Anda di halaman 1dari 11

European Journal of Manajemen Sumber Daya Manusia

Studi
ISSN: 2601 -
1972
ISSN-L: 2601 - 1972
Tersedia on-linedi: http://www.oapub.org/soc

DOI: 10,46827 / ejhrms.v4i3.859 Volume 4 │ Issue 3 │ 2020

PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(OHS) ON KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA
sebagai variabel intervening - STUDI KASUS KEBAKARAN DAN
RESCUE SERVICE TEKNIS UNIT KERJA KARYAWAN
DI SELATAN BADUNG, INDONESIA

I Nyoman Resa Adhika,


I Gede Rihayana,
Putu Pradiva Putra Salainsaya
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Mahasaraswati Denpasar
Indonesia

Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) terhadap kinerja dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap
kinerja karyawan dengan status kontrak. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan Badung Selatan. Sampel dalam penelitian ini adalah
pegawai kontrak di unit teknis Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badung
Selatan sebanyak 63 responden. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path
analysis). Hasil analisis menjelaskan bahwa variabel keselamatan dan kesehatan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, selain secara langsung
mempengaruhi variabel ini juga dipengaruhi oleh kepuasan kerja sebagai variabel
intervening yang dapat dijelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel variabel
intervening yang menghubungkan variabel keselamatan dan kesehatan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai secara parsial. Artinya
kepuasan kerja tidak sepenuhnya menjadi tolak ukur dalam menentukan kinerja
pegawai, karena hasil penelitian ini menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) merupakan prioritas dalam melaksanakan pekerjaan yang memiliki resiko
tinggi.

Kata kunci: kinerja karyawan, kepuasan kerja, K3, variabel intervening, kesehatan kerja,
keselamatan kerja
1. Pengenalan

Sumber Daya Manusia (SDM) bagi perusahaan diperlukan untuk menjalankan kegiatan
organisasi sebagai pelaksana penting dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh suatu instansi . Oleh karena itu,

i
Korespondensi: email divasalain@unmas.ac.id

Hak Cipta © Penulis. All Rights Reserved 18


I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING – STUDI KASUS FIRE AND RESCUE SERVICE SERVICE TECHLOYE
BADUNG, INDONESIA

pegawai harus mendapat perhatian khusus dari instansi. Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) mencatat angka kecelakaan kerja di Indonesia cenderung terus meningkat.
Tercatat sebanyak 123.041 kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun 2017. Pada tahun
2018 terjadi peningkatan sebanyak 173.105. Sedangkan BPJSTK Kanwil Bali Nusa
Tenggara dan Papua mencatat 962 kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 2.625 kasus pada tahun 2018. Kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja tidak hanya menimbulkan kerugian materi atau korban jiwa
dan gangguan kesehatan bagi pekerja tetapi dapat mengganggu pelayanan kepada
masyarakat luas. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah belum
optimalnya pengawasan dan penerapan K3 serta perilaku K3 di tempat kerja. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya nyata untuk mencegah dan mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara optimal.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan upaya untuk menjamin dan
memelihara kesehatan jasmani dan rohani serta keutuhan tenaga kerja, khususnya
manusia, menuju masyarakat yang adil dan makmur (Mangkunegara, 2009: 123).
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk salah satu program pemeliharaan di
perusahaan. Penyelenggaraan program keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan
sangat penting karena bertujuan untuk menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan
kerja yang melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja
yang terpadu guna mengurangi kecelakaan. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja
tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi menjadi tanggung jawab
semua pihak yaitu pengusaha, pekerja dan masyarakat (Busyairi, 2014).
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DisKarMat) Kabupaten Badung
merupakan lembaga yang mempunyai tugas pokok melaksanakan beberapa
kewenangan daerah di bidang pencegahan dan pengendalian kebakaran yang meliputi
pencegahan, pembinaan, penyuluhan, dan pengendalian operasional. Jumlah kejadian
kebakaran di Kabupaten Badung meningkat dari 177 kejadian pada tahun 2017 menjadi
200 kejadian pada tahun 2018, hal ini menunjukkan bahwa kinerja pencegahan,
pembinaan dan penyuluhan kepada masyarakat belum optimal. Kinerja adalah hasil
yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang didasarkan pada keterampilan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu menurut standar dan kriteria yang telah
ditentukan (Hidayati, 2017). Menurut Mathis dan Jackson (2007:113), kinerja mengacu
pada pencapaian karyawan yang diukur dengan standar atau kriteria yang ditetapkan
oleh perusahaan.
Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1996) dalam Sylvana (2002:4) mengemukakan
bahwa kepuasan kerja merupakan bagian dari proses motivasi. Kepuasan anggota
organisasi dapat dikaitkan dengan kinerja dan hasil kerja mereka serta penghargaan
dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu, tingkat kepuasan kerja dalam suatu
organisasi dapat ditunjukkan dengan hasil seperti sikap anggota organisasi, perubahan
pekerjaan anggota organisasi, ketidakhadiran atau ketidakhadiran, keterlambatan, dan
keluhan yang umum terjadi dalam suatu organisasi. . Kepuasan kerja sangat
dibutuhkan dan diharapkan mampu bekerja dengan kapasitas penuh, sehingga
meningkatkan kinerja organisasi. Sebaliknya jika karyawan tidak puas dengan
kinerjanya, maka akan terjadi kondisi penurunan kinerjanya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan karyawan kontrak di

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 19
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING – STUDI KASUS KARYAWAN UNIT TEKNIS LAYANAN KEBAKARAN
DAN PENYELAMATAN DI BADUNG SELATAN, INDONESIA

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Badung Selatan, menyatakan bahwa


kepuasan kerja belum dirasakan secara maksimal, mereka hanya menerima gaji pokok
tanpa manfaat lain seperti manfaat risiko kerja.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Keselamatan Kerja Keselamatan


kerja menurut Kuswana (2014:23), yaitu “keadaan yang aman dan selamat dari penderitaan
dan kerusakan serta kerugian di tempat kerja, baik saat menggunakan alat, bahan, mesin dalam
pengolahan, pengemasan teknik, penyimpanan, dan pemeliharaan serta pengamanan tempat kerja
dan lingkungan kerja”. Bangun (2012:37) menyatakan bahwa, keselamatan kerja adalah
perlindungan atas keamanan kerja yang dialami oleh pekerja, baik fisik maupun mental
di lingkungan kerjanya. Sedangkan menurut Mondy (2008:82), keselamatan kerja adalah
perlindungan pekerja dari cedera akibat kecelakaan kerja.
Menurut Suma'mur, (2006:6), keselamatan kerja adalah spesialisasi ilmu
kesehatan dan praktiknya yang ditujukan untuk menjamin agar pekerja atau pekerja
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan upaya preventif dan kuratif terhadap penyakit. / gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta penyakit umum.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat terbang,
alat kerja, bahan dan pengolahan, pondasi tempat kerja dan lingkungannya serta cara
melakukan pekerjaan (Suma'mur, 2006:13). Menurut Trait dan Deborah dalam Yusuf
(2012) keselamatan kerja adalah suatu program yang ditunjukkan kepada karyawan,
baik yang bekerja secara individu maupun kelompok untuk memberikan rasa aman
dengan maksud untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2.2 Kesehatan Kerja
Konsep kesehatan kerja saat ini semakin berubah, tidak hanya “kesehatan di sektor
industri” tetapi juga mengarah pada upaya kesehatan bagi semua orang dalam
melakukan pekerjaannya (Total health of all at work). Dan pengetahuan ini tidak hanya
hubungan antara pengaruh lingkungan kerja dan kesehatan, tetapi juga hubungan
antara status kesehatan pekerja dengan kemampuan mereka untuk melakukan tugas
yang harus mereka lakukan, dan tujuan kesehatan kerja adalah untuk mencegah
timbulnya penyakit. masalah kesehatan daripada mengobatinya (Harrington, 2005: 81).
Menurut Mathias dan Jakson (2007: 245) adalah suatu kondisi yang mengacu
pada kondisi fisik, mental dan kestabilan emosi secara umum. Individu yang sehat
adalah individu yang bebas dari penyakit, cedera dan masalah mental emosional yang
dapat mengganggu aktivitas. Mangkunegara (2011:161) menyatakan, “Program kesehatan
kerja menunjukkan kondisi yang bebas dari fisik, mental, emosional atau rasa sakit yang
berhubungan dengan lingkungan kerja”.

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 20
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) ON KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA sebagai variabel intervening - A STUDI KASUS
KARYAWAN UNIT TEKNIS KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DI BADUNG
SELATAN, INDONESIA

2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Perlindungan dan pemenuhan hak atas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
merupakan salah satu program pemeliharaan di perusahaan untuk melindungi dan
melindungi karyawannya di lingkungan kerja. Pemberian perlindungan ini merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yang menentukan kemajuan
perusahaan, karena dengan kondisi kerja yang maksimal dengan rasa aman dan nyaman
maka pegawai akan bekerja dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Husni
(2005:139) bahwa, “keselamatan dan kesehatan kerja melindungi pegawai untuk mencapai
kinerja yang optimal”. Tujuan dilaksanakannya program Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) bagi karyawan adalah untuk menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat
di lingkungan kerja guna mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.4 Kinerja Pegawai


Mangkunegara (2011:67) menyatakan bahwa, “kinerja adalah hasil kualitas dan kuantitas
kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya”. Kualitas yang dimaksud disini adalah kelancaran,
kebersihan, dan ketelitian dalam hal hasil pekerjaan, sedangkan kuantitas diukur
dengan banyaknya pekerjaan yang diselesaikan oleh karyawan.
Keban (2008: 192) mendefinisikan kinerja sebagai “catatan hasil yang dihasilkan
pada fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas selama periode waktu tertentu”. Dalam definisi
ini, aspek yang ditekankan oleh kedua penulis adalah catatan hasil atau hasil akhir yang
diperoleh setelah suatu pekerjaan atau kegiatan dilakukan selama jangka waktu
tertentu. Dengan demikian kinerja hanya mengacu pada serangkaian hasil yang
diperoleh seorang pegawai selama periode tertentu dan tidak termasuk karakteristik
pribadi pegawai yang dinilai, sedangkan Suyadi Prawirosentono (2008:2)
mendefinisikan kinerja sebagai kinerja, yaitu pekerjaan yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan kewenangan
dan tanggung jawabnya masing-masing, dalam rangka upaya pencapaian tujuan
organisasi yang bersangkutan secara sah, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral dan etika.

2.5 Kepuasan Kerja


Menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 271) kepuasan kerja adalah “suatu keefektifan atau
respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan”. Davis dan Newstrom (2008:105)
menjelaskan “kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan
atau tidaknya pekerjaannya”.
Menurut Hasibuan (2007:202) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang
menyenangkan dan mencintai pekerjaan. Sikap ini tercermin dari semangat kerja,
disiplin dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati di tempat kerja, di luar pekerjaan
dan kombinasi di dalam dan di luar pekerjaan. Menurut Handoko (2008: 193) kepuasan
kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana
karyawan memandang pekerjaan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
tentang pekerjaannya.

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 21
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) ON KINERJA KARYAWAN
DENGAN KEPUASAN KERJA sebagai variabel intervening - A STUDI KASUS KARYAWAN UNIT TEKNIS
KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DI BADUNG SELATAN, INDONESIA

3. Bahan dan Metode

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai


instrumen penelitian utama untuk menjelaskan keterkaitan variabel-variabel yang
diteliti. Ini juga menggunakan wawancara mendalam dengan informan kunci untuk
mendukung atau mengeksplorasi temuan analisis kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penyelamatan Badung Selatan yang berjumlah 63 orang. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 63 karyawan kontrak, teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling. Untuk
menggambarkan penilaian responden terhadap masing-masing instrumen
penelitian, jawaban responden diklasifikasikan ke dalam 5 (lima) skala pengukuran
melalui rumusan rentang interval. Dimana setiap jawaban angket memiliki bobot
atau skor dengan skala likert (1-5), skor 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3
(cukup setuju), 4 (setuju), dan 5 (sangat setuju).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
yang bertujuan untuk memberikan gambaran demografi responden penelitian dan
deskripsi variabel penelitian dan teknik analisis inferensial yang digunakan untuk
menguji model empiris dan hipotesis menggunakan model persamaan struktural
berbasis varians atau dikenal sebagai Partial Least Square ( PLS) (Ghozali, 2008).

Tabel 1: Hasil Uji Hipotesis


Estimasi Sampel Asli Mean Subsamples Standar Deviasi T-Statistic

WH -> JS 0.301 0.264 0.109 2.768

WS -> JS 0.438 0.484 0.096 4.552

WH -> EP 0.258 0.255 0.159 2.244

WH -> EP 0.153 0.173 0.148 2.011

JS -> EP 0,287 0,322 0,128 2,248

Gambar 1: PLS Keluaran Hasil

European Journal
of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 22
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING – STUDI KASUS KARYAWAN UNIT TEKNIS LAYANAN KEBAKARAN
DAN PENYELAMATAN DI BADUNG SELATAN, INDONESIA

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian hipotesis 1 menghasilkan koefisien


jalur yaitu keselamatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.
Hal ini terlihat dari koefisien jalur sebesar 0,258 dengan t-statistik sebesar 2,244 > 1,96.
Hasil penelitian hipotesis kedua menunjukkan bahwa kesehatan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari koefisien
jalur sebesar 0,153 dengan t-statistik sebesar 2,011 > 1,96.
Hasil penelitian hipotesis 3 menunjukkan bahwa hasil jalur koefisien keselamatan
kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari
koefisien jalur sebesar 0,301 dengan t-statistik sebesar 2,768 > 1,96.
Hasil penelitian hipotesis 4 menunjukkan bahwa kesehatan kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini terlihat dari hasil koefisien jalur
sebesar 0,438 dengan t-statistik sebesar 4,552 > 1,96.
Hasil penelitian hipotesis 5 menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari hasil koefisien jalur
sebesar 0,287 dengan t-statistik sebesar 2,248 > 1,96.

4.1 Hasil Variabel Intervening Hasil


pengujian hipotesis 6 menunjukkan bahwa keselamatan kerja berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya kepuasan kerja berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya pengaruh keselamatan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Jadi, dapat dikatakan bahwa
kepuasan kerja hanya berpengaruh secara parsial terhadap hubungan antara
keselamatan kerja dengan kinerja karyawan.
Hasil pengujian hipotesis 7 menunjukkan bahwa kesehatan kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya kepuasan kerja berpengaruh
positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Demikian juga kesehatan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
kepuasan kerja hanya mempengaruhi secara parsial hubungan antara kesehatan kerja
dengan kinerja karyawan.

5. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan, selanjutnya kesehatan kerja
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Selain itu, keselamatan dan
kesehatan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja, serta pengaruh
kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil uji intervensi pengaruh kepuasan kerja terhadap hubungan keselamatan
dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan secara keseluruhan hanya dipengaruhi
secara parsial. Artinya faktor kesehatan dan keselamatan kerja yang dirasakan selama
ini dalam meningkatkan kinerja pegawai tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kepuasan
kerja yang dirasakan pegawai.

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 23
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) ON KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA sebagai variabel intervening - A STUDI KASUS
KARYAWAN UNIT TEKNIS KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DI BADUNG
SELATAN, INDONESIA

Tentang Penulis
Penulis penelitian ini adalah dosen manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mahasaraswati, Denpasar, Bali, Indonesia.

Referensi
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta, Rineka
Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2005. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Bangun,
Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Erlangga Budiono, S.et al.
2008. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Davis, Keith dan Newstrom. 2008. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta, Erlangga. Dessler,
Gary, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 9. Jilid 1. Jakarta, Gramedia.
Ferdiani, Destaria. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap KinerjaManajerial Pegawai
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah: Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi
sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP,
Semarang.
Ferdinan, Agustus. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitianuntuk Skripsi,
Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Univeritas Diponegoro.
Handoko, T.Hani. 2008. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta,
BPFE.
Harrington, JM, dan Gill, FS 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta, EG. Hasibuan,
Malayu SP 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara. Hessel, Nogi
S. Tangkilisan. 2007. Manajemen Publik. Jakarta, Grasindo. Hidayati, Siti Noor.
Syamyudi. 2017. Analisis Kinerja Pegawai Guna Menunjang Kinerja
Organisasi Dalam Memberikan Pelayanan Masyarakat. Jurnal Maksipreneur, Vol.
VI, No. 2 Juni 2017, hal. 65 – 76.
Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Edisi Revisi. Cetakan Kelima.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Konsep, Teoridan Isu.
Yogyakarta, Gava Media.
Koesmono H. Teman, 2005. Pengaruh Budaya terhadap Motivasi dan Tujuan Kerja serta
Kinerja Karyawan pada Sub Industri Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa Timur,
Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya.
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Ergonomi dan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 24
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) ON KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA sebagai variabel intervening - A STUDI KASUS
KARYAWAN UNIT TEKNIS KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DI BADUNG
SELATAN, INDONESIA

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta, Salemba Empat.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung,
Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara, AA Anwar Prabu. 2011. Manajeman Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Rosda
Mardalis. 2008. Metode Penelitian. Jakarta, Bumi Aksara.
Mathis, Robert L. & Jackson. John H. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta,
Salemba Empat.
Mondy, R.Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Erlangga.
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi industri dan Organisasi. Jakarta, UIP.
Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta,
Agung Media.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Pasal 1 Tahun 2012 tentang Pengertian Sistem
Manajemen keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Pasal 2 Tahun 2012 tentang Tujuan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Pasal 7 Tahun 2012 tentang Kebijakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; OHSAS 18001:2007.
Prawirosentono, Suyadi. 2008. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta, BPFE. Dan
saya. Rizky, Achmad S. 2009. Manajemen Pengganjian dan Pengupahan Karyawan
Perusahaan. Jakarta, Gramedia Utama. Robbins, Stephen P, 2006. Perilaku
Organisasi. Jakarta, Indeks.
Samsudin, Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Pustaka Setia.
Sanusi, Anwar. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta, Salemba Empat. Satriawan,
Leodnardus Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta, Salemba
Empat.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Stoner, James. 2006. Manajemen. Jakarta, Prenhallindo,.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Suma'mur, 2006. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta, Gunung Agung.
Sunyoto, Agus. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, IPWI. Tarwaka.
2008. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Surakarta, Harapan Pers. Tjiptono, Fandy.
2009. Strategi Pemasaran. Yogyakarta, Andi.
Wibowo. 2012. Kinerja Manajemen. Jakarta, Rajawali Pers.
Wills, AR, Biggs, Herbert, & Watson, B. (2005). Analisis ukuran iklim keselamatan untuk
pengemudi kendaraan kerja dan implikasinya untuk tempat kerja yang lebih aman.
Australian Journal of Rehabilitation Counselling11 (1), 8-21.
Wirawan 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta, Erlangga. Witarto, Ery.
2005. Pengaruh Saling KetergantunganDan Sistem

EropaJurnal Studi Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 25


I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) ON KARYAWAN
KINERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING – STUDI
KASUS KARYAWAN UNIT TEKNIS KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DI BADUNG
SELATAN, INDONESIA

Yusuf, RM, A. Eliyana, O. Novita Sari. 2012. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening: Studi Pada
Karyawan Produksi Pada PT. Mahakarya Rotanindo, Gresik. Jurnal Ekonomi Amerika.
Jilid 6: hal. 136-140
Undang-undang Keselamatan Kerja tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang No. 23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan.
Undang-undang No. 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan Kerja.
Undang-undang No. 24 Tahun 2011. dan peraturan pemerintah No. 53 Tahun 2012
Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek).
Undang-undang RI No. 13 Tahun 2013. Tentang Ketenagakerjaan.

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 26
I Nyoman Resa Adhika, I Gede Rihayana, Putu Pradiva Putra Salain
PENGARUH KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (OHS) ON KINERJA
KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA sebagai variabel intervening - A STUDI KASUS
KARYAWAN UNIT TEKNIS LAYANAN KEBAKARAN DAN PENYELAMATAN DI
BADUNG SELATAN, INDONESIA
Persyaratan lisensi Creative Commonspersyaratan
Penulis akan mempertahankan hak cipta atas artikel mereka yang diterbitkan menyetujui bahwaCreative Commons Attribution 4.0 International License
(CC BY 4.0) akan diterapkan pada karya mereka. Berdasarkan ketentuan lisensi ini, tidak ada izin yang diperlukan dari penulis atau penerbit bagi
anggota komunitas untuk menyalin, mendistribusikan, mengirimkan atau mengadaptasi konten artikel, memberikan atribusi yang tepat, menonjol, dan
tidak ambigu kepada penulis dengan cara yang menjelaskan bahwa materi digunakan kembali di bawah izin dari Lisensi Creative Commons. Pandangan,
pendapat, dan kesimpulan yang diungkapkan dalam artikel penelitian ini adalah pandangan, pendapat, dan kesimpulan dari penulis. Grup Penerbitan
Akses Terbuka dan Jurnal Studi Manajemen dan Pemasaran Eropa tidak bertanggung jawab atau bertanggung jawab atas segala kerugian, kerusakan,
atau kewajiban yang disebabkan dalam sehubungan dengan/timbul dari konflik kepentingan, pelanggaran hak cipta dan penggunaan yang tidak tepat
atau tidak akurat dari segala jenis konten yang terkait atau terintegrasi pada karya penelitian. Semua karya yang diterbitkan memenuhi persyaratan
Penerbitan Akses Terbuka dan dapat diakses, dibagikan, dimodifikasi, didistribusikan, dan digunakan secara bebas dalam tujuan pendidikan, komersial,
dan non-komersial di bawah Lisensi Internasional Creative Commons Attribution 4.0 (CC BY 4.0).

European Journal of Studies Manajemen Sumber Daya Manusia - Volume 4 │ Issue 3 │ 2020 27

Anda mungkin juga menyukai