Anda di halaman 1dari 10

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

SERTA LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN DAN SEHAT


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manjemen Sumber Daya Manusia)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2
1. NARATAMA HERMAWAN
2. ROSENO PAMUJI WIJAYANTO
3. UTARI PURNAMASARI

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS SEMARANG
2022
KESELAMATAN DAN KESEHATAN

SERTA LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN DAN SEHAT

A. FILOSOFI K3

Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu upaya kerja sama,
saling pengertian dan partisipasi dari pengusaha dan karyawan dalam perusahaan untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan
keamanan kerja dalam rangka meningkatkan produktivitas.

Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standard aman,
maka akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman,
sehat, dan proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko
kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan
kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya
pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya
(IASP). Menurut International Association of Safety Professional (IASP), Filosofi K3
terbagi menjadi 8 filosofi yaitu:
1. Safety is an ethical responsibility.
2. Safety is a culture, not a program.
3. Management is responsible.
4. Employee must be trained to work safety.
5. Safety is a condition of employment.
6. All injuries are preventable.
7. Safety program must be site specific (tempatkhusus).
8. Safety is good business

Program keselamatan dan kesehatankerja (K3) dilaksanakan karena tiga factor penting
sebagai berikut (Moekijat,2004):

1. Berdasarkan perikemanusiaan.
Pertama-tama para manajer akan mengadakan pencegahan kecelakaan kerja atas
dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk
mengurangisebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan yang diderita luka serta
keluarga. 
2. Berdasarkan Undang-Undang.
Ada juga alas an mengadakan program keselamatan dan
kesehatankerjaberdasarkanUndang-Undang federal, Undang-Undang Negara
Bagian dan Undang-Undang kota tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan
sebagian mereka melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda. 
3. Berdasarkan Ekonomi
Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja karena biaya kecelakaan
dampaknya sangat besar bagi perusahaan

B. KONSEP K3
Konsep lama
1. Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan risiko yang harus diterima.
2. Tidak perlu berusaha mencegah
3. Masih banyak pengganti pekerja
4. Membutuhkanbiaya yang cukup tinggi
5. Menjadi faktor penghambat produksi

Konsep masa kini


1. Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.
2. Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah
3. Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15 % sampai 20 %
4. Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
5. Peran pimpinan sangat penting dan menentukan

C. PENGERTIAN K3
Ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya
1. Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja; menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan
bahan produksi; menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses
produksi.
2. Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the
degree of physiological and psychological well being of the individual). Secara
umum, pengertian dari kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukanuntukmemper
oleh kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan memberantas
penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan
lingkungan kerja yang sehat.

D. TUJUAN K3
Tujuan utama dalam K3 berdasarkan UndangUndang No. 1 Tahun 1970 yaitu antara
lain :
 Melindungi dan menjamin keselamatansetiaptenagakerja dan orang lain di
tempatkerja.
 Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
 Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2004), tujuan keselamatan kesehatan kerja


(K3) yaitu:

 Agar setiap pegawai mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial dan psikologis.
 Agar tiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan selektif
mungkin.
 Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya.
 Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
 Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja.
 Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan lingkungan atas kondisi
kerja.
 Agar tiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

E. Aspek, Faktor dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan oleh
perusahaan antara lain adalah sebagai berikut (Anoraga, 2005):
a. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam
beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja,
seperti ventilasi, suhu, penerangan dan situasinya.
b. Alat kerja dan bahan
Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan
untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah
vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi
dan di samping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.
c. Cara melakukanpekerjaan
Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukanpekerjaan yang
berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh
karyawan dalam melakukan semua aktivitas pekerjaan, misalnya menggunakan
peralatan yang sudah tersedia dan pelindung diri secara tepat dan mematuhi
peraturan penggunaan peralatan tersebut dan memahami cara mengoperasionalkan
mesin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
sebagai berikut (Budiono dkk, 2003):
 Beban kerja.
Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan.
 Kapasitaskerja.
Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
 Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang berupa factor fisik, kimia, biologik, ergonomik,
maupun psiko sosial.
` Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi,
2007):
 Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja.
 Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
 Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggungjawab.
 Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat
lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran, asap
rokok, uap gas, radiasi, getaranmesin dan peralatan, kebisingan, tempat
kerjaaman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memadai, ventilasi
dan sirkulasi udara seimbang, adanyaaturankerja atau aturan keprilakuan.
 Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja.
 Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
 Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

KECELAKAAN AKIBAT KERJA

A. DEFINISI KECELAKAAN AKIBAT KERJA (KAK)

Dalam standar OHSAS 18001:2007 dijabarkan beberapa definisi (pengertian)


mengenai Insiden, Kecelakaan Kerja dan juga Nearmiss (hampir celaka). Ketiga istilah di
atas memiliki pengertian, arti dan definisi berbeda sebagaimana hal berikut di bawah:
Pengertian (Definisi) Insiden ialah kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana
cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi.
Termasuk insiden ialah keadaan darurat. Pengertian (Definisi) Kecelakaan Kerja ialah
insiden yang menimbulkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun kefatalan
(kematian).
Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak
terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan,
orang, atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya (Sumber:
Heinrich, Petersen, dan Roos, 1980). Menurut (AS/NZS 4801: 2001) kecelakaan adalah
semua kejadian yang tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial
menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya (Sumber: Standar
AS/NZS 4801: 2001). Kecelakaan kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
03/Men/98 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang
dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Sementara menurut OHSAS
18001:2007 Kecelakaan kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan
pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya)
kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian. Pengertian ini juga
digunakan untuk kejadian yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang
berpontensi menyebabkan merusak lingkungan. (Sumber: Standar OHSAS 18001:2007)
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki, dan
dapat menyebabkan kerugian baik jiwa maupun harta benda yang terjadi disebabkan oleh
pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan serta dalam perjalanan berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui.

B. KLASIFIKASI
Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode kecelakaan kerja,
salah satunya adalah standar Australia AS 18851 tahun 1990, sebagai berikut:
 Jatuh dari atas ketinggian
 Jatuh dariketinggian yang sama
 Menabrak objek dengan bagian tubuh
 Terpajan oleh getaran mekanik
 Tertabrak oleh objek yang bergerak
 Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
 Terpajan suara yang lama
 Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari suara)
 Pergerakan berulang dengan pengangkatan otot yang rendah
 Otot tegang lainnya

Ada banyak standar yang menjelaskan referensi tentang kode-kode kecelakaan kerja,
salah satunya adalah standar Australia AS 18851 tahun 1990, sebagai berikut:
 Kontak dengan listrik
 Kontak atau terpajan dengan dingin atau panas
 Terpajan radiasi
 Kontak tunggal dengan bahan kimia
 Kontak lainnya dengan bahan kimia
 Kontak dengan, atau terpajan factor biologi
 Terpajan faktor stress mental
 Longsor atau runtuh
 Kecelakaan kendaraan/Mobil
 Lain-lain dan mekanisme cidera berganda atau banyak
 Mekanisme cidera yang tidak spesifik 4

C. CIDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA


Pengertian cidera berdasarkan Heinrich et al. (1980) adalah patah, retak, cabikan, dan
sebagainya yang diakibatkan oleh kecelakaan. Bureau of Labor Statistics, U.S.
Department of Labor (2008) menyatakan bahwa bagian tubuh yang terkena cidera dan
sakit terbagi menjadi:
 Kepala; mata.
 Leher.
 Batang tubuh; bahu, punggung.
 Alat gerak atas; lengantangan, pergelangan tangan, tangan selain jari, jari
tangan.
 Alat gerak bawah; lutut, pergelangan kaki, kaki selain jari kaki, jari kaki
 Sistem tubuh.
 Banyak bagian

Tujuan analisis cidera atau sakit:


Tujuan menganalisa cidera atau sakit yang mengenai anggota bagian tubuh yang
spesifik adalah untuk membantu dalam mengembangkan program untuk mencegah
terjadinya cidera karena kecelakaan, sebagai contoh cidera mata dengan penggunaan
kacamata pelindung. Selain itu juga bias digunakan untuk menganalisis penyebab alami
terjadinya cidera karena kecelakaan kerja.

D. KLASIFIKASI CIDERA AKIBAT KECELAKAAN KERJA


Banyak standard referensi penerapan yang digunakan berbagai oleh perusahaan, salah
satunya adalah standar Australia AS 1885-1 (1990) .Berikut adalah pengelompokan jenis
cidera dan keparahannya:
a. Fatality
b. Loss Time Injury
c. Loss Time Day
d. Restricted duty
e. Medical Treatment Injury
f. First aid injury
g. Non Injury Incident

E. DEFINISI RATE
 Incident rate.
Adalah jumlah kejadian/kecelakaan cidera atau sakit akibat kerja setiap seratus orang
karyawan yang dipekerjakan.
 Frekwensi rate.
Adalah jumlah kejadian cidera atau sakit akibat kerja setiap satu juta jam kerja.
 Loss Time Injury Frekwensi Rate.
Jumlah cidera atau sakit akibat kecelakaan kerja dibagi satu juta jam kerja.
 Severity Rate.
Waktu (hari) yang hilang dan waktu pada (hari) pekerjaan alternatif yang hilang
dibagi satu juta jam kerja.
 Total Recordable Injury Frekwensi Rate.
Jumlah total cidera akibat kerja yang harus dicatat (MTI, LTI &Cidera yang tidak
mampu bekerja) dibagi satu juta jam kerja

F. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA


 Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.
 Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau keselamatan
pekerja.
 Faktor sumber bahaya yaitu:
a. Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode kerja yang salah,
keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya;
b. Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan mesin
atau peralatan, lingkungan, proses, sifat pekerjaan
 Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/ perawatan mesin/peralatan
sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna

G. KATEGORI KECELAKAAN KERJA


Kecelakaan industri (industrial  accident)
Yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya
atau bahaya kerja.
Kecelakaan dalam perjalanan (commuty accident)
Yaitu kecelakaan yan terjadi di luartempat kerja dalam kaitannya dengan
adanya hubungan kerja.

H. ANALISIS KECELAKAAN KERJA


Analisis kecelakaan kerja berguna untuk mengetahui:
 Penyebab kecelakaan kerja
 akibat kecelakaan kerja
 langkah‐langkah pencegahannya.
Penyebab Kecelakaan Kerja
 perbuatan berbahaya
 keadaan berbahaya
Tujuan Analisis Kecelakaan Kerja
 Untuk menjawab pertanyaan ”mengapa kecelakaan dapat terjadi”,
 Sehingga dapat ditentukan ”bagaimana mencegah agar kecelakaan sejenis tidak
terjadi”

Anda mungkin juga menyukai