Anda di halaman 1dari 10

VASTUWIDYA Vol. 5, No.

2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448


E-ISSN 2723-5548

PERAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BAGI


PRODUKTIVITAS INDUSTRI KECIL MENENGAH DAN JASA
KONSTRUKSI DI BALI
I Made Agus Mahendra
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mahendradatta
Jl. Ken Arok No.12, Peguyangan, Denpasar, Bali 80115
Email : made.agusmahendra@gmail.com

Abstrak – Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) mempunyai banyak pengaruh terhadap faktor
kecelakaan kerja yang sangat rentan.Pekerjaan dikatakan aman dan nyaman jika para pekerja yang
bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan menghasilkan produktivitas yang maksimal, baik di
industri kecil menengah maupun industri jasa kostruksi yang rentan terhadap resiko kecelakaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja,
dan tingkat kesehatan yang baik.Unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku
pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi. Studi ini lebih menekankan pada metode
kualitatif dengan menerapkan pendekatan deskriptif dan studi literatur. Peran keselamatan dan
Kesehatan kerja industri kecil menengah dan jasa kostruksi di Bali adalah dapat meningkatkan proses
produksi barang atau jasa,kualitas produksi dan kinerja bagi karyawan. Upaya pencegahan dan
pengendalian bahaya kerja pada industri kecil menengah dan jasa konstruksi dapat dilakukan dengan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau ergonomi di tempat kerja. Oleh karena itu, jika
suatu sistem tidak menerapkan K3 atau ergonomi atau menerapkannya tapi masih minimal maka dapat
mengakibatkan kecelakan-kecelakaan kerja yang berakibat fatal.
.
Kata kunci : Peran K3; Produktivitas IKM; Jasa Konstruksi.

Abstract – Occupational Safety and Health (K3) has many influences on the factors of work accidents
that are very vulnerable. Work is said to be safe and comfortable if the workers concerned can do the
work by producing maximum productivity, both in small and medium-sized industries and construction
service industries that are vulnerable to the risk of accidents. Occupational safety and health is one
aspect of labor protection regulated in Law Number 13 of 2003 By applying occupational safety and
health control technology, it is expected that the workforce will achieve physical resilience, work power,
and a good level of health. The elements present in occupational health and safety are not fixated on
physical factors, but also mental, emotional and psychological. This study puts more emphasis on
qualitative methods by applying a descriptive approach and literature study. The role of occupational
safety and health of small and medium industries and construction services in Bali is to improve the
production process of goods or services, production quality and performance for employees. Efforts to
prevent and control work hazards in small and medium industries and construction services can be
carried out by implementing occupational safety and health (K3) or ergonomics in the workplace.
Therefore, if a system does not apply K3 or ergonomics or applies it but is still minimal, it can result in
work accidents that have bad consequences.
.
Keywords : Role of K3; Productivity IKM; Construction Services.

PENDAHULUAN nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun


yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin dikatakan nyaman jika para pekerja yang
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan
maupun rohani. Dengan keselamatan dan merasa nyaman dan aman, sehingga
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan produktivitas kerja dapat dilakukan secara
dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan optimal.

I Made Agus Mahendra 42


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

Keselamatan dan kesehatan kerja perlu Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai
diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan,
kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat karyawan harus mematuhi standart (K3) agar
seseorang baik jasmani maupun rohani tidak menjadikan hal-hal yang negatif bagi diri
sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak
dimana para pekerja terjamin keselamatan pada dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan
saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, tanpa sepengetahuan pengawas (K3),
pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di
tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. terapkan saat memasuki ruang kerja agar
Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat
maupun rohani dan didukung oleh sarana dan akan memulai pekerjaanya.
prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Keselamatan dan kesehatan kerja harus
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang diupayakan agar tetap kondusif, bahkan
kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah- meningkat. Hal ini sangat penting karena dapat
masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak membuat karyawan merasa aman dan menjadi
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik bersemangat untuk bekerja. Selanjutnya jika
kesehatan individu maupun kesehatan karyawan yang sudah merasa keselamatannya
masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, terjamin dan bersemangat untuk bekerja, maka
perilaku, dan pelayanan kesehatan. diharapkan dengan adanya penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja yang kondusif,
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan para karyawan akan termotivasi untuk dapat
salah satu aspek perlindungan tenaga kerja yang bekerja lebih giat dan lebih bersemangat lagi
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun dalam meningkatkan Kinerjanya. Oleh karena itu
2003. Dengan menerapkan teknologi keselamatan dan kesehatan kerja perlu
pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diperhatikan.
diharapkan tenaga kerja akan mencapai .
ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan METODE PENELITIAN
yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan
kesehatan kerja diharapkan untuk menciptakan Studi ini lebih menekankan pada metode kualitatif
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang dengan menerapkan pendekatan deskriptif dan
tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan studi literatur.Dimana dalam studi ini
keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, menjelaskan,memaparkan mengidentifikasi
tetapi juga mental, emosional dan psikologi. tentang peran keselamatan dan kesehatan kerja
bagi produktivitas industri kecil menengah dan
Ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan
jasa konstruksi di Bali
kerja telah diatur sedemikian rupa, akan tetapi
dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Begitu banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis.
Kerja
Masih banyak pelaku usaha, perusahaan,IKM dan
Menurut Mangkunegara, keselamatan dan
jasa Konstruksi yang tidak memenuhi standar
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak
upaya untuk menjamin keutuhan dan
berita kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan.
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
Dalam makalah ini kemudian akan dibahas
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
mengenai peran keselamatan dan kesehatan
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
kerja bagi produktivitas industri kecil menengah
masyarakat adil dan makmur.
dan jasa konstruksi di bali.
Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja
merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan

I Made Agus Mahendra 43


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

suasana kerja yang aman dan tentram bagi para antara lain tempat kerja yang steril dari debu,
karyawan yang bekerja di perusahaan yang kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi,
bersangkutan. getaran mesin dan peralatan, kebisingan,
tempat kerja aman dari arus listrik, lampu
Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja penerangan cukup mamadai, ventilasi dan
adalah kondisi keselamatan yang bebas dari sirkulasi udara yang nyaman, adanya aturan
resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita kerja dan aturan keprilakuan.
bekerja yang mencakup tentang kondisi 5. Adanya penunjang kesehatan jasmani dan
bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, rohani di tempat kerja.
dan kondisi pekerja. 6. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap
ditempat kerja.
Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa
7. Adanya kesadaran dalam menjaga
keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja.
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap
cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan
Menurut Sutrisno dan Ruspuadi (2007:54) prinsip
adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental
keselamatan dan kesehatan kerja meliputi aspek
dan stabilitas emosi secara umum.
hiegine, aspek sanitasi, dan aspek lingkungan
Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kerja:
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu 1. Aspek Hiegine meliputi kesehatan dan
kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman kebersihan pribadi makanan, minuman, serta
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun pakaian.
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik 2. Aspek Sanitasi meliputi pengadaan air
atau tempat kerja tersebut. bersih, pengadaan tempat sampah, merawat
dan menyimpan peralatan, serta penataan
Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan lingkungan.
keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi- 3. Aspek lingkungan kerja meliputi
kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga mengantisipasi penyebab penyakit maupun
kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang kondisi fisik di lingkungan kerja, kondisi
disediakan oleh perusahaan.Ditinjau dari sudut kimia, kondisi biologi, dan kondisi psikologi
keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja kerja
adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya Setelah melihat berbagai pengertian di atas, dapat
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat dikatakan bahwa kesehatan dan keselamatan
kerja. (Lalu Husni, 2003: 138). kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perindungan dan keamanan dari
Unsur dan Prinsip Keselamatan dan resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
Kesehatan Kerja maupun emosional terhadap pekerja,
perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
Penciptaan kondisi yang aman dan sehat dalam berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan
suatu pekerjaan diperlukanlah unsur-unsur dan kerja tidak hanya membicarakan masalah
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja. keamanan fisik dari para pekerja, melainkan
Adapun unsurnya adalah sebagai berikut menurut menyangkut berbagai unsur dan pihak.
Sutrisno dan Ruswandi (2007:5):
1. Adanya APD (alat pelindung diri) di tempat B. Urgensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
kerja. pada produktivitas produksi di IKM dan Jasa
2. Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan Konstruksi.
atau isyarat bahaya.
3. Adanya peraturan pembagian tugas dan Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
tanggungjawab. bagian yang sangat penting dalam
4. Adanya tempat kerja yang sesuai standar ketenagakerjaan. Oleh karena itu, dibuatlah
SSLK (Syarat-Syarat Lingkungan Kerja) berbagai ketentuan yang mengatur tentang

I Made Agus Mahendra 44


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari Tenaga Kerja di dinas yang terkait. (Pasal 11
adanya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 ayat 1).
tentang Pokok-Pokok Ketenagakerjaan yang (Suma’mur. 1981: 29-34).
dinyatakan dalam Pasal 9 bahwa “setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan atas Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 86 ayat 1 UU
keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moril Nomor 13 Tahun 2003 diatur pula bahwa setiap
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat, pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
martabat, manusia, moral dan agama”. Undang- perlindungan atas:
Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan a. Keselamatan kerja
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang b. Moral dan kesusilaan
Keselamatan Kerja. c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama.
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini
ada beberapa hal yang diatur antara lain: Selain diwujudkan dalam bentuk undang-undang,
a. Ruang lingkup keselamatan kerja, adalah kesehatan dan keselamatan kerja juga diatur
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam dalam berbagai Peraturan Menteri. Diantaranya
tanah, di permukaan air, di dalam air, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-
maupun di udara yang berada dalam wilayah 01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan
hukum kekuasaan RI. (Pasal 2). Kerja. Tujuan pelayanan kesehatan kerja adalah:
b. Syarat-syarat keselamatan kerja adalah a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja
untuk: dalam penyesuaian diri dengan pekerjaanya.
▪ Mencegah dan mengurangi kecelakaan b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap
▪ Mencegah, mengurangi dan gangguan kesehatan yang timbul dari
memadamkan kebakaran pekerjaan atau lingkungan kerja.
▪ Mencegah dan mengurangi peledakan c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi
▪ Memberi pertolongan pada kecelakaan mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja.
▪ Memberi alat-alat perlindungan diri pada d. Memberikan pengobatan dan perawatan
pekerja serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
▪ Memperoleh penerangan yang cukup dan menderita sakit.
sesuai
▪ Memelihara kesehatan dan ketertiban Selanjutnya Peraturan Menteri Tenaga Kerja
▪ dll (Pasal 3 dan 4). Nomor Per-02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan
c. Pengawasan Undang-Undang Keselamatan Kesehatan Tenaga Kerja. Pemeriksaan
Kerja, “direktur melakukan pelaksanaan umum kesehatan tenaga kerja meliputi: pemeriksaan
terhadap undang-undang ini, sedangkan para kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan
ditugaskan menjalankan pengawasan khusus. Aturan yang lain diantaranya Undang-
langsung terhadap ditaatinya undang-undang Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib
ini dan membantu pelaksanaannya. (Pasal 5). Lapor Ketenagaan dan Peraturan Menteri Tenaga
d. Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Kerja Nomor 03/MEN/1984 tentang Mekanisme
Panitia Pembinaan Kesehatan dan Pengawasan Ketenagakerjaan.
Keselamatan Kerja untuk mengembangkan
kerja sama, saling pengertian dan partisipasi Menurut Mangkunegara tujuan dari keselamatan
yang efektif dari pengusaha atau pengurus dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
tenaga kerja untuk melaksanakan tugas a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan
bersama dalam rangka keselamatan dan keselamatan dan kesehatan kerja baik
kesehatan kerja untuk melancarkan produksi. secara fisik, sosial, dan psikologis.
(Pasal 10). b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan
e. Setiap kecelakan kerja juga harus dilaporkan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif
pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri mungkin.

I Made Agus Mahendra 45


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

c. Agar semua hasil produksi dipelihara mengetahui urgensi mengenai kesehatan dan
keamanannya. keselamatan kerja, koordinasi dari pihak-pihak
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan yang ada di tempat kerja guna mewujudkan
peningkatan kesehatan gizi pegawai. keadaan yang aman saat bekerja akan lebih
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian mudah terwujud.
kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan C.Implementasi Kesehatan dan Keselamatan
yang disebabkan oleh lingkungan atau Kerja dalam Produktivitas kerja.
kondisi kerja.
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan Dalam era industri seperti sekarang ini, tidak
terlindungi dalam bekerja dapat kita pungkiri begitu banyak perusahaan-
perusahaan besar yang berdiri di Indonesia. Mulai
Melihat urgensi mengenai pentingnya kesehatan dari perusahaan kelas ringan sampai kelas berat
dan keselamatan kerja, maka di setiap tempat ada. Sebagai perusahaan yang telah
kerja perlu adanya pihak-pihak yang melakukan mempekerjakan orang-orang di dalamnya,
kesehatan dan keselamatan kerja. Pelaksananya perusahaan diwajibkan untuk memberi
dapat terdiri atas pimpinan atau pengurus perlindungan dalam bidang kesehatan dan
perusahaan secara bersama-sama dengan keselamatan kerja kepada setiap pihak di
seluruh tenaga kerja serta petugas kesehatan dan dalamnya agar tercapai peningkatan produktivitas
keselamatan kerja di tempat kerja yang perusahaan.
bersangkutan. Petugas tersebut adalah karyawan
Pemerintah sendiri sebenarnya cukup menaruh
yang memang mempunyai keahlian di bidang
perhatian terhadap permasalahan kesehatan dan
keselamatan dan kesehatan kerja, dan ditunjuk
keselamatan kerja ini. Berbagai macam produk
oleh pimpinan atau pengurus tempat
perundang-undangan dan peraturan-peraturan
kerja/perusahaan.
pendukung lainnya dikeluarkan untuk melindungi
Pengusaha sendiri juga memiliki kewajiban dalam hak-hak pekerja terhadap kesehatan dan
melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja. keselamatan kerja mereka. Beberapa perusahaan
Misalnya terhadap tenaga kerja yang baru, ia yang ada sebagian juga telah memiliki standar
berkewajiban menjelaskan tentang kondisi dan keamanan dan kesehatan kerja.
bahaya yang dapat timbul di tempat kerja, semua
alat pengaman diri yang harus dipakai saat
bekerja, dan cara melakukan pekerjaannya.
Sedangkan untuk pekerja yang telah
dipekerjakan, pengusaha wajib memeriksa
kesehatan fisik dan mental secara berkala,
menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung
diri, memasang gambar-gambar tanda bahaya di
tempat kerja dan melaporkan setiap kecelakaan
kerja yang terjadi kepada Depnaker setempat.

Para pekerja sendiri berhak meminta kepada


pimpinan perusahaan/ jasa konstruksi untuk
dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja, menyatakan keberatan bila
Gambar 1. Lima Prinsip SMK3 konsultan SMK3
melakukan pekerjaan yang alat pelindung
Sumber : PT Qyusi Global indoesia
keselamatan dan kesehatan kerjanya tidak layak.
Tetapi pekerja juga memiliki kewajiban untuk
UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan
Ketenagakerjaan menjelaskan tentang
dan menaati persyaratan keselamatan dan
pentingnya perlindungan terhadap keselamatan
kesehatan kerja yang berlaku. Setelah

I Made Agus Mahendra 46


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

dan kesehatan pekerja. Undang-Undang tersebut tentang kesehatan dan keselamatan kerja serta
berawal dari UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang perusahaan-perusahaan yang ternyata memang
keselamatan kerja. UU Nomor 1 Tahun 1970 belum memenuhi standar kesehatan dan
tersebut menjelaskan pentingnya keselamatan keselamatan kerja.
kerja baik itu di darat, di dalam tanah, di .
permukaan air, di dalam air, dan di udara di D. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan kerja.
wilayah Republik Indonesia. Implementasinya
diberlakukan di tempat kerja yang menggunakan keselamatan dan Kesehatan kerja bertujuan untuk
peralatan berbahaya, bahan B3 (Bahan Beracun menjamin kesempurnaan atau kesehatan jasmani
dan Berbahaya), pekerjaan konstruksi, perawatan dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan
bangunan, pertamanan dan berbagai sektor budayanya.
pekerjaan lainnya yang diidentifikasi memiliki
sumber bahaya. Undang-undang tersebut juga Secara singkat, ruang lingkup kesehatan,
mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai keselamatan, dan keamanan kerja adalah
dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, sebagaai berikut :
peredaran, perdagangan, pemasangan, a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang
penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan disebabkan akibat pekerjaan sewaktu
aparat produksi yang mengandung dan dapat bekerja.
menimbulkan bahaya kecelakaan. c. Mencegah dan mengobati keracunan yang
ditimbulkan dari kerja
Menurut Permenaker PER.05 / MEN / 1996 Bab I, d. Memelihara moral, mencegah, dan
salah satu upaya dalam mengimplementasikan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
kesehatan dan keselamatan kerja adalah SMK3 e. Menyesuaikan kemampuan dengan
(Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan pekerjaan, dan
Kerja). SMK3 meliputi struktur organisasi, f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, akibat pekerjaan.
prosedur, proses, dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, Keselamatan kerja mencakup pencegahan
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap tenaga kerja dari kemungkinan
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.
kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan
merupakan upaya integratif yang harus dilakukan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
tidak hanya dilakukan oleh pihak manajemen perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
tetapi juga para pekerja yang terlibat langsung peredaran, perdagangan, pemasangan,
dengan pekerjaan. pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis, dan
Perundang-undangan yang dihasilkan tentu saja
aparat produksi yang mengandung dan dapat
harus selalu diawasi dalam proses
menimbulkan bahaya kecelakaan.
implementasinya. Proses pengawasan tersebut
diharapkan bisa menekan angka kecelakaan kerja UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk
dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya mencegah terjadinya kecelakaan kerja, menjamin
menghasilkan angka zero accident yang memang suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
merupakan tujuan dilaksanakannya SMK3. rencana, dan mengatur agar proses produksi
Walaupun sudah banyak peraturan yang berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih mengatur agar proses produksi tidak merugikan
banyak kekurangan dan kelemahannya karena semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak
terbatasnya personil pengawasan, sumber daya mendapatkan perlindungan keselamatan dalam
manusia yang masih kurang memilki pengetahuan melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan

I Made Agus Mahendra 47


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

dan meningkatkan produksi serta produktivitas kerja. Pedoman dari ILO (International Labour
nasional. Organization) menerangkan bahawa kesehatan
kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
sekarang adalah UU Keselamatan Kerja (UUKK) a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan
No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
undang-undang pokok yang memuat aturan- lingkungan kerja.
aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan
tentang keselamatan kerja di segala macam pekerjaannya
tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik,
hukum NKRI. mental, maupun sosial para pekerja.

Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD


Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai
1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun 1969.
oleh tenaga kerja adalah helm, masker,
Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: “Tiap-tiap
kacamata, atau alat perlindungan telinga
warganegara berhak atas pekerjaan dan
tergantung pada profesinya.
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ini
berarti setiap warga negara berhak hidup layak
E. Peran keselamatan dan Kesehatan kerja.
dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak
Bagi produktivitas IKM dan jasa Konstruksi
menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14
tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja
Peran dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi
merupakan modal utama serta pelaksana dari
prduktivitas Industri kecil menengah dan jasa
pembangunan.
kostruksi terlihat dari peningkatan proses produksi
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh yang dihasilkan baik skala kecil maupun sedang.
adanya 3 unsur yang harus dipenuhi secara K3 memberikan rasa psikologis yang aman dan
kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang tenang ketika karyawan dan pekerja melakukan
harus dipenuhi adalah: kegiatan proses produksi dari pra produksi sampai
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan dengan pasca produksi. Implementasi K3 juga
bagi suatu usaha. berperan terhadap kualitas dan kuantitas produksi
b. Adanya tenaga kerja, dan bagi industri Kecil Menengah. Terlihat dari
c. Ada bahaya di tempat kerja. keberlanjutan proses produksi yang telah
mengimplementasikan K3, kualitas dan kuantitas
UUKK bersifat preventif, artinya dengan hasil produksi menjadi semakin baik dan
berlakunya undang-undang ini, diharapkan terstruktur. Proses produksi, kualitas produksi dan
kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan tentunya berperan juga terhadap kinerja karyawan
prinsipil yang membedakan dengan undang- dan pekerja. Kinerja karyawan setelah
undang yang berlaku sebelumnya. UUKK mengimplemetasikan K3 akan terlihat dari
bertujuan untuk mencegah, mengurangi dan Kualitas,akurasi, ketelitian, tingkat pekerjaan yang
menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat dilakukan pada proses dan hasil produksi.
kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber Produktivitas produk pun menjadi meningkat
produksi dapat dipakai dan digunakan secara dengan keterampilan dan informasi praktis/teknis
aefisien, dan proses produksi berjalan lancar. kerja yang terstruktur.

Prosedur yang berkaitan dengan keamanan Peran Keselamatan dan kesehatan kerja bagi
(SOP, Standards Operation Procedure) wajib produktivitas industri kecil menengah dan jasa
dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah konstruksi dapat dilihat dari tabel berikut:
penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi
utama dari peralatan keselamatan kerja adalah
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan
mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan

I Made Agus Mahendra 48


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

Tabel 1. Peran K3 bagi Produktivitas Industri Kaleng-kaleng yang mudah bocor atau
Kecil Menengah terbakar harus ditempatkan di tempat yang
K3 Peran terhadap Industri Kecil Menengah tidak beresiko kebocoran. Jika perusahaan
Proses Kualitas Kinerja yang bersangkutan mengeluarkan sisa
Produksi produksi karyawan
produksi berupa uap, maka faktor penglihatan
Kesehat Dapat Peningkat Peningkatan dan sirkulasi udara di ruang kerja juga harus
an Dan memberi an kualitas kinerja diperhatikan
Keselam keamanandala Produksi karyawan b. Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan
atan m melakukakn dengan secara
tidak pula terlalu longgar. Pakaian yang terlalu
Kerja proses produsi bingkai tersturkur dan
pada baik skala implement terencana. longgar dapat mengganggu pekerja
Industri kecil maupun asi K3 melakukan penyesuaian diri dengan mesin
Kecil besar atau lingkungan yang dihadapi.
Meneng
c. Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata,
ah
Sumber : (analisis 2022) masker, sepatu atau sarung tangan. Alat
pelindung diri ini sangat penting untuk
Tabel 2. Peran K3 bagi Produktivitas Jasa menghindari atau mengurangi resiko
Kostruksi kecelakaan kerja.
K3 Peran terhadap Industri Kecil Menengah d. Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara,
Proses Kualitas Kinerja cahaya dan warna. Udara yang baik dalam
Produksi produksi karyawan suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh
pada aktivitas kerja. Kadar udara tidak boleh
Kesehat Penambahan Peningkat Peningkatan
an Dan produksi yang an kualitas kinerja terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan
Keselam terukur dalam Produksi karyawan AC juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi
atan skala kecil dengan secara pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu
Kerja maupun bingkai tersturkur dan
ruang kerja.
pada sedang implement terencana.
Jasa asi K3
Kostruks KESIMPULAN
i
Sumber : (analisis 2022) Kesehatan dan keselamatan kerjamerupakan
suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
F. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja perlindungan dan keamanan dari kesehatan dan
keselamatan kerja tidak hanya berkaitan dengan
Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk masalah fisik pekerja, tetapi juga mental,
mencegah atau mengurangi resiko dari adanya psikologis dan emosional.
kecelakaan kerja. Salah satunya adalah
pengusaha membentuk Panitia Pembina Peran keselamatan dan kesehatan kerja bagi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk produktivitas industri kecil menengah dan jasa
menyusun program keselamatan kerja. Beberapa kostruksi sangat penting. Peran yang signifikan
hal yang menjadi ruang lingkup tugas panitia terlihat dari Proses Produksi, kualitas produksi
tersebut adalah masalah kendali tata ruang kerja, dan kinerja karyawan/pekerja untuk meningkatkan
pakaian kerja, alat pelindung diri dan lingkungan produktivitas industri kecil menengah dan jasa
kerja. resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
a. Tata ruang kerja yang baik dapat mencegah maupun emosional terhadap pekerja, kostruksi.
timbulnya gangguan keamanan dan perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan
keselamatan kerja bagi semua orang di dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu
dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja melibatkan peran bagi semua pihak.
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat dihindarkan dari gangguan yang Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang
ditimbulkan oleh orang-orang yang berlalu digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
lalang di sekitarnya. kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan
teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar

I Made Agus Mahendra 49


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

proses produksi berjalan teratur dan sesuai Suma'mur P.K. 2001, Keselamatan Kerja dan
rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak Pencegahan Kecelakaan,. PT. Toko Gunung
merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja Agung: Jakarta.
berhak mendapatkan perlindungan keselamatan Suraji, Akhmad dan Bambang Endroyo (2009).
dalam melakukan pekerjaannya untuk Kecelakaan Konstruksi: Teori dan Penga-
kesejahteraan dan meningkatkan produktivitas laman Empirik. Buku Konstruksi Indone- sia.
IKM serta jasa konstruksi Jakarta: Departemen PU.
Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007.
DAFTAR PUSTAKA Prosedur Keamanan, Keselamatan, &
Kesehatan Kerja.Sukabumi: Yudhistira.
Anggraheni. S. Sistem Manajemen K3 dalam Prinst. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Buku
Upaya Meminimalisasi Kecelakaan Kerja di Pegangan Bagi Pekerja untuk
PT. Petronika Gresik. Tesis. Universitas Air Mempertahankan Hak-haknya. Penerbit PT.
Langga. 2007. Citra Aditya Bakti. Bandung.1994.
Budiono et al. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Ritonga. BT. Ketenaga Kerjaan dalam
Keselamatan Kerja, Semarang: Badan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Penerbit Universitas Diponegoro. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Djojodibroto. Kesehatan Kerja di Perusahaan. Indonesia. Jakarta.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Sutrisno dan Kusmawan Ruswandi. 2007.
Efansyah, M Noor. (2007). OHSAS 18001:1999 – Prosedur Keamanan, Keselamatan, &
Sistem Manajemen Kesehatan dan Kesehatan Kerja. Sukabumi: Yudhistira.
Keselamatan Kerja (Modul Pelatihan). Suraji, Akhmad dan Bambang Endroyo (2009).
Yogyakarta: Deras Training Center. Kecelakaan Konstruksi: Teori dan Penga-
Koehn, Enno et. al. (1995) Safety in Defeloping laman Empirik. Buku Konstruksi Indone- sia.
Countries: Professional and Bureaucratic Jakarta: Departemen PU.
Problems. Journal of Construction Eng. and Tang, SL et al (2004). Costs Of Construction
Manag. September 1995. Accidents In Sosial And Humannity Con-
Levitt, Raymond E and Nancy M Samelton (1993). text. The Ninth East Asia Pacific Con-
Construction Safety Management. New York: ference on Structural Eng. and Const. ’04.
John Wiley & Sons, Inc. Soerono. H. Penerapan Sistem Manajemen
Maimum. Hukum Ketenagakerjaan, Suatu Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT.
Pengantar. Pradnya Paramita. Jakarta. 2004. BAT Indonesia Leaf Station Lombok. Post
Moleong, J. Lexi. Metodologi Penelitian Graduate Airlangga University.
Naturalistik-Kwalitatif. Penerbit Tarsito Subroto. E. Studi Komperatif Penerapan Sistem
Bandung. 1993. Manajemen K3 Terhadap Kecelakaan Kerja
Mitropoulos, Panagiotis et. al. (2005). System dan Produktifitas pada Pabrik Kelapa Sawit
Model of Construction Accident Causation. di Sumatera Utara. Karya Akhir Profesional.
Journal of Construction Eng. and Manag. July Magister Kesehatan Kerja. USU. Medan.
2005. 2001
Notoatmodjo. S. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan
Prinsip-prinsip Dasar. Penerbit Rineka Cipta. Kecelakaan. Penerbit Haji Masagung.
Jakarta. 2003.. Jakarta. 1987.
Silalahi, Bennet dan Silalahi, Rumondang. 2005. Suprihanto. Hubungan Industrial, Sebuah
Seri Manajemen Keselamatan dan Pengantar. Penerbit BPFE.
Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka Yogyakarta.1986.
Binaman Pressindo. Tunggal S.W, A.W Tunggal. Peraturan
Situmorang, Chaidir. 2003. Mengikuti Perundang-undangan Ketenagakerjaan Baru
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia. Penerbit Harvarindo. Jakarta.
Jakarta:Depdiknas. Direktorat Pendidikan 1996.
Menengah Kejuruan.

I Made Agus Mahendra 50


VASTUWIDYA Vol. 5, No.2, Agustus 2022 P-ISSN 2620-3448
E-ISSN 2723-5548

Tang, SL et al (2004). Costs Of Construction


Accidents In Sosial And Humannity Con- text.
The Ninth East Asia Pacific Con- ference on
Structural Eng. and Const. ’04.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.

I Made Agus Mahendra 51

Anda mungkin juga menyukai