Anda di halaman 1dari 10

JURNAL SPREAD – APRIL 2016, VOLUME 6 NOMOR 1

IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN


DALAM MENGHADAPI MEA 2016

Sherly Najiwa Fitri


Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung
Perum Villa Puncak Tidar Blok N.01 Malang 65151 Telp. 0341-550171

Artikel info Abstract


Keywords: K3, occupational MEA is an agenda of economic integration of ASEAN countries which
safety, health, employee aims to eliminate, if not, to minimize the obstacles in economic activity
performance across the region, for example in trade in goods, services and
investments. One of the factors affecting the competitiveness of the
MEA is the management of occupational safety and health (K3). K3 in
Indonesia is still very low with a proven track record as many as 5,567
cases occurred during 2015. This proves that the management k3 in
Indonesia should be improved to increase the competitiveness of the
MEA. Health and safety of employees need to be considered optimal
because it can affect the performance of employees to work more
optimally, and ultimately will impact the company's performance is
getting better. With the K3 program include; safety training, work
environment control, supervision and discipline, safety publications,
and awareness raising K3 is expected to drive the performance of
which is supported by the initiative, responsibility, teamwork, and
precision, as well as the discipline which is on each individual
employee.

53
IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI MEA 2016

PENDAHULUAN an yang layak adalah pekerjaan yang bersifat


manusiawi, yang memungkinkan pekerja
Sumber daya manusia adalah salah berada dalam kondisi selamat dan sehat.
satu faktor yang sangat penting dari suatu Karyawan yang bekerja memiliki hak
organisasi dan juga merupakan kunci yang atas keselamatan dan kesehatan yang pelak-
menentukan perkembangan perusahaan. sanaannya dilandasi oleh peraturan per-
Sumber daya manusia atau karyawan dalam undang-undangan. Keselamatan dan kese-
suatu organisasi merupakan sumber daya hatan kerja (K3) adalah kegiatan yang menja-
yang paling berharga dan dominan berperan min terciptanya kondisi kerja yang aman,
penting menghasilkan suatu kinerja yang terhindar dari gangguan fisik dan mental
berkualitas. Kinerja karyawan yang baik melalui pembinaan dan pelatihan, pengarah-
dapat memberikan dampak yang positif an, dan control terhadap peelaksanaan tugas
untuk perusahaan secara keseluruhan. Salah dari para karyawan dan pemberian bantuan
satunya adalah peningkatan penyelesaian sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari
tanggung jawab yang diberikan perusahaan lembaga pemerintah maupun perusahaan
kepeda pekerja. Hal tersebut apabila diker- dimana mereka bekerja (Yuli, 2005:211).
jakan dengan sungguh-sungguh oleh karya- Pengaruh kesehatan dan keselamatan
wan maka output yang dihasilkan akan kerja dengan kinerja karyawan sangat me-
memuaskan, namun sebaliknya jika dikerja- nentukan kemajuan perusahaan, karena kon-
kan dengan suasana yang tidak kondusif disi pekerja yang maksimal akan mem-
akan menghasilkan output yang jauh dari pengaruhi hasil kinerjanya, terlebih perusa-
memuaskan. haan memberikan kenyamanan, jaminan
Dalam mencapai kinerja perusahaan keselamatan, dan fasilitas yang memadai
yang unggul dan kompeten dalam segala dapat membuat pekerja dengan tenang
bidang, perusahaan harus terlebih dahulu mengerjakan tanggung jawabnya.
mengetahui secara lebih spesifik dan men- Berdasarkan dari hasil penelitian,
dalam terutama pada keinginan serta kebu- telah diungkapkan bahwa dari jumlah kece-
tuhan karyawan yang menjadi dasar terca- lakaan kerja yang terjadi secara umum dapat
painya kinerja organisasi yang baik. Kualitas dikualifikasi bahwa kecelakaan yang dise-
sumber daya manusia yang dimiliki oleh babkan oleh kesalahan manusia itu sendiri
perusahaan, merupakan salah satu faktor adalah sebesar 78% dan kecelakaan kerja
penentu yang memegang peranan penting yang diakibatkan oleh kondisi berbahaya dari
dalam pencapaian tujuan organisasi perusa- peralatan yang digunakan dalam bekerja
haan. Suasana lingkungan dan budaya kerja adalah sebesar 20% serta faktor lainnya
perusahaan yang mendukung secara keselu- adalah sebesar 2% (Fathoni, 2008:4).
ruhan baik dalam tata kelola manajemen
yang sistematis maupun hal-hal non-teknis Hadapi MEA, Perusahaan Wajib Terapkan
seperti solidaritas sesama karyawan. K3
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen
ayat (2) menetapkan bahwa “setiap warga Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menjadi
negara berhak atas pekerjaan dan peng- persyaratan bagi perusahaan-perusahaan
hidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Yang Indonesia agar tidak kalah bersaing di dalam
dimaksud dengan pekerjaan dan penghidup- era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

54
JURNAL SPREAD – APRIL 2016, VOLUME 6 NOMOR 1

Penerapan SMK3 yang terintegrasi menjadi mua itu dihubungkan dengan perlengkapan
tuntutan utama dalam pemenuhan standar perusahaan atau lingkungan fisik, dan men-
Internasional terhadap produksi dan pen- cakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan
jualan produk barang atau jasa. pemeliharaan serta pelatihan. Sedangkan
Dalam menghadapi era MEA dan era kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi
persaingan perdagangan internasional, azas yang bebas dari gangguan fisik, mental,
penerapan K3 di sebuah perusahaan meru- emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh
pakan syarat utama yang berpengaruh besar lingkungan kerja.
terhadap nilai investasi, kualitas dan kuan- Muhammad Sabir (2009) mendefinisi-
titas produk dan jasa, kelangsungan usaha kan, keselamatan kerja adalah keselamatan
perusahaan serta daya saing sebuah negara. yang berhubungan dengan mesin, pesawat,
Oleh karena itu, produk barang atau jasa alat kerja, bahan dan proses pengelolaannya,
yang dihasilkan perusahaan harus memiliki landasan tempat kerja dan lingkungannya
mutu yang baik, aman dipergunakan, ramah serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kesela-
lingkungan serta memenuhi standar interna- matan kerja menyangkut segenap proses
sional yang ketat seperti sistem manajemen produksi dan distribusi, baik barang maupun
mutu, sistem manajemen lingkungan, sistem jasa. Pendapat lain menyebutkan bahwa ke-
manajemen K3 serta standar-standar lain- selamatan kerja berarti proses merenca-
nya. nakan dan mengendalikan situasi yang ber-
Tujuan penerapan SMK3 adalah men- potensi menimbulkan kecelakaan kerja mela-
ciptakan suatu sistem keselamatan dan kese- lui persiapan prosedur operasi standar yang
hatan kerja di tempat kerja dengan melibat- menjadi acuan dalam bekerja (Hadiguna,
kan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi 2009).
dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam Malthis dan Jackson (2002) menye-
rangka mencegah dan mengurangi kecela- butkan, keselamatan kerja merujuk pada
kaan dan penyakit akibat kerja serta tercipta- perlindungan terhadap kesejahteraan sese-
nya tempat kerja yang aman, efisien. orang, dan tujuan utama keselamatan kerja
di perusahaan adalah mencegah kecelakaan
HASIL DAN PEMBAHASAN atau cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Argama (2006) menjelaskan bahwa kesela-
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) matan kerja bertujuan untuk menyelamat-
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan kan kepentingan ekonomis perusahaan yang
Kerja disebabkan kecelakaan, untuk selanjutnya
Menurut Mangkunegara (2005), kese- menyelamatkan para pekerja serta mence-
lamatan kerja menunjukkan kondisi yang gah terjadinya kecelakaan di tempat kerja,
aman atau selamat dari penderitaan, keru- dengan cara menciptakan keamanan di tem-
sakan atau kerugian di tempat kerja. Risiko pat kerja.
keselamatan merupakan aspek-aspek dari Erickson (2009) membagi unsur-unsur
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan penunjang keselamatan kerja sebagai beri-
kebakaran, ketakutan, terpotong, luka me- kut: (1) Adanya unsur-unsur keamanan dan
mar, keseleo, patah tulang, kerugian alat kesehatan kerja yang dijelaskan sebelumnya;
tubuh, pengelihatan, dan pendengaran. Se- (2) Adanya kesadaran dalam menjaga ke-
amanan dan kesehatan kerja; (3) Melaksa-

55
IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI MEA 2016

nakan prosedur kerja dengan memperha- Erickson (2009) mendefinisikan kesehatan


tikan keamanan dan kesehatan kerja; dan, kerja sebagai suatu kondisi kesehatan yang
(4) Teliti dalam bekerja. bertujuan agar masyarakat pekerja mem-
Menurut Suma’mur, tujuan kesela- peroleh derajat kesehatan yang setinggi-
matan kerja adalah: (1) Para pegawai men- tingginya, baik jasmani, rohani maupun so-
dapat jaminan keselamatan dan kesehatan sial, dengan usaha pencegahan dan peng-
kerja; (2) Agar setiap perlengkapan dan pera- obatan terhadap penyakit atau gangguan
latan kerja dapat digunakan sebaik-baiknya; kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan
(3) Agar semua hasil produksi terpelihara dan lingkungan kerja maupun penyakit
keamanannya; (4) Agar adanya jaminan atas umum.
pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai; Kesejahteraan pekerja merupakan
(5) Agar dapat meningkatkan kegairahan, salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam
keserasian dan partisipasi kerja; (6) Terhin- dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu
dar dari gangguan kesehatan yang disebab- sendiri, maupun instansi-instansi pemerintah
kan oleh lingkungan kerja; dan, (7) Agar pe- yang dalam tugas pokoknya mengelola sum-
gawai merasa aman dan terlindungi dalam ber daya sumber daya manusia dan pihak-
bekerja. pihak lain dari kelembagaan swasta. Hal ini
Kesehatan kerja adalah bagian dari sejalan dengan pemikiran-pemikiran dunia
ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga dewasa ini yang menuntut perlunya kenya-
kerja memperoleh keadaan kesehatan yang manan dan keamanan manusia dalam be-
sempurna baik fisik, mental maupun sosial kerja. Pemikiran-pemikiran tersebut dilan-
(Husni, 2005). Selain itu, kesehatan kerja dasi oleh filosofi yang menjadikan manusia
menunjuk pada kondisi fisik, mental dan sebagai titik sentral dalam pembangunan
stabilitas emosi secara umum dengan tujuan nasional untuk mencapai tingkat kehidupan
memelihara kesejahteraan individu secara dan kesejahteraan yang lebih baik, material
menyeluruh (Malthis dan Jackson, 2002). maupun spiritual (Barthos, 2004:137).
Sedangkan menurut Mangkunegara (2001) Berkaitan dengan hal tersebut setiap
pengertian kesehatan kerja adalah kondisi perusahaan mempunyai tugas ganda yakni
bebas dari gangguan fisik, mental, emosi disamping memperoleh profit bagi peru-
atau rasa sakit yang disebakan lingkungan sahaan juga mempunyai tanggungjawab
kerja. sosial terhadap lingkungan intern perusa-
Kesehatan kerja di perusahaan adalah haan. Tanggungjawab terhadap lingkungan
spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta intern perusahaan antara lain adanya jamin-
prakteknya dengan mengadakan penilaian an keamanan dalam bekerja dan upah yang
kepada faktor-faktor penyebab penyakit da- layak. Bila hal ini telah dapat dicapai maka
lam lingkungan kerja dan perusahaan melalui kaan memberikan peluang bisnis ke depan
pengukuran yang hasilnya dipergunakan yang lebih baik sehingga perusahaan akan
untuk dasar tindakan korektif dan bila perlu lebih survive dalam menghadapi berbagai
pencegahan kepada lingkungan tersebut, tantangan yang ada (Yuli, 2005:209).
agar pekerja dan masyarakat sekitar peru- Menurut Rivai (2004), keselamatan
sahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, dan kesehatan kerja menunjuk kepada
serta dimungkinkan untuk mengecap derajat kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis
kesehatan setinggi-tinginya (Sabir, 2009). tenaga kerja yang diakibatkan oleh ling-

56
JURNAL SPREAD – APRIL 2016, VOLUME 6 NOMOR 1

kungan kerja yang disediakan oleh peru- 1) Agar setiap pegawai mendapat jaminan
sahaan. Jika sebuah perusahaan melaksana- keselamatan dan kesehatan kerja baik se-
kan tindakan-tindakan kesehatan dan kese- cara fisik, sosial, dan psikologis;
lamatan kerja yang efektif, maka lebih sedikit 2) Agar semua hasil produksi dipelihara ke-
pekerja yang menderita cedera atau penya- amanannya;
kit jangka pendek maupun jangka panjang 3) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan
sebagai akibat dari pekerjaan mereka di dan peningkatan kesehatan gizi pegawai;
perusahaan tersebut. Kondisi fisiologis-fisikal 4) Agar setiap perlengkapan dan peralatan
meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja digunakan sebaik-baiknya dan se-
kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota efektif mungkin;
badan, cedera yang diakibatkan gerakan 5) Agar terhindar dari gangguan kesehatan
berulang-ulang, sakit punggung, sindrom yang disebabkan oleh lingkungan atau
carpal tunnel, penyakit-penyakit kardiovas- kondisi kerja;
kular, berbagai jenis kanker paru-paru dan 6) Agar meningkatkan kegairahan, kesera-
leukemia. sian, dan partisipasi kerja; dan,
7) Agar setiap pegawai merasa aman dan
2. Manfaat dan Tujuan Program Kesehatan terlindungi dalam bekerja.
dan Keselamatan Kerja
Menurut Sculler dan Jackson (Yuli, 3. Program Kesehatan dan Keselamatan
2005,214), apabila perusahaan dapat melak- Kerja (K3)
sanakan program kesehatan dan kesela- Menurut Miner, mengatasi K3 dapat
matan kerja dengan baik maka perusahaan dilakukan dengan caraSafety Psychology dan
akan memperoleh manfaat sebagai berikut: Industrial Clinical Psychology. Safety Psycho-
1) Meningkatkan produktivitas karena me- logy lebih menitikberatkan pada usaha men-
nurunnya jumlah hari kerja yang hilang; cegah kecelakaan itu terjadi, dengan meneliti
2) Meningkatkan efisiensi dan kualitas pe- kenapa bagaimana kecelakaan bisa terjadi.
kerja yang lebih berkomitmen; Industrial Clinical Psychology menitikberat-
3) Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan kan pada kinerja karyawan yang menurun,
asuransi; sebab-sebab penurunan dan bagaimana
4) Tingkat kompensasi pekerja dan pemba- mengatasinya.
yaran langsung yang lebih rendah karena Faktor-faktor dari dua cara tersebut
menurunnya pengajuan klaim; adalah sebagai berikut:
5) Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih 1. Safety Psychology terdiri dari enam fak-
besar sebagai akibat dari partisipasi dan tor, yaitu:
ras kepemilikan; a) Laporan dan statistik kecelakaan.
6) Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik Laporan dan statistik kecelakaan sa-
karena meningkatnya citra perusahaan; ngat penting dalam program kese-
dan, hatan dan keselamatan kerja (K3).
7) Perusahaan dapat meningkatkan keun- Dengan adanya laporan dan statistik
tungannya secara substansial. kecelakaan yang terjadi di tempat
Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja, perusahaan akan memiliki
kerja menurut Mangkunegara (2001) adalah gambaran mengenai potensi terjadi-
sebagai berikut:

57
IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI MEA 2016

nya kecelakaan dan cara menganti- dilakukan dengan maksud untuk men-
sipasinya. jaga setiap mesin dan peralatan selalu
b) Pelatihan keselamatan. dalam kondisi stabil dan siap untuk
Merupakan salah satu program K3 digunakan.
yang diperlukan karyawan sebagai f) Peningkatan kesadaran K3
pengetahuan tentang keselamatan ker- Peningkatan kesadaran K3 merupakan
ja. Pelatihan keselamatan yang di- usaha perusahaan dalam mensukses-
lakukan perusahaan terhadap karya- kan program K3. Adanya komitmen
wannya diharapkan dapat mengurangi yang kuat dan perhatian yang besar
atau mencegah terjadinya kecelakaan dari manajemen perusahaan membuat
kerja. karyawan sadar terhadap pentingnya
c) Publikasi Keselamatan kerja. kesehatan dan keselamatan saat be-
Publikasi keselamatan kerja adalah hal- kerja.
hal yang berhubungan dengan pem- 2. Industrial Clinical Psychology terdiri dari
berian informasi dan pesan-pesan ter- dua faktor, yaitu:
kait keselamatan kerja karyawan, me- a) Konseling. Konseling atau bimbingan
lalui berbagai macam cara diantaranya dilakukan untuk meningkatkan kembali
lewat spanduk, pamplet, gambar, pos- semangat kerja dari karyawan yang
ter, dan selebaran yang berguna untuk disebabkan penurunan kinerja karya-
mengurangi tindakan-tindakan yang wan dari suatu permasalahan yang
membahayakan saat bekerja. Publikasi dihadapi.
keselamatan kerja juga dapat membe- b) Employee assistance program. Karya-
rikan pemahaman kepada karyawan wan yang memiliki masalah akan di-
mengenai pentingnya K3. bimbing secara intensif oleh supervisor
d) Kontrol lingkungan kerja. yang ditunjuk. Hal ini digunakan untuk
Kontrol lingkungan kerja adalah pe- menangani bermacam-macam masalah
meriksaan atau pengendalian yang karyawan terutama yang berhubungan
berhubungan dengan kondisi lingkung- dengan kinerja karyawan.
an kerja yang bertujuan untuk melin-
dungi karyawan dari bahaya kecela- 4. Sistem Manajemen K3
kaan kerja yang mungkin terjadi dan Sistem manajemen K3 secera keselu-
menciptakan lingkungan kerja yang ruhan mencakup struktur organisasi, kegi-
aman dan nyaman. Perusahaan harus atan perencanaan, tanggungjawab, pelaksa-
dapat melindungi karyawannya dari naan, prosedur, proses, dan sumber daya
kemungkinan kecelakaan kerja. Oleh yang dibutuhkan bagi pengembangan pene-
karena itu, perusahaan harus menye- rapan, pencapaian pengkajian, dan peme-
diakan peralatan pengaman dan pera- liharaan kebijakan keselamatan dan kese-
latan pelindung diri untuk karyawan- hatan kerja dalam rangka pengendalian ri-
nya. siko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.
e) Pengawasan dan disiplin Berguna untuk tercapainya lingkungan tem-
Pengawasan dan disiplin adalah kon- pat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
trol terhadap lingkungan kerja dan
perilaku kerja karyawan. Pengawasan

58
JURNAL SPREAD – APRIL 2016, VOLUME 6 NOMOR 1

5. Kecelakaan Kerja 6) Perencanaan proses kerja kurang atau


Kecelakaan kerja adalah kejadian tidak aman.
yang tak terduga dan tidak diharapkan dan Menurut Santoso (2004), pengenda-
tidak terencana yang mengakibatkan luka, lian kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
sakit, kerugian baik pada manusia, barang dapat dilakukan dengan berbagai cara, di-
maupun lingkungan. Kerugian-kerugian yang antaranya:
disebabkan oleh kecelakaan dapat berupa 1. Upaya-upaya pengendalian, meliputi: (a)
banyak hal yang mana telah dikelompokkan Proses isolasi; (b) Pemasangan local ex-
menjadi 5, yaitu: (a) Kerusakan; (b) Keka- hauster; (c) Ventilasi umum; (d) Pema-
cauan organisasi; (c) Keluhan, kesakitan dan kaian alat pelindung diri; (e) Pengadaan
kesedihan; (d) Kelainan dan cacat; dan, (e) fasilitas saniter; (f) Pemeriksaan kese-
Kematian. hatan sebelum kerja dan secara berkala
Menurut Manuba (2004), penyebab dilakukan; (g) Penyelenggaraan latihan/
kecelakaan kerja: penyuluhan kepada semua karyawan dan
a. Perbuatan manusia yang tidak aman pengusaha; dan, (h) Kontrol administrasi.
1) Melaksanakan pekerjaan tanpa wewe- 2. Hirarki pengendalian, meliputi: (a) Elimi-
nang atau yang berwenang gagal nasi; (b) Subtitusi; (c) Pengendalian reka-
mengamankan atau memperingatkan yasa; (d) Pengendalian administratif; dan,
seseorang; (e) Alat pelindung diri.
2) Menjalankan alat-alat mesin di luar ba- 3. Masalah umum alat pelindung diri (APD)
tas aman; a. Tidak semua alat pelindung diri melalui
3) Menyebabkan alat-alat keselamatan pengujian laboratoris, sehingga tidak
kerja tidak bekerja; diketahui derajat perlindungannya;
4) Cara angkat, angkut, menempatkan b. Tidak nyaman dan kadang-kadang
barang dan menyimpan yang kurang membuat pemakai sulit bekerja;
baik atau tidak aman; c. Alat pelindung diri (APD) dapat men-
5) Memakai sikap atau posisi tubuh yang ciptakan masalah baru;
kurang baik atau tidak aman; d. Perlindungan yang diberikan alat pe-
6) Bekerja dengan alat atau mesin ber- lindung diri (APD) sulit untuk dimo-
gerak atau berbahaya; dan, nitor;
7) Melakukan tindakan mengacau, me- e. Kewajiban pemeliharaan alat pelin-
nyalahgunakan, melampaui batas. dung diri (APD) dialihkan dari pihak
b. Kondisi fisik dan mekanis yang tidak aman manajemen ke pekerja;
1) Alat pengaman yang kurang atau tidak f. Efektivitas alat pelindung diri (APD)
bekerja; sering tergantung “Good Fit” pada
2) Tidak ada pengaman; pekerja; dan,
3) Adanya kondisi tidak aman; g. Kepercayaan pada alat pelindung diri
4) Design yang kurang baik; (APD) akan menghambat pengem-
5) Pengaturan proses kerja yang berba- bangan kontrol teknologi yang baru.
haya atau mengandung risiko seperti 4. Masalah pemakaian alat pelindung diri
badan terali berat, jalan yang sempit (APD)
atau tidak teratur; dan, a. Pekerja tidak mau memakai dengan
alasan: (a) Tidak sadar/tidak mengerti;

59
IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI MEA 2016

(b) Panas; (c) Sesak; (d) Tidak enak dapat bekerja secara sehat tanpa memba-
dipakai; (e) Tidak enak dipandang; (f) hayakan dirinya maupun masyarakat diseki-
Berat; (g) Mengganggu pekerjaan; (h) tar lingkungannya sehingga kinerja yang
Tidak sesuai dengan bahaya yang ada; optimal dapat dicapai sesuai dengan prog-
(i) Tidak ada sangsi; dan, (j) Atasan juga ram perlindungan karyawan. Demi pening-
tidak memakai. katan kinerja, pekerjaan harus dilakukan de-
b. Tidak disediakan oleh perusahaan, de- ngan cara dan lingkungan kerja yang meme-
ngan alasan: (a) Ketidakmengertian; (b) nuhi syarat keselamatan dan kesehatan. Jika
Pura-pura tidak mengerti; (c) Alasan persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka
bahaya; (d) Dianggap sia-sia (karena terjadi ketidaknyamanan kerja, gangguan
pekerja tidak mau memakai). kesehatan dan daya kerja, penyakit dan
c. Pengadaan oleh perusahaan: (a) Tidak kecelakaan yang menyebabkan menurunnya
sesuai dengan bahaya yang ada; dan, daya kerja disebabkan faktor fisik, kimiawi,
(b) Asal beli (terutama memilih yang biologis, dan fisiologis dan atau mental
murah). psikologis yang terdapat dalam pekerjaan.
Faktor-faktor tersebut jika tidak dicegah atau
6. Hubungan Perusahaan dan K3 dikendalikan dapat berakibat terjadinya ke-
Suatu lingkungan kerja yang aman celakaan, penyakit, dan gangguan kesehatan,
membuat pekerja menjadi sehat dan pro- oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus
duktif. Jika perusahaan dapat menurunkan dapat dikendalikan.
tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, pe- Menurut Hasibuan (Yuli, 2005:219),
nyakit, dan hal-hal yang berkaitan dengan apabila perusahaan memberikan perhatian
stres, serta mampu meningkatkan kualitas kepada keselamatan dan kesehatan kerja
kehidupan kerja dari pekerjanya, perusahaan maka perhatian tersebut selaras dengan
akan semakin efektif. Peningkatan-pening- fungsi manajemen pemeliharaan sumber
katan dalam hal ini akan menghasilkan daya manusia, yaitu mempertahankan dan
meningkatnya kinerja karena menurunnya atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan
jumlah dari hari kerja yang hilang. Mening- sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan
katnya efisiensi dan kualitas pekerja yang bekerja produktif untuk menunjang tujuan
lebih berkomitmen. Menurut Mangkupra- perusahaan. Sehingga manajemen kesela-
wira dan Vitayala (2007), kesehatan dan matan dan kesehatan kerja pada dasarnya
keselamatan kerja karyawan sangat berpe- mencari dan mengungkapkan keselamatan
ran dalam mempengaruhi kinerja di peru- optimal yang memungkinkan terjadinya ke-
sahaan. Apabila kesehatan kerja terganggu celakaan dan meneliti apakah pengendalian
dapat mengganggu mutu dan produktivitas secara cermat dilaksanakan atau tidak.
kerja. Menurut Rivai (2004), karyawan memi- Beberapa faktor yang mendukung ke-
liki hak untuk menuntut perusahaan agar selamatan kerja antara lain adalah peng-
menyediakan fasilitas kerja yang memadai aturan jam kerja untuk karyawan, peng-
agar keselamatan fisik dan mental mereka aturan jam istirahat, pengaturan penggu-
terlindungi dan dapat meningkatkan kinerja naan peralatan perusahaan untuk menjamin
dari pekerjaan yang dilakukan. keselamatan kerja, persediaan sarana perlin-
Kesehatan kerja dari setiap karyawan dungan keselamatan kerja, dan kediplinan
perlu mendapat perhatian sehingga mereka bagi para karyawan. Sedangkan faktor yang

60
JURNAL SPREAD – APRIL 2016, VOLUME 6 NOMOR 1

mendukung kesehatan kerja antara lain Dalam menghadapi era MEA dan era
adalah lingkungan kerja yang sehat, penca- persaingan perdagangan internasional, azas
hayaan di ruang kerja, pengaturan sikap atau penerapan K3 di sebuah perusahaan meru-
tata cara dalam bekerja, dan pengaturan pakan syarat utama yang berpengaruh besar
lingkungan kerja secara psikologis. terhadap nilai investasi, kualitas dan kuan-
Beberapa dampak yang terjadi apa- titas produk dan jasa, kelangsungan usaha
bila program keselamatan dan kesehatan perusahaan serta daya saing sebuah negara.
kerja tidak diterapkan dengan benar, yaitu:
a. Meningkatkan kecelakaan kerja, hal ini Saran
bisa terjadi apabila prosedur K3 di peru- Kesehatan dan keselamatan kerja
sahaan tidak diterapkan dengan benar. (K3) sangat penting dalam pembangunan ka-
b. Terciptanya lingkungan kerja yang tidak rena sakit dan kecelakaan kerja akan menim-
sehat secara medis maupun psikologis bulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
bagi karyawan. perusahaan atau negara. Oleh karena itu
c. Menurunkan motivasi karyawan dalam kesehatan dan keselamatan kerja harus di-
bekerja dan menurunkan kinerja karya- kelola secara maksimal bukan saja oleh
wan dikarenakan lingkungan kerja yang tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
tidak aman dan tidak sehat. Maka diperlukan upaya pengendalian
d. Menciptakan lingkungan kerja yang ber- kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk
bahaya bagi karyawan karena tidak ada- meningkatkan daya saing yang ditimbulkan
nya prosedur perlindungan yang tepat. oleh MEA dengan: (a) Proses isolasi; (b)
Pemasangan local exhauster; (c) Ventilasi
PENUTUP umum; (d) Pemakaian alat pelindung diri; (e)
Pengadaan fasilitas saniter; (f) Pemeriksaan
Simpulan kesehatan sebelum kerja dan secara berkala
Keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan; (g) Penyelenggaraan latihan/
(K3) merupakan salah satu aspek penting penyuluhan kepada semua karyawan dan
dalam perlindungan ketenagakerjaan disam- pengusaha; dan, (h) Kontrol administrasi.
ping perlindungan pengupahan, jaminan so-
sial, kebebasan berserikat, hubungan kerja, Keterbatasan Penelitian
dan lainnya. K3 juga merupakan hak dasar Dalam penelitian ini, penulis meng-
dari setiap tenaga kerja, yang ruang hadapi beberapa keterbatasan yang dapat
lingkupnya telah berkembang sampai pada mempengaruhi kondisi dari penelitian yang
keselamatan dan kesehatan masyarakat dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut
secara nasional. antara lain:
Penerapan SMK3 juga menjadi per- a. Waktu yang digunakan untuk menyelesai-
syaratan bagi perusahaan-perusahaan Indo- kan penelitian ini relatif pendek sehingga
nesia agar tidak kalah bersaing di dalam era adanya data yang kurang lengkap untuk
MEA. Penerapan SMK3 yang terintegrasi menyusun jurnal ini.
menjadi tuntutan utama dalam pemenuhan b. Lingkup penelitian sangat terbatas sehing-
standar Internasional terhadap produksi dan ga peneliti kesulitan untuk mengumpul-
penjualan produk barang atau jasa. kan informasi terkait penelitian yang
dilakukan.

61
IMPLEMENTASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DALAM MENGHADAPI MEA 2016

c. Penelitian ini hanya sebatas menganalisis Hasibuan, Malayu S.P., 2009. Manajemen
kasus atau peristiwa yang ada, sehingga Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
hanya berdasarkan teori dan terkadang Bumi Aksara, Jakarta.
tidak menunjukkan keadaan yang sebe- Husni, Lalu, 2003. Pengantar Hukum Ketena-
narnya. gakerjaan Indonesia. Edisi Revisi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Mangkuprawira, Tb. Syafri dan Aida Vitayala
Hubeis, 2007. Manajemen Mutu Sumber
Anwar Prabu Mangkunegara, 2001. Mana- Daya Manusia. Ghalia Indonesia, Jakar-
jemen Sumber Daya Manusia Perusa- ta.
haan. Remaha Rosdakarya, Bandung. Manuaba, I.B.G., 2004. Penuntun Kepani-
Argama, Rizky, 2006. Keselamatan dan teraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Kesehatan Kerja sebagai Komponen EGC, Jakarta.
Jamsostek. Fakultas Hukum Universitas Mathis, dan Jackson, 2002. Manajemen
Indonesia, Jakarta. Sumber Daya Manusia. Edisi pertama,
Barthos Basir, 2004. Manajemen Sumber Cetakan Pertama, Salemba Empat, Yog-
Daya Manusia. PT Bumi Aksara, Jakarta. yakarta.
Cantika, Yuli Sri Budi, 2005. Manajemen Veithzal, Rivai, 2005. Manajemen Sumber
Sumber Daya Manusia. UMM Press, Daya Manusia. Raja Grafindo Persada,
Malang. Jakarta.
Gempur Santoso, 2004. Manajemen Kesela- ____________, 2004. Manajemen Sumber
matan dan Kesehatan Kerja. Cetakan Daya Manusia untuk Perusahaan dari.
Pertama, Prestasi Pustaka, Jakarta. Teori ke Praktik. PT Raja Grafindo Per-
sada, Jakarta.

62

Anda mungkin juga menyukai