan dan hukum. juga akan mengalami kerugian. Dengan
Untuk mewujudkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
penerapakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang optimal,
Kesehatan Kerja (K3) yang lebih kerugian yang terjadi pada kedua belah
optimal dalam dunia konstruksi, setiap

1
pihak baik pekerja dan juga perusahaan khususnya perusahaan di pekerjaan
dapat diminimalkan. konstruksi dalam dalam penerapan
Berdasarkan data Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) maka pemerintah bergerak cepat untuk
Ketenegakerjaaan pada tahun 2019 melakukan perbaikan dan peningkatan
tercatat 114. 235 kasus kecelakaan kerja. dalam penerapannya, dengan
Sedangkan pada tahun 2020, periode mewajibkan bagi setiap perusahaan
Januari hingga Oktober Badan mampu menerapkan Keselamatan dan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kerja (K3)
Ketenegakerjaaan mencatat 177.161
kasus kecelakaan kerja, 53 kasus METODOLOGI
penyakit akibat kerja, dimana 11 Penulisan berdasarkan studi
diantaranya adalah kasus Covid 19 leteratur dengan menelaah jurnal terkait
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 dengan Sistem Manajemen Keselamatan
merupakan pedoman bagi setiap dan Kesehatan Kerja (SMK3). Jenis data
perusahaan terutama perusahaan bidang yang digunakan data sekunder, dalam
pekerjaan konstruksi untuk menerapkan arti pengumpulan data dilakukan dengan
Sistem Manajemen Keselamatan dan studi pustaka, selanjutnya data tersebut
Kesehatan Kerja (SMK3). Bertujuan dikompulasi, dianalisa dan disimpulkan.
agar mampu berkembang dan dapat
mengendalikan resiko bahaya untuk STUDI PUSTAKA
terciptanya lingkungan kerja yang aman, Keselamatan dan Kesehatan
efisien, efektif serta produktif. Tapi pada Kerja (K3) merupakan bagian terpenting
kenyataannya banyak sekali perusahaan dalam mengelola sebuah menajemen
yang masih mengalami kecelakaan resiko oleh suatu perusahaan ataupun
dilingkungan kerja yang cukup tinggi, organisasi (Sungkono, 2015). Istilah
disebabkan kerja yang cukup tinggi, dalam keselamatan mencakup menjadi 2
disebabkan karena rendahnya penerapan (dua) bagian, yaitu resiko keselamatan
Sistem Manajemen Keselamatan dan dan resiko kesehatan. Menurut bidang
Kesehatan Kerja (SMK3). Faktor yang kepergawaian, keselamatan kerja
mempengaruhi seperti minimnya mengarah pada kondisi aman ataupun
pengetahuan, rendahnya pengawasan selamat dari terjadinya kerusakan,
dan kurangnya budaya Keselamatan dan penderitaan, ataupun kerugian di
Kesehatan Kerja (K3) dari perusahaan lingkungan kerja. Lingkungan kerja

3
yang dapat menimbulkan kebakaran, bersangkutan ataupun pekerja terpaksa
terpotong, luka-luka memar, patah berhenti dalam bekerja dan perushaan
tulang, penglihatan, kurugian alat tubuh bias kehilangan pekerjaannya.
merupakan aspek-aspek dari resiko
kerja. Dengan hal ini dapat dihubungkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
dengan perlengkapan perusahaan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
mencakup tugas kerja yang harus Sistem Manajemen Keselamatan
ditingkatkan. Adapun kesehatan kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah
mengarah kepada kondisi yang suatu prosedur dari gabungan berbagai
memungkinkan bebas dari terjadinya komponen/unsur/bagian /elemen yang
gangguan fisik, mamar, rasa sakit, dan saling berhubungan, saling berinteraksi
emosi oleh lingkungan kerja. Aspek dan saling ketergantungan satu sama lain
yang mempengaruhi resiko kerja seperti yang dipengaruhi oleh aspek lingkungan
lingkungan yang tidak nyaman dan tidak untuk mencapai tujuan yang ingin
efisien, dan waktu kerja yang berlebihan dicapai (Tarore dan Mandagi, 2006).
(Leon C.M, 1981 dalam Anwar Prabu, Bagian yang mencakup Sistem
Mangkunegara, AA, 2020). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Dalam membentuk Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari Sistem
dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik, Manajemen secara keseluruhan yang
perusahaan harus mampu menanamkan meliputi struktur organasasi,
dimulai dari internal perusahaan terlebih perencanaan, tanggung jawab,
dahulu lalu memberikan penyeluhan dan pelaksanaan, prosudur, proses dan
pembinaan pada diri setiap karyawan sumber daya yang dibutuhkan bagi
atau pekerja dalam pentingnya pengembangan, penerapan, pencapaian ,
Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan pengkajian dan pemeliharaan kebijak
Kerja (K3) (Sungkono, 2015) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Jika masih banyak kasus dalam rangka penegendalaian resiko
kecelakaan dalam suatu perusahaan yang berkaitan dengan kerja guna
kemungkinan akan menyebabkan tercapainya tempat kerja yang aman,
banyak pekerja yang menderita, efisien dan produktif (Peraturan Menteri
menurun realisasi produksi peningkatan Pekerjaan Umum Nomor. 9
absensi pada pekerja, serta kerugian /PER/M/2008).
semakin besar, kerugian tersebut Bila perusahaaan mampu
berdampak pada perusahaan menerapkan Sistem Manajemen

4
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) banyak sekali manfaat seperti, (SMK3).
pihak manajemen mampu mengetahui
dari kelemahan sistem operasional PEMBAHASAN
sebelum terjadinya gangguan Penelitian-penelitian terdahulu
operasional yang dapat menyebabkan yang terkait Sistem Manajemen
kerugian, mengetahui gambaran jelas Keselamatan dan Kesehatan Kerja
mengenai kinerja Keselamatan dan (SMK3). Berdasarkan dari beberapa
Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan, penelitian terdahulu terkait Sistem
meningkatkan pemenuhan dan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kesadaran mengenai Keselamatan dan Kerja (SMK3) dapat dijelaskan bahwa,
Kesehatan Kerja (K3), serta penelitian yang dilakukan Intania Dwi
meningkatkan produktivitas perusahaan Mayangsari, Febhana Pangky (2012)
(Awuy, T, Pratasis, P.A. K , & Mangare, dalam jurnal yang berjudul Penerapan
J .B, 2017). Sistem Manajemen Keselamatan dan
Dalam penerapan Sistem Kesehatan Kerja (SMK3). Pada proyek
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan konstruksi di Indonesia ( Studi Kasus
Kerja (SMK3) perusahaan harus Pembangunan Jembatan Dr. Ir.
meningkatkan prosedur ketentuan Seokarno-Menado, telah melakukan
sebagai berikut, menerapkan dan pengamatan tentang Penerapan Sistem
menjamin komitmen kebijakan Manajemen Keselamatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Kesehatan Kerja (SMK3) tentang
perencanaan Keselamatan dan komitmen dan kebijakan bahwasanya
Kesehatan Kerja (K3) agar sesuai untuk mencapai komitmen pengadaan
prosedur dan terarah, pelaksanaan penegendalian setiap resiko mutu,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) keselamatan dan kesehatan kerja di
harus didukung oleh sumber daya serta lingkungan sehingga dapat
sarana dan prasarana untuk menghasilkan proses kerja dan produk
mendapatkan lingkungan kerja yang yang berkualitas, sehat dan aman
baik, dilakukan pemantauan dan perusahaan perlu menetapkan, mematuhi
evaluasi kinerja agar mampu menjamin senua ketentuan peraturan dan
ektifitas dan kesesuaian dalam persyaratan lain yang relevan. Berusaha
penerapan Sistem Manajemen mengendalikan resiko mutu,
keselamatan dan kesehatan kerja serta

5
lingkungan kerja yang dapat banyak perusahaan menganggap bahwa
menyebabkan pencemaran lingkungan, ada penerapan Sistem Manajemen
penyakit akabat kerja, dan penerunan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kepuasan pelanganan . (SMK3) akan menambah biaya pada
Jajang dkk (2018) dalam hasil perusahaan.
penelitian menyatakan bahwa penerapan Dalam penelitian sebelumnya,
Sistem Manajemen Keselamatan dan dimana manyoritas penelitian
Kesehatan Kerja (SMK3) di kota Padang kebanyakan meggunakan metode
sangat minim, kerena banyak pekerja kuantitatif untuk menginvestgasi
yang berpendapat bahwa keselamatan penerapan Sistem Manajemen
kerja tiding terlalu penting, dan juga Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kesadaran dari pekerja ataupun (SMK3). Hal yang dirasa masih kurang
perusahaan tentang bahayanya yaitu hasil dari peneltian sebelumnya
kecelakaan kerja sangat kurang dan kebanyakan hanya terfokus pada
penerapan dari perusahaaan masih kekurangan perusahaan dalam
kurang ketat. penerapan Sistem Manajemen
Kemudian Candra, Sien dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Astawa (2018) menytakan pada hasil (SMK3) tampa memberikan rekmendasi
penelitiannya kendala yang sering apa yang has ditingkatkan kedepannya
terjadi pada menerapan Sistem oleh perusahaan dar hal yang biasa
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan sampa hal yang penting dalam
Kerja (SMK3) berturut-turut dari penerapkan Sistem Manajemen
prioritas teratas adalah terbatasnya dana, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
rendahnya priorita Keselamatan dan (SMK3)
Kesehatan Kerja (K3) oleh manajemen Pada penelitian selanjutnya yang
perusahaan serta rendahnya budxaya dan dapat dilakukan oleh peeneliti, bias
disiplin. Tannya Pingkan dan Jantie menggunakan mtode Importance
(2017) menyatakan dalam menerapan Performance Analysis (IPA), karena
Sistem Manajemen Keselamatan dan meetode mampu menganalisis
Kesehatan Kerja (SMK3) perusahaan kekurangan dalam penerapan Sistem
konstruksi di Menado banyak Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
mengalami hambatan seperti kurangnya Kerja (SMK3)
pelatihan mengenai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), dikarenakan

6
Pentingnya Sistem Manajemen dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut menimbulkan berbagai dampak
(SMK3) di Proyek Konstruksi yang tidak dinginkan antara lain yang
Jasa konstruksi adalah industri menyangkut aspek keselamatan dan
dengan bahaya tinggi yang terdiri dari kesehatan kerja.
berbagai kegiatan yang melibatkan Oleh karena itu suatu
konstruksi, perubahan, dan / atau perusahaan yang bergerak di bidang
perbaikan. Contohnya termasuk kerja konstruksi harus mempunyai
konstruksi perumahan, pembangunan Sistem Manajemen Keselamatan dan
jembatan, pengaspalan jalan, Kesehatan Kerja (SMK3). Adapun
penggalian, penghancuran, dan bagian dari sistem manajemen secara
pekerjaan pengecatan dengan skala keseluruhan meliputi struktur organisasi,
besar. Pekerja konstruksi terlibat dalam perencanaan, tanggung jawab,
banyak kegiatan yang dapat pelaksanaan, prosedur, proses dan
menghadapkan mereka dengan bahaya sumber daya yang dibutuhkan bagi
yang serius, seperti jatuh dari atap, pengembangan penerapan,
mesin yang tidak dijaga, terkena pencapaian,pengkajian dan
peralatan konstruksi berat, listrik, debu pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
silika, dan asbes. Dalam pelaksanaan kesehatan kerja guna terciptanya tempat
pekerjaan sering timbul kecelakaan kerja yang selamat, aman, efisien dan
kerja. Untuk itu penerapan Sistem produktif.
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kesuksesan program Sistem
Kerja ( K 3) dalam industri jasa Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
konstruksi sangatlah penting. Kerja (SMK3) pada proyek konstruksi
K3 adalah Keselamatan dan tidak lepas dari peran berbagai pihak
Kesehatan Kerja dengan pengertian yang saling terlibat, berinteraksi dan
pemberian perlindungan kepada setiap bekerja sama. Hal ini sudah seharusnya
orang yang berada di tempat kerja, yang menjadi pertimbangan utama dalam
berhubungan dengan pemindahan bahan pelaksanaan pembangunan proyek
baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi yang dilakukan oleh tim
konstruksi, proses produksi dan proyek dan seluruh manajemen dari
lingkungan sekitar tempat kerja. berbagai pihak yang terkait didalamnya.
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur Masing-masing pihak mempunyai
penting dalam pembangunan yang tanggung jawab bersama yang saling

7
mendukung untuk keberhasilan Sistem Manajemen Keselamatan dan
pelaksanaan proyek konstruksi yang Kesehatan Kerja (SMK3) yang
ditandai dengan evaluasi positif dari selanjutnya dapat digunakan untuk
pelaksanaan program keselamatan dan perbaikan yang berkelanjutan.
kesehatan kerja. Sinergi Solusi yang merupakan
Dalam PP No 50 tahun 2012 anggota PROXSIS GROUP, bertujuan
penerapan Sistem Manajemen untuk memberikan kontribusi berarti
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi perkembangan safety dan menjadi
(SMK3). bertujuan untuk meningkatkan salah satu konsultan dan tenaga ahli
efektifitas perlindungan keselamatan dan yang utama serta berpengaruh di
kesehatan kerja yang terencana, terukur, Indonesia, sehingga dapat membantu
terstruktur, dan terintegrasi. Juga perusahaan untuk mengelola risiko-
mencegah dan mengurangi kecelakaan risiko dan meningkatkan kinerja
kerja dan penyakit akibat kerja dengan perusahaan melalui strategi dan
melibatkan manajemen, pekerja atau pendekatan dalam proses bisnis,
buruh. pendekatan nilai tambah, pengelolaan
Konsultan Sistem Manajemen perubahan. Serta menempatkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja konsultan dan tenaga ahli yang memiliki
(SMK3). berperan sebagai penghubung “passion” dan berpengalaman dengan
pelaksanaan PP 50 tahun 2012 di ide-ide kreatif sehingga terbukti
perusahaan jasa konstruksi sebelum keefektifan dan optimalisasinya dalam
dilaksanakan audit Sistem Manajemen mensukseskan lebih dari 1000
Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan di Indonesia.
(SMK3). Agar penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan KESIMPULAN
Kerja (SMK3), berdasarkan PP 50 tahun Dari beberapa penelitian
2012 berjalan efektif, maka secara terdahulu diambil kesimpulan
periodik perlu dilakukan efektivitasnya pentingnya Sistem Manajemen
melalui audit internal dan tinjauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
manajemen. Dari hasil audit Sistem (SMK3) diterapkan di Proyek
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Konstruksi adalah:
Kerja (SMK3) tersebut akan dapat 1. Perlindungan Karyawan, tujuan inti
diperoleh gambaran yang jelas dan penetapkan Sistem Manajemen
lengkap tentang status mutu pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

8
(SMK3) adalah memberikan peningkatan kepercayaan
perlindungan kepada pekerja pelanggan.
2. Memperlihatkan keputusan pada
Peraturan dan Undang-Undang SARAN
Perusahaan telah menunjukkan Hasil dari pengujian ini
itikad baiknya dalam memenuhi diharapkan dapat mengembangkan
peraturan perundang-undangan ruang lingkup penelitian selanjutnya
sehingga dapat beroperasi normal mengenai penerapan Sitem Manajemen
tampa menghadapi kendala dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja
segi keternaga kerjaan (SMK3) pada proyek konstruksi tidak
3. Mengurangi Biaya Sistem hanya proyek milik swasta tetapi dalam
Manajemen Keselamatan dan proyek pemerintah juga agar lebih
Kesehatan Kerja (SMK3) dapat mendapatkan informasi mengenai Sitem
mencegah terjadinya kecelakaan, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kerusakan atau sakit akabat Kerja (SMK3) ini dalam
kecelakaan, sehingga dapat mengembangkannya bias menggunakan
mengurangi biaya seperti premi metode yang bias lebih detail dan
asuransi mendalam.
4. Membuat sistem menajemen yang
efektif DAFTAR PUSTAKA
5. Adanya prosedur yang Anwar Prabu, Mangkunegara, AA
terdokementasi maka segala (2002), Manajemen Sumber
aktifitas dan kegiatan yang terjadi Daya Manusia Perusahaan,
akan terorganisasir, terarah dan Cetakan Ke empat, PT Remaja
berada dalam koridor yang teratur Rosdakarya Offset, Bandung
6. Meningkatkan kepercayaan dan Ayu, T, Pratasis, P.A.K dan Mangare,
keputusan pelanggan JB (2017) Faktor- Faktor
7. Dengan adanya pengakuan Penghambat Penerapan Sistem
penetapan Sitem Manajemen Manajemen K3. Pada Proek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi di Kota Menado,
(SMK3), citra organisasi terhadap Fakultas Teknik Jurusan Sipil
kinerjanya akan semakin meningkat Universitas Sam Ratulangi
dan tentu ini akan berdmpak kepada Menado, Jurnal Sipil Statik Vo.5

9
No.4 Juni 2017 ISSN 2337- Rendahnay Penerepan Sistem
6732 Manajemen Keselamatan Dan
Intania Dwi Mayangsari, Febyana Kesehatan Kerja (SMK3) Pada
Pangky, (2012), Penerapan Perusahaan Bidang Pekerjaan
Sistem Manajemen dan Konstruksi. Jurnal Student
Kesehatan Kerja (SMK3) Pada Teknik Sipil Universitas
Proyek Konstruksi di Indonesia Muhammadiyah Sukabumi .
( Studi Kasus Pembangunan Pemerintah Indonesia, 2012. Peraturan
Jembatan Dr. Ir. Soekarno- Pemerintah Nomor:
Menado. Jurnal Ilmiah Media Per/50/Men2012. Tentang
Engineering Vol 2. No. 2, Juli Penetapan Sistem Manajemen
2012 Keselamatan Dan Kesehatan
Karneillis, Waliadi Gunawann (2018). Kerja. Lembar RI Tahun 2012.
Manfaat Penerapan Sistem Per/50/Men/2012. Jakarta:
Manajemen K3 Dalam Upaya Sekretaris Negara.
Pencapaian Accident di Suatu Sungkono, (2015). Analisa Implementasi
Perusahaan. Jurnal Sistem Sistem Manajemen Kselamatan
Informasi dan Informatika dan Kesehatan Kerja pada PT
(Simka). Universitas Banten PLN (Persero), APJ Karawang
Jaya Serang Banten Jawa Barat. Jurnal Ilmiah
Muhammad Bagja Kurnia, (2020). Solusi,1 (4), 64-8
Faktor-Faktor Penyebab

10

Anda mungkin juga menyukai