Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA (K3) DAN INSENTIF

TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN


(Studi Pada Pekerja bagian Produksi PT. SEKAWAN KARYATAMA MANDIRI Sidoarjo)

M. Riyan munandar
Endang Siti Astuti
0 6RH¶RHG +DNDP
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: riyanmunandar27@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh keselamatan kerja terhadap
motivasi kerja, pengaruh kesehatan kerja terhadap motivasi kerja, mengetahui dan menjelaskan serta
menganalisis pengaruh insentif terhadap motivasi kerja, pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja
karyawan, pengaruh kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan, pengaruh insentif terhadap kinerja
karyawan, serta menjelaskan dan menganalisi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di PT.
Sekawan Karyatama Mandiri Sidoarjo. Dalam penelitian ini variabel motivasi kerja sebagai variabel
intervening yang berarti variabel perantara. Pengaruh secara langsung antara keselamatan, kesehatan
kerja K3 dan insentif terhadap variabel kinerja karyawan lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengaruh
tidak langsung antara variabel keselamatan, kesehatan kerja K3 dan insetif terhadap variabel motivasi.
Hasil dari penelitian ini adalah keselamatan, kesehatan kerja K3 dan insentif lebih besar pengaruhnya
tanpa harus melalui motivasi kerja.

Kata kunci : Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Insentif, Motivasi, Kinerja Karyawan

ABSTRACT
The purpose of this study is to describe and analyze effect of occupational safety on work motivation,
describe and analyze effect of health on work motivation, to describe and analyze effect of incentive on work
motivation, as well as to describe and analyze effect of occupational safety on employee performance,
describe and analyze effect of health on employee performance, to describe and analyze effect of incentive
on employee performance and describe and analyze the effect of work motivation on employee performance
at PT. Sekawan Karyatama Mandiri Sidoarjo. In this study work motivation status as intervening variable.
Directly influence the value of safety, health (K3) and incentive is higher than indirect influence between
occupational safety, health, and incentive on work motivation. This means that safety, health, and incentive
will be able rise performance without having to go through prior work motivation.

Key Word : Occupational Safety, Occupational Health, Incentive, Motivation, Employee Performance

I. PENDAHULUAN
Saat ini banyak berbagai sumber berita organisasi itu sendiri. Menyadari bahwa manusia
elektronik dan artikel dikoran yang gencar adalah sangat penting dan menjadi pusat perhatian
membahas masalah pengembangan Kesehatan dan setiap kegiatan, maka perusahaan dituntut untuk
Keselamatan Kerja (K3), berbagai perusahaan mengelola sumber daya manusia yang ada dengan
menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja baik. Hal ini agar tujuan yang diharapkan dapat
(K3) guna menciptakan lingkungan yang tercapai, dengan berorientasi pada penggunaan
kondusif, dan bertujuan untuk mendukung proses sumber daya yang efektif dan efisien.
peningkatan kinerja karyawan. Sumber daya Faktor manusia merupakan faktor penentu
manusia mempunyai peranan penting dalam suatu keberhasilan dalam menjalankan visi, misi, dan
organisasi sebagai ujung tombak kehidupan suatu dalam mencapai target perusahaan. Maka dari itu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sumber daya manusia perlu mendapatkan bagian material & processing, bagian assembling
perhatian lebih dari perusahaan. Perhatian lebih dan bagian quality control. Karyawan bagian
yang diberikan oleh perusahaan salah satunya produksi harus mengutamakan keselamatan kerja
adalah dengan pemberian Kesehatan dan karena kegiatan produksinya yang beresiko tinggi
Keselamatan Kerja (K3) kepada para karyawan. seperti pada saat mengelas, membuat rangka,
Menurut Notoatmodjo (2009:153) tujuan utama pemasangan roda, pemasangan pintu, pemasangan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah gerendel.
agar karyawan atau pegawai di sebuah institusi K3 sangat penting bagi semua orang di
mendapat kesehatan yang seoptimal mungkin manapun berada terlebih di lingkungan kerja.Era
sehingga mencapai Produktivitas Kerja yang globalisasi ini membuat semua perusahaan mau
setinggi-tingginya. Menurut Mangkunegara tidak mau berupaya untuk meningkatkan
(2004:162), selain bertujuan untuk menghindari kesehatan dan keselamatan kerja. Selain itu juga
kecelakaan dalam proses produksi perusahaan, harus menjadi prioritas dan komitmen semua
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) juga pihak baik pemerintah maupun swasta dari tingkat
bertujuan untuk meningkatkan kegairahan, pimpinan sampai ke seluruh karyawan dalam
keserasaian kerja dan partisipasi kerja karyawan manajemen perusahaan. Dengan tingkat kesehatan
dan dapat dipastikan kinerja dari karyawan dan keselamatan kerja yang baik jelas mangkir
meningkat. kerja karena sakit akan menurun, biaya
Ketika karyawan merasa terjamin pengobatan dan perawatan akan menurun,
keselamatan dan kesehatan kerja dan disertai kerugian akibat kecelakaan akan berkurang,
dengan pemberian insentif maka ekspektasi tenaga kerja akan mampu bekerja dengan lebih
terhadap karyawan agar bekerja seoptimal tinggi, keuntungan akan meningkat dan tentunya
mungkin sangat tinggi. Sedangkan Insentif kesejahteraan karyawan akan
seringkali diartikan sebagai penggerak atau meningkat.Berdasarkan uraian di atas, penulis
pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada tertarik untuk melakukan penelitian dimana
para pekerja, agar dalam diri mereka timbul sebuah perusahaan yang bisa memberikan jaminan
semangat yang lebih besar untuk berprestasi. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)dan
Insentif sebagai perangsang agar supaya para memberikan insentif sehingga memotivasi
karyawan bekerja dengan penuh tanggung jawab karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
sehingga kinerja karyawan dapat tercapai.
Motivasi merupakan faktor psikologis yang II. TINJAUAN PUSTAKA
menunjukan minat individu terhadap pekerjaan, 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan. Perilaku merupakan salah satu cara untuk melindungi para
seseorang pada umumnya dimotivasi oleh karyawan dari bahaya kecelakaan kerja dan
keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. penyakit akibat kerja selama bekerja. Terkadang
Motivasi merupakan hal yang penting untuk pelaksanaan keselamatan dan kesehatan Kerja
diperhatikan, karena dengan motivasi seorang (K3) tidak diperhatikan dalam kinerja karyawan
karyawan atau pegawai akan dapat memiliki sehingga akan mengganggu produktivitas kerja
semangat yang tinggi dalam melaksakan tugas. karyawan, jika keselamatan dan kesehatan Kerja
PT. Sekawan Karyatama Mandiri (K3) diterapkan dan dilaksanakan maka akan
merupakan perusahaan swasta yang berbentuk tumbuh hasil kinerja yang memuaskan karena
badan hukum dan berkedudukan di Sidoarjo. karyawan merasa di perhatikan keselamatan dan
Dalam kegiatan produksinya PT. Sekawan kesehatannya. Kesehatan para karyawan bisa
Karyatama Mandiri merupakan perusahaan yang terganggu karena penyakit akibat kerja, maupun
bergerak dalam bidang pabrikasi yaitu pembuatan karena keselamatan kerja yang tidak diperhatikan.
komponen rel pintu garasi dan daun pintu kusen Menurut Rivai (2004:411), keselamatan dan
dari bahan kayu. PT. Sekawan Karyatama Mandiri kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-kondisi
memiliki dua kantor yaitu kantor pusat yang fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang
berada di Jl. Raya Siwalankerto No 23 Surabaya diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
dan tempat produksi yang berada di Jl. Brigjen disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah
Katamso No 204 Desa Jati Waru Sidoarjo. PT. perusahaan melakukan tindakan-tindakan
Sekawan Karyatama Mandiri merupakan salah keselamatan dankesehatan yang efektif, maka
satu perusahaan yang menerapkan keselamatan lebih sedikit pekerja yang menderita cidera atau
dan kesehatan kerja (K3). Keselamatan dan penyakit jangka pendek maupun jangka panjang
kesehatan kerja (K3) diterapkan di bagian sebagai akibat dari pekerjaan mereka di
produksi yang terdiri dari tiga sub bagian yaitu perusahaan tersebut. Sedangkan Menurut Mathis

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dan Jackson (2002:245) keselamatan merujuk meminta bantuan kepada orang lain untuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik menjalankan pekerjaannya. Dengan demikian
seseorang. Keselamatan kerja adalah kondisi yang motivasi merupakan masalah yang sangat penting
aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan dalam setiap usaha kelompok orang yang bekerja
atau kerugian di tempat kerja (Mangkunegara sama dalam pencapaian suatu tujuan tertentu.
2004:161). Dari beberapa pengertian diatas dapat Sedangkan Wahjosumidjo (1987:179),
disimpulkan bahwa perlindungan terhadap fisik PHQJDWDNDQ EDKZD ³PRWLYDVL PHUXSDNDQ VXDWX
seseorang yang aman atau selamat dari proses psikologis yang mencerminkan interaksi
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan
kerja. \DQJ WHUMDGL SDGD GLUL VHVHRUDQJ ´ 0RWLYDVL
Oleh karena itu, pelaksanaan Kesehatan dan sebagai proses psikologis yang timbul diakibatkan
Keselamatan Kerja (K3) perlu dilaksanakan secara oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri
efektif oleh suatu perusahaan, karena hal itu dapat yang disebut intrinsik atau faktor dari luar yang
menurunkan tingkat kecelakaan kerja. Di samping disebut ekstrinsik. Faktor dari dalam diri
itu, dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. seseorang dapat berupa kepribadian, sikap,
pengalaman dan pendidikan, atau berbagai
2.2 Insentif harapan, cita-cita yang menjangkau ke masa
Insentif sebagai suatu sarana motivasi untuk depan, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega
mendorong karyawannya supaya bekerja dengan atau faktor-faktor lain. Sedangkan faktor diluar
kemampuan maksimal, yaitu dengan memberikan diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber bisa
pendapatan ekstra diluar gaji. Dimana maksud karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-
dari pemberian insentif ini ialah agar kebutuhan faktor lain yang sangat kompleks. Robbins
karyawan beserta keluarganya dapat terpenuhi. PHQJDWDNDQ EDKZD ³PRWLYDVL VHEDJDL
Menurut 'HVVOHU ³LQVHQWLI DGDODK suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin
ganjaran financial yang diberikan kepada dalam pencapaian tujuan organisasi yang
karyawan yang tingkat produksinya melampaui dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk
standart yang telah ditetapkan sebelumnya. PHPXDVNDQ EHEHUDSD NHEXWXKDQ LQGLYLGX ´
Sedangkan menurut Moekijat (1991:124) ³Lnsetif Berdasarkan pengertian-pengertian di atas,
yang berbentuknya sederhana adalah standar dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi
potongan yang menghubungkan pendapatan adalah suatu kegiatan dalam diri seseorang yang
dengan produktivitasdan dapat menggunakan mengakibatkan timbulnya semangat dan kekuatan.
premi, bonus atau bermacam- macam standar
untuk memberikan imbalan jasa kepada 2.4 Kinerja Karyawan
SHODNVDQDDQ \DQJ OHELK EDLN ´ Mangkunegara (2005:9), mendefinisikan
0HQXUXW 1LWLVHPLWR ³XVDKD atau NLQHUMD NDU\DZDQ SUHVWDVL NHUMD DGDODK ³KDVLO
kegiatan dari manajer untuk dapat menimbulkan kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
atau meningkatkan semangat dan kegairahan kerja oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan
GDUL SDUD SHNHUMD DWDX NDUWDZDQ ´'DUL SHQJHUWLDQ- tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
pengertian diatas insentif diatas dapat disimpulkan diberikan kepadanya ´ 5LYDL
bahwa insentif merupakan salah satu bentuk merumuskan pengertian performance atau kinerja
rangsangan yang sengaja diberikan perusahaan DGDODK ³VHEDJDL KDVLO NHUMD \DQJ GLFDSDL ROHK
kepada karyawan untuk menggerakkan mereka seseorang atau kelompok orang di dalam suatu
agar bekerja lebih efektif dan meningkatkan perusahaan sesuai dengan wewenang dan
prestasinya demi terciptanya tujuan perusahaan. tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak
2.3 Motivasi melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
Robbins (2003:208) mendefinisikan PRUDO DWDX HWLND ´
motivasi sebagai kesediaan untuk melakukan Sulistyani dan Rosidah (2003:223),
upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang PHQ\DWDNDQ EDKZD ³NLQHUMD VHVHRUDQJ PHUXSDNDQ
dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk kombinasi dari kemampuan, usaha dan
memenuhi suatu kebutuhan individu. Motivasi kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
setiap orang adalah merealisasikan konsep dirinya kHUMDQ\D ´ 3HQJHUWLDQ NLQHUMD GLVLQL WLGDN
yaitu hidup dengan suatu cara yang sesuai dengan bermaksud menilai karakteristik individu tetapi
peran yang lebih disukai yang mencerminkan mengacu pada serangkaian hasil yang diperoleh
penghargaan seseorang atas kemampuannya. selama periode waktu tertentu. Simamora (2004:
Seorang manajer selalu bekerja dengan PHQ\HEXWNDQ EDKZD ³NLQHUMD DWDX
bawahannya, ia tidak bekerja sendirian, tetapi (performance) mengacu pada kadar pencapaian

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan demikian jenis penelitian ini adalah penelitian
NDU\DZDQ ´ survei.
Berdasarkan pendapat dan definisi tersebut, 3.1 Analisis Deskriptif
maka dikatakan bahwa kinerja adalah prestasi Analisis ini digunakan untuk
kerja yang telah dicapai oleh seseorang atau mendeskripsikan penelitian responden dan
seorang karyawan baik secara kuantitatif maupun distribusi item-item masing-masing variabel.
kualitatif berdasarkan ukuran yang berlaku untuk Data yang dikumpulkan diedit dan
suatu tugas atau pekerjaan yang dilaksanakan ditabulasikan dalam tabel, kemudian dibahas
dalam waktu tertentu. secara deskriptif.Ukuran deskriptifnya adalah
pemberian angka, baik dalam jumlah
2.5 Hipotesis responden maupun dalam angka prosentase.
Berdasarkan model hipotesis, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 3.2 Analisis Inferensial
H1 : Keselamatan Kerja Karyawan (X1) Analisis statistik inferensial dapat
berpengaruh signifikan terhadap dikatakan sebagai metode analisis dengan
motivasikerja (Z). menggunakan data yang berbentuk angka dan
H2 : Kesehatan Kerja Karyawan (X2) di analisis dengan cara membandingkan
berpengaruh signifikan terhadap melalui perhitungan dan mengaplikasikannya
motivasi kerja (Z). dengan cara menggunakan rumus yang sesuai.
H3 : Insentif (X3) berpengaruh signifikan Analisis statistik inferensial digunakan untuk
terhadap Motivasi kerja (Z). menguji parameter populasi data yang ada,
H4 : Keselamatan Kerja Karyawan (X1) dengan menggunakan data yang berasal dari
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja responden. Dalam penelitian ini di analisis
Karyawan (Y). dengan program SPSS 17.0 for Windows, hal
H5 : Kesehatan Kerja Karyawan (X2) ini mempermudah mengelola data yang
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja berbentuk angka statistik dan kemudian dapat
Karyawan (Y). diambil kesimpulannya. Analisis statistik
H6 : Insentif (X3) berpengaruh signifikan inferensial yang digunakan dalam penelitian ini
terhadap Kinerja Karyawan (Y). adalah:
H7 : Motivasi kerja (Z) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan 3.3 Analisis Jalur/Path Analysis
(Y) Penelitian ini dalam rangka menguji
hipotesis, dibuktikan dengan pendekatan
III. METODE analisis jalur (Path Analysis). Riduwan dan
Penelitian ini dilaksanakan untuk Kuncoro (2008:116) berpendapat bahwa:
mengetahui pengaruh dari keselamatan, kesehatan Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah
kerja dan insentif terhadap motivasi dan kinerja koefisien regresi yang di standarkan yaitu
karyawan. Untuk mengetahui pengaruh hal koefisien regresi yang dihitung dari basis data
tersebut, peneliti akan melakukan pengujian yang telah diset dalam angka baku atau Z-score
hipotesis. Penelitian yang digunakan menguji (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan
hipotetsis adalah explanatory reasearch.Menurut standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang
Singarimbun (2006:5), ³H[SODQDWRU\ UHVHDUFK distandarkan (standardized path coefficient) ini
atau penelitian penjelasan adalah penelitian yang digunakan untuk menjelaskan besarnya
menjelaskan hubungan kausal antara variabel- pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas
YDULDEHO PHODOXL SHQJXMLDQ KLSRWHVD´ -DGi (eksogen) terhadap variabel lain yang
hubungan kausal antara variabel-variabel yang ada diberlakukan sebagai variabel terikat
dibuktikan melalui pengujian hipotesis. (endogen ´
Dalam penelitian expalantory research,
hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji untuk 3.4 Uji Hipotesis (Uji t)
mengetahui adanya hubungan dan pengaruh antara Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji
variabel yang hendak diteliti. Variabel-variabel apakah hipotesis yang telah dilakukan pada
yang hendak diteliti dalam penelitian ini yaitu penelitian diterima atau tidak. Hipotesis
keselamatan, kesehatan kerja dan insentif terhadap penelitian yang akan di uji dirumuskan menjadi
motivasi dan kinerja karyawan. Penelitian ini akan hipotesis statistik berikut (Riduwan dan
menggunakan kuesioner sebagai alat Kuncoro, 2008:117-118):
pengumpulan data yang utama. Sehingga dengan Ha : pyx1 > 0
H0 : pyx1 < 0

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Rumus uji t yang dihitung dengan rumus karyawan, dan Pemberian insentif terhadap
(Schumacker dan Lomax, dalam Riduwan dan motivasi kerja dapat diterima.
Kuncoro, 2008:117-118): Besarnya sumbangan (kontribusi) variabel
Pk Keselamatan kerja karyawan, Kesehatan kerja
tk = karyawan, dan Pemberian insentif terhadap
se pk motivasi kerja dapat dilihat dari nilai Adjusted R
Keterangan : Square yaitu sebesar 0,548. Artinya bahwa 54,8%
Statistik se px1 diperoleh dari hasil variabel motivasi kerja akan dipengaruhi oleh
komputasi pada SPSS untuk analisis regresi variabel bebasnya, yaitu Keselamatan kerja
setelah data ordinal ditransformasikan ke interval. karyawan, Kesehatan kerja karyawan, dan
Selanjutnya untuk mengetahui Pemberian insentif. Sedangkan sisanya 45,2%
signifikasi analisis jalur bandingkan antara nilai variabel motivasi kerja akan dipengaruhi oleh
probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas
dengan dasar pengambilan keputusan sebagai dalam penelitian ini.
berikut : a) Pengaruh variabel Keselamatan kerja
1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama karyawan(X1) terhadap motivasi kerja (Z).
dengan dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 Dari hasil perhitungan secara parsial
<Sig), maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya variabelkeselamatan kerja karyawan (X1)
tidak signifikan. mempunyai pengaruh langsung yang positif
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dan signifikan terhadap motivasi kerja (Z)
dengan dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 SDGD WLQJNDW NHVDODKDQ . DSDELOD
>Sig), maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya variabel lain diasumsikan konstan. Hal ini
signifikan. dapat dibuktikan dengan besarnya koefisien
path sebesar 0,361 dengan nilai probabilitas t
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sebesar 0,001(0,001 < 0,05) maka secara
4.1 Hasil Analisis Jalur parsial variabel keselamatan kerja karyawan
1. Analisis Jalur Model Pertama (X1, X2, X3 (X1) berpengaruh signifikan terhadap
terhadap Z) motivasi kerja (Z).
Tabel 1. Hasil Analisis Jalur Model Pertama b) Pengaruh variabel Kesehatan kerja
(X1, X2, X3 terhadap Z) karyawan(X2) terhadap motivasi kerja (Z).
Standardized
Dari hasil perhitungan secara parsial
variabelkesehatan kerja karyawan (X2)
Variabel bebas koefisien beta t hitung Probabilitas Keterangan
mempunyai pengaruh langsung yang positif
X1 0.361 3.508 0.001 Signifikan dan signifikan terhadap motivasi kerja (Z)
X2 0.363 3.611 0.001 Signifikan SDGD WLQJNDW NHVDODKDQ . DSDELOD
X3 0.224 2.461 0.017 Signifikan variabel lain diasumsikan konstan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan besarnya koefisien
Variabel terikat Z
path sebesar 0,363 dengan nilai probabilitas t
R : 0,754 sebesar 0,001 (0,001 < 0,05) maka secara
R square (R2) : 0,569 parsial variabel kesehatan kerja karyawan
Adjusted R square : 0,548 (X2) berpengaruh signifikan terhadap
F hitung : 27,294
motivasi kerja (Z).
c) Pengaruh variabel Pemberian insentif (X3)
Probabilitas Fhitung : 0,000
terhadap motivasi kerja (Z). Dari hasil
Sumber : Data primer diolah, 2013
perhitungan secara parsial variabelpemberian
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui
insentif (X3) mempunyai pengaruh langsung
pengaruh yang signifikan antara variabel
yang positif dan signifikan terhadap motivasi
Keselamatan kerja karyawan, Kesehatan kerja
NHUMD = SDGD WLQJNDW NHVDODKDQ .
karyawan, dan Pemberian insentif terhadap
apabila variabel lain diasumsikan konstan.
motivasi kerja. Dari hasil uji koefisien path pada
Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya
Tabel 4.11 didapatkan nilai probabilitas Fhitung
koefisien path sebesar 0,224 dengan nilai
sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga H0 ditolak,
probabilitas t sebesar 0,017 (0,017 < 0,05)
karena H0 ditolak maka hipotesis yang
maka secara parsial variabel pemberian
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
insentif (X3) berpengaruh signifikan terhadap
signifikan secara bersama-sama (simultan) antara
motivasi kerja (Z).
Keselamatan kerja karyawan, Kesehatan kerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Analisis Jalur Model Kedua Kerja sudah terbukti dan hipotesis tersebut
(X1,X2,X3,Zterhadap Y) terbukti dan dapat diterima. Pengaruh tersebut
Tabel 2. Hasil Analisis Jalur Model Kedua (X1, signifikan, sehingga semakin dilaksanakan dengan
X2, X3, Zterhadap Y) baik Keselamatan kerja karyawan yang diberikan
Standardize oleh PT. Sekawan Karyatama Mandiri kepada
d t Probabilit Keterang
Variabel bebas
koefisien hitung as an
karyawan akan dapat memotivasi karyawan untuk
beta bekerja dengan lebih baik lagi. Selanjutnya hasil
Signifika ini juga diperkuat oleh pendapat Mangkunegara
X1 0.226 2.377 0.021 n ³VHODLQ EHUWXMXDQ XQWXN PHQJKLQGDUL
Signifika
X2 0.269 2.879 0.005 n kecelakaan kerja dalam proses produksi
Signifika perusahaan, program keselamatan dan kesehatan
X3 0.210 2.601 0.012 n kerja juga untuk meningkatkan kegairahan,
Signifika
Z 0.334 3.109 0.003 n NHVHUDVLDQ NHUMD GDQ SDUWLVLSDVL NHUMD NDU\DZDQ´
maka bisa dipastikan motivasi dari karyawan akan
Variabel terikat :Y
meningkat. Hipotesis kedua menyatakan bahwa
R : 0,835 terdapat pengaruh antara Kesehatan kerja
R square (R2) : 0,697 karyawan terhadap Motivasi Kerja. Hipotesis
Adjusted R tersebut terbukti dan dapat diterima, hubungan
square : 0,677
tersebut bersifat signifikan, sehingga dapat
F hitung : 35,044
Probabilitas
dikatakan bahwa Kesehatan kerja karyawan yang
Fhitung : 0,000 diberikan PT. Sekawan Karyatama Mandiri juga
Sumber : Data primer diolah, 2013 dapat memotivasi karyawan untuk lebih bekerja
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui dengan giat dan meningkatkan kualitas dari
pengaruh yang signifikan antara variabel pekerjaannya. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
Keselamatan kerja karyawan, Kesehatan kerja terdapat pengaruh antara pemberian insentif
karyawan, Pemberian insentif, dan motivasi kerja terhadap Motivasi Kerja. Hipotesis tersebut
terhadap kinerja karyawan. Dari hasil uji koefisien terbukti dan dapat diterima, hubungan tersebut
path pada Tabel 4.12 didapatkan nilai probabilitas bersifat signifikan, sehingga dapat dikatakan
Fhitung sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga H0 ditolak, bahwa insentif yang diberikan PT. Sekawan
karena H0 ditolak maka hipotesis yang menyatakan Karyatama Mandiri juga dapat memotivasi
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara karyawan untuk lebih bekerja dengan giat dan
bersama-sama (simultan) antara Kesehatan kerja meningkatkan kualitas dari pekerjaannya. Hal ini
karyawan, Pemberian insentif, dan motivasi kerja juga didukung oleh pernyataan Notoatmodjo
terhadap kinerja karyawan dapat diterima. (2009:153), yang menyatakan bahwa, ³Besar
Besarnya sumbangan (kontribusi) variabel kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi
Keselamatan kerja karyawan, Kesehatan kerja kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
karyawan, dan Pemberian insentif terhadap Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan
motivasi kerja dapat dilihat dari nilai Adjusted R benar para karyawan akan memperoleh kepuasan
Square yaitu sebesar 0,677. Artinya bahwa 67,7% dalam bekerja dan termotivasi untuk mencapai
variabel kinerja karyawan akan dipengaruhi oleh tujuan-tujuan organisasi. Akan tetapi bila
variabel bebasnya, yaitu Keselamatan kerja kompensasi yang diberikan tidak memadai atau
karyawan, Kesehatan kerja karyawan, Pemberian kurang tepat, prestasi kerja, motivasi, dan
insentif, dan motivasi kerja. Sedangkan sisanya NHSXDVDQ NHUMD NDU\DZDQ DNDQ PHQXUXQ´
32,3% variabel kinerja karyawan akan Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain yang Keselamatan kerja karyawan dan Kesehatan kerja
tidak dibahas dalam penelitian ini. karyawan serta pemberian insentif berpengaruh
signifikan terhadap Motivasi Kerja. Pengaruh
4.2 PEMBAHASAN variabel Keselamatan kerja karyawan (X1) dan
1. Pengaruh Keselamatan kerja dan variabel Kesehatan kerja karyawan (X2)serta
Kesehatan kerja karyawan serta pemberian insentif (X3)adalah sebagai berikut :
Pemberian Insentif Terhadap Motivasi a) Variabel Keselamatan kerja karyawan (X1)
Kerja merupakan variabel yang berpengaruh secara
Berdasarkan analisis statistik inferensial signifikan terhadap Motivasi Kerja (Z) hal ini
dengan menggunakan analisis jalur (path ditunjukkan dengan signifikan t sebesar 0,001
analysis), maka hipotesis pertama yang yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini
menyatakan terdapat pengaruh antara menunjukkan bahwa Keselamatan kerja
Keselamatan kerja karyawan terhadap Motivasi karyawan (X1) mempunyai pengaruh yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
signifikan terhadap variabel MotivasiKerja diterima, hubungan tersebut bersifat signifikan,
(Z). sehingga dapat dikatakan bahwa dengan
b) Variabel Kesehatan kerja karyawan (X2) pemberian insentif yang baik kepada karyawan
merupakan variabel yang berpengaruh secara PT. Sekawan Karyatama Mandiri memacu
signifikan terhadap Motivasi Kerja (Z) hal ini karyawan agar lebih meningkatkan kinerjanya
ditunjukkan dengan signifikan t sebesar 0,001 untuk bekerja dengan baik. Sebagaimana yang
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini dikemukakan oleh Mangkunegara (2004:84),
menunjukkan bahwa Kesehatan kerja ´.RPSHQVDVL \DQJ GLEHULNDQ NHSDGD NDU\DZDQ
karyawan (X2) mempunyai pengaruh yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan dan
signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja motivasi kerja, dimana motivasi kerja dan
(Z). kemampuan kerja nantinya akan mempengaruhi
c) Variabel Pemberian insentif (X3) merupakan KDVLO NHUMD´
variabel yang berpengaruh secara signifikan Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa
terhadap Motivasi Kerja (Z) hal ini Keselamatan kerja karyawan dan Kesehatan kerja
ditunjukkan dengan signifikan t sebesar 0,017 karyawan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini Karyawan. Pengaruh variabel Keselamatan kerja
menunjukkan bahwa pemberian insentif (X3) karyawan (X1) dan variabel Kesehatan kerja
mempunyai pengaruh yang signifikan karyawan (X2), serta pemberian insentif (X3)
terhadap variabel Motivasi Kerja (Z). adalahsebagai berikut :
a) Variabel Keselamatan kerja karyawan (X1)
2. Pengaruh Keselamatan kerja karyawan dan merupakan variabel yang berpengaruh secara
Kesehatan kerja karyawan serta Pemberian signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) hal
Insentif Terhadap Kinerja Karyawan ini ditunjukkan dengan signifikan t sebesar
Berdasarkan analisis statistik inferensial 0,021 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini
dengan menggunakan analisis jalur (path menunjukkan bahwa Keselamatan kerja
analysis), maka hipotesis keempat yang karyawan (X1) mempunyai pengaruh yang
menyatakan terdapat pengaruh antara signifikan terhadap variabel KinerjaKaryawan
Keselamatan kerja karyawan terhadap Kinerja (Y).
Karyawan sudah terbukti dan hipotesis tersebut b) Variabel Kesehatan kerja karyawan (X2)
terbukti dan dapat diterima. Pengaruh tersebut merupakan variabel yang berpengaruh secara
signifikan, sehingga pelaksanaan dari signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) hal
Keselamatan kerja karyawan yang diberikan oleh ini ditunjukkan dengan signifikan t sebesar
PT. Sekawan Karyatama Mandiri kepada 0,005 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini
karyawan akan dapat menambah kinerja dari menunjukkan bahwa Kesehatan kerja
karyawan itu sendiri di dalam penyelesaian karyawan (X2) mempunyai pengaruh yang
pekerjaannya. Hasil penelitian ini juga diperkuat signifikan terhadap variabel KinerjaKaryawan
ROHK SHQGDSDW 0DQJNXQHJDUD ³VHODLQ (Y).
bertujuan untuk menghindari kecelakaan kerja c) Variabel pemberian insentif (X3) merupakan
dalam proses produksi perusahaan, program variabel yang berpengaruh secara signifikan
keselamatan dan kesehatan kerja juga untuk terhadap Kinerja Karyawan (Y) hal ini
meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan ditunjukkan dengan signifikan t sebesar 0,012
SDUWLVLSDVL NHUMD NDU\DZDQ´ GHQJDQ PHQLQJNDWQ\D yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini
kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja menunjukkan bahwapemberianinsentif (X3)
karyawan maka akan berdampak pada mempunyai pengaruh yang signifikan
meningkatnya kinerja karyawan. Hipotesis kelima terhadap variabel KinerjaKaryawan (Y).
menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara
Kesehatan kerja karyawan terhadap Kinerja 3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Karyawan. Hipotesis tersebut terbukti dan dapat Kinerja Karyawan
diterima, hubungan tersebut bersifat signifikan, Berdasarkan analisis statistik inferensial
sehingga dapat dikatakan bahwa dengan dengan menggunakan analisis jalur (path analysis),
pemberian Kesehatan kerja karyawan pada maka hipotesis ketujuh yang menyatakan terdapat
karyawan PT. Sekawan Karyatama Mandiri pengaruh antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja
memacu karyawan agar lebih meningkatkan Karyawan sudah terbukti dan hipotesis tersebut
kinerjanya untuk bekerja dengan baik. Hipotesis terbukti dan dapat diterima. Pengaruh tersebut
keenam menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan, sehingga semakin kuat Motivasi Kerja
antara pemberian insentif terhadap Kinerja maka semakin tinggi Kinerja dari karyawan PT.
Karyawan. Hipotesis tersebut terbukti dan dapat Sekawan Karyatama Mandiri.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa 6. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Motivasi Kerja berpengaruh signifikan terhadap kesehatan karyawan berpengaruh positif dan
Kinerja Karyawan. Pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) ini
variabelMotivasiKerja (Z) secara parsial, dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05 yang
adalahsebagai berikutVariabel Motivasi Kerja (Z) berarti ada pengaruh yang signifikan.
merupakan variabel yang berpengaruh secara 7. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) hal ini pemberian insentif berpengaruh positif dan
ditunjukkan dengan signifikan t sebesar 0,003 signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) ini
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan dibuktikan dengan nilai probabilitas< 0,05
bahwa Motivasi Kerja (Z) mempunyai pengaruh yang berarti ada pengaruh yang signifikan.
yang signifikan terhadap variabel Kinerja 8. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel
Karyawan (Y).Variabel kinerja karyawan motivasi kerja berpengaruh positif dan
memiliki rata ± rata kurang dari 4, meskipun rata ± signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) ini
rata kinerjakurangdari 4 masih termasuk dalam dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05
kategori yang baik karena masih berada dalam yang berarti ada pengaruh yang signifikan.
selang 3,5 ± 4,2. Hal tersebut dikarena adanya
beberapa karyawan yang memiliki K3 yang baik 5.2 Saran
namun masih ada yang melakukan tindakan Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
ketidak diplinan dalam melakukan kerja seperti dikemukakan beberapa saran yang diharapkan
saling bercanda saat bekerja yang dapat dapat bermanfaat bagi perusahaan maupun bagi
menyebabkan kelalaian dalam bekerja, hal pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan,
tersebut yang harus mendapatkan perhatian lebih antara lain:
agar karyawan dapat lebih disiplin lagi dalam 1. Diharapkan pihak perusahaan dapat
bekerja. mengklasifikasikan jaminan keselamatan,
kesehatan kerja dan insentif berdasarkan
V. PENUTUP kriteria karyawannya. Kriteria karyawan
5.1 Kesimpulan tersebut dapat dilihat dari usia, tingkat
Berdasarkan permasalahan yang telah pendidikan, jenis kelamin, dan jenis
dirumuskan, hasil analisis dan pengujian hipotesis pekerjaan karyawan.
yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka 2. Diharapkan pihak perusahaan dapat
dari penelitian yang dilakukan dapat diambil mempertahankan serta meningkatkan
kesimpulan sebagai berikut: pelayanan terhadap kesehatan kerja
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), karyawan, karena variabel kesehatan kerja
Insentif, Motivasi Kerja dan kinerja karyawan karyawan mempunyai pengaruh yang
memiliki kategaori penilaian yang baik signifikan dan dominan terhadap kinerja
karena semua memiliki rata ± rata diantara 3,5 karyawan, sehingga kinerja karyawan akan
± 4,2. semakin baik.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel 3. Berdasarkan hasil rata ± rata kinerja sudah
Keselamatan kerja karyawan berpengaruh positif baik, namun masih ada yang memiliki rata ±
dan signifikan terhadap motivasi kerja (Z) ini rata kurang dari 4, dikarenakan masih
dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05 yang adanya beberapa karyawan di bidang
berarti ada pengaruh yang signifikan. produksi yang bercanda pada saat bekerja
3. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel dan juga tidak mematuhi peraturan-peraturan
kesehatan karyawan berpengaruh positif dan yang di buat pada saat jam kerja. Dalam hal
signifikan terhadap motivasi kerja (Z) ini ini perusahaan perlu menambah pengawasan
dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05 yang terhadap kerja karyawan dan lebih
berarti ada pengaruh yang signifikan. meningkatkan kedisiplinan karyawan.
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel 4. Mengingat variabel bebas dalam penelitian
pemberian insentif berpengaruh positif dan ini merupakan hal yang sangat penting
signifikan terhadap motivasi kerja (Z) ini dalam mempengaruhikinerjakaryawan
dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05 diharapkan hasil penelitian ini dapat
yang berarti ada pengaruh yang signifikan. dipakai sebagai acuan bagi peneliti
5. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel selanjutnya untuk mengembangkan
Keselamatan kerja karyawan berpengaruh positif penelitian ini dengan mempertimbangkan
dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) ini variabel-variabel lain seperti lingkungan
dibuktikan dengan nilai probabilitas < 0,05 yang kerja, kecocokan dengan rekan kerja,
berarti ada pengaruh yang signifikan. kualitas kerja yang merupakan variabel

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
lain diluar variabel yang sudah masuk
dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan


Sumber Daya Manusia, edisi revisi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku
Organisasi, jilid dua. Jakarta :
Prenhallindo.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku
Organisasi. Jakarta : Indeks
Kelompok Gramedia.
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: Raja Grafindo.
Mathis, R.L. dan John H. Jackson. 2002.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
penerjemah Jimmy Sadeli dan Bayu
Prawira Hie. Jakarta: Salemba
Empat.
Dessler, Garry. 1995. Manajemen Personalia.
Jakarta : Erlangga
Moekijat. 1991. Latihan dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Bandung :
CV. Mandar Maju.
Nitisemito, S. Alex. 1983. Manajemen
Personalia. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Wahjosumidjo. 1987. Kepemimpinan Dan
Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005.
Evaluasi Kinerja SDM. Bandung :
Refika Aditama.
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003.
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Graha Ilmu.
Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta : STIE
YKPN.
Singarimbun, Masri. 2006. Metode Penelitian
Survei. Jakarta : LP3ES.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Riduwan, dan Engkos Achmad Kuncoro. 2008.
Cara Menggunakan dan Memakai
Path Analysis (Analisis Jalur).
Bandung: Alfabeta.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 9 No. 1 Maret 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai