OLEH
KELOMPOK B
TSBG 03/ C :
FAKULTAS TEKNIK
2023
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta mengetahui lebih jauh tentang keselamatan
dan kesehatan kerja, bagaimana penerapan K3 di industri, serta komitmen dan
kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood Sukses Makmur,
PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT. Nippon Indosari Corpindo cabang Semarang.
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :
a. Untuk Mahasiswa :
Dapat menambah pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja, sehingga kita dapat mengaplikasikannya jika mau bekerja di sektor
industri.
b. Untuk Dosen :
Kegiatan ini merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi
keselamatan dan kesehatan kerja secara lebih jelas kepada mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan atau industri dari resiko bahaya khususnya faktor fisik,
kimiawi dan biologis yang mungkin timbul oleh karena beroperasinya suatu proses
produksi.
BAB III
canggih dalam proses produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang
Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Opening
Procedure) dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point). Standar Mutu
ISO 2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah ditetapka dalam proses
produksi disertai dengan sertifikat halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah bukti
bahwa semua produk Nissin memenuhi kaidah halal dan aman dikonsumsi.
3.2 PEMBAHASAN
1. PT. Indofood Sukses Makmur
Keselamatan dan Kesehatan kerja di perusahaan ini sangat di utamakan sekali, bagaikan
mengutamakan kualitas produk bahan pangan. Pengurus P2K3 melakukan kerja sama
dengan semua karyawan di PT. Indofood dalam menjaga komitmen pribadi untuk
mensukseskan peningkatan secara terus menerus. System manjemen lingkungan di PT.
Indofood sukses makmur telah berkembang sangat baik, Industri berupaya menyediakan
sumber daya untuk pembentukan, pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk mengimplentasikan persyaratan dan system manajemen keamanan
pangan (SMKP) yang dijamin dan didukung dengan pelaksanaan prosedur untuk
pengelolaan sistem manajemen lingkungan dan identifikasi bahaya yang meliputi : a. GMP
( Good manufacturing Practice ) b. SSOP( Standart Sanitation Operation procedure ) c. Heath
& Safety Envirionment d. Pelatihan ( Training ) e. GLP ( Good Laboratory practice ) f. PHC
( Product Handling Control ) Disamping itu semua, dalam hal pelakasaan K3 itu sendiri
masih terdapat beberapa kekurangan, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD) saat
bekerja. Contoh kasus pada saat melakukan kunjungan, kami pun menemukan beberapa
7
pekerja tidak mengenakan Alat Pelindung Diri saat bekerja. Tidak ada teguran sama
sekali, baik itu oleh teman pekerjanya mau pun dari atasannya. Hal yang perlu di
cermati disini adalah menjaga komitmen dalam mensukseskan K3 itu sendiri. Dari contoh
kasus yang tadi dapat kita ketahui bahwa komitmen dalam penerapan k3 di PT. Indofood
belum dapat dilaksanakan oleh keseluruhan pekerja pabrik atau pun pengelola
perusahaan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi dalam hal penerapan K3 di perusahaan
tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pada kesehatan dan keselamatan
kerja khususnya pada perusahan sangat penting dilakukan, karena dapat
meningkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan atau
pekerja. Penyediaan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan
adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) hanya dipandang perlu jika metode-metode
perlindungan yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau. Sangat perlu
adanya manajemen lingkungan kerja dari industri agar seorang tenaga kerja berada dalam
keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin
keadaan kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada
keseimbangan yang positif-konstruktif, antara unsur beban kerja, beban tambahan
akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja.
9
4.2 SARAN
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari
pekerjaan, untuk perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan perlindungan
berupa kompensasi, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, yang harus
diberikan oleh perusahaan kepada pekerja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan
keharusan bagi sebuah perushaan. Untuk menjaga dan memonitor keselamatan kesehatan
kerja karyawan maka dilakukan program penyuluhan keselamatan kerja bagi karyawan baik
karyawan yang baru masuk kerja atau karyawan yang sudah lama, dengan melakukan
pengenalan lingkungan kerja, bahaya dilingkungan kerja, pemakaian alat pelindung
diri yang sesuai dengan standar demi keselamatan dan kesehatan karyawan, dan
dalam penegendalian keselamatan lingkungan kerja ada beberapa tahap yang
dilakukan disetiap area :
- Menganalisa bahaya dan tindakan pengendalian
- Menentukan tingkat keparahan - Menilai tingkat resiko bahaya
- Pengendalian potensi / Resiko bahaya
- Penyusunan rancangan pengendalian bahaya
10
DAFTAR PUSTAKA
Bannet N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo
11