Anda di halaman 1dari 9

Komitmen Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

Sebagai Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja

(Sudi pada Mitra Produksi Sigaret (MPS) KUD Tani Mulyo Lamongan)

Oleh :

Noer Rafikah Zulyanti


Alumni Program Magister Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Abstraksi

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) MPS KUD Tani Mulyo Lamongan, mengetahui kesesuaian kebijakan K3 dengan
peraturan yang berlaku, dan mengetahui komitmen kebijakan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja sebagai upaya perlindungan tenaga kerja pada MPS KUD Tani Mulyo Lamongan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan sebagai obyek penelitian
adalah Mitra Produksi Sigaret (MPS) KUD Tani Mulyo Lamongan. Dengan menggunakan
teknik purposive sampling peneliti mengumpulkan data dari key informan, dan teknik
probability sampling dari 469 karyawan produksi sebagai sample penelitian. Untuk
mengetahui komitmen kebijakan K3 di MPS KUD Tani Mulyo, peneliti meneliti 4 elemen,
yaitu sumber daya, komunikasi dan kepedulian, pelatihan dan kompetensi, dan tugas dan
wewenang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :(a) MPS KUD Tani mulyo telah
berkomitmen dengan kebijakan K3 sesuai dengan Permenaker Nomor PER.05/MEN/1996.
(b) Elemen sumber daya, dengan telah menepatkan organisasi K3 (P2K3) pada posisi yang
dapat menentukan keputusan perusahaan, yaitu dengan diketuai oleh direktur utama secara
langsung, menyediakan sumberdaya manusia, sarana dan anggaran/dana yang diperlukan di
bidang K3. (c) Elemen komunikasi dan kepedulian, MPS KUD Tani Mulyo hendaknya perlu
memperhatikan motivasi karyawan dalam berperilaku sehingga tujuan akhir proses
komunikasi dapat tercapai yaitu berperilaku aman dan dengan menerapkan sistem hadiah
dan hukuman dalam penerapan K3. (d) Elemen pelatihan dan kompetensi, MPS KUD Tani
Mulyo melaksanakan pelatihan secara internal dan eksternal untuk meningkatkan
kompetensi personel dalam bidang K3. (e) Elemen tugas dan wewenang MPS KUD Tani
Mulyo telah menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang
jelas. (f) MPS KUD Tani berhasil dalam komitmennya untuk melindungi karyawannya
dengan keberhasilan penerapan kebijakan K3, hal ini dapat dibuktikan dengan selalu
diraihnya penghargaan zero accident (kecelakaan nihil) sejak tahun 2003 sampai dengan
tahun 2011.

Kata kunci : kebijakan K3, komitmen, perlindungan tenaga kerja


lebih jika dikaitkan dengan kondisi
perekonomian, yang mana jika terjadi kecelakaan
PENDAHULUAN kerja akan dapat mengakibatkan kerugian
Sistem Manajemen Keselamatan dan material/asset pada perusahaan maupun nasional.
Kesehatan Kerja sangat penting bukan saja untuk Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
mengendalikan risiko kecelakaan kerja, terlebih- Ksehatan Kerja merupakan salah satu untuk
menjamin konsistensi dan efektivitas perusahaan
264
Komitmen Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai Upaya Perlindungan
Terhadap Tenaga Kerja

dalam mengendalikan sumber bahaya dan dapat MPS Tani Mulyo adalah mitra dari PT.
meminimalkan risiko, mencegah kecelakaan dan Hanjaya Mandala Sampoerna yang khusus
penyakit akibat kerja, serta memaksimalkan untuk memproduksi rokok lintingan tangan
efisiensi perusahaan yang pada akhirnya dapat alias sigaret kretek tangan (SKT) yang sampai
meningkatkan daya saing perusahaan. saat ini memiliki jumlah tenaga kerja mencapai
Melalui penerapan Sistem Manajemen 1500 orang. Yang mana sekitar 1300 orang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diantara pekerja berpendidikan SD, SMP, dan
dilaksanakan dengan konsisten dan SLTA, berhubungan dengan produksi
berkesinambungan, kejadian yang tidak langsung.
diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian Pengelolaan yang tentu saja tidak mudah
dapat di-cegah. Hal ini sesuai dengan Undang- bagi perusahaan. Sehubungan dengan tingkat
Undang No 13 Tahun 2003 tentang keselamatan dan kesehatan kerja MPS Tani
Ketenagakerjaan, yang menyatakan kewajiban Mulyo menerapkan Sistem Manajemen
pengusaha melin-dungi tenaga kerja dari potensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
bahaya yang dihadapi. bentuk komitmen manajemen perusahaan
Dalam pelaksanaan Sistem Manajemen untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu sendiri juga yang aman bagi pekerja.
mengacu pada Permenaker RI Nomor : Komitmen perusahaan adalah elemen inti
Per.05/MEN/1996 pasal 3 ayat 1 dan 2 tentang keberhasilan dari Sistem Manajemen
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
Kerja yang menyatakan bahwa Setiap selain beberapa elemen yang merupakan
perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja rangkaian proses yang terintegrasi dengan
sebanyak 100 orang atau lebih dan atau sistem manajemen lain yang ada dalam
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan perusahaan bagi terpenuhinya ekspektasi
oleh karakteristik proses atau bahan produksi performansi SMK3 yaitu menjamin tersedianya
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi
seperti peledakan, kebakaran, pencemran seluruh tenaga kerja.
lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Tinjauan Empiris
dan Kesehatan Kerja (SMK3) .
Menurut data terakhir, pada tahun 2006 terjadi Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
95.624 kasus kecelakaan kerja, sedangkan pada dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara optimal
tahun 2007 terjadi 65.474 kasus kecelakaan kerja. dilakukan oleh perusahaan saat akan dilakukan
Pada tahun 2008, kasus kecelakaan kerja di audit saja dan setelah dilakukan audit
Indonesia ditargetkan menurun hingga 50%. penerapan SMK3 mengalami kemunduran
Dengan semakin menurunnya angka kecelakaan yang cukup berarti, bahkan rekomendasi upaya
kerja, diharapkan dapat membantu perbaikan yang disarankan tim audit diabaikan.
berkembangnya dunia usaha, investasi dan Dari hasil penelitian dijelaskan pula bahwa
memacu peningkatan produktivitas nasional penerapan SMK3 yang lebih baik akan dapat
(Depnakertrans : 2011). meningkatkan produktifitas, begitu pula
Berkaitan dengan pelaksaan SMK3, sebaliknya (Edi Subroto, 2002). Sementara
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Soerono (2005), menyatakan bahwa penerapan
Republik Indonesia memberikan apresiasi yaitu Sistem Manajemen Keselamatan dan
dengan dianugrahkannya penghargaan kepada Kesehatan Kerja termasuk dalam kategori
254 perusahaan yang berhasil menerapkan SMK3 cukup. Hal ini didukung dengan data yang
berdasarkan evaluasi hasil audit dari Lembaga menyatakan bahwa jumlah kecelakaan dan
Audit. Jumlah ini meningkat 6,7% dibanding penyakit akibat kerja selam 3 tahun terakhir
tahun 2011 yang sebanyak 238 perusahaan mengalami penurunan. Dita Artaningtiyas
(Depnakertrans : 2011). (2007) menyatakan dalam penelitiannya
bahwa permasalahan promotif adalah
perilaku/kebiasaan karyawan yang tidak biasa
265
Noer Rafikah Zulyanti

makan pagi, istirahat teratur, dan terbatasnya Tinjauan Teoritis


pengetahuan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), terutama pada Administrasi
karyawan yang tidak mempunyai dasar Istilah Administrasi berasal dari kata latin
pendidikan kesehatan. Masalah preventif ad dan ministrare yang artinya membantu,
adalah perlindungan terhadap bahaya-bahaya melayani, dan atau mematuhi. Dalam bahasa
fisik, kimia, biologi, dan zat-zat berbahaya di Inggris dikenal istilah administration,
tempat kerja. Masalah penerapan ergonomi sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal
adalah karyawan yang bekerja belum sesuai istilah administratie yang artinya setiap
dengan protap (prosedur tetap) dan adanya penyusunan keterangan-keterangan secara
ruangan alat yang mempercepat kelelahannya. sistematis dan pencatatannya secara tertulis
Masalah kuratif adalah belum adanya prosedur dengan maksud untuk memperoleh suatu
tetap untuk pelayanan kesehatan tenaga ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu
honorer. Sedangkan untuk permasalahan yang dalam keseluruhannya dan dalam
menyangkut K3 yang pertama adalah hubungannya satu sama lain (Joko Widodo
komitmen dan kebijakan adalah sosialisasi dan MS, 2003). Administrasi adalah usaha dan
tidak adanya dukungan dana khusus untuk K3. kegiatan yang berkenaan dengan
Masalah pelaksanaan SMK3 adalah sosialisasi penyelenggaraan kebijaksanaan untuk
protap yang belum menyeluruh dan petugas K3 mencapai tujuan (Kamus Terbaru Bahasa
yang belum memiliki keahlian khusus. Indonesia : 2008). Sedangkan menurut Dr.
Masalah pengukuran dan evaluasi pada SMK3 Sondang P. Siagian (1996) yang dikutip oleh
adalah belum ada standart operasional Joko Widodo, administrasi dapat didefinisikan
prosedur (SOP) untuk evaluasi K3. Sementara sebagai keseluruhan proses kerja sama antara
Zaman Tarigan (2008) menyatakan dua orang atau lebih yang didasarkan atas
programprogram Sistem Manajemen rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah ditentukan sebelumnya. Pengertian
telah diterapkan di pabrik kelapa sawit Tanjung lain yang diberikan oleh Herbert A. Simon
Harapan Medan seperti rekruitmen, dalam Joko Widodo (2003 : 2) menyatakan
pendidikan, dan pelatihan dan penggunaan alat sebagai berikut, in its broadest sense,
pelindung diri. Sedangkan jumlah tenaga kerja administrationcan be difined as the activities of
yang menggunakan alat pelindung diri antara group cooperating to accomplish common
lain helm dipakai sekitar 89,48% pekerja yang goals. Dalam pengertian yang luas,
seharusnya menggunakan, sepatu boot dipakai administrasi dapat dirumuskan sebagai
63,34% pekerja, sarung tangan dipakai 72,73% kegiatan dari kelompok orang-orang yang
pekerja, penutup telinga dipakai 62,50% bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
pekerja, penutup mulut dipakai 77,78% Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat
pekerja, pelindung dada dipakai 53,34% ditarik kesimpulan pada dasarnya administrasi
pekerja yang seharusnya menggunakan. Perlu adalah : merupakan suatu proses kerja sama
disarankan pengawasan yang baik yaitu yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
dengan pengecekan dan penggunaan alat rangka mencapai tujuan tertentu.
pelindung diri, perawatan berkala, dan
penyuluhan dari manajemen pabrik dengan
mengadakan pelatihan Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3)
Permasalahan yang melatarbelakangi
sehingga ditetapkannya kebijakan K3 oleh
perusahaan (Disnakertrans: 2012) adalah : (a)
Kebutuhan terhadap pentingnya K3 bagi

266
Komitmen Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai Upaya Perlindungan
Terhadap Tenaga Kerja

perusahaan belum menjadi prioritas. (b) daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
Keterlibatan pimpinan perusahaan terhadap K3 penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pada umumnya masih kurang. (c) Penerapan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
K3 pada umumnya masih pada kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
perusahaanperusahaan yang berpotensi bahaya resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
tinggi seperti pada sector migas, petrokimia, terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
dan pada perusahaan asing. (d) Keterbatasan produktif (Peraturan Perundangan dan Pedoman
pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan Teknis SMK3: 2011).
kerka di Kabupaten/Kota baik secara kuantitas Saat ini terdapat berbagai bentuk sistem
maupun kualitas merupakan kendala manajemen K3 yang dikembangkan oleh
pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah. berbagai lembagai dan institusi di dalam dan di
(e) Penegakan hukum terhadap pelanggaran luar negeri antara lain :(a) Sistem Manajemen
norma/peraturan perundangan di bidang Five Star dari British Safety Council, UK.
ketenaga kerjaan masih belum optimal. Dikembangkan oleh lembaga K3 di
Kebijakan K3 merupakan perwujudan dari Inggris sekitar tahun 1970, Lembaga ini memberi
komitmen pucuk pimpinan yang mamuat visi penghargaan kepada perusahaan yang berprestasi
dan tujuan organisasi, komitmen dan tekad berbentuk pedang keselamatan (Sword of
untuk melaksanakan keselamatan dan Honour). (b) British Standart BS 8800 Guide to
kesehatan kerja, kerangka dan program kerja Occuptional Health and Safety Management
(Soehatman Ramli, 2010 : 71). System. Merupakan standar tentang SMK3 yang
diberlakukan di Inggris dan negara lainnya. (c)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) International Safety Rating System (ISRS) dari
ILCI/DNV. Sistem ini memberi peringkat kinerja
Berdasarkan pendapat Leon C. Megginson K3 suatu perusahaan melaui audit dan sistem
(1981:364) dalam Anwar Prabu skoring atau nilai. Process Safety Management,
Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa OHSA Standard CFR 29 1910.119. Merupakan
istilah keselamatan mencakup kedua istilah SMK3 yang dirancang khusus untuk industri
risiko keselamatan dan risiko kesehatan. proses beresiko tinggi seperti perminyakan dan
Dalam bidang ketenagakerjaan, kedua istilah petrokimia. (d) Sistem Manajmen K3 dari
risiko tersebut dibedakan. Keselamatan kerja Depnaker RI. Sistem ini telah banyak
menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dikembangkan oloeh perusahaan di Indonesia
dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di dan kinerjanya akan diaudit oleh Sucofindo. (e)
tempat kerja. Risiko keselamatan merupakan American Petroleum Instutute : API9100A:
aspekaspek dari lingkungan kerja yang dapat Model Environmental Health and Safety (EHS)
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran Management System. Lembaga ini mengeluarkan
listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah pedoman tentang sistem manajemen keselamatan
tulang, kerugian lat tubuh, penglihatan, dan kerja dan lingkungan. (f) American Petroleum
pendengaran. Semua itu sering dihubungkan Institute:API RP750,
dengan perlengkapan perusahaan atau Management of Process Hazards. (g)
lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas ILOOSH 2001 : Guideline on OHS
kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan Management System. Lembaga perburuhan
latuhan. dunia ini juga mengembangkan pedoman
SMK3 yang
Sistem Manajemen Keselamatan dan banyak digunakan ssebagai acuan oleh
Kesehatan Kerja (SMK3) berbagai negara dan perusahaan. (f) E&P
Forum : Guidelines for development and
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Aplicatin of HSE Management System.
Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian dari
sistem manajmen secara keseluruhan meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber
267
Noer Rafikah Zulyanti

Penerapan sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja keselama
tan
Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan produktivitas
Kesehatan Kerja (SMK3) setiap perusahaan
atau tempat kerja wajib melaksanakan SMK3,
yang mana merupakan suatu sistem yang
diterapkan guna mencegah dan mengurangi kualitas kuantitas
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk
mengusahakan agar tenaga kerja maupun orang
lain yang berada di tempat kerja serta sumber Gambar 1. Segitiga Produktivitas dan K3
produksi, proses produksi dan lingkungan kerja
dalam keadaan aman dan sehat. Maka
Komitmen Kebijakan Keselamatan dan
penerapan SMK3 berdasarkan pedoman Kesehatan Kerja Sebagai Upaya
penerapannya meliputi: (1) Komitmen dan
kebijakan pimpinan perusahaan, (2) Perlindungan Tenaga Kerja
Perencanaan, (3) Penerapan , (4) Pengukuran Komitmen ibarat energi yang menggerakkan
dan evaluasi, (5) Tinjauan ulang dan roda kebijakan K3 organisasi. Dalam peraturan
peningkatan oleh pihak manajemen. Menteri Tenaga Kerja yang tertuang dalam
PER.05/MEN/1996 mensyaratkan agar
Perlindungan Tenaga Kerja manajmen menunjukkan komitmennya terhadap
pelaksanaan SMK3 dengan menetapkan
Setiap tenaga kerja berhak mendapat kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan
perlindungan atas keselamatan, kesehatan, Kesehatan Kerja (SMK3).
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan
perlakuan yang sesuai dengan martabat komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang
manusia dan moral agama. Sesuai dengan apa individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan
yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor dan keinginannya untuk mempertahankan
13 Tahun 2003 Pasal 86, Setiap pekerja/ keangotaannya dalam organisasi. Sedangkan
buruh mempunyai hak untuk memperoleh Mathis dan Jackson dalam Sopiah (2008)
perlindungan atas : mendefinisikan komitmen organisasional sebagai
(a) Keselamatan dan kesehatan kerja; (b) Moral derajad dimana karyawan percaya dan mau
dan kesusilaan; dan (c) Perlakuan yang sesuai menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap
dengan harkat dan martabat manusia serta nilai- tinggal atau tidak akan meninggalkan
nilai agama. organisasinya.
Kecelakan mempengaruhi produktivitas Komitmen kebijakan keselamatan dan
perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh kesehatan kerja pada MPS KUD Tani Mulyo
Soehatman Ramli (2010 : 15), bahwa di dalam ditunjukkan melalui keberhasilan penerapan
proses produksi, produktivitas ditopang oleh tiga kebijakan K3. Dalam penelitian ini, peneliti
pilar utama yaitu Kuantitas (Quantity), Kualitas mengambil empat elemen penentu keberhasilan
(Quality), dan Keselamatan (Safety) seperti yang penerapan kebijakan K3 yaitu sumber daya,
tergambar pada segitiga produktivitas. Seperti komunikasi dan kesadaran, pelatihan dan
dipaparkan pada gambar 1 berikut : pengembangan, dan tugas dan wewenang.

METODOLOGI
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif dan sebagai obyek
penelitian adalah Mitra Produksi Sigaret
268
Komitmen Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai Upaya Perlindungan
Terhadap Tenaga Kerja

(MPS) KUD Tani Mulyo Lamongan. Dengan Sampoerna, pada 15 Nopember 2008. Yang
menggunakan teknik purposive sampling berbunyi sebagai berikut : Adalah Kebijakan
peneliti mengumpulkan data dari key informan, Perusahaan, sebagai salah satu unit bisnis Philip
dan teknik probability sampling dari 469 Morris International, untuk mencapai misi
karyawan produksi sebagai sample penelitian. memberikan sensasi merokok terbaik bagi
Untuk mengetahui komitmen kebijakan K3 di perokok dewasa, hari ini dan masa yang akan
MPS KUD Tani Mulyo, peneliti meneliti 4 datang.
elemen, yaitu sumber daya, komunikasi dan Perusahaan berkomitmen untuk menyediakan
kepedulian, pelatihan dan kompetensi, dan tempat kerja yang sehat dan aman, mencegah
tugas dan wewenang kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
mencegah polusi lingkungan. Hal ini merupakan
HASIL PENELITIAN DAN tanggung jawab bersama antara perusahaan dan
PEMBAHASAN karyawan, dimana keberhasilan dari kebijakan ini
sepenuhnya terletak pada keterlibatan dari semua
MPS KUD Tani Mulyo Lamongan telah karyawan dengan cara menjalankan kebiasaan
mengintegrasikan Sistem Manajemen kerja yang terbaik dalam bidang kualitas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). lingkungan, kesehatan, dan keselamatan kerja
Kebijakan K3 ini merupakan komitmen Hasil wawancara yang dilakukan dengan
perusahaan menyangkut masalah kualitas sekretaris P2K3, ibu Zunifa, MPS KUD Tani
keselamatan dan kesehatan dalam menjalankan Mulyo Lamongan, menerangkan bahwa, di th
proses dan aktivitas bisnis. Kebijakan ini 2008 hingga th 2011 Kebijkan K3 ada, namun
memberikan kerangka kerja bagi operasi bisnis tidak tercatat, terorganisir, dan implementasinya
perusahaan yang harus dipahami oleh belum secara efektif dilakukan. Terlebih
karyawan MPS Lamongan dan semua orang komitmennya terhadap keesuaian dengan
yang berkepentingan (kontraktor, undang-undang, peraturan, dan ketentuan lain
subkontraktor, karyawan ). Kebijakan K3 MPS yang berlaku. Perusahaan cukup berkomitmen
Lamongan dituangkan dalam bahasa yang dengan 5R saja yaitu : Ringkas, Rapi, Resik,
mudah dipahami dan diletakkan di lokasi area Rawat, Rajin. Kendala yang dihadapi pada saat
kerja yang mudah dijangkau oleh umum. itu adalah sumber daya manusia yang masih
Hasil observasi menunjukkan bahwa, di belum berkompeten dalam bidang K3, berikut
beberapa area kerja seperti area produksi, anggaran yang harus disiapkan oleh perusahaan
bengkel, Laboratorium Quality Control (QC), untuk K3 sangatlah besar. Namun demikian,
ruangan manajemen, pos security, bahkan di perusahaan tetap menunjukkan komitmennya
kantin-kantin tempat karyawan beristirahatpun terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi
terpasang kebijakan K3. Hal ini bertujuan karyawan dan orang lain di tempat kerja selalu
selain mudah dijangkau oleh umum, juga untuk dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga tiga
mengembangkan program K3 secara elemen produktivitas, yaitu kualitas, kuantitas,
menyeluruh dan terintegrasi dalam rangka dan keselamatan bisa terwujud. Hal ini dapat
pencegahan dan mitigasi potensi terjadinya dibuktikan, pada tahun 2004-2005 perusahaan
kerugian terhadap seseorang. mendapatkan sertifikat Kecelakaan Nihil dan
Sejarah perkembangan kebijakan K3 pada pada tahun 2007 - 2012 perusahaan kembali
MPS Lamongan tidaklah semulus pencapaian mendapatkan sertifikat Zero Accident, untuk
produktivitas selama perusahaan berdiri. Seperti performansinya dengan kategori nol terhadap
diketahui sejak tahun 2010-2012, MPS KUD kecelakaan akibat kerja.
Tani Mulyo mendapatkan penghargaan dengan Pada tahun 2010, kebijakan K3 mulai
kategori Platinum sebagai penghargaan atas ditinjau kembali keberadaannya oleh
pencapaian produktifitas Excellence in manajemen perusahaan, dengan membuat SOP
Everything. Pada saat observasi penelitian, (Standard Operational Procedure),dan
temuan data periode th 2009 2011, peneliti Instruksi Kerja pada setiap level pekerjaan.
mendapatkan kebijakan K3 yang ditandatangani Efektivitas Sistem Manajemen Keselamatan
oleh Martin G. King, President Director PT HM dan Kesehatan Kerja, sebagai sarana untuk
269
Noer Rafikah Zulyanti

pelaksanaan suatu kebijakan, MPS Lamongan (non compliance = NC). Contoh untuk topik yang
berkomitmen untuk meningkatkan performansi berkaitan dengan K3 umum yakni penerapan
operasi secara efektif dan kontinyu sesuai pasal 13 UU no 1 tahun 1970 tentang
strategi dan tujuan perusahaan, undang-undang, Keselamatan Kerja, barang siapa akan
dan peraturan pemerintah, serta persyaratan memasuki sesuatu tempat kerja diwajibkan
lainnya. mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
Pada tahun 2012, tepatnya tgl 1 Februari memakai alat-alat pelindung diri yang
2012 telah ditetapkan Kebijakan K3 MPS diwajibkan. Peraturan tersebut sudah berstatus
KUD Tani Mulyo yang ditandatangani oleh C, evaluasi dilakukan oleh Ibu Zunifa (ahli K3
Direktur Utama, Ir.H. Djoko Wahyudi. Berikut Umum), dan diterbitkan pada per tanggal 20
adalah isi kebijakan K3 MPS KUD Tani Mulyo Januari 2012.
Lamongan: Kebijakan Lingkungan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja MPS KUD Kesehatan Kerja (SMK3) adalah pola penerapan
Tani Mulyo Lamongan adalah kebijakan kebijakan K3 MPS KUD Tani Mulyo yang
perusahaan untuk menyediakan tempat kerja merupakan bagian dari sistem manajemen secara
yang aman dan sehat bagi karyawan, keseluruhan perusahaan. Kelemahan sistem
kontraktor, pengunjung, dan masyarakat manajemen mempunyai peranan yang sangat
sekitar guna :(a) Mencegah dan mengurangi besar sebagai penyebab kecelakaan, karena
kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat sistem manjemenlah yang mengatur unsur-unsur
kerja serta polusi lingkungan. (b) Menjamin produksi. Sehingga dapat dikatakan bahwa
agar setiap sumber produksi dapat dipakai kecelakaan merupakan manifestasi adanya
secara aman dan efisien. (c) Menjamin agar kesalahan manajemen yang menjadi penyebab
setiap proses produksi dapat berjalan lancar. masalah dalam proses produksi.
Komitmen terhadap peraturan perundangan Keberhasilan penerapan kebijakan K3 berarti
yang dilakukan oleh MPS KUD Tani Mulyo pula pencapaian tujuan perusahaan. Seperti
Lamongan adalah minimal setiap awal tahun diketahui bahwa kegiatan MPS KUD Tani Mulyo
mengupgrade data peraturan perundangan adalah produksi dengan sistem padat karya, yang
pada Disnaker Kabupaten Lamongan. Selain berarti sumber daya manusia yang dalam hal ini
itu, dari pihak Disnaker juga secara insidental adalah para pekerja produksi yang memiliki
melakukan kunjungan ke perusahaan untuk peran utama dalam menghasilkan produk unggul
memberitahukan adanya peraturan dan kompetitif , maka tenaga kerja dikelola
perundangan K3 yang baru. sedemikian rupa yang dituangkan dalam suatu
Kegiatan sosialisasi juga dilaksanakan bentuk peraturan bersama yang baik benar, dan
dalam rangka program perlindungan tenaga proporsional bagi kedua belah pihak yaitu
kerja dan pengembangan sistem pengawasan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara
ketenagakerjaan. Seperti yang baru-baru perusahaan dan karyawan. Indikator keberhasilan
dilaksanakan pada bulan Juli 2012 Disnaker komitmen perusahaan terhadap penerapan
Kabupaten Lamongan melaksanakan kebijakan K3 adalah bahwa sejak tahun 2003
sosialisasi SMK3 yang bekerja sama dengan 2011 perusahaan mendapatkan sertifikat Zero
PT. Abdi Karya Abadi Surabaya. Yang mana Accident yaitu penghargaan atas pencapaian
setiap perusahaan yang berada di area kecelakaan nihil, oleh perusahaan selama satu
LamonganGresik Surabaya yang memiliki tahun. Untuk tahun 2012, kecelakaan yang
kewajiban menerapkan SMK3 menjadi tercatat sebagian besar tergolong first aid, artinya
pesertanya, termasuk MPS KUD Tani Mulyo karyawan tidak sampai kehilangan hari kerja
Lamongan. mereka. Ada beberapa kecelakaan yang
Up date yang dilakukan oleh sekretaris P2K3 mengakibatkan sampai kehilangan hari kerja,
tertera dalam Daftar Peraturan Perundangan namun tipe kecelakaannya adalah lalu lintas pada
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang mana saat karyawan pulang atau berangkat kerja.
dalam daftar tersebut dicantumkan apakah Berikut rekapitulasi data laporan kecelakaan
perubahan perundangan telah diimplementasikan periode Januari September 2012.
(compliance = C) atau belum diimplementasikan
270
Komitmen Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai Upaya Perlindungan
Terhadap Tenaga Kerja

Tabel 1. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Rekapitulasi Data Kecelakaan Kabupaten Lamongan, 4 Juli 2012,
Periode Januari September 2012 Sosialisasi Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Keraj (SMK3).
MPS KUD Tani Mulyo Lamongan
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Lamongan, 7 Juli 2012,
Sosialisasi SMK3 : Kebijakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Dalam Rangka
Terwujudnya Budaya K3 di Jawa Timur.
Dunn, N, William, 2003, Pengantar Analisis
Kebijakan Publik, Edisi kedua. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Dye, Thomas R., 1992, Understanding Public
Policy. Englewood Clifts, New Jersey USA
: Prince Hall.
Edwards III, C, George, 1980, Implementing
Publick Policy. United State of America
(USA) : Congressional Quarterly Press.
Irfan, Islamy, 1997, Prinsip-prinsip Perumusan
Kebijaksanaan Negara, Cetakan kedelapan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Ismail, Nawawi, M.Si., M.P.A., Dr., Prof., H.,
2009, Perilaku Administrasi : Kajian,
Teoritik, dan Pengantar Praktik. Surabaya :
ITS Press.
Judge dan Robins SP, 2007, Perilaku Organisasi.
Sumber : Rekapitulasi Laporan Kecelakaan MPS Jakarta : Salmenba Empat.
KUD Tani Mulyo Lamongan
Kementrian Tenega Kerja dan Transmigrasi RI
Sedangkan dalam proses produksi, setiap Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan
sumber/bahan produksi dapat dipakai secara Ketenagakerjaan, 2011, Peraturan
aman dan efisien, serta dapat berjalan dengan Perundangan dan Pedoman Teknis Sistem
lancar. Hal ini terbukti sejak Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
diselenggarakannya program penghargaan Kerja (SMK3)
untuk produktivitas oleh PT. HM. Sampoerna,
pada tahun 2010 sampai dengan 2012 MPS Kementrian Tenega Kerja dan Transmigrasi RI
KUD Tani Mulyo mereaih penghargaan dalam Direktorat Jendral Pembinaan Pengawasan
kategori Excellence in Everything Ketenagakerjaan Direktorat Pengawasan
Norma K3, 2012, Peraturan Pemerintah RI
Nomor 50 Tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Leopold, John (edited), 2002, Human
Admosudirdjo, S. Prajudi, Dr., Prof., 1982, Resources in Organisations. England :
Administrasi dan Managemen Umum. Ashford Colour Press. Ltd.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Mangkunegara, Prabu, A.A. Anwar, M.si.,
Bird, E, Frank, 1989, Commitmen. Georgio: Psi., Drs., 2005, Manajemen Sumber Daya
Institute Publishing Loganville. Perusahaan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
271
Noer Rafikah Zulyanti

Mitra Produksi Sigaret (MPS) KUD Tani Muyo


Lamongan, 2010, Manual Sistem Manajemen
Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Nazir, Mohammad, Ph.D., 2009, Metode
Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Ramli, Soehatman, 2010, Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja : OHSAS
18001. Jakarta : Dian Rakyat.
Rosyidi, Suherman, M.Com., Drs., Ec.,
Pengantar Teori Ekonomi. Surabaya : Duta
Jasa.
Siagian, P, Sondang, 1996, Bunga Rampai
Manajemen Modern. Jakarta : PT. Gunung
Agung.
Simanjuntak, Payaman J, 1985, Pengantar
Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta :
LPFE UI.
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
Andi.
Sumamur, P.K, M.Sc., Dr., 1987, Keselamatan
Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta :
PT. Saksama.
Sumamur, P.K, M.Sc., Dr., 1988, Hiegene
Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta :
PT. Saksama

272

Anda mungkin juga menyukai