Anda di halaman 1dari 21

ANALISA PERFORMANCE ATRIBUT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN


(Studi kasus: PT HP Spintex Sengonagung Purwosari Pasuruan)

Misbach Munir
Dosen Teknik Industri Universitas Yudharta Pasuruan

ABSTRAK
Kenyataan bahwa karyawan sebagai aset utama dalam perusahaan dan harus mendapatkan perhatian
serius dan dikelola dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar karyawan yang dimiliki perusahaan mampu
memberikan kontribusi yang optimal. Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih
minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja tahun 2012 dengan jumlah 117.949 kecelakaan. Dari
117.949 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 29.544 diantaranya tercatat meninggal dunia, 39.074
diantaranya luka berat dan 128.312 lainnya luka ringan. Data badan pusat statistic indonesia (BPSI)
menghasilkan kesimpulan bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 77.468 kasus kecelakaan kerja
dan 65% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup( Badan pusat statistik 2013).Atas
dasar fenomena tersebut maka tujuan penelitian adalah :1)untuk mengkaji program keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan.2)Untuk mengetahui hubungan keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan
di perusahaan.3) Mengetahui seberapa besar pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja
karyawan di perusahaan.
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik
analisis regresi linear sederhana dibantu dengan program SPSS 15.Pendekatan tersebut digunakan untuk
mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan. Hasil dari uji regresi
dihasilkan persamaan :Y = -15,462+0,624+0,590+0,749+0,789+1,237+e, Nilai koefisien regresi untuk X1
adalah positif sebesar 0,624, dapat diartikan bahwa variabel kondisi kerja mempengaruhi kinerja karyawan
sebesar 62,4 % atau berpengaruh positif yang artinya jika kondisi kerja dapat ditingkatkan 1 % saja maka
produktivitas kerja karyawan akan meningkat sebesar 62,4 %.Kemudian Nilai koefisien regresi untuk X2 adalah
positif sebesar 0,590, dapat diartikan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan k3 mempengaruhi kinerja
karyawan sebesar 59,0 % atau berpengaruh positif yang artinya jika pendidikan dan pelatihan k3 dapat
ditingkatkan 1 % saja maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 59,0 %.Untuk Nilai koefisien regresi untuk
X3 adalah positif sebesar 0,749, dapat diartikan bahwa variabel lingkungan kerja mempengaruhi kinerja
karyawan sebesar 74,9 % atau berpengaruh positif yang artinya jika lingkungan kerja dapat ditingkatkan 1 %
saja maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 59,0 %.Nilai koefisien regresi untuk X4 adalah positif
sebesar 0,789, dapat diartikan bahwa variabel pelayanan karywanmempengaruhi kinerja karyawan sebesar 78,9
% atau berpengaruh positif yang artinya jika pelayanan karyawan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja
karyawan akan meningkat sebesar 78,9 %. Nilai koefisien regresi untuk X5 adalah positif sebesar 1,237, dapat
diartikan bahwa variabel pelayanan kesehatan sangat mempengaruhi kinerja karyawan mencapai sebesar 123,7
% atau berpengaruh positif yang artinya jika pelayan kesehatan dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja
karyawan akan meningkat sebesar 123,7 %.
Dari penelitian dapat disimpulkan sesuai tujuan penelitian adalah:1) Secara umum penerapan K3 di PT Hp
Spintex kategori baik, dapat dilihat total rataan skor sebesar 3,91.2)Hubungan antara keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) dengan kinerja karyawan adalah positif, sangat nyata dan berkorelasi kuat hal ini dapat dilihat dari
nilai korelasi yang positif sebesar 0,764 menunjukkan bahwa factor ini memiliki hubungan yang kuat dengan
kinerja karyawan dibandingkan dengan indikator-indikatornya, yaitu kondisi kerja dengan nilai korelasi sebesar
0,450, pendidikan dan pelatihan K3 sebesar 0,480, lingkungan kerja sebesar 0,532 dan pelayanan kesehatan
memiliki nilai sebesar 0,562. 3a)Dari uji t (parsial) dapat dilihat bahwa berdasrkan hasil analisis data terbukti
bahwa dari semua indicator K3 terapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan, diantaranya yaitu
kondisi kerja (X1), pendidikan dan pelatihan K3 (X2), lingkungan kerja (X3) dan pelayanan kesehatan mempunyai
pengaruh terhadap kinerja karyawan.3b)Dari uji F (serentak) ada pengaruh yang signifikan antara kondisi kerja,
pendidikan dan pelatihan K3, lingkungan kerja dan pelayanan kesehatan terhadap kinerja karyawan sehingga
diketahui bahwa pelaksanaan K3 yang baik akan membawa pengaruh terhadap kinerja karyawan.3c)Faktor
keselamatan dan kesehatan kerja yang paling dominan adalah pelayanan kesehatan (X4) dengan kontribusi
sebesar 30,03%, dibandingkan dengan pendidkan dan pelatihan K3 (X2) memiliki kontribusi sebesar 9,06%,
kemudian lingkungan kerja(X3) memiliki kontribusi sebesar 5,10%, dan kemudin kondisi kerja (X1) memiliki
kontribusi sebesar 0,29%. Secara bersama-sama kondisi kerja, pendidikan dan pelatihan K3, lingkungan kerja
dan pelayanan kesehatan bepengaruh tehadap kinerja karyawan.

Kata kunci : Karyawan, K3, Kinerja

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi Agustus 2014 Page 40


Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi Agustus 2014 Page 41
Penda
huluan di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan
Latar Belakang cacat seumur hidup. Badan pusat statistik (2013)
Sumber daya manusia merupakan peranan
penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau Rumusan Masalah
perusahaan, karena manusia merupakan aset Penerapan k3 yang baik akan
hidup yang perlu dipelihara dan memberikan perlindungan terhadap kecelakaan
dikembangkan.Oleh karena itu karyawan harus kerja dan mencegah kerugian yeng besar bagi
mendapatkan perhatian yang khusus dari perusahaan, juga akan meningkatkan motivasi
perusahaan. Kenyataan bahwa manusia sebagai karyawan dalam bekerja. Karyawan akan merasa
aset utama dalam organisasi atau perusahaan, diperhatikan oleh perusahaan, sehingga sebagai
harus mendapatkan perhatian serius dan dikelola imbalannya merekapun akan bekerja dengan
dengan sebaik mungkin. Hal ini dimaksudkan lebih baik. Atas dasar tersebut rumusan masalah
agar sumber daya manusia yang dimiliki yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
perusahaan mampu memberikan kontribusi yang 1. Bagaimana penerapan program K3 di PT
optimal dalam upaya pencapaian tujuan HP Spintex Sengonagung Purwosari
organisasi. Dalam pengelolaan sumber daya Pasuruan?
manusia inilah diperlukan manajemen yang
2. Bagaimana hubungan keselamatan dan
mampu mengelola sumber daya secara sistematis,
kesehatan kerja dengan kinerja karyawan
terencana, dan efisien. Salah satu hal yang harus
di PT HP SPINTEX Sengonagung
menjadi perhatian utama bagi manajer sumber
Purwosari Pasuruan?
daya manusia ialah sistem keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Seberapa besar Pengaruh Keselamatan

Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja
di Indonesia ternyata masih minim. Ini terlihat Karyawan PT. HP SPINTEX
dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja tahun Sengonagung Purwosari Pasuruan?
2012 dengan jumlah 117.949 kecelakaan. Dari
117.949 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak Tujuan Penelitian
29.544 diantaranya tercatat meninggal dunia, Berdasarkan rumusan masalah diatas maka
39.074 diantaranya luka berat dan 128.312 tujuan dalam penelitian ini adalah:
lainnya lika ringan. Data badan pusat statistic 1. untuk mengkaji program keselamatan dan
indonesia (BPSI) menghasilkan kesimpulan kesehatan kerja di PT HP Spintex
bahwa dalam rentan waktu rata-rata per tahun
Sengonagung Purwosari Pasuruan.
terdapat 77.468 kasus kecelakaan kerja dan 65%

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 41


2. Untuk mengetahui hubungan keselamatan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
dan kesehatan kerja dengan kinerja makmur.

karyawan di PT HP Spintex Sengonagung Sedangkan Mathis dan Jackson (2002:245)


menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
Purwosari Pasuruan.
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh
seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada
kinerja karyawan di PT HP spintex
kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
sengonagung purwosari pasuruan. secara umum.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tinjauan Pustaka Pengertian program keselamatan kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Mangkunegara (2000:161) Keselamatan
Berikut definisi keselamatan dan kesehatan kerja kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau
menurut para ahli: selamat dari penderitaan, kerusakan atau
Keselamatan kerja menurut Mondy dan Noe kerugian di tempat kerja. Keselamatan kerja
(2005:360) adalah perlindungan karyawan dari adalah keselamatan yang berkaitan dengan
luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan pengolahannya, landasan tempat kerja dan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja lingkungannya serta cara-cara melakukan
yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan pekerjaan.
aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, Menurut Sulistyarini (2006:33) Perusahaan juga
patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan harus memelihara keselamatan karyawan
pendengaran. Kesehatan kerja adalah kebebasan dilingkungan kerja dan syarat-syarat keselamatan
dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
yang bekerja melebihi periode waktu yang b. Mencegah, mengurangi dan
ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres memadamkan kebakaran.
emosi atau gangguan fisik. c. Mencegah dan mengurangi bahaya
Mangkunegara (2002:163) berpendapat peledakan.
bahwa keselamatan dan kesehatan kerja adalah d. Memberi kesempatan atau jalan
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin menyelamatkan diri pada waktu
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah kebakaran atau kejadian-kejadian lain
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, yang berbahaya.
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 42


e. Memberikan pertolongan pada a. Usaha preventif atau mencegah
kecelakaan. Preventif atau mencegah berarti
f. Memberi alat-alat perlindungan kepada mengendalikan atau menghambat sumber-
para pekerja. sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul sehingga dapat mengurangi atau tidak
atau menyebarluaskan suhu, menimbulkan bahaya bagi para karyawan.
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, Langkah-langkah pencegahan itu dapat
gas, hembusan angin , cuaca, sinar atau dibedakan, yaitu :
radiasi, suara dan getaran. a) Subsitusi (mengganti alat/sarana yang
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya kurang/tidak berbahaya)
penyakit akibat kerja, baik fisik maupun b) Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah
psikis, peracunan, infeksi, dan penularan.
terhadap sumber bahaya)
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan
c) Pengendalian secara teknis terhadap
sesuai.
sumber-sumber bahaya.
j. Menyelenggarakan penyegaran udara
d) Pemakaian alat pelindung perorangan (eye
yang cukup.
protection, safety hat and cap, gas
k. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan
ketertiban. respirator, dust respirator, dan lain-lain).
l. Memperoleh kebersihan antara tenaga e) Petunjuk dan peringatan ditempat kerja.
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan f) Latihan dan pendidikan keselamatan dan
proses kerjanya. kesehatan kerja.
m. Mengamankan dan memperlancar b. Usaha represif atau kuratif
pengangkatan orang, binatang, tanaman Kegiatan yang bersifat kuratif berarti
atau barang. mengatasi kejadian atau kecelakaan yang
n. Mengamankan dan memelihara segala disebabkan oleh sumber-sumber bahaya yang
jenis bangunan. terdapat di tempat kerja. Pada saat terjadi
o. Mengamankan dan memelihara kecelakaan atau kejadian lainnya sangat
pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik
penyimpanan barang. maupun mental para karyawan sebagai suatu
p. Mencegah terkena aliran listrik. kesatuan atau team kerja sama dalam rangka
Dari uraian tersebut diatas, maka pada mengatasi dan menghadapinya.
dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan Pengertian program kesehatan kerja:
keselamatan kerja pada karyawan dilakukan 2 Program kesehatan kerja menunjukkan pada
cara Soeprihanto (2002:48) yaitu: kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 43


emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh Selain melindungi karyawan dari
lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan kemungkinan terkena penyakit atau keracunan,
faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang usaha menjaga kesehatan fisik juga perlu
bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
Lingkungan yang dapat membuat stress emosi karyawan memperoleh ketegangan atau tekanan
atau gangguan fisik Mangkunegara (2000:161). selama mereka bekerja. Stess yang diderita oleh
Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa karyawan selama kerjanya, sumbernya bisa
aspek dan salah satunya yaitu perlindungan dikelompokkan menjadi empat sebab: (1) Yang
keselamatan, Perlindungan tersebut bermaksud bersifat kimia, (2) Yang bersifat fisik, (3) Yang
agar tenaga kerja secara aman melakukan bersifat biologis, (4) Yang bersifat sosial.
pekerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan Usaha untuk menjaga kesehatan mental
produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus perlu juga dilakukan menurut Ranupandojo dan
memperoleh perlindungan dari berbagai soal Husnan (2002:265) yaitu dengan cara:
disekitarnya dan pada dirinya yang dapat a. Tersedianya psyichiatrist untuk konsultasi.
menimpa atau mengganggu dirinya serta b. Kerjasama dengan psyichiatrist diluar
pelaksanaan pekerjaannya. perusahaan atau yang ada di lembaga-lembaga
Program kesehatan fisik yang dibuat oleh konsultan.
perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu atau c. Mendidik para karyawan perusahaan tentang
keseluruhan elemen-elemen menurut arti pentingnya kesehatan mental.
Ranupandojo dan Husnan (2002:263) berikut ini d. Mengembangkan dan memelihara program-
: program human relation yang baik.
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan Bekerja diperlukan usaha-usaha untuk
pertama kali diterima bekerja. meningkatkan kesehatan kerja, Adapun usaha-
b. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja
kunci (key personal ) secara periodik. menurut Mangkunegara (2000:162) adalah
c. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk sebagai berikut:
semua karyawan secara periodik. a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan
d. Tersedianya peralatan dan staff media yang udara, penggunaan warna ruangan kerja,
cukup. penerangan yang cukup terang dan
e. Pemberian perhatian yang sistematis yang menyejukkan, dan mencegah kebisingan.
preventif masalah ketegangan. b. Mencegah dan memberikan perawatan
f. Pemeriksaan sistematis dan periodic terhadap terhadap timbulnya penyakit.
persyaratan sanitasi yang baik. c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta
keserasian lingkungan kerja.

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 44


Perusahaan memperhatikan kesehatan d. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang 1. perusakan alat indera, stamina pegawai
lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung yang usang atau rusak.
jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama 2. Emosi pegawai yang tidak stabil,
bagi organisasi-organisasi yang mempunyai kepribadian pegawai yang rapuh.
tingkat kecelakaan yang tinggi, berikut ini Pendekatan Keselamatan dan Kesehatan
dikemukakan beberapa sebab yang Kerja
memungkinkan terjadinya kecelakaan dan Departemen tenaga kerja republik
gangguan kesehatan karyawan menurut indonesia mengharapkan bahwa upaya
Mangkunegara (2000:163 ) yaitu : pencegahan kecelakaan adalah merupakan
a. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja program terpadu koordinasi dari berbagai
1) Penyusunan dan penyimpanan aktivitas, pengawasan yang terarah yang
barang-barang yang berbahaya didasarkan atas sikap, pengetahuan, dan
kurang diperhitungkan keamanannya. kemampuan. Beberapa ahli telah
2) Ruang kerja yang terlalu padat dan mengembangkan teori pencegahan kecelakaan
sesak. dikenal 5 tahapan atau pendekatan pokok
3) Pembuangan kotoran dan limbah menurut Komang dikutip oleh Sunyoto
yang tidak pada tempatnya. (2012:242):
4) Pengaturan Udara 1. Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
5) Pergantian udara diruang kerja yang Pada era industrialisasi dengan kompleksitas
tidak baik (ruang kerja yang kotor, permasalahan dan penerapan prinsip manajemen
berdebu, dan berbau tidak enak). modern, masalah usaha pencegahan kecelakaan
6) Suhu udara yang tidak dikondisikan tidak mungkin dilakukan oleh orang per orang
pengaturannya. atau secara pribadi, namun memerlukan banyak
b. Pengaturan Penerangan orang, berbagai jenjang dalam organisasi yang
1. pengaturan dan penggunaan sumber cahaya memadai.
yang tidak tepat. 2. Menemukan fakta dan masalah
2. uang kerja yang kurang cahaya, remang- Dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan
remang. melalui survei, inspeksi, observasi, investigasi,
c. Pemakaian Peralatan Kerja dan review of record.
1. pengaman peralatan kerja yang sudah 3. Analisis
usang atau rusak. Tahap ini terjadi proses bagaimana fakta atau
2. penggunaan mesin, alat elektronik tanpa masalah ditemukan dapat dicari solusinya. Fase
pengaman yang baik. ini, analisis harus dapat dikenali berbagai hal

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 45


antara lain: sebab utama masalah tersebut, tingkat f. agar terhindar dari gangguan kesehatan yang
kekerapannya, loksi, kaitannya dengan manusia disebabkan oleh lingkungan atau kondisi
maupun kondisi. Analisis ini bisa saja kerja.
menghasilkan satu atau lebih alternatif g. agar setiap pegawai merasa aman dan
pemecahan. terlindungi dalam bekerja.
1. Pemilihan atau penetapan alternatif Tujuan dan manfaat dari keselamatan
(pemecahan) dan kesehatan kerja ini tidak dapat terwujud dan
Dari berbagai alternatif pemecahan perlu dirasakan manfaatnya, jika hanya bertopang pada
diadakan seleksi untuk ditetapkan satu yang peran tenaga kerja saja tetapi juga perlu peran
benar-benar efektif dan efisiensi serta dari pimpinan.
dipertanggungjawabkan.
2. 5. Pelaksana Kinerja Karyawan
Jika sudah dipilih alternatif pemecahan Menurut Rivai (2004:309) kinerja
maka harus diikuti dengan tindakan dari merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
keputusan penetapan tersebut. Dalam proses setiap orang sebagai prestasi kerja yang
pelaksanaan dibuthkan adanya kegiatan dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan
pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan. perannya dalam perusahaan.
Tujuan dan Manfaat Keselamatan dan Kemudian menurut Mangkunegara
Kesehatan Kerja (2000:67) kinerja karyawan adalah hasil kerja
Menurut Mangkunegara (2002:165) secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
bahwa tujuan dan manfaat dari keselamatan dan seseorang karyawan dalam melaksanakan
kesehatan kerja adalah sebagai berikut: tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
a. agar setiap pegawai mendapat jaminan diberikan kepadanya.
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik Pendapat dari ahli yang lain, Bernandin
secara fisik, sosial, dan psikologis. dan Russell yang dikutip oleh Gomes (2003:135),
b. agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja kinerja adalah catatan yang dihasilkan dari fungsi
digunakan sebaik-baiknya seselektif suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama
mungkin. periode waktu tertentu. Maka kesimpulan dari
c. agar semua hasil produksi dipelihara pengertian diatas adalah kinerja merupakan
keamanannya. prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
d. agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan dicapai oleh seorang karyawan.
peningkatan kesehatan gizi pegawai. Mathis dan Jackson (2000:78) Kinerja
e. agar meningkatkan kegairahan, keserasian mengacu pada prestasi karyawan yang diukur
kerja, dan partisipasi kerja. berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 46


perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi
diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di kerja yang rendah.
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja Manfaat Penilaian Kinerja
mempengaruhi seberapa banyak karyawan
memberikan kontribusi kepada organisasi, Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan
antaralain yaitu kualitas keluaran, kuantitas sesuatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan
keluaran, jangka waktu keluaran, kehadiran di kebijakan-kebijakan organisasi. Kebijakan-
tempat kerja. kebijakan organisasi dapat menyangkut aspek
individual dan aspek organisasional. Menurut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sulistiyani dan Rosidah (2003:225), manfaat
Kinerja penilaian kinerja bagi organisasi adalah :
Kinerja (performance) dapat dipengaruhi b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
oleh dua faktor menurut Keith Davis dalam c. Perbaikan kinerja
Mangkunegara (2006:13), yaitu : d. Kebutuhan latihan dan pengembangan
a. Faktor Kemampuan (Ability) e. Pengambilan keputusan dalam hal
Secara psikologis, kemampuan terdiri penempatan promosi, mutasi, pemecatan,
dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja
reality (knowledge+skill). Artinya pimpinan dan f. Untuk kepentingan penelitian kepegawaian
karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata g. Membantu diagnosis terhadap kesalahan
dengan pendidikan yang memadai untuk desain karyawan
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah Tujuan Penilaian Kinerja
mencapai kinerja maksimal kerja respek dan Menurut Rivai (2004:312), tujuan
dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja penilaian kinerja karyawan pada dasarnya
yang relatif memadai. meliputi :
a. Pemberian imbalan yang serasi, misalnya
b. Faktor Motivasi (Motivation) untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji
Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan pokok, kenaikan gaji istimewa, insentif uang.
dan karyawan terhadap situasi kerja di b. Mendorong pertanggungjawaban dari
lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap karyawan.
positif terhadap situasi kerjanya akan c. Meningkatkan motivasi kerja.
menunjukkan motivasi kerja tinggi dan d. Meningkatkan etos kerja.
sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 47


e. Memperkuat hubungan antara karyawan diperoleh langsung dari lapangan termasuk
dengan supervisor melalui diskusi tentang laboratorium Nasution (2003:143). Data primer
kemajuan kerja mereka. dalam penelitian ini adalah data yang
f. Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dikumpulkan secara langsung dari objek
dari karyawan untuk memperbaiki desain penelitian. Yaitu data yang diperoleh dari
pekerjaan, lingkungan kerja, dan rencana responden melalui hasil kuesioner yang diajukan
karier selanjutnya. oleh peneliti.
g. Riset seleksi sebagai kriteria Data Sekunder
keberhasilan/efektivitas. Data Sekunder adalah Data atau
h. Sebagai salah satu sumber informasi untuk Sumber yang didapat dari bahan bacaan Nasution
perencanaan SDM, karier dan keputusan (2003:143). Penelitian ini data sekunder diperoleh
perencanaan sukses. dari perusahaan yang dapat dilihat dokumentasi
perusahaan, buku-buku referensi, dan informasi
Metodologi Penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian.
Rancangan Penelitian Teknik Pengambilan data
Penelitian ini menggunakan analisis Teknik pengambilan data yang digunakan
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
menggunakan teknik analisis regresi linear a. Kuesioner
sederhana dibantu dengan program SPSS. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data
Metode kuantitatif yaitu suatu metode yang yang dilakukan dengan cara memberi
menggunakan sistem pengambilan sampel dari seperangkat pertanyaan kepada responden untuk
suatu populasi dan menggunakan kuesioner dijawab agar memperoleh informasi yang
terstruktur sebagai alat pengumpulan data. dibutuhkan
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mencari b. Studi Dokumentasi
informasi faktual secara mendetail yang sedang Yaitu dengan melakukan pengumpulan dan
menggejala dan mengidentifikasi masalah- mempelajari dokumen-dokumen pendukung
masalah atau untuk mendapatkan justifikasi yang diperoleh secara langsung..
keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang Populasi dan Sampel
berjalan. Pendekatan tersebut digunakan untuk Populasi
mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan Menurut Sugiyono (2007:72) Populasi
kerja terhadap kinerja karyawan. adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
Sumber Data objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
Data Primer karakteristik tertentu. Kesimpulannya, populasi
Data Primer adalah Data yang bukan hanya orang tetapi benda-benda alam yang

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 48


lain. Populasi juga bukan jumlah yang ada pada N = Ukuran populasi
objek yang dipelajari tetapi juga meliputi Ne = Tolerir kesalahan kesambilan sampel
karakteristik atau sifat maupun pengukuran, baik (10%)
secara kualititatif maupun kuantitatif daripada
karakteristik tertentu mengenai sekelompok Jumlah sampel yang digunakan dapat dihitung
objek yang jelas dan lengkap. Tujuan diadakan sebagai berikut:
populasi yaitu agar dapat menentukan besarnya 181
=
1 + 181 (0, 12 )
anggota sampel yang diambil dari anggota
n = 64 responden
sampel dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi.
Populasi pada penelitian ini berjumlah 181
Skala Pengukuran
karyawan. Di ambil berdasarkan ruang lingkup
Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan
penelitian yaitu karyawan untuk kontrak 557
dengan kesehatan dan keselamtan kerja dan
wilayah grissik sumsel dapat dilihat pada (Tabel
kinerja diguanakn instrumetn berupa kuesioner
1.1).
dengan pengukuran mengunakan skala likert
Sampel
yang mempunya lima tingkatan yang merupakan
Menurut Sugiyono (2007:73-74) Sampel
skala jenis ordinal. Dengan menggunakan dua
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
instrument, yaitu keselamatan & kesehatan kerja,
dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik
dan kinerja yang kemudian dikembangkan
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menjadi beberapa pertanyaan atau parameter
teknik probability sampling yaitu teknik
yang akan diukur.
sampling yang memberikan peluang yang sama
Sangat Setuju (SS) = skor 5
bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
Setuju (S) = skor 4
anggota sampel. Yang meliputi simple random
Netral (N) = skor 3
sampling karena pengambilan sampel anggota
Tidak Setuju (TS) = skor 2
populasi dilakukan secara acak tanpa
Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1
memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut.
Dan penentuan ukuran sampel pada Uji Validitas dan Reliabilitas
penelitian ini menggunakan rumus Slovin, Uji Validitas

dikutip dari (Umar, 2008:78). Menurut Umar (2007:52) uji validitas


adalah metode pengujian yang digunakan untuk
=
1+ 2
mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan
Dimana:
kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena
n = Ukuran sampel

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 49


dianggap tidak relevan. Pengujiannya dilakukan implikasinya dari hubungan positif (+) maupun (-
secara statistik, yang dilakukan dengan ). Metode yang digunakan untuk menghitung
menggunakan bantuan program IBM Stastitical karakteristik besarnya korelasi adalah metode
for Product and Service Solution (SPSS) versi korelasi multivariat, yaitu metode statistik yang
19. dapat menggambarkan dan menemukan
Teknik untuk mengukur validitas hubungan antara beberapa variabel.
kuesioner adalah sebagai berikut dengan Hubungan antara variabel menghasilkan
menghitung korelasi antar data pada masing- nilai positif atau negatif dengan batasan nilai
masing pernyataan dengan skor total. Item koefisiens relasi r (person correlation coeficient)
Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 adalah nilai +1 untuk hubungan positif dan -1
atau bisa juga dengan membandingkannya untuk hubungan negatif. Apabila nilai koefisien
dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel maka valid. korelasi bernilai nol, maka variabel tidak
Uji Reliabilitas menunjukkan nilai korelasi. Jika korelasi bernilai
Menurut Umar (2008:54) Uji +1 atau -1, maka korelasi menu8njukkan korelasi
reliabilitas adalah metode pengujian yang positif atau negatif sempurna (hasan, M iqbal,
digunakan untuk menetapkan apakah instrument 2002), dan apabila digambarkan dalam diagram
yang dalam hal ini adalah kuesioner dapat pencar (scatteplot) maka titik-titik pertemuan dua
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh variabel X dan Y membentuk satu garis, jika nilai
responden yang sama akan menghasilkan data korelasi nol akan berbentuk lingkaran (sugiyono,
yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas 2003).
instrumen mencirikan tingkat konsistensi. Tabel 3.1 tingkat hubungan korelasi
Nilai koefisien reliabilitas yang baik Interval koefisien Tingkat hubungan
adalah diatas 0,6. Pengukuran validitas dan 0,00-0,199 Sangat rendah
reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika 0,20-0,399 Rendah
instrument yang digunakan sudah tidak valid dan 0,40-0,599 Sedang
reliabel maka dipastikan hasil penelitiannya pun 0,60-0,799 Kuat
tidak akan valid dan reliabel. 0,80-1,00 Sangat kuat
Teknik Analisis Data
Analisis korelasi Regresi Linear Sederhana
metode analisis bertujuan untuk Regresi linear sederhana adalah
mengetahui dan menemukan ada tidaknya metode statistika yang digunakan untuk
hubungan antara variabel yang telah ditetapkan membentuk hubungan antara variabel
untuk penelitian hingga dapat mengukur independent. Apabila banyaknya variabel bebas
karakteristik hubungan, serta arti maupun hanya satu, maka menggunakan regeresi linear

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 50


sederhana. Bentuk umum regeresi linear sesuai persyaratan maka alat tersebut ditarik serta
sederhana adalah sebaagai berikut. tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
= +
Dimana:
Y=Variabel dependen(Kinerja Karyawan)
a = Konstanta 2) Eaerplug
b = Koefisien Regresi Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga
X =Variabel independent (Keselamatan & untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan bahkan
Kesehatan Kerja) antar kedua telinga dari individu yang sama
berlainan. Oleh karena itu, sumbat telinga harus
Hasil Dan Pembahasan dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi
Kondisi Penerapan K3 di Perusahaan saluran telinga pemakainya.Sumbat telinga dapat
A. Alat Pelindung Diri (APD) mengurangi bising sampai dengan 30 dB.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang dalam pekerjaannya 3) Pelindung jari/finger
yang mengisolasi tenaga kerja dari bahaya tempat berguna untuk mencegah cedera pada jari
kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa dan yang diakibatkan tergoresnya jari tangan yang
cara kerja yang aman APD yang dipakai diakibatkan dri proses pemintalan benang.
memenuhi syarat enak dipakai,tidak mengganggu
kerja memberikan perlindungan efektif terhadap
bahaya (Sartika,2005).
Adapun alat pelindung diri yang ada di PT
4) Kacamata

HP SPINTEX diantaranya sebagai berikut : kacamata berfungsi sebagai pelindung mata


yang terbuat dari bahan bahan khusus, APD ini
1) Masker
pada umumnya kebanyakan digabungkan
Masker untuk melindungi debu atau
dengan APD untuk muka dengan demikian maka
partikel-partikel yang lebih besar ( kapas ) yang
fungsinya selain melindungi mata sekaligus
masuk kedalam pernafasan, dapat terbuat dari
melindungi muka / wajah.
kain dengan ukuran pori-pori tertentu. Pelindung
pernafasan dijaga keadaannya dengan
pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan serta kondisinya.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan
alat pelindung pernafasan yang kualitasnya tidak

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 51


B. Kesiapan Terhadap Kebekaran Dan satu atau lebih gerai selang kebakaran mungkin
Situasi Darurat terkait. Jika suplai air bertekanan, hydrant juga

1. Alat Pemadam Kebakaran akan memiliki satu atu lebih katupuntuk

Untuk meminimalisasi terjadinya mengatur aliran air yang cukup untuk pemadam

kebakaran maka perlu penerapan kebakaran, hydrant yang berukuran untuk

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai memberikan debit minimum sekitar 250 galon

upaya pencegahan dan penanggulangan per menit (945 liter per menit).

kecelakaan termasuk kebakaran. Pencegahan


dan penanggulangan kebakaran adalah
semua tindakan yang berhubungan dengan
pencegahan, pengamatan dan pemadaman
kebakaran dan meliputi perlindungan jiwa
dan keselamatan manusia serta perlindungan 2. Jalur Efakuasi
harta kekayaan (Sumamur, 1989). Jalur evakuasi adalah perpindahan langsung
a. APAR ( alat pemadam api ringan ) dan cepat dari orang orang yang menjauh dari

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah ancapan atau kejadian yang sebenarnya dari

alat pemadam api berbentuk tabung (berat bahaya. Contoh dari evakuasi sekala kecil sebuah

maksimal 16 kg) yang mudah dilayani/ bangunan dari ancaman bom atau kebakaran, dan

dioperasikan oleh satu orang untuk pemadam api contoh evakuasi skala besar seprti distrik karena

. banjir, penembakan atau badai.


Di perusahaan ini penerapan jalur evakuasi
masih belum ada, namaun Jika di perusahaan
mendapat ancaman bom, kebakaran dan ancaman
lainnya, maka karyawan dianjurkan segera
keluar dan berkumpul di lapangan terbuka,
dimana lapangan tersebut berada di halaman
b. Hydrant
depan perusahaan.
Hydrant adalah koneksi diatas tanah yang
3. Pertolongan Pertama
menyediakan akses pasokan air untuk tujuan
Kotak obat yang ada diperusahaan masih
pertempuran pemadam kebakaran. Pasokan air
belum ada, cuman obat-obat tersebut disimpan di
dapat bertekanan, seperti dalam kasus hydrant
laci saja, sementara obat-obat yang tersedia juga
tersambung kelistrik air dikuburkan dijalan, atau
kurang lengakap.
unpressurized, seperti terhubung kekolam
4. Rambu-Rambu Keselamatan (Safety
terdekat atau tangki air. Setiap hydrant memilki
Signs)
Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 52
Rambu-rambu keselamatan adalah peralatan Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh
yang bermanfaat untuk membantu melindungi perusahaan untuk mengurangi beberapa kendala
kesehatan dan keselamatan karyawan dan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
pengunjung yang sedang berada di tempat kerja. kerja di PT Hp Spintex adalah sebagai berikut:
Menurut hasil observasi dan interview di - Dalam pelaksanaan k3 perlu adanya papan
perusahaan, penggunaan rambu keselamatan informasi dimana papan informasi tersebut
hampir tidak ada dan masih ada tempat-tempat berfungsi untuk memberikan
yang seharunya ada rambu-rambu keselamatan pengetahuan/sosialisasi /komitmen perusahaan
tidak ada serta tidak sesuai dengan petunjuk- dalam menjalankan program k3
petunjuk yang ditetapkan secara standart. - Untuk menjaga kesehatan karyawan dari sakit
yang terjadi di dalam area perusahaan, maka
perlu adanya kotak obat yang mudah dijangkau
oleh karyawan dalam melakukan pertolongan
pertama.
- Jika terjadi ancaman dalam perusahaan maka
perusahaan perlu adanya jalur evakuasi yang
Kendala Dan Manfaat Dalam berfungsi untuk memeberikan petunjuk arah

Pelaksanaan K3 mana yang akan dituju jika terjadi ancaman


perusahaan.
A. Kendala Dalam Pelaksanaan
- Perlu adanya rambu-rambu keselamatan yang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
berfungsi untuk Memberikan peringatan
Kendala dalam pelaksanaa keselamatan dan
waspada terhadap beberapa tindakan yang atau
kesehatan kerja di PT Hp Spintex adalah berupa
perilaku yang tidak diperbolehkan.
komitmen pegawai dan pengurus organisasi k3
masih belum optimal karena k3 yang ada
B. Manfaat Keselamatan Dan Kesehatan
diperusahaan masih belum di sertifikasi. Akan
tetapi kendala ini dapat diatasi dengan adanya Kerja

komitmen pengurus k3 itu sendiri dengan - Melindungi pekerja


melengkapi beberapa point-point yang ada Tujuan utama penerapan keselamatan dan

contohnya papan informasi k3, kotak obat, jalur kesehatan kerja adalah untuk melindungi pekerja

evakuasi, poster awas bahaya dll. Dengan dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit

demikian maka PT Hp Spintex akan dapat akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset

menjadi program unggulan, dan dapat perusahaan yang paling penting. Dengan
meningkatkan infestor dan penanam saham. menerapkan K3 angka kecelakaan dapat
dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 53


akan menguntungkan bagi perusahaan, karena Variabel Item r Pro Ket
pekerja yang merasa aman dari ancaman Kondisi X1.1 0,754 0,000 Valid
kerja (X1) X1.2 0,737 0,000 Valid
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan X1.3 0,687 0,000 Valid
bekerja lebih bersemangat dan produktif. X1.4 0,768 0,000 Valid
Pendidika X2.1 0,741 0,000 Valid
- Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan n dan X2.2 0,635 0,000 Valid
pelatihan X2.3 0,757 0,000 Valid
pelanggan (X2) X2.4 0,807 0,000 Valid
Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Lingkung X3.1 0,855 0,000 Valid
an (X3) X3.2 0,812 0,001 Valid
secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan X3.3 0,790 0,000 Valid
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang Kebutuha X4.1 0,758 0,000 Valid
n X4.2 0,788 0,000 Valid
mensyaratkan para pemasok atau supplier mereka karyawan X4.3 0,783 0,000 Valid
untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan (X4)
Pelayanan X5.1 0,716 0,000 Valid
kerja Karena penerapan K3 akan dapat menjamin kesehatan X5.2 0,691 0,000 Valid
proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa (X5) X5.3 0,727 0,000 Valid
Kinerja Y1.1 0.611 0,000 Valid
meningkatkan kualitas dan mengurangi produk karyawan Y1.2 0,784 0,000 Valid
cacat. (Y) Y1.3 0,676 0,000 Valid
Y1.4 0,613 0,000 Valid
Pengolahan Data. Y1.5 0,639 0,000 Valid
A. Uji validitas dan reabilitas Y1.6 0,685 0,000 Valid
Y1.7 0,778 0,000 Valid
a. Uji validitas Y1.8 0,636 0,000 Valid
Y1.9 0,754 0,000 Valid
Y1.10 0,655 0,000 Valid
Untuk perhitungan validitas dan
reabilitas instrument itemitem masin-masing Dari hasil tersebut kita dapat melihat
variabel pada penelitian dilakukan item mana saja yang korelasinya signifikan
menggunakan SPSS 15.0 for windows dan tidak. Yakni memiliki korelasi diatas (>)
dan dibawah (<) harga r tabel 0,288. Dari
tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa
item-item pertanyaan diatas dinyatakan
signifikan (dianggap valid) karena memiliki
tingkat korelasi diatas (>) harga r tabel yaitu
0,288.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
menunjukkan konsistensi alat ukur yang

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 54


digunakan atau sejauh mana alat ukur dapat sudah memiliki kinerja yang tinggi. Namum
dipercaya atau diandalkan.Dari perhitungan perlu diingat bahwa wawasan/ pengetahun
dengan spss menunjukkan setiap variabel yang diberikan perusahaan harus tetp
memiliki reliabilitas yang tinggi karena dikembangkan karn dpat meningkatkan
koefisiennya mendekati angka 1 kinerja karyawan jika tidk maka kinerja
B.Pengukuran K3 karyawan kanmenurun, oleh karena itu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kinerja karyawn harus selalu ditingkatkan
di PT Hp Spintex dikategorikan baik dapat agar produktifitas perusahaan juga
dilihat dari total rataan skor sebesar 3,88. Hal meningkat.
ini menunjukkan bahwa program K3 yang
diterapkan perusahaan dilaksanakan dengan Factor-faktor Item Total Rataan kategori
(I) skor skor
baik oleh karyawan. Sebagian besar
(T) T/(Nx1)
karyawan telah mengetahui kondisi kerja Kualitas kerja 2 333 3,62 Baik

yang baik, pendidikan dan pelatihan yang Kuntitas kerja 2 333 3,62 Baik
Jangka waktu 3 506 3,67 Baik
diadakan perusahaan,lingkungan kerja yang
pekerjaan
baik, pelayanan karyawan (kesadaran k3) dan Kehadiran 3 503 3,64 Baik

pelayanan kesehatan dinilai cukup baik oleh ditempat kerja


Total 17 3017 3,88 Baik
karyawan. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor
K3 di PT Hp Spintex dapat dilihat pada Tabel
D.Uji Regresi
Hasil dari uji regresi dihasilkan persamaan :
Factor-faktor k3 Item Total Rataan kategori
(I) skor skor Y =15,462+0,624+0,590+0,749+0,789+1,237+e
(T) T/(Nx1)
Kondisi kerja 4 679 3,69 Baik Nilai koefisien regresi untuk X1 adalah positif
Pendidikan dan peltihan 4 670 3,64 Baik
k3
sebesar 0,624, dapat diartikan bahwa variabel
Lingkungan 3 535 3,88 Baik
kondisi kerja mempengaruhi kinerja karyawan
kondisi kerja 3 523 3,79 Baik
Pelayanan kesehatan 3 610 4,42 Baik sebesar 62,4 % atau berpengaruh positif yang
Total 17 3017 3,88 Baik
artinya jika kondisi kerja dapat ditingkatkan 1 %
C.Pengukuran Kinerja Karyawan saja maka produktivitas kerja karyawan akan
kinerja karyawan PT Hp Spintex meningkat sebesar 62,4 %.Kemudian Nilai

Sengonagung Purwosari Pauruan koefisien regresi untuk X2 adalah positif sebesar


0,590, dapat diartikan bahwa variabel pendidikan
dikategorikan baik dengan total skor sebesar
dan pelatihan k3 mempengaruhi kinerja
3,64. Hal ini berarti pada dasrnya karyawan
karyawan sebesar 59,0 % atau berpengaruh

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 55


positif yang artinya jika pendidikan dan pelatihan kerja, pendidikan dan pelatihan K3,
k3 dapat ditingkatkan 1 % saja maka kinerja lingkungan kerja dan pelayanan kesehatan
karyawan akan meningkat sebesar 59,0 % telah dilaksanakan dengan baik.
Untuk Nilai koefisien regresi untuk X3 adalah
2. Hubungan antara keselamatan dan
positif sebesar 0,749, dapat diartikan bahwa
kesehatan kerja (K3) dengan kinerja
variabel lingkungan kerja mempengaruhi kinerja
karyawan adalah positif, sangat nyata dan
karyawan sebesar 74,9 % atau berpengaruh
berkorelasi kuat hal ini dapat dilihat dari
positif yang artinya jika lingkungan kerja dapat
nilai korelasi yang positif sebesar 0,764
ditingkatkan 1 % saja maka kinerja karyawan
akan meningkat sebesar 59,0 % menunjukkan bahwa factor ini memiliki
Lalu Nilai koefisien regresi untuk X4 adalah hubungan yang kuat dengan kinerja
positif sebesar 0,789, dapat diartikan bahwa karyawan dibandingkan dengan indikator-
variabel pelayanan karywanmempengaruhi indikatornya, yaitu kondisi kerja dengan
kinerja karyawan sebesar 78,9 % atau nilai korelasi sebesar 0,450, pendidikan
berpengaruh positif yang artinya jika pelayanan dan pelatihan K3 sebesar 0,480,
karyawan dapat ditingkatkan 1 % saja maka
lingkungan kerja sebesar 0,532 dan
kinerja karyawan akan meningkat sebesar 78,9 %
pelayanan kesehatan memiliki nilai
Dan untuk Nilai koefisien regresi untuk X5
sebesar 0,562.
adalah positif sebesar 1,237, dapat diartikan
3. Dari hasil pembahasan regresi pengaruh
bahwa variabel pelayanan kesehatan sangat
mempengaruhi kinerja karyawan mencapai
k3 dengan kinerja karyawan, maka dapat

sebesar 123,7 % atau berpengaruh positif yang disimpulkan sebagai berikut:


artinya jika pelayan kesehatan dapat ditingkatkan a. Dari uji t (parsial) dapat dilihat bahwa
1 % saja maka kinerja karyawan akan meningkat berdasrkan hasil analisis data terbukti
sebesar 123,7 % bahwa dari semua indicator K3 terapat
Bab 5 Kesimpulan dan Saran pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
Kesimpulan karyawan, diantaranya yaitu kondisi kerja
1. Secara umum penerapan K3 d PT Hp (X1), pendidikan dan pelatihan K3 (X2),
Spintex sengonagung purwosari pasuruan lingkungan kerja (X3) dan pelayanan
tergolong baik. Hal ini dapat dilihat total kesehatan mempunyai pengaruh terhadap
rataan skor sebesar 3,91 yang kinerja karyawan di PT Hp Spintex
menunjukkan bahwa indikator-indikator sengonagung purwosari pasuruan. Karena
K3 yang di analisis yaitu meliputi kondisi penelitian dilakukan pada semua

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 56


karyawan yang ada diperusahaan, aturan-aturan K3. Hal ini dimaksudkan
sehingga responden yang diambil dari agar karyawan lebih disiplin dan juga
sebagian besar karyawan yang ada untuk menghindari terjadinya kecelakaan
diperusahaan telah melakukan K3 dengan kerja atau kerusakan akibat kerja.
baik. 2. Perusahaan perlu meningkatkan
b. Dari uji F (serentak) ada pengaruh yang pelaksanaan system manajemen
signifikan antara kondisi kerja, keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
pendidikan dan pelatihan K3, lingkungan dengn baik. Untuk mendapatkan
kerja dan pelayanan kesehatan terhadap sertifikasi K3 maka perusahaan perlu
kinerja karyawan sehingga diketahui melengkapi beberapa kekurangan yang
bahwa pelaksanaan K3 yang baik akan ada diperusahaan, diantaranya adalah:
membawa pengaruh terhadap kinerja a. Mempermudah proses evakuasi ketika
karyawan. terjadi kebakaran dengan membuat jalur
c. Faktor keselamatan dan kesehatan kerja evakuasi dan disampaikan kepada
yang paling dominan adalah pelayanan karyawan baik melalui seminar atau label
kesehatan (X4) dengan kontribusi sebesar jalur evakuasi.
30,03%, dibandingkan dengan pendidkan b. Memudahkan penyebaran informasi
dan pelatihan K3 (X2) memiliki tentang K3 dan progress K3 yang telah
kontribusi sebesar 9,06%, kemudian dilakukan oleh PT HP SPINTEX dengan
lingkungan kerja(X3) memiliki kontribusi membuat papan K3.
sebesar 5,10%, dan kemudin kondisi kerja c. Gambar atau poster tentang
(X1) memiliki kontribusi sebesar 0,29%. bahaya/kecelakaan yang mungkin terjadi
Secara bersama-sama kondisi kerja, di lokasi pekerjaan juga di tambahkan
pendidikan dan pelatihan K3, lingkungan untuk menghindari adanya kecelakaan
kerja dan pelayanan kesehatan kerja.
bepengaruh tehada kinerja karyawan. Daftar Pustaka
Namun yang paling dominan pengaruhnya Ramli soehatman. 2010. System manjemen

adalah pelayanan kesehatan. keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS


18001. Jakarta. Penerbit dian rakyat
Saran
Somad ismed Ir,MSc.Eng. 2013. Teknik efektif
1. Perusahaan perlu memberikan sanksi yng
dalam membudayakan keselamatan dan
tegas kepada karyawan yang melanggar
kesehatan kerja

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 57


Mangkunegara, DR. A.A. Anwar Prabu. 2000. Sugiyono, Prof. Dr. 2007. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta
Evaluasi Kinerja SDM. Bandung:
Penerbit Refika Aditama Lestari trisna. 2007. Hubungan keselmatan dan
kesehatan kerja dengan produktifitas
Mangkunegara. 2009. manajemen sumber daya kerja karyawan. Bogor, institusi pertanin
manusia perusahaan, bandung. Penerbit bogor. Diambil pada 11 juli 2014 dari
scribd.com/doc/165350532/Cth-Hub-K3-
pt remaja rosdakarya Dengan-Produktivitas
Mathis, Robert L. &Jackson. John H. 2002.
Rahman ryska. 2013. Pengaruh keselamatan dan
Manajemen Sumber Daya Manusia. kesehatan kerja terhadap kinerja
Jakarta: Penerbit Salemba Empat karyawan PT ceria utama abadi cbang
Palembang. Palembang. Universitas
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya sriwijaya.
Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta:
Penerbit Raja Grafindo Persada Siahaan ferdinan. 2005. Hubungan sikap pekerja
terhadap penerapan program K3
Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia terhadap komitmen pekerjaan pada
dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: perusahaan PT suryamas lestari prima
Penerbit BPFE. tnjung mayora. Medan, univeritas sumtra
utara.

Kusuma jati Ibrahim. 2010. Pelaksanaan


program keselamatan dan kesehtan kerja
PT bitrtex industry semarang. Semarang,
universitas diponegoro.

Dahlawi dharief ahmad. 2006. Factor-faktor


yang mempengaruhi perilaku keselamatan
dan kesehatan kerja di area pengolahan
PT antam Tbk unit bisnis pertambangan
emas pongkor kabupatem bogor. Jakarta,
universits islam negri syarif hidayatulloh.

Alfana azir. 2012. Motivasi dan pendidikan K3.


Diambil pada 14 juli 2014 dari
http://www.slideshare.net/aziralfanan/mo
tivasi-dan-pendidikan-k3

Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 58


Jurnal Sketsa Bisnis Vol1 No.1 Edisi 2014 Page 50

Anda mungkin juga menyukai