Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

OLEH

KELOMPOK B

TSBG 03/ C :

M. AKHYAR RAMADHAN : 220201602002

FAUZI IMAM BAHTIAR : 220201601028

MOHAMMAD RANDI : 220201602025

NUR ZAKILA TIARA : 220201602006

PRODI TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan adalah faktor utama bagi produktifitas dan peningkatan produktifitas tenaga
kerja selaku sumber daya manusia (SDM). Kondisi Kesehatan yang baik merupakan potensi
untuk meraih produktifitas kerja yang baik pula. Pekerjaaan yang menuntut produktifitas
kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi Kesehatan prima.
Sebaliknya jika tenaga kerja dalam keadaan sakit atau gangguan Kesehatan dapat berimbas
pada pekerjaannya.
Bahaya ditempat kerja yang bisa menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja
cenderung lebih sering terjadi pada tenaga kerja yang kurang memahami proses industri
ditempat kerja, atau kurang dilatih dan dilindungi untuk mencegah kemungkinan bahaya
yang bisa saja terjadi. Seorang dokter perusahaan bertanggung jawab untuk mendidik
dan melatih pekerja untuk menjadi pekerja yang terampil, efisien dan produktif.
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman dalam proses pengolahan
maupun mengetahui bagaimana upaya pengendalian yang dilakukan pada kesehatan
lingkungan kerja dan mengetahui bagaimana hubungan antara pekerja, lingkungan kerja,
dan penyakit akibat kerja di suatu perusahaan bidang agroindustri, Pendidikan
Teknologi Agroindustri mengadakan kegiatan tahunan yang berupa Kunjungan Studi
Lapangan yang dilakukan pada hari kamis, tanggal 27 Juni 2013 pukul 08.00- selesai
dengan mengunjungi PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT.
Nippon Indosari Corpindo. Di Semarang – Jawa Timur.
2

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta mengetahui lebih jauh tentang keselamatan
dan kesehatan kerja, bagaimana penerapan K3 di industri, serta komitmen dan
kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood Sukses Makmur,
PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT. Nippon Indosari Corpindo cabang Semarang.
Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :
a. Untuk Mahasiswa :
Dapat menambah pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan
dan kesehatan kerja, sehingga kita dapat mengaplikasikannya jika mau bekerja di sektor
industri.
b. Untuk Dosen :
Kegiatan ini merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi
keselamatan dan kesehatan kerja secara lebih jelas kepada mahasiswa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Keselamatan dan kesehatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkungan kerja yang sehat, aman bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah suatu
kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan
menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu
tempat kerja.
Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik
jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. Maksud dan tujuan
3

keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat
sekitar suatu perusahaan atau industri dari resiko bahaya khususnya faktor fisik,
kimiawi dan biologis yang mungkin timbul oleh karena beroperasinya suatu proses
produksi.

2.2 KONSEP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI


Beban kerja : Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud
mungkin fisik, mental, dan atau sosial. Seorang tenaga kerja yang secara fisik bekerja
berat seperti halnya buruh bongkar muat barang dipelabuhan, memikul lebih banyak
beban fisik dari pada beban mental maupun sosial. Berlainan dari itu adalah beban kerja
seorang pengusaha atau manjemen, tanggung jawabnya merupakan beban mental yang
relatif jauh lebih besar dari beban fisik yang dituntut oleh pekerjaannya .
Kapasitas Kerja : Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang
lainnya dan sangat bergantung kepada motivasi kerja, pengalaman, latar belakang
pendidikan, keahlian, ketrampilan, kesesuaian terhadap pekerjaan, kondisi kesehatan,
keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran antropometri tubuh serta reaksi
kejiwaan.

2.3 LINGKUNGAN KERJA DI TEMPAT KERJA


Lingkungan kerja yang sering ditemukan ditempat kerja adalah;
 Lingkungan Fisik : suhu,ekosistem tekanan udara, noise, penerangan, getaran, dan radiasi
 Lingkungan Kimia: Debu, uap, gas, larutan kimia, fume, mist/kabut, awan,
dsb.  Lingkungan Biologi: virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, serangga, dll.
 Lingkungan Fisiologis: Kesalahan kontruksi, tataletak mesin, sikap badan yang
kurang baik sehingga menyebabkan kelelahan atau kecelakaan kerja.
 Lingkungan Mental psikologis: kondisi yang membosankan, hubungan kerja yang
tidak baik sehingga menimbulkan gangguan psikis (gangguan emosional, batin, atau
neorosis), faktor kepemimpinan yang tidak baik, kondisi materil dan psikologis kerja yang
kurang baik, lingkungan sosial yang tidak baik.
4

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LINGKUNGAN KERJA


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja di tempat kerja, yaitu;
1. Penerangan : Penerangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu untuk
proses kelancaran kerja, karena penerangan (cahaya) yang kurang cukup terang dapat
mengganggu penglihatan karyawan manjadi tidak jelas pada saat bekerja.
2. Kebisingan : Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Maksud
tidak dikehendaki di sini yaitu karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam
bekerja akan terganggu, sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak
kesalahan atau rusak.
3. Kebersihan : Kebersihan lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena
lingkungan kerja yang bersih akan menimbulkan rasa nyaman dan semangat kerja yang
tinggi bagi karyawan.
4. Pertukaran udara : Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan
menimbulkan kesegaran, sehingga dapat menimbulkan semangat kerja seseorang. Sumber
utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Dengan cukupnya
oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat
adanya tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan
kesegaran pada jasmani.
5. Bau-bauan : Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi
kepekaan penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara
yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggannggu di sekitar
tempat kerja.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 KOMITMEN DAN KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


5

3.1.1 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR


PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang Jawa Tengah mempunyai
komitmen untuk menyediakan tempat kerja yang selamat, sehat, dan aman bagi semua
karyawannya. Pihak Perusahaan memandang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) setingkat dengan persoalan Kualitas, Produksi dan Biaya Pihak Perusahaan akan
selalu berusaha untuk menghilangkan bahaya yang dapat mengakibatkan sakit, luka,
kerusakan harta benda, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, dan kehilangan
proses serta hal–hal yang dapat merusak lingkungan. Manajemen dan Pengurus P2K3
percaya bahwa semua karyawan PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle
Semarang Jawa Tengah ini akan bekerjasama dengan Pengurus Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dalam menjaga komitmen pribadi
untuk mensukseskan Proses Peningkatan Secara Terus Menerus. Standarisasi yang
berlaku di semua pabrik tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi
International Standard Operation (ISO) termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Selain itu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki Sertifikat Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang berlaku untuk
semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses Makmur
Tbk. memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001. Kemudian pada 5 Februari
2004 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO
9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia.

3.1.2 PT. NISSIN BISCUIT INDONESIA


PT. Nissin Biscuit Semarang ini telah berusaha menempatkan karyawan pada tugas
yang benar (the right man on the right job) dan masih ditemukan juga karyawan yang
kurang disiplin mengikuti peraturan perusahaan, kurang teliti dan kurang serius dalam
bekerja serta kurang dapat memberikan contoh yang baik. Budaya kerja dan disiplin kerja
yang diberikan oleh PT.Nissin Biscuit Indonesia sangat besar manfaatnya dalam
mendorong timbulnya usaha karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan
karyawan yang bersangkutan mampu mengemban tugas menurut bidangnya masing-
masing agar dapat mencapai efektivitas kerja yang tinggi. Standar mutu yang diterapkan
oleh Nissin mencakup penggunaan bahan baku pilihan dan penggunaan tegnologi
6

canggih dalam proses produksi serta penerapan CPMB (Cara Produksi Makanan yang
Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standard Opening
Procedure) dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point). Standar Mutu
ISO 2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah ditetapka dalam proses
produksi disertai dengan sertifikat halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI). Sebuah bukti
bahwa semua produk Nissin memenuhi kaidah halal dan aman dikonsumsi.

3.1.3 PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO


Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen
Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk
Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM
Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama
Indonesia.

3.2 PEMBAHASAN
1. PT. Indofood Sukses Makmur
Keselamatan dan Kesehatan kerja di perusahaan ini sangat di utamakan sekali, bagaikan
mengutamakan kualitas produk bahan pangan. Pengurus P2K3 melakukan kerja sama
dengan semua karyawan di PT. Indofood dalam menjaga komitmen pribadi untuk
mensukseskan peningkatan secara terus menerus. System manjemen lingkungan di PT.
Indofood sukses makmur telah berkembang sangat baik, Industri berupaya menyediakan
sumber daya untuk pembentukan, pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang
diperlukan untuk mengimplentasikan persyaratan dan system manajemen keamanan
pangan (SMKP) yang dijamin dan didukung dengan pelaksanaan prosedur untuk
pengelolaan sistem manajemen lingkungan dan identifikasi bahaya yang meliputi : a. GMP
( Good manufacturing Practice ) b. SSOP( Standart Sanitation Operation procedure ) c. Heath
& Safety Envirionment d. Pelatihan ( Training ) e. GLP ( Good Laboratory practice ) f. PHC
( Product Handling Control ) Disamping itu semua, dalam hal pelakasaan K3 itu sendiri
masih terdapat beberapa kekurangan, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD) saat
bekerja. Contoh kasus pada saat melakukan kunjungan, kami pun menemukan beberapa
7

pekerja tidak mengenakan Alat Pelindung Diri saat bekerja. Tidak ada teguran sama
sekali, baik itu oleh teman pekerjanya mau pun dari atasannya. Hal yang perlu di
cermati disini adalah menjaga komitmen dalam mensukseskan K3 itu sendiri. Dari contoh
kasus yang tadi dapat kita ketahui bahwa komitmen dalam penerapan k3 di PT. Indofood
belum dapat dilaksanakan oleh keseluruhan pekerja pabrik atau pun pengelola
perusahaan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi dalam hal penerapan K3 di perusahaan
tersebut.

2. PT. Nissin Biscuit Indonesia


Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Nissin Biscuit Indonesia-
Unggaran, Semarang sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha
karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan karyawan yang bersangkutan mampu
mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing agar dapat mencapai efektivitas
kerja yang tinggi. Di perusahaan ini penerapan K3 sudah cukup baik, dari mulai
menggunakan Alat Pelindung diri saat bekerja, Kebersihan, jalur uap, kebisingan, dan
tempat penyimpanan produk yang cukup baik. Akan tetapi masih terdapat kekurangan-
kekurangan, seperti masih ditemukan karyawan yang kurang disiplin mengikuti
peraturan perusahaan, kurang teliti dan kurang serius dalam bekerja serta kurang dapat
memberikan contoh yang baik. Selain itu, jalur-jalur evakuasinya pun tidak begitu jelas
arahnya karena tidak ada tanda-tanda khusus. Untuk pertukaran udaranya juga sedikit
kurang, itu dapat terlihat dari minimnya ventilasi-ventilasi udara yang fungsinya untuk
pertukaran udara CO2 di dalam dan O2 di luar pabrik. Dari kesemuanya itu, penerapan K3
di PT. Nissin biscuit Indonesia ini Sudah cukup baik, hanya perlu beberapa evaluasian
untuk menjadi perbaikan dalam peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dan
kesejahteraan para pekerja.

3. PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO


Setiap perusahaan mempunyai ketentuan dan kebijakan masing-masing. Budaya kerja
disiplin diperusahaan ini pun sangat tinggi. Ketika kami kunjungan ke Pabrik Sariroti ini,
suasana pabrik sangat nyaman, system keamanan nya pun ketat, penggunaan alat
pelindung diri sangat di utamakan, kebisingannya , kebersihannya pun sangat terjaga, dan
8

minim sekali dari kontaminasi-kontaminasi yang berbahaya bagi keamanan produk.


Semuanya tersusun rapih, dalam produksinya pun tanpa banayk bersentuhan langsung
dengan manusia. Penerapan K3 disini sangat diperhatikan dan benar-benar
memperhatikan kualitas produk yang akan dihasilkan. Pada dasarnya, kontrol kualitas
melibatkan pemeriksaan produk, layanan, atau proses untuk tingkat minimum tertentu
kualitas. Tujuan dari tim pengendalian kualitas adalah untuk mengidentifikasi produk
atau jasa yang tidak memenuhi standar perusahaan tertentu kualitas. Jika masalah
diidentifikasi, tugas tim pengendalian kualitas atau professional mungkin melibatkan
penghentian produk sementara. Tergantung pada layanan atau produk tertentu, serta jenis
masalah yang diidentifikasi, produksi atau pelaksanaan tidak dapat berhenti
sepenuhnya.

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pada kesehatan dan keselamatan
kerja khususnya pada perusahan sangat penting dilakukan, karena dapat
meningkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan atau
pekerja. Penyediaan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan
adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) hanya dipandang perlu jika metode-metode
perlindungan yang lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau. Sangat perlu
adanya manajemen lingkungan kerja dari industri agar seorang tenaga kerja berada dalam
keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin
keadaan kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada
keseimbangan yang positif-konstruktif, antara unsur beban kerja, beban tambahan
akibat dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja.
9

4.2 SARAN
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari
pekerjaan, untuk perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan perlindungan
berupa kompensasi, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, yang harus
diberikan oleh perusahaan kepada pekerja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan
keharusan bagi sebuah perushaan. Untuk menjaga dan memonitor keselamatan kesehatan
kerja karyawan maka dilakukan program penyuluhan keselamatan kerja bagi karyawan baik
karyawan yang baru masuk kerja atau karyawan yang sudah lama, dengan melakukan
pengenalan lingkungan kerja, bahaya dilingkungan kerja, pemakaian alat pelindung
diri yang sesuai dengan standar demi keselamatan dan kesehatan karyawan, dan
dalam penegendalian keselamatan lingkungan kerja ada beberapa tahap yang
dilakukan disetiap area :
- Menganalisa bahaya dan tindakan pengendalian
- Menentukan tingkat keparahan - Menilai tingkat resiko bahaya
- Pengendalian potensi / Resiko bahaya
- Penyusunan rancangan pengendalian bahaya
10

DAFTAR PUSTAKA

PT. Indofood Sukses Makmur

PT. Nissin Biskuit Indonesia

PT. Nippon Indosari Cofindo

Ridley, J. (2006). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Erlangga.

Bannet N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo
11

Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R. I Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) dan Audit SMK3, Edisi I, Jak arta : Direktorat
Pengawasan

Anda mungkin juga menyukai