Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN

VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019


E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

ANALISA KAJIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI
PERUSAHAAN

Rezha Avrimilano1, Rissetridharma Simanjuntak2, Erwin Gustianta3


1,2
Universitas Tridharma ;JL.A.W.Syahranie no.7
3
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tridharma, Balikpapan

Abstrak

Keberhasilan dan kelangsungan kegiatan suatu industri, sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja yang
dimilliki. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam setiap
perusahaan. Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO Committee 1995 ialah penyelenggaraan dan
pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga kerja di semua
pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan tenaga kerja yang disebabkan kondisi kerjanya,
perlindungan tenaga kerja terhadap resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya, dan
sebagai kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan manusia kepada pekerjaannya.
Berdasarkan BAB I Pasal 1 no. 7 PP 50 2012 : AUDIT SMK3 adalah Pemeriksaan secara sistematis
dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di perusahaan. Data
mengenai perusahaan sesuai hasil penilai dan verifikasi yang dilakukan pengawasan ketenagakerjaan
dan transmigrasi Provinsi Kalimanatan Timur, bahwa Perusahaan PD Kota Balikpapan telah
memenuhi syarat dan layak untuk mendapatkan penghargaan atas prestasinya dalam melaksanakan
program Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerjanya. Yaitu penghargaan
Nihil Kecelakaan (Zero Accident) dan P2HIV/AIDS di tempat kerja.. menurut data yang diperoleh
adanya penganugerahan/pemberian penghargaan Nihil Kecelakaan (Zero Accident) dan
P2HIV/AIDS. Terimplementasi nya system manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di
perusahaan terbukti dengan perusahaan ini mendapat sertifikasi OHSAS 18001:2007 ,adalah suatu
standar internasional untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang bertujuan
untuk mengelola aspek dan keselamatan kerja pada setiap proses pekerjaan ditempat kerja. OHSAS
18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada setiap
proses pekerjaan di tempat kerja.

Kata kunci – Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, OHSAS, Kinerja

Abstract

The success and continuity of the activities of an industry is very much influenced by the
workforce owned. Labor is one factor that plays an important role in every company. Occupational
Health according to the joint ILO / WHO Committee 1995 is the implementation and maintenance of
the highest degree of physical, mental and social health of workers in all jobs, prevention of health
problems caused by working conditions, protection of workers against the risk of factors that interfere
health, placement and maintenance of workers in the work environment according to their physical

28
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

and psychological abilities, and in conclusion is the adjustment of work to humans and humans to
their work.
Based on Chapter I Article 1 no. 7 PP 50 2012: SMK3 AUDIT is a systematic and
independent examination of the fulfillment of established criteria to measure the results of activities
that have been planned and implemented in the application of SMK3 in the company. Data on the
company is in accordance with the results of the assessment and verification carried out by labor
inspection and transmigration in East Kalimanatan Province, that PD company Balikpapan City has
fulfilled the requirements and is eligible to receive an award for its achievements in implementing the
Occupational Safety and Health (K3) program in its work environment. Namely Zero Accident award
(Zero Accident) and P2HIV / AIDS at work .. according to data obtained by the awarding / awarding
Zero Accident (Zero Accident) and P2HIV / AIDS. The implementation of the occupational health and
safety management system in the company is proven by this company being certified by OHSAS
18001: 2007. Is an international standard for occupational health and safety management (K3)
system which aims to manage aspects and work safety in every work process in the workplace.
OHSAS 18001: 2007 is an international standard for the Occupational Health and Safety
Management System which aims to manage aspects of Occupational Health and Safety (K3) in every
work process in the workplace. The occupational health and safety management system also applies
OHSAS 18001: 2007. where the business entity that implements OHSAS 18001: 2007 has an
organized management structure with firm authority and responsibility, clear improvement targets,
measurable achievement results, and a structured approach to risk assessment.

Keywords – safety work, healthy work, OHSAS, targets

PENDAHULUAN karyawan merupakan salah satu hak asasi


dan salah satu upaya untuk meningkatkan
Dalam melakukan kegiatannya seluruh kualitas kinerja karyawan di perusahaan itu
bagian yang ada dalam perusahaan selalu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan masih
memerlukan tenaga kerja. Dengan demikian tingginya tingkat kecelakaan kerja yang ada
tenaga kerja merupakan faktor penentu di Indonesia pada umumnya.
dalam mencapai tujuan yang diharapkan
perusahaan. Persaingan bisnis yang Ada beberapa sumber referensi pada
meningkat akan memaksa organisasi untuk penelitian sebelumnya yang menjadi
memasukan masalah sumber daya manusia referensi penulis untuk mengankat tema
kedalam strategi pengembangan perusahaan. penulisan :
Perusahaan dituntut untuk bersaing, tidak 1)Penelitian yang dilakukan oleh Eka Lesari
hanya dalam aspek produktivitas untuk Mahyuni (2004) dengan judul “Evaluasi
memacu semangat kerja karyawannya, tetapi Fasilitas Kerja Dan Sikap Kerja Pada Bagian
juga dalam kemampuannya untuk Pengupasan (Peeling) Ditinjau Dari Faktor
menghasilkan produk dan jasa yang Ergonomi Di PT Keluarga Mitratani
berkualitas dan bermutu. Daya saing suatu Sejahtera Binjai Tahun 2004” menghasilkan
perusahaan akan sangat ditentukan oleh dalam proses kerja pengupasan, terdapat
kompetensi sumber daya manusia yang beberapa sikap kerja yang terbentuk dari
dimilikinya. Karyawan sebagai salah satu interaksi antara fasilitas kerja dengan
faktor penentu keberhasilan suatu pekerja. Hal ini ditunjukkan melalui gerak
perusahaan. gerik alamiah pekerja dan posisi atau
posturpostur yang dibentuk tubuh pekerja.
Keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan 2)Perbandingan tingkat kinerja keselamatan
yang ada di Indonesia terkadang masih kerja dan kesehatan kerja sebelum dan
kurang diimplemantasikan dengan baik. sesudah penerapan OHAS 18001 di
Padahal keselamatan dan kesehatan kerja PT.Pharis, Tbk, penelitian oleh Andhika
29
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

Sekar Putri, Idris pada Jurnal Studi Pemeriksaan kesehatan secara sukarela
manajemen dan organisasi Vol.10, No.2 Juli untuk semua karyawan secara periodik. d.
tahun 2013. Tersedianya peralatan dan staf media yang
Mengacu pada permasalahan tentang cukup. e. Pemberian perhatian yang
implementasi keselamatan dan kesehatan sistematis yang preventif masalah
kerja diatas maka dengan ini penulis ingin ketegangan.
meninjau bagaimana penerapan kesehatan
dan keselamatan kerja di perusahaan karena Dalam konsep pengelolaan keselamatan
nya mengambil tema “Analisa Kajian kerja modern dikenal 2 (dua) definisi
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dalam keselamatan kerja.
Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai Pertama, keselamatan kerja didefinisikan
Perusahaan”. sebagai bebas dari kecelakaan atau bebas
dari kondisi sakit, luka atau bebas dari
kerugian. Kedua, didefinisikan sebagai
METODE PENELITIAN pengontrolan kerugian. Definisi yang
Penelitian dilkukan dengan meninjau pertama lebih fungsional karena berkaitan
langsung ke perusahaan dan mengambil data dengan luka, sakit, kerusakan harta dan
data baik dengan pengamatan secara visual kerugian terhadap proses.
maupun wawancara dengan petugas di
lapangan . Jenis penelitian yang digunakan Sedangkan, definisi kedua mengarah pada
dalam penelitian ini dengan metode tindakan pencegahan kecelakaan dan
penelitian deskriptif, yaitu suatu metode mengusahakan seminimum mungkin
penelitian yang dilakukan dengan tujuan terjadinya kerugian. Adapun, definisi K3
utama untuk membuat gambaran/deskripsi yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint
tentang suatu keadaan secara objektif Safety and Health Committee (2013), yaitu:
(Soekidjo Notoatmojo, 2002). “Occupational Health and Safety is the
promotion and maintenance of the highest
Secara Umum penerapan Keselamatan dan degree of physical, mental and social well-
Kesehatan Kerja (K3) dalam perusahaan being of all occupation; the prevention
memang belum terlaksana dengan baik among workers of departures from health
secara menyeluruh. Meskipun program K3 caused by their working conditions; the
tersebut telah memiliki dasar hukum yang protection of workers in their employment
kuat dalam Undang-Undang. from risk resulting from factors adverse to
Karena,kecelakaan kerja merupakan health; the placing and maintenance of the
kejadian yang tidak terduga sebelumnya dan worker in an occupational environment
tidak diketahui kapan terjadi. adapted to his physiological and
psychological equipment and to summarize
Program kesehatan kerja menunjukkan pada the adaption of work to man and each man
kondisi yang bebas dari gangguan fisik, to his job”.
mental, emosi atau rasa sakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko Bila dicermati lebih dalam, definisi di atas
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam dapat dipilah-pilah dalam beberapa kalimat
lingkungan kerja yang bekerja melebihi yang menunjukkan bahwa K3 adalah:
periode waktu yang ditentukan, lingkungan 1)Promosi dan pemeliharaan derajat
yang dapat membuat stres emosi atau tertinggi semua pekerja baik secara fisik,
gangguan fisik (Mangkunegara, 2004:161). mental dan kesejahteraan sosial di semua
Program kesehatan fisik yang dibuat oleh jenis pekerjaan.
perusahaan sebaiknya terdiri dari salah satu 2)Untuk mencegah penurunan kesehatan
atau keseluruhan elemen-elemen berikut ini: pekerja yang disebabkan oleh kondisi
(Heidjrachman dan Husnan, 2006:263) a. pekerjaan mereka.
Pemeriksaan kesehatan pada waktu 3)Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan
karyawan pertama kali diterima bekerja. b. atas risiko yang timbul dari faktor- faktor
Pemeriksaan keseluruhan para karyawan yang dapat mengganggu kesehatan.
kunci (key personal) secara periodik. c.
30
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

4)Penempatan dan pemeliharaan pekerja di b) Menyusun organisasi K3 dan


lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi menyediakan alat perlengkapannya.
fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk c) Melaksanakan berbagai program
menciptakan kesesuaian antara pekerja termasuk antara lain:
dengan pekerja dan setiap orang dengan  Menghimpun informasi dan data
tugasnya. kasus kecelakaan secara periodik.
 Mengidentifikasi sebab-sebab kasus
Keamanan merupakan perlindungan
kecelakaan kerja.
terhadap fasilitas pengusaha dan peralatan
yang ada yang ditujukan untuk melindungi  Menganalisa dampak kecelakaan
para karyawan ketika sedang bekerja atau bagi pekerja sendiri, bagi pengusaha
sedang melaksanakan penugasan pekerjaan”. dan bagi masyarakat pada
Pemerintah memberikan jaminan kepada umumnya.
karyawan dengan menyusun Undang-  Merumuskan saran-saran bagi
Undang tentang Kecelakaan Tahun 1947 pemerintah, pengusaha dan pekerja
Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada untuk menghindari kecelakaan kerja.
tanggal 6 Januari 1951, kemudian disusul  Memberikan saran mengenai
dengan Peraturan Pemerintah tentang sistem kompensasi atau santunan
Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan bagi mereka yang menderita
tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang kecelakaan kerja.
merupakan bukti tentang disadarinya arti
 Merumuskan sistem dan sarana
penting keselamatan kerja di dalam
perusahaan (Heidjrachman Ranupandojo dan pengawasan, pengamanan
Suad Husnan, 2002). lingkungan kerja, pengukuran
tingkat bahaya, serta kampanye
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor menumbuhkan kesadaran dan
3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah penyuluhan keselamatan dan
sewajarnya apabila tenaga kerja juga kesehatan kerja.
berperan aktif dan ikut bertanggung jawab  Melakukan pengawasan program.
atas pelaksanaan program pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraan demi
terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan Tujuan utama dari Keselamatan dan
keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya Kesehatan Kerja (K3) adalah mewujudkan
perusahaan saja yang bertanggung jawab masyarakat dan lingkungan kerja yang
dalam masalah ini, tetapi para karyawan aman, sehat dan sejahtera. Tujuan
juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut
agar dapat tercapai kesejahteraan bersama. Mangkunegara (2011:162), sebagai berikut:
Jadi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) a) Agar setiap pegawai mendapat
adalah bidang yang terkait dengan jaminan K3 baik secara fisik, sosial
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan dan psikologi.
manusia yang bekerja di sebuah institusi b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan
maupun lokasi proyek. kerja digunakan sebaik-baiknya dan
seefektif mungkin.
Program K3 c) Agar semua hasil produksi dipelihara
Program keselamatan dan kesehatan kerja keamanannya.
adalah sebuah rencana tindakan yang d) Ada jaminan atas pemeliharaan dan
dirancang untuk mencegah kecelakaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
penyakit akibat kerja. K3 melakukan semua e) Agar meningkatkan kegairahan,
fungsi-fungsi manajemen secara utuh yaitu: keserasian kerja dan partisipasi kerja.
a) Menyusun rencana kerja pencegahan f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan
dan mengatasi kasus kecelakaan dan yang disebabkan oleh lingkungan atau
penyakit akibat kerja. kondisi kerja.

31
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

g) Agar setiap pegawai merasa aman dan Karyawan yang terjamin keselamatan dan
terlindungi dalam bekerja. kesehatannya, akan bekerja lebih optimal
Suardi (2007) mengatakan, apabila dibandingkan karyawan yang terancam K3-
perusahaan dapat melaksanakan program nya. Dengan adanya jaminan keselamatan,
keselamatan dan kesehatan kerja dengan keamanan dan kesehatan dalam bekerja,
baik, maka perusahaan akan dapat mereka tentu akan memberikan kepuasan
memperoleh manfaat sebagai berikut: dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap
1. Perlindungan karyawan perusahaan.
Karyawan yang terjamin keselamatan dan 2. Memperlihatkan kepatuhan pada
kesehatannya, akan bekerja lebih optimal peraturan dan undang-undang
dibandingkan karyawan yang terancam K3- Dengan menerapkan sistem manajemen K3,
nya. Dengan adanya jaminan keselamatan, setidaknya sebuah perusahaan telah
keamanan dan kesehatan dalam bekerja, menunjukkan itikad baiknya dalam
mereka tentu akan memberikan kepuasan mematuhi peraturan dan perundang-
dan meningkatkan loyalitas mereka terhadap undangan sehingga mereka dapat beroperasi
perusahaan. normal tanpa menghadapi kendala dari segi
2. Memperlihatkan kepatuhan pada ketenagakerjaan.
peraturan dan undang-undang 3. Mengurangi biaya
Dengan menerapkan sistem manajemen K3, Dengan menerapkan sistem manajemen K3,
setidaknya sebuah perusahaan telah kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan,
menunjukkan itikad baiknya dalam kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan
mematuhi peraturan dan perundang- demikian kita tidak perlu mengeluarkan
undangan sehingga mereka dapat beroperasi biaya yang ditimbulkan akibat kejadian
normal tanpa menghadapi kendala dari segi tersebut.
ketenagakerjaan. 4. Membuat sistem manajemen yang
3. Mengurangi biaya efektif
Dengan menerapkan sistem manajemen K3, Persyaratan perencanaan, evaluasi dan
kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, tindak lanjut merupakan bentuk bagaimana
kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan sistem manajemen yang efektif.
demikian kita tidak perlu mengeluarkan 5. Meningkatkan kepercayaan dan
biaya yang ditimbulkan akibat kejadian kepuasan pelanggan
tersebut. Dengan adanya pengakuan penerapan sistem
4. Membuat sistem manajemen yang manajemen K3, citra organisasi terhadap
efektif kinerjanya akan semakin meningkat, dan
Persyaratan perencanaan, evaluasi dan tentu ini akan meningkatkan kepercayaan
tindak lanjut merupakan bentuk bagaimana pelanggan.
sistem manajemen yang efektif.
5. Meningkatkan kepercayaan dan Kecelakaan Kerja
kepuasan pelanggan Menurut OHSAS 18001:2007 dalam
Dengan adanya pengakuan penerapan sistem Salawati (2009), kecelakaan kerja adalah
manajemen K3, citra organisasi terhadap suatu kejadian tiba-tiba yang tidak
kinerjanya akan semakin meningkat, dan diinginkan yang mengakibatkan kematian,
tentu ini akan meningkatkan kepercayaan luka-luka, kerusakan harta benda atau
pelanggan. kerugian waktu. Menurut hasil Konvensi
Suardi (2007) mengatakan, apabila Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja
perusahaan dapat melaksanakan program di Jakarta pada tahun 1989 menyatakan
keselamatan dan kesehatan kerja dengan bahwa kecalakaan kerja adalah suatu
baik, maka perusahaan akan dapat peristiwa atau kejadian yang berakibat sakit /
memperoleh manfaat sebagai berikut: cedera fisik bagi pekerja atau kerusakan
1. Perlindungan karyawan harta milik perusahaan (Sinaga, 2005).
32
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

Menurut Undang-Undang No. 3 tahun 1992 4. Menurut letak kelainan atau luka tubuh.
tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja pasal 1
ayat 6, kecelakaan kerja adalah kecelakaan Faktor Lingkungan Internal
yang terjadi berhubungan dengan hubungan Faktor lingkungan internal adalah data yang
kerja, termasuk penyakit yang timbul karena diperlukan dari lingkungan internal
hubungan kerja, demikian pula kecelakaan perusahaan. Sebelum mulai
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari mengembangkan sistem manajemen K3,
rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke perusahaan perlu melakukan tinjau awal
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar sebagai base line assessment untuk
dilalui. Menurut Departemen Kesehatan mengetahui kondisi K3 dalam perusahaan.
dalam situsnya www.depkes.go.id , Dalam tinjau awal ini dipertimbangkan apa
menyatakan bahwa: “Kecelakaan kerja saja risiko K3 yang dihadapi, kekuatan dan
adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak kelemahan perusahaan, visi dan misi
diharapkan yang biasanya menyebabkan perusahaan, serta sasaran umum K3 yang
kerugian material dan penderitaan dari yang ingin dicapai. Tinjau awal dapat dilakukan
paling ringan sampai yang paling berat.” melalui observasi, daftar periksa,
wawancara, inspeksi lapangan atau kajian
Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja dokumen yang ada. Berdasarkan hasil tinjau
Setiap pekerjaan atau kegiatan manusia awal tersebut, dapat dimulai
selalu terdapat kemungkinan terjadinya mengembangkan sistem manajemen K3
kecelakaan. Secara garis besar, penyebab yang baik.
kecelakaan kerja ada dua faktor utama Sesuai dengan persyaratan kebijakan yang
(Sinaga, 2005), yaitu: terdapat dalam OHSAS 18001, maka pokok-
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), pokok persyaratan sebagai berikut:
yaitu kondisi yang tidak aman dari: 1.Tetapkan kebijakan K3 organisasi
a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain 2. Dokumentasikan kebijakan K3
b. Lingkungan kerja 3. Implementasikan kebijakan K3
c. Proses kerja 4. Pelihara kebijakan K3
d. Sifat pekerjaan 5. Komunikasikan kebijakan K3
e. Cara kerja Tanpa sumber daya manusia yang memadai,
2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu program K3 tidak akan berjalan dengan baik
perbuatan berbahaya dari manusia yang dan efektif. Karena itu, OHSAS 18001
dapat terjadi antara lain karena: mensyaratkan manajemen untuk memastikan
a) Kurangnya perhatian dan keterampilan ketersediaan SDM yang penting untuk
pelaksana menetapkan, menjalankan, memelihara dan
b) Cacat tubuh yang tidak kentara (bodility meningkatkan sistem manajemen K3.
defect) Pelaksanaan rencana K3 harus dilaksanakan
c) Keletihan dan kelemahan daya tahan oleh pengusaha dan / atau pengurus
tubuh. perusahaan atau tempat kerja dengan
d) Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik menyediakan sumber daya manusia sesuai
dengan kebutuhan dan memiliki kompetensi
Kecelakaan dapat terjadi oleh beberapa kerja dan kewenangan dibidang K3 (Ramli,
faktor yang kompleks yang saling 2010).
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pengawasan ketenagakerjaan merupakan
Adapun klasifikasi kecelakaan kerja fungsi kemasyarakatan dari administrasi
menurut International Labour ketenagakerjaan yang memastikan
Organization (ILO) yaitu: pelaksanaan peraturan ketenagakerjaan di
1. Menurut jenis kecelakaan, tempat kerja. Tujuan utamanya adalah
2. Menurut penyebab, meyakinkan para mitra sosial mengenai
3. Menurut sifat luka atau kelainan, perlunya meninjau aturan ketenagakerjaan di
33
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

tempat kerja dan kepentingan mereka dalam 3) Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang
hal ini, melalui pencegahan, pendidikan dan Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
apabila penting, tindakan penegakan hukum. Kerja.
Sejak penunjukkan pengawas 4) Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang
ketenagakerjaan pertama di Inggris pada Pelayanan Kesehatan Kerja.
1833, pengawasan ketenagakerjaan pun 5) Permenaker No 1 Tahun 1998 tentang
terbentuk di hampir semua negara di dunia, Penyelenggaraan Pemeliharaan
termasuk Indonesia. Di dalam dunia kerja, Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan
pengawasan ketenagakerjaan merupakan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan
perangkat negara terpenting dalam Pemeliharaan Kesehatan Dasar
melakukan intervensi untuk merancang, Jamsostek.
mendorong dan berkontribusi pada 6) Keputusan Menteri Tenaga Kerja No
pengembangan budaya pencegahan yang 333 Tahun 1989 tentang Diagnosa dan
mencakup semua aspek ketenagakerjaan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.Surat
seperti hubungan industrial, upah, kondisi Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1
kerja, keselamatan dan kesehatan kerja serta Tahun 1979 tentang Pengadaan Kantin
permasalahan yang terkait dengan dan Ruang Makan.
ketenagakerjaan dan jaminan sosial 7) Surat Edaran Dirjen Binawas tentang
(ILO,2011). Perusahan Catering Yang Mengelola
Makanan Bagi Tenaga Kerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint terdiri dari :
ILO/WHO Committee 1995 ialah a. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat Kerja.
setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, Sarana dan Prasarana., Tenaga (dokter
mental dan sosial tenaga kerja di semua pemeriksa kesehatan tenaga kerja,
pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan dokter Perusahaan dan paramedis
tenaga kerja yang disebabkan kondisi Perusahaan)., Organisasi (pimpinan Unit
kerjanya, perlindungan tenaga kerja terhadap Pelayanan Kesehatan Kerja, pengesahan
resiko faktor-faktor yang mengganggu penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
kesehatan, penempatan dan pemeliharaan Kerja).
tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai b. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan
kemampuan fisik dan psikologisnya, dan Tenaga Kerja.
sebagai kesimpulan ialah penyesuaian Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima untuk
pekerjaan kepada manusia dan manusia melakukan pekerjaan)., Berkala (sekali
kepada pekerjaannya. Dasar Hukum dalam setahun atau lebih).Khusus (secara
Kesehatan Kerja : Undang-Undang No 1 khusus terhadap tenaga kerja tertentu
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja berdasarkan tingkat resiko yang diterima).
pasal 3 (tiga) dan pasal 8 (delapan).. Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum
memasuki masa pensiun).Pelaksanan P3K
1) Peraturan Menteri Perburuhan no 7
(petugas, kotak P3K dan Isi Kotak P3K).
Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan
c. Pelaksanaan Gizi Kerja.
di Tempat Kerja.
Tempat kerja menurut OHSAS 18001:2007
2) Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang
ialah lokasi manapun yang berkaitan dengan
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
aktivitas kerja di bawah kendali organisasi
dalam Penyelenggaraan Keselamatan
(perusahaan).
Kerja.

34
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

Program zero accident (kecelakaan nihil)  Kecelakaan kerja ataupun insiden tanpa
ialah tanda penghargaan Keselamatan dan korban jiwa (manusia/tenaga kerja) yang
Kesehatan Kerja yang diberikan pemerintah menyebabkan terhentinya
kepada manajemen perusahaan yang telah proses/aktivitas kerja maupun kerusakan
berhasil dalam melaksanakan program peralatan/mesin/bahan melebihi shift
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga kerja normal berikutnya.
mencapai nihil kecelakaan (zero accident). Tidak termasuk dalam
Penghargaan zero accident (kecelakaan kriteria/kategori/kelompok kecelakaan kerja
nihil) diberikan kepada perusahaan yang yang menghilangkan waktu kerja menurut
telah berhasil mencegah terjadinya program zero accident (kecelakaan nihil) di
kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa tempat kerja
menghilangkan waktu kerja. Penghargaan 1) Kehilangan waktu kerja akibat
zero accident (kecelakaan nihil) diberikan Perhitungan kehilangan waktu kerja akibat
dalam bentuk piagam dan plakat yang kecelakaan kerja menurut program zero
ditetapkan melaui Surat Keputusan Menteri accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja
Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Meningkatkan kinerja karyawan merupakan
Dasar Hukum pelaksanaan program zero salah satu cara yang dapat ditempuh
accident (kecelakaan nihil) di tempat kerja , perusahaan agar dapat bertahan dan bersaing
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang di masa sekarang ini. Perusahaan harus
Keselamatan Kerja. Undang-Undang No 13 memperhatikan sumber daya manusianya
Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. sehingga kinerja yang tinggi dapat dicapai.
Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Salah satu upaya dalam mengurangi
Sistem Manajemen Keselamatan dan kerugian bisnis adalah dengan menerapkan
Kesehatan Kerja. Permenaker RI No 3 sistem manajemen keselamatan dan
Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan kesehatan kerja. Pemerintah Indonesia yang
dan Pemeriksaan Kecelakaan. Kepmenaker diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan
RI no 463 Tahun 1993 tentang Pola Gerakan Transmigrasi telah menetapkan peraturan
Nasional Membudayakan Keselamatan dan perundangan mengenai Sistem Manajemen
Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kriteria/kategori/kelompok perusahaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
peserta program zero accident (kecelakaan Tenaga Kerja PER.05/MEN/1996. Dengan
nihil) di tempat kerja adanya SMK3, diharapkan karyawan akan
 Perusahaan Besar : jumlah tenaga kerja merasa lebih terlindungi serta terjamin
keseluruhan lebih dari 100 (seratus) keselamatan serta kesehatannya, sehingga
orang. dapat meningkatkan efisiensi dan
 Perusahaan Menengah : jumlah tenaga produktivitas kerja. Komitmen manajemen
kerja keseluruhan antara 50 (lima puluh) perusahaan terhadap K3 tercantum dalam
orang sampai dengan 100 (seratus) manual perusahaan, yang antara lain
orang. menyatakan bahwa manajemen perusahaan
 Perusahaan Kecil : jumlah tenaga kerja berkomitmen untuk mengkomunikasikan
keseluruhan sampai dengan 49 (empat kepada karyawan terkait tentang pentingnya
puluh sembilan) orang. persyaratan pelanggan, lingkungan,
Kriteria/kategori/kelompok kecelakan kerja kesehatan & keselamatan kerja serta
yang menghilangkan waktu kerja menurut peraturan dan perundangan yang berlaku.
program zero accident (kecelakaan nihil) Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk
antara lain : upaya untuk menciptakan lingkungan kerja
 Kecelakaan kerja yang menyebabkan yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari
tenaga kerja tidak dapat kembali bekerja kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
dalam waktu 2 x 24 jam. serta bebas pencemaran lingkungan menuju
35
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

peningkatan produktivitas sebagaimana menerima kembali penghargaan program


diamanatkan dalam Undang-Undang No. 1 P2HIV/AIDS atas prestasi dalam
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. melaksanakan program pencegahan dan
Seperti kita ketahui bahwa kecelakaan kerja penanggulangan HIV /AIDS di tempat kerja
bukan hanya menimbulkan korban jiwa dengan kategori GOLD.
maupun kerugian material bagi pekerja dan Terimplementasinya system manajemen
pengusaha tetapi dapat juga mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja di
proses produksi secara menyeluruh dan perusahaan terbukti dengan perusahaan ini
merusak lingkungan yang akhirnya mendapat sertifikasi OHSAS 18001:2007
berdampak kepada masyarakat luas. yang dikeluarkan oleh Tuv NORD Indonesia
Hal inilah yang mendorong Direksi sebagai lembaga sertifikasi. Adalah suatu
Perusahaan PD Kota Balikpapan untuk standar internasional untuk sistem
menerapkan SMK3 berdasarkan PP 50/2012 manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
secara maksimal. Salah satu bukti (K3) yang bertujuan untuk mengelola aspek
Implementasi dari Penerapan 5 Prinsip dan keselamatan kerja pada setiap proses
SMK3 PP 50 2012 yaitu Pemantauan dan pekerjaan ditempat kerja.
Evaluasi Kinerja K3 berupa Audit SMK3. OHSAS 18001:2007 adalah suatu
Berdasarkan BAB I Pasal 1 no. 7 PP 50 standar internasional untuk Sistem
2012 : AUDIT SMK3 adalah Pemeriksaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
secara sistematis dan independen terhadap Kerja yang bertujuan untuk mengelola aspek
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada
untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang setiap proses pekerjaan di tempat kerja.
telah direncanakan dan dilaksanakan dalam System manajemen kesehatan dan
penerapan SMK3 di perusahaan. keselamatan kerja juga menerapkan OHSAS
18001:2007 . dimana badan usaha yang
Data mengenai perusahaan sesuai hasil mengimplementasi OHSAS 18001:2007
penilai dan verifikasi yang dilakukan memiliki struktur manajemen yang
pengawasan ketenagakerjaan dan terorganisasir dengan wewenang dan
transmigrasi Provinsi Kalimanatan Timur, tanggung-jawab yang tegas, sasaran
bahwa Perusahaan PD Kota Balikpapan perbaikan yang jelas, hasil pencapaian yang
telah memenuhi syarat dan layak untuk dapat diukur, dan pendekatan yang
mendapatkan penghargaan atas prestasinya terstruktur untuk penilaian risiko.
dalam melaksanakan program Norma
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Demikian pula, pengawasan terhadap
lingkungan kerjanya. Yaitu penghargaan kegagalan manajemen, pelaksanaan audit
Nihil Kecelakaan (Zero Accident) dan kinerja dan melakukan tinjauan ulang
P2HIV/AIDS di tempat kerja.. menurut data sebagai kebijakan dan sasaran K3 sesuai
yang diperoleh adanya dengan standar manajemen sistem baik
penganugerahan/pemberian penghargaan nasional maupun internasional. Perusahaan
Nihil Kecelakaan (Zero Accident) dan PD Kota Balikpapan selama ini giat
P2HIV/AIDS diserahkan oleh Sekprov melakukan kegiatan sosialisasi mengenai
Rusmadi kepada Direktur Utama perusahaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tersebut.perusahaan telah menerima lingkungan kerja dengan melibatkan masing-
penghargaan tentang Norma Keselamatan masing Sub Bagian dalam pelaksanaannya.
dan Kesehatan Kerja (K3) dan P2HIV/AIDS Penerapan sistem manajemen ini dilakukan
ini kedua kalinya sebelumnya tahun 2017 demi meningkatkan mutu dan kualitas
dengan kategori SILVER. Berdasarkan pelayanan yang professional sehingga
keputusan Menteri Tenaga Kerja dan berpengaruh pada kepuasan pelanggan. juga
Transmigrasi Nomor KEP- senantiasa berupaya untuk menawarkan
68/MEN/VI/2004, perusahaan PD
36
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

solusi yang menjawab kebutuhan para lainnya dan organisasi mampu mencapai
pelanggannya. kesehatan kerja dan kinerja keselamatan dan
tujuan ekonomi yang lebih baik.
OHSAS (Occiso-18001upational Health and
Safety Assessment Series) 18001, OHSAS 18001 menetapkan persyaratan
merupakan sebuah standar dalam skala untuk membantu organisasi
mengembangkan dan menerapkan kebijakan
internasional tentang bagaimana
dan tujuan,membantu memperhitungkan
menerapkan sistem manajemen kesehatan
persyaratan hukum dan informasi tentang
dan juga keselamatan kerja. Tujuan dari resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh berbeda Standar ini berlaku untuk semua jenis dan
dengan tujuan Sistem Manajemen K3 ukuran organisasi yang memuat kondisi
Permenaker, yaitu Perlindungan terhadap geografis, budaya dan sosial yang beragam.
para pekerja dari resiko kecelakaan kerja. OHSAS 18001 dapat disejajarkan dengan
OHSAS 18001 sangat penting khususnya ISO 9001, ISO 14001 dan sistem
bagi industri yang memiliki risiko kerja yang manajemen lainnya. Secara umum banyak
sangat besar. Untuk itu, sangat wajib organisasi mulai dengan sistem manajemen
dimiliki oleh perusahaan minyak, kontraktor, mutu, kemudian menambahkan persyaratan
engineering dll. Standar OHSAS memiliki manajemen lingkungan. Banyak organisasi
beberapa komponen utama yang harus menerapkan semua 3 standar ISO sekaligus
yang dapat meminimalkan biaya dan
dipenuhi oleh perusahaan dalam
gangguan. Standar ISO dapat diintegrasikan
penerepannya antara lain: dengan menggunakan standar seperti PAS
1.Adanya komitmen dari semua manajemen 99. OHSAS 18001 disusun berdasar pada
perusahaan tentang Sistem Keselamatan dan metode PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Kesehatan Kerja. Plan (Perencanaan) :membangun tujuan
2.Adanya perncanaan/analisa tentang serta proses yang diperlukan suatu
program-program Sistem Manajemen organisasi untuk memberikan hasil yang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam sesuai dengan Kebijakan K3.
perusahaan. Do (Pelaksanaan) :Menerapkan proses
3.Melakukan implementasi/penerapan yang telah direncanakan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Check (Pemeriksaan):Memantau dan
Kesehatan Kerja dalam perusahaan itu mengukur proses organisasi terhadap
Kebijakan K3.
sendiri.
Act (Tindakan): Melakukan tindakan untuk
4.Melakukan Manajemen Keselamatan dan
peningkatan kinerja K3 secara
Kesehatan Kerja di perusahaan. berkesinambungan.
5.Melakukan review dari manajemen Manfaat menerapkan OHSAS 18001 untuk
perusahaan tentang kebijakan Sistem peningkatan kinerja karyawan dan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan perusahaan:
Kerja untuk dipraktekkan dalam semua  Melindungi pekerja dari segala macam
kegiatan perusahaan secara bahaya kerja dan juga yang bisa
berkesinambungan. menganggu kesehatan saat bekerja.
Dengan melindungi pekerja maka
OHSAS 18001 (Sistem Manajemen perusahaan otomatis akan mendapat
Kesehatan dan Keselamatan Kerja) ialah manfaat lebih karena meningkatkan
penilaian untuk sistem manajemen produktivitas pekerja
keselamatan dan kesehatan yang bertujuan  Mematuhi peraturan pemerintah
membantu sebuah organisasi untuk Indonesia. Perusahaan yang tidak
mengontrol resiko kesehatan dan menerapkan OHSAS 18001 akan
keselamatan kerja. OHSAS 18001 diberikan sangsi oleh pemerintah karena
memberikan unsur-unsur sistem manajemen dianggap lalai dalam melindungi
keselamatan yang efektif yang dapat pekerja.
diintegrasikan dengan sistem manajemen
37
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

 Membuat kepercayaan konsumen. tentang kebijakan K3 untuk pelaksanaan


Ketika perusahaan sudah menerapkan berkesinambungan. Tahapan dalam
OHSAS 18001 dalam memproduksi penyusunan SMK3 menurut OHSAS
suatu produk, konsumen bisa meyakini 18001 melalui 7 tahapan yaitu
prosedur produksi telah bagus dan dapat mengindentifikasi resiko dan bahaya,
menjamin proses yang aman, tertib dan mengidentifikasi ketetapan UU dan
bersih sehingga bisa meningkatkan
peraturan hukum yang berlaku,
kualitas dan mengurangi produk cacat.
menentukan target dan pelaksana
Perusahaan /Organisasi harus membuat , program, melancarkan program
menerapkan dan memelihara prosedur untuk perencanaan untuk mencapai target dan
memantau dan mengukur kinerja K3 secara objek yang telah ditentukan,
teratur. Prosedur ini telah dibuat untuk: mengadakan perencanaan terhadap
a. Pengukuran kualitatif dan kuantitatif kejadian darurat, peninjauan ulang
sesuai keperluan perusahaan. terhadap target dan para pelaksana
b. Memantau perluasan yang system, terakhir yaitu penetapan
memungkinkan tujauan k3 tercapai. kebijakan sebagai usaha untuk mencapai
c. Memantau efektivitas pengendalian kemajuan yang berkesinambungan.
pengendalian (untuk kesehatan dan Tahapan penerapan ini lebih panjang
keselamatan). jika dibandingkan dengan penerapan
d. Mengukur kinerja secara proaktif untuk
SMK3 menurut permenaker tetapi dari
memantau kesuaian dengan program
manajemen K3 , pengendalian dan segi isi tidak ada perbedaan yang
kriteria operasional. signifikan.
e. Mengukur kinerja secara reaktif untuk 2) Penerapan SMK3 jelas dapat
memantau kecelakaan ,sakit penyakit, mendukung peningkatan kinerja
insiden (termasuk nyaris terjadi , dll) karyawan di perusahaan.hal ini terbukti
dan bukti catatan lain penyimpangan dengan diperolehnya penghargaan atas
kinerja K3. prestasinya dalam melaksanakan
f. Mencatat data hasil pemantauan dan program Norma Keselamatan dan
mengukur kecukupan untuk melakukan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan
analisis tindakan perbaikan dan kerjanya. Yaitu penghargaan Nihil
pencegahan lanjutan. Kecelakaan (Zero Accident) dan
jika peralatan pemantauan digunakan untuk
P2HIV/AIDS di tempat kerja. Dan
mengukur kecukupan dan memantau kinerja
mendapat sertifikasi OHSAS
, perusahaan harus membuat dan memelihara
prosedur untuk kallibrasi dan pemeliharaan 18001:2007 .
peralatan tersebut sesuai keperluan. Catatan
hasil kalibrasi dan pemeliharaan dan hasil SARAN
hasil harus disimpan. Adapun untuk penelitian lebih lanjut dapat
di buat survey berupa kuisioner sehingga
KESIMPULAN dapat mengukur tingkat kepuasan karyawan.
1) Penerapan system K3 diperusahaan
sudah berlangsung baik dan continue UCAPAN TERIMA KASIH
meliputi komponen utama standar Penulis mengucapkan terima kasih kepada
OHSAS 18001 dalam penerapannya di keluarga, rekan , dan mereka yang telah
perusahaan yang meliputi: Adanya memberi dukungan terhadap penelitian ini.
komitmen perusahaan tentang K3,
Adanya perencanaan tentang program-
program K3 ,Operasi dan Implementasi DAFTAR PUSTAKA
K3, Pemeriksaan dan tindakan koreksi
terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan, Eka Lesari Mahyuni, 2004, Evaluasi
Pengkajian manajemen perusahaan Fasilitas Kerja Dan Sikap Kerja

38
UNIVERSITAS TRIDHARMA MECHA JURNAL TEKNIK MESIN
VOL.2 NO.1 OKTOBER 2019
E-ISSN: 2656-9906, P-ISSN: 2656-9434

Pada Bagian Pengupasan (Peeling) Ramli, Soehatman. 2010. Sistem


Ditinjau Dari Faktor Ergonomi Di Manajemen Keselamatan &
PT Keluarga Mitratani Sejahtera Kesehatan Kerja OHSAS 18001.
Binjai Tahun 2004. Dian Rakyat : Jakarta.
Andhika Sekar Putri, Idris, 2013. Santoso, Gempur. 2004. Manajemen
Perbandingan tingkat kinerja Keselamatan & Kesehatan Kerja.
keselamatan kerja dan kesehatan Prestasi Pustaka Publisher : Jakarta.
kerja sebelum dan sesudah
penerapan OHAS 18001 di
PT.Pharis, Tbk, Jurnal Studi
manajemen dan organisasi Vol.10,
No.2 Juli tahun 2013.
Buntarto. 2015. Panduan praktis
Keselamatan dan kesehatan kerja
untuk industry. Yogyakarta.
PT.Pustaka Baru.
Ervianto,A.U dan Joshua, M., 2005.
Manajemen Proyek
Konstruksi.Yogyakarta. Andi.
Gabby, E. 2014. “MANAJEMEN
RISIKO KESEHATAN DAN
KESELAMATANKERJA(K3).(Stu
dy Kasus Pada Pembangunan
Gedung SMA Eben Haezar)”. Jurnal
Ilmiah Media Engineering Vol.4
No.4.
Suardi. 2005. Sistem Manajemen
keselamatan & Kesehatan kerja.
Cetakan Ke-1 Jakarta Pusat. Argya
Putra.
Tjiptono, Fandy. 2010. Manajemen
Pemasaran : Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Triwibowo dan Pusphandani. 2013.
Kesehatan lingkungan dan
Keselamatan dan kesehatan
kerja.Yogyakarta. NUHA MEDIKA
Maryono, Budi. 2011. Keselamatan,
Kesehatan Kerja, Dan Lingkungan
Tempat Kerja. Pustaka Insan
Madani : Yogyakarta.
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
Manajemen Risiko Dalam Perpektif
K3 OHS Risk Management. Dian
Rakyat : Jakarta.

39

Anda mungkin juga menyukai