Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

2.1.1 Definisi Kesehatan dan Keselamatan kerja


Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Kesehatan kerja adalah kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja. Sedangkan keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin,
material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak
mengalami cedera (Dalam Habibi, 2019).
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Kesehatan kerja adalah kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja. Sedangkan keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin,
material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak
mengalami cedera (Dalam Ernawaty, 2020).

2.1.2 Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Adanya kewajiban menyelenggarakan K3 di dalam sebuah perusahaan
bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat dari
aktivitas di tempat kerja serta melindungi semua sumber produksi agar dapat
digunakan secara efektif. Pelaksanaan K3 juga memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mencegah dan melindungi kecelakaan kerja.
2. Mencegah timbulnya beragam penyakit akibat kerja, baik itu dalam
bentuk fisik, psikis, infeksi, keracunan atau penularan.
3. Meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan perlindungan terhadap
para pekerja baik selama ataupun setelah masa kerja.
4. Membuat para pekerja agar optimal dalam bekerja.
5. Menciptakan sistem kerja yang aman.
6. Memastikan bahwa kondisi alat kerja aman, nyaman dan layak untuk
digunakan.
7. Mencegah kerugian akibat terjadinya kecelakaan kerja.
8. Melakukan pengendalian terhadap terhadap resiko-resiko yang ada di
lingkungan kerja.
9. Memelihara kebersihan, kesejahteraan dan ketertiban lingkungan kerja
dan lingkungan sekitarnya.

2.2 Alat Pelindung Diri (APD)

2.2.1 Pengertian Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerjaan itu
sendiri dan orang di sekelilingnya.
Alat pelindung diri adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang dalam bekerja yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh
tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung yang dipakai oleh
tenaga kerja secara langsung untuk mencegah sebuah kecelakaan yang di
sebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja.

2.2.2 Kelompok Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Alat pelindung diri yang digunakan untuk upaya pencegahan terhadap
kecelakaan kerja, kelompok ini disebut Alat pelindung keselamatan
industri. Alat pelindung diri yang termasuk ke dalam kelompok ini
adalah alat yang digunakan untuk melindungi seluruh tubuh.
2. Alat pelindung diri yang di gunakan untuk mencegah terhadap
gangguan keselamatan timbulnya suatu penyakit, kelompok ini disebut
alat pelindung kesehatan industri.

2.2.3 Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Melindungi tenaga kerja jika usaha rekayasa (engineering) dan
administrasi tidak dapat dilakukan dengan baik.
2. Meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.

Alat Pelindung Diri memiliki beberapa manfaat, yaitu:


1. Untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi resiko penyakit akibat kecelakaan.

2.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja Dalam Meningkatkan


Produktivitas
Suatu perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas
sumber daya manusia yang ada. Produktivitas sumber daya manusia ditentukan oleh
sejauh mana sistem yang ada di perusahaan mampu menunjang dan memuaskan
keinginan seluruh pihak. Apabila suatu perusahaan peduli dengan keberadaan dan
kesejahteraan karyawan, maka karyawan akan meningkatkan produktivitas
kerjanya terhadap perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas
karyawan adalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Menurut Hariandja (2007), K3 merupakan aspek yang penting dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Apabila tingkat
keselamatan kerja tinggi, maka kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat, dan
kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Apabila keselamatan kerja rendah, maka
hal tersebut akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada
produktivitas yang menurun. Penelitian Busyairini, Tosungku dan Oktaviani (2014)
membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap produktivita kerja karyawan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa semakin lengkapnya fasilitas dan perhatian yang serius akan keselamatan
dan kesehatan kerja, maka akan semakin mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan. Penelitian lain juga diperkuat oleh Moniaga, Sompie dan Timboeleng
(2012) mengenai analisis faktor yang mempengaruhi produktivitas dari tinjauan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di perusahaan kontraktor.
Hasil penelitiannya menunjukkan hubungan faktor variabel keselamatan
kerja berpengaruh langsung dan kesehatan kerja tidak berpengaruh langsung
terhadap produktivitas kerja. Hubungan lingkungan kerja dari segi fisik
berpengaruh langsung terhadap kesehatan kerja, namun tidak berpengaruh pada
keselamatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui
keselamatan kerja. Hubungan lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial,
berpengaruh langsung terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh
terhadap kesehatan kerja, dan tidak berpengaruh langsung terhadap produktivitas
melalui kesehatan kerja.
Penelitian Ukishia, Astuti dan Hidayat (2013) menunjukkan hasil pengujian
hipotesis bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara keselamatan kerja
terhadap produktivitas karyawan. Penelitian oleh Kaligis et al. (2013) menunjukkan
hasil yang serupa bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan antara
keselamatan kerja terhadap produktivitas. Berdasarkan hasil kuisioner dan
pengamatan di perusahaan, 8.33% karyawan bagian instalasi mengungkapkan
bahwa keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas mereka.
Keselamatan kerja membuat beberapa karyawan dapat bekerja lebih cepat dan tepat
waktu. Kesadaran karyawan tersebut terhadap keselamatan kerja ditunjukkan
dengan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja. Sebanyak 41.67% karyawan
menyatakan hal yang berbeda bahwa keselamatan kerja tidak berpengaruh terhadap
produktivitas. Beberapa karyawan baru juga terlihat jarang menggunakan alat
pelindung diri saat bekerja karena karyawan merasa tidak nyaman/terganggu ketika
bekerja dengan menggunakan alat pelindung diri. Selajutnya, penelitian yang
dilakukan oleh Taiwo (2009) mengenai pengaruh lingkungan kerja terhadap
produktivitas karyawan memberikan hasil bahwa lingkungan kerja yang kondusif
dapat merangsang kreativitas dan meningkatkan produktivitas karyawan.

Anda mungkin juga menyukai