Anda di halaman 1dari 12

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA

Arni Natasya, Intan Azlina, M. Zikri Dzahirsyah

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Email : arninatsya711@gmail.com intannaz68@gmail.com


muhammadzikridzahirsyah@gmail.com

Abstrak

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di antara pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena terkait erat dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin banyak fasilitas
keselamatan kerja, semakin sedikit kemungkinan kecelakaan kerja. Selain
keselamatan kerja, kesehatan kerja juga merupakan faktor yang penting.
Kesehatan kerja yang menunjuk pada bebas dari gangguan fisik maupun mental
yang dapat berasal dari lingkungan kerja. Perusahaan yang baik adalah
perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya
dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang
dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan.

Kata kunci: keselamatan, kesehatan kerja

Abstrack

Occupational safety has been a concern among governments and businesses for
a long time. The safety factor is important because it is closely related to employee
performance and in turn to company performance. The more work safety
facilities, the less chance of work accidents. In addition to occupational safety,
occupational health is also an important factor. Occupational health which refers
to being free from physical and mental disorders that can come from the work
environment. A good company is a company that really takes care of the safety
and health of its employees by making rules regarding occupational safety and
health that are implemented by all employees and company leaders.

Keywords : Safety, Health, and Work

Pendahuluan

Di era globalisasi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja


di setiap tempat kerja termasuk di sector kesehatan. Untuk itu kita perlu
meningkatkan dan mengembangkan K3 di sector kesehatan dalam rangka
menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat
hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.

Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja disektor


kesehatan tidak terkecuali di rumah sakit maupun perkantoran,akan terpajan
dengan risiko bahaya ditempat kerjanya. Risiko ini bervariasi mulai dari yang
paling ringan maupun berat tergantung profesinya.

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 23


mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib
diselenggarakan pada setiap tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam pembuatan artikel ini adalah Library Research
(kajian pustaka) dimana kami mengambil data informasi dengan memanfaatkan
literatur yang ada seperti dari buku, jurnal dan dari berbagai sumber lainnya yang
sebanding dan berkaitan dengan judul artikel ini. Keselamatan dan kesehatan
kerja dalam suatu perkantoran sangat berpengaruh terhadap produktivitas kinerja
karyawan.

Hasil dan Pembahasan

A. Keselamatan, kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu emikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja. Keselamtan dan kesehatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.1

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan


yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau kerja tersebut.2

Menurut Simajuntak, keselamatan dan kesehatan kerja adalah kondisi


keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja
yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,
dan kondisi bekerja. 3Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap
kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan.
Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental, dan stabilitas emosi
secara umum.

Keselamatan kerja dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3), yang
berbunyi: “Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

1
Mangkunegara, A.P. Manajemen Sumber daya Manusia. ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), h.
163.
2
Suma’mur. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan, ( Jakarta: CV Haji, 2001). h. 104.
3
PJ. Simajuntak. Manajemen Kesehatan Kerja, ( Jakarta: Himpunan Pembina SDM, 1994). h.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebekaranatau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan
proses kerjanya.
10. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya bertambah tinggi.

Sedangkan mengenai Kesehatan Kerja telah diatur dalam Undang-


Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 Bagian 6 tentang Kesehatan Kerja, Pada
pasal 23 yang berisi:

1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang


optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi perlindungan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.

B. Tujuan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

Secara umum, kecelakaan diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat


diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karna kondisi yang tidak membawa
keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan kerja dapat
didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan.

Penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dibagi dalam dua
kelompok:4

a) Kondisi berbahaya, yaitu kondisi yang tidak aman dari:

a.Mesin, perakitan, pesawat, bahan dan lain-lain.

b.Lingkungan

c.Proses

d.Sifat pekerjaan

e.Cara kerja

b)Perbuatan berbahaya, yaitu perbuatan berbahaya dari manusia yang dapat


terjadi antara lain karena:

a.Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana

b.Cacat tubuh yang tidak kentara

c.Keletihan dan kelesuan

d.Sikap dan tingkah laku yang tidak sempurna.

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan


mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi

4
Mujianti Ni Wayani, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2011).h .209
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.

Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai dapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja


baik secara fisik, social, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baikna
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
gizi pegawai.
e. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan dan kondisi kerja.
f. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.5

C. Indikator penyebab keselamatan kerja


Indicator penyebab keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Keadaan tempat lingkungan kerja
Yang meliputi:
1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya dan kurang
dierhitungka keamanannya.
2. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b) Pemakaian dan peralatan kerja
Yang meliputi:
1. Pengaman peralatan kerja yang sudah using dan rusak.

5
Mangkunegara, A.P. Manajemen Sumber daya Manusia. ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2002), h.
165.
2. Pengguanaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik pengaturan
penerangan.6
D. Aturan keselamatan dan kesehatan kerja

Menurut PP no 50 tahun 2012, perusahaan yang memenuhi persyaratan


harus membuat rencana kesehatan dan keselamatan kerja yang penyusunannya
tidak hanya melibatkan pihak perusahaan tapi semua pihak terkait seperti
karyawan atau wakil pekerja, ahli terkait dan panitia Pembina. Rencana tersebut
paling tidak harus berisi:

1. Tujuan dan sasaran


2. Skala prioritas
3. Upaya pengendalian bahaya
4. Penetapan sumber daya
5. Jangka waktu pelaksanaan
6. Indicator pencapaian
7. System pertanggung jawaban.

Semua perusahaan apapun bidang usahanya berkewajiban untuk


(Financial Service Union, 2020) di antaranya:

1. Merancang, menyediakan dan memelihara tempat kerja yang aman dan


tanpa risiko Kesehatan
2. Mengidentifikasikan potensi bahaya.
3. Menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi risiko bullying dan
harassment.
4. Menyediakan fasilitas pertolongan pertama yang memadai
5. Mengatur rencana kontijensi untuk mengatasi hal darurat (termasuk
evakuasi tempat kerja)

6
Ibid…h. 170.
6. Memastikan fasilitas ventilasi, suhu, penerangan, toilet, cuci dan istirahat
memenuhi standar kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan sesuai
ketentuan lembaga yang berwenang
7. Menyediakan pakaian pelindung, jika diperlukan, dan tanda peringatan
yang memadai7

Dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja, karyawan juga memiliki hak


dan kewajiban. Karyawan mempunyai hak untuk melaksanakan pekerjaan sehari-
hari di lingkungan yang aman. Karyawan mempunyai hak untuk mendapatkan alat
atau pakaian pelindung yang memang diperlukan untuk aktivitas pekerjaan
tertentu secara gratis. Karyawan mempunyai hak untuk menghentikan pekerjaan
jika hal tersebut dianggap membahayakan keselamatan atau kesehatannya.

Karyawan di lain pihak mempunyai kewajiban yang harus mereka


jalankan seperti mereka harus mematuhi semua aturan yang ditetapkan oleh
perusahaan yang tercantum dalam rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Karyawan harus berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan untuk Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Karyawan harus menggunakan alat pelindung diri jika
diharuskan. Karyawan memiliki kewajiban untuk melaporkan kondisi kerja yang
berbahaya kepada atasan mereka. Karyawan harus melaporkan kejadian cedera
atau hak lain yang berhubungan dengan masalah keselamatan.

Karyawan didorong untuk secara terbuka melaporkan jika mereka


mengetahui atau melakukan pelanggaran terhadap aturan keselamatan dan
kesehatan kerja. Perusahaan tidak boleh menghalangi atau menutup-nutupi
kejadian-kejadian tersebut. Jika perusahaan menghukum karyawan karena
mereka melaporkan adanya kasus Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat
kerjanya, maka perusahaan dapat ditindak secara hukum.

7
G, Dessler. Human Resource management, Person. (2017). h. 515.
E. Implementasi Keselamatan dan kesehatan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah konsep pencegahan


kecelakaan, kebakaran, ledakan dan penyakit akibat kerja. Hal ini sesuai dengan
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, kesehatan dan
keselamatan kerja. Yang dimaksudkan untuk menyelamatkan para karyawan serta
orang lain di tempat kerja peralatan dan lingkungan kerja. Di samping itu, dengan
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja, para pekerja akan
merasa nyaman bekerja karena resiko kerja terkelola dengan lebih baik serta
tempat kerja tertata dengan baik, bersih dan nyaman. Dengan kenyamanan kerja
yang dirasakan oleh para pekerja akan meningkatkan semangat kerja yang dapat
memberikan produktivitas kerja yang tinggi. Dengan penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja juga akan mencegah penyakit akibat kerja bagi para karyawan.
Sehingga, kesehatan para pekerja juga akan terjamin.

F. Kasus-kasus keselamatan dan kesehatan kerja

1) Bahaya absen dalam Kesehatan


2) Penyakit infeksi: kasus SARS
3) Alkoholisme dan penyalahgunaan Zat Kimia
4) Stres, Burnout (kelelahan mental), dan depresi

Hal yang terpenting dari program keselamatan adalah melakukan


pencegahan terjadinya kecelakaan. Beberapa pendekatan yang berbeda dari
lingkungan digunakan untuk memuat karyawan sadar akan keselamatan. Berikut
ini adalah empat hal agar program keselamatan dapat terlaksana dengan sukses:

a) Harus ada ketulusan dalam memberikan dukungan kepada


manajemen puncak dan menengah
b) Harus ditetapkan secara jelas bahwa keselamatan merupakan
tanggung jawab manajer operasional .
c) Sikap yang positif terhadap keselamatan harus ada dn dijaga.
Karyawan harus yakin bahwa program keselamatan itu bermanfaat.
d) Seseorang sebaiknya bertanggung jawab atas program keselamatan
dan bertanggung jawab untuk operasionalnya.

kesehatan kerja adalah penerapan ilmu kesehatan atau kedokteran di


bidang ketenagakerjaan yang bertujuan untuk mencegah penyakit yang timbul
akibat kerja dan mempertahankan dan meningkatkan kesehatan para
pekerja/buruh untuk meningkatkan kinerja mereka. 8

kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan


fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang di akibatkan oleh lingkungan kerja.
Resiko kesehatan merupakan faktor – faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan lingkungan yang dapat membantu stres
emosi atau gangguan fisik.9

Adapun prinsip kesehatan kerja adalah:

1. Kapasitas kerja (kemampuan pekerja yang dipengaruhi oleh status


kesehatan, gizi, jenis kelamin, umur, pendidikan, dan keterampilan.)
2. Beban kerja (beban yang diterima pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan
yaitu beban fisik, seperti mengangkat, mendorong dll.)
3. Lingkungan kerja (lingkungan disekitar tempat kerja yang dapat menjadi
beban pekerja, seperti bising, panas, radiasi, getaran, dll.)10

G. Ayat Al-quran yang menjelaskan tentang keselamatan dan kesehatan


kerja

8
Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015). h
9
Indah P.Hartatik. Buku Praktis Mengembangkan SDM. (Yogyakarta: Laksana, 2014). h.
10
H.W. Henrich, Indrustrial Accident Prevention: A Scientific Approach (4 th ED), (New york: Mc
Grawhill, 1959). h. 14-15.
Dalam konteks keselamatan dan kesehatan kerja disebut sebagai free from
incident, dimana insiden sendiri mengandung pengertian unintended atau unwated
event. Pengertian ini sudah sesuai dengan makna islam yaitu kedamaian atau
keselamatan, baik secara dunia maupun akhirat.

َْ‫ّللا يُحِ بْ ْال ُم ْح ِسنِيْن‬ َّْ ‫ل ت ُ ْلقُ ْوا بِا َ ْي ِد ْي ُك ْْم اِلَى الت َّ ْهلُ َك ِْةْۛ َواَ ْح ِسنُ ْواْۛ ا‬
َْٰ ‫ِن‬ ْ َ ‫ّللا َو‬
ِْٰ ‫ل‬ِْ ‫سبِ ْي‬ ْْ ِ‫َوا َ ْن ِفقُ ْوا ف‬
َ ‫ي‬

"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan


(diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah.
Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Dalam surat Al Baqarah ayat 195 ini, dijelaskan tentang firman Allah
SWT yang menyatakan bahwa orang-orang yang tidak menjaga kesehatan adalah
kelompok orang yang menjatukan diri sendiri kepada kemusnahan. Hal tersebut
terjadi karena meraka tidak merawat nikmat sehat yang
diberikan oleh Allah SWT.

KESIMPULAN

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu emikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja. Keselamtan dan kesehatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas


dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi bekerja. [
PJ. Simajuntak. Manajemen Kesehatan Kerja. ]Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental,
dan stabilitas emosi secara umum.
Dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja, karyawan juga memiliki hak
dan kewajiban. Karyawan mempunyai hak untuk melaksanakan pekerjaan sehari-
hari di lingkungan yang aman. Karyawan mempunyai hak untuk mendapatkan alat
atau pakaian pelindung yang memang diperlukan untuk aktivitas pekerjaan
tertentu secara gratis. Karyawan mempunyai hak untuk menghentikan pekerjaan
jika hal tersebut dianggap membahayakan keselamatan atau kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA

A. Prabu Mangkunegara, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:


PT. Remaja Rosda Karya,
Dessler. G, 2017, Human Resource management, Person.,
Heinrich. H.W, 1959, Indrustial accident prevention: a scientific approach, New
york: Mc grawhill,
Hartatik, Indah P. (2014). Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyakarta:
Laksana.
Ni Wayan Mujianti, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Graha
Ilmu,
Simajuntak. PJ. 1994, Manajemen Kesehatan Kerja, Jakarta: Himpunan Pembina
SDM,
Suma’nur,ْ 2001,ْ Keselamatanْ Kerjaْ danْ Pencegahan Kecelakaan, Jakarta: CV
Haji,
Wirawan. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai