Anda di halaman 1dari 31

KEBERHASILAN SUPERVISI ATAU PENGAWAS PENDIDIKAN

Makalah ini untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengawasan Pendidikan

Dosen Pengampu :

Prof.Dr. Amril M, M.A.

Yuni Fitri, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh :

Intan Azlina

Khofifatuz Zahro

Pahrur Rozi Siregar

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM 5G

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah Rahmat dan anugerah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang " Keberhasilan Supervisi Atau
Pengawas Pendidikan" ini.

Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan


besar kita, nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua
jalan yang lurus berupa ajaran agama sempurna dan menjadi anugerah terbesar
bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah. Disamping


itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu selamat pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat
terselesasikanlah makalah ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar


kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya. Demikian yang dapat kami sampaikan,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin.
Pekanbaru, 9 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii


DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I ............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Efektivitas Supervisi ........................................................................ 3
B. Keterampilan Supervisi .................................................................. 11
C. Pendukung dan Penghambat Supervisi .......................................... 18
BAB III ........................................................................................................ 27
PENUTUP ................................................................................................... 27
A. Kesimpulan..................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh


keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kompetensi guru.
Kepala Sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan kegiatan
pendidikan, administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana. Hal
tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya
tuntutan tugas kepala madrasah, yang menghendaki dukungan kinerja yang
semakin efektif dan efisien.

Untuk mengetahui apakah supervisi pembelajaran yang telah


dilaksanakan mencapai tujuan seperti yang telah ditentukan dan
sejauhmana supervisi tersebut mampu memberikan dampak terhadap hasil
pembelajaran, maka evaluasi terhadap supervisi pembelajaran perlu
dilakukan. Mengajar yang dilakukan oleh guru dan supervisi yang
dilakukan oleh upervisor merupakan dua karakter yang tidak terpisahkan
dalam ilmu pendidikan. Hal ini memiliki konsekuensi supervisi dapat
dilakukan kegiatan pengukuran, penilaian, dan evaluasi secara
komprehensif terhadap guru, dengan pandangan bahwa tujuan penting
evaluasi terhadap pelaksanaan supervisi adalah sebagai upaya untuk
memperbaiki.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa Itu Efektifitas Supervisi?


2. Apa itu Keterampilan Supervisi?
3. Apa saja Pendukung dan Penghambat Supervisi?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui apa itu Efektifitas Supervisi


2. Untuk Mengetahui apa itu Keterampilan Supervisi
3. Untuk Mengetahui apa saja Pendukung dan Penghambat Supervisi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Efektivitas Supervisi

Secara etimologis, efektivitas dari kata effective artinya berhasil,


ditaati, mengesankan, berlaku, mujarab, manjur, mustajab. Suatu pekerjaan
dikatakan efektif apabila pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut
telah mengesankan, berhasil dan ditaati oleh orang lain dalam mencapai
suatu tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif
itu berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manur dan
mujarab, dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas itu bagaimana suatu
organisasi di suatu lembaga pendidikan tertentu dalam suatu proses dapas"
erhasil guna dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam usaha
mewujudkan tujuan operasionalnya. Pekerjaan seseorang dapat dikatakan
efektif jika dapat memberikan hasil yang sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, atau sudah mampu mewujudkan tujuan organisasi dalam aspek
yang dikerjakan tersebut. Pada hakekatnya, efektifitas organisasi bukanlah
efektivitas pribadi, melainkan efektivitas manajer, dan manajer yang
efektif akan menghasilkan manajemen yang efektif pula.
Efektivitas dalam aplikasinya di lembaga pendidikan mengandung
beberapa indikator yang mengacu pada tahapan tahapan (input, proces,
output dan outcome).1 Tahapan tiap-tiap indikator dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Indikator input
indikator ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan
materi pendidikan serta kapasitas manajemen

1
Arif Ganda Nugroho, dkk, mewujudkan kemandirian indonesia melalui inovasi dunia
pendidikan, ( Cirebon, penerbit insania, 2021), h. 384-385.

3
2. Indikator proces
Indikator ini meliputi administratif, alokasi waktu perilaku peserta
didik.
3. Indikator output
indikator dari output berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan
peserta didik dan dinamikanya sistem sekolah, hasil-hasil yang
berhubungan dengan perubahan sikap serta hasil-hasil yang
berhubungan dengan keadilan dan kesamaan.
4. Indikator outcome
indikator ini meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan
berikutnya, prestasi belajar disekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan
serta pendapatan. Apabila dihubungkan antara efektivitas dengan
kinerja guru maka tujuan yang diniatkan dalam setiap kegiatan belajar
mengajar, baik yang sifatnya instruksional maupun tujuan pengiring
akan dapat dicapai secara optimal apabila dapat diciptakan dan
dipertahankan kondisi yang menguntungkan bagi murid.
Dalam setiap proses pengajaran, kondisi ini harus direncanakan
dan diushakan oleh guru secara sengaja agar dapat dihindarkan kondisi
yang menagikan (usaha pencegahan), dan mengembalikanghepada
kondisi yang optimal apabila terjadi hal-hal yang merusak yang
disebabkan oleh tingkah laku murid di dalam kelas (usaha kuratif).
Tujuan dalam supervisi dijelaskan Fufuh Fathurrahman dan AA
Suryana dengan mengutif pendapat Sergiovanni. bahwa ada tiga yakni,
Mengawasi kualitas, Memonitoring pembelajaran
dan mengembangkan profesionalisme. Sasarannya adalah sekolah
sebagai unit pelaksana pendidikan dan guru sebgai pelaksana
pendidikan. Tentunya dimaksudkan untuk pencapaian tujuan
pendidikan nasional.2

2
Pupuh Fathurrahman dan AA Suryana, Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan
Proses Pengajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 51.

4
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Pengertian pendidikan tersebut lebih bersifat
konseptual sehingga agar bisa dipahami lebih dalam perlu pemaknaan
yang lebih bersifat operasional dan praktis.3
Pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum.
Aspek-aspek yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian
umpan balik terlalu umum dan kurang mengarah ke aspek yang
dibutuhkan guru. Sementara guru sendiripun kadang kurang
memahami manfaat supervisi. Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya
guru dalam perencanaan pelaksanaan supervisi. Padahal proses
pelaksanaan supervisi yang melibatkan guru sejak tahap perencanaan
memungkinkan guru mengetahui manfaat supervisi bagi dirinya.
Supervisi merupakan pendekatan yang melibatkan guru sejak tahap
perencanaan.
Pelaksanaan supervisi yang diasumsikan merupakan pelayanan
pembinaan guru diharapkan dapat memajukan dan mengembangkan
pengajaran agar guru dapat mengajar dengan baik dan berdampak pada
hasil belajar siswa. Supervisi berfungsi membantu guru dalam
mempersiapkan pelajaran dengan mengkoordinasi teori dengan
praktik. Pandangan guru terhadap supervisi cenderung negatif yang
mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model pengawasan
terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk menyampaikan
pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti bersikap
otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap lebih dari
guru karena jabatannya. Kasus guru senior cenderung menganggap

3
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS(Sitem Pendidikan Nasional),( Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 3.

5
supervisi merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap
bahwa telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih.
Pelaksanaan supervisi yang efektif sangat di perlukan berbagai
faktor pendukung. Dharma menetapkan “Faktor pendukung yang di
perlukan dalam supervisi adalah manusia”. Faktor manusia
menunjukkan adanya keterlibatan kedua belah pihak yakni pengawas
dan guru. Apabila keduanya saling bersinergi dalam menjalankan
tugasnya masing-masing, pelaksanaan supervisi akan dapat berjalan
dengan efektif. Apalagi dengan dukungan suprasarana seperti
kebijakan dinas pendidikan dan sarana penunjang, seperti sarana
pembelajaran, dukungan teknologi, iklim kerja dan kesejahteraa guru
akan lebih menopang terlaksananya proses supervisi yang efektif.4
Indikasi supervisi dikatakan efektif, dilihat dari 4 hal yaitu: 5
1. Pendelegasian
Supervisor harus dapat membawa timnya ke arah target
atau sasaran yang ditetapkan, mendelegasikan tugas-tugas kepada
para guru, staf atau pegawai terutama yang bersifat teknis
lapangan.
2. Keseimbangan
Supervisor harus dapat menyeimbangkan penggunaan
otoritas seperti kapan menahan diri, kapan mengoptimalkan
kreativitas guru atau staf atau pegawai, bersikap tegas, kapan harus
memberi kesempatan guru atau staf atau pegawai menyampaikan
pendapat, menerapkan contoh konkrit, menerapkan disiplin waktu.
3. Jembatan
Supervisor harus dapat menyampaikan visi misi yang telah
ditetapkan, harus dapat menyalur berbagai aspirasi guru, staf atau
pegawainya, menemukan kepentingan berama, melakukan
pengambilan keputusan secara adil, dapat menanggulangi konflik.

4
Cut Nurul Fahmi, Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam Meningkatkan Kompetensi
Guru Sekolah Dasar, dalam Jurnal Serambi Ilmu, Vol. 19, No. 02, h. 105-106.
5
Muwahid shulman, supervisi pendidikan, (surabaya, acima publishing, 2012), h.77-78.

6
4. Komunikasi
Seorang supervisor seharusnya mampu berkomunikasi
multiarah yang mencakup kemampuan mendengarkan keluhan,
masukan dan pertanyaan para guru, staf, pegawai. Mampu
mengkomunikasikan tugas-tugas secara efektif serta.menggunakan
bahasa yang baik dan jelas dalam melaksanakan tugas-tugas dan
dapat dipahami oleh kemampuan berpikir para guru atau staf atau
pegawai
Beberapa kenyataan di bidang mata pelajaran di sekolah-sekolah
menunjukan bahwa, masih ada pengawas para sekolah (pelaksana
supervisi mata pelajaran), entah itu Kepala Sekolah dan Pengawas
yang memahami supervisi identik dengan penilaian atau inpeksi
terhadap para guru.
Hubungan supervisor dan guru masih ada jarak yang jauh sehingga
supervisi hanya sebagai alat untuk mencari kesalahan guru. Hal ini
karena dalam praktik pelaksanaan supervisinya, mereka cenderung
menilai dan mengawasi apa yang dikerjakan oleh guru, atau mencari
cari kekurangan dan kesalahan para guru. Seringkali kekurangan ini
diangkat sebagai temuan. Semakin banyak temuan, maka dianggap
semakin berhasil para pelaku supervisi tersebut.
Pengawasan menjadi efektif jika diperhatikan faktor-faktor yang
menjadi penyebabnya, diantaranya melakukan kajian komprehenshif
tentang teknik supervisi yang digunakan oleh supervisor
yangmenggunakan pendekatan dengan cara melakukan observasi tanpa
melakukan analisis dan interpretasi. Jika tahapan supervisi dibagi
menjadi tiga bagian (pembicaraan awal, observasi, analisis dan
interpretasi serta pembicaraan akhir), maka supervisi dilakukan
sebagai berikut:6
1. Pembicaraan awal

6
Ibid, h.79-80.

7
Dalam pembicaraan awal, supervisor "memancing apakah
dalam mengajar guru menemui kesulitan. Pembicaraan ini
dilakukan secara informal.
2. Observasi
Jika perlu bantuan, maka supervisor mengadakan observasi
kelas. Dalam observasi supervisor masuk kelas dan duduk di
belakang tanpa mengambil catatan. Ia mengambil kegiatan kelas.
3. Analisis dan Interpretasi
Sesudah melakukan observasi, supervisor kembali ke
kantor. dan memikirkan kemungkinan kekeliruan guru dalam
melaksanakan proses belajar-mengajar. Jika menurut supervisor,
jika guru telah menemukan jawaban maka supervisor maka tidak
akan memberi nasihat kalau tidak di minta.
4. Pembicaraan akhir
jika perbaikan telah dilakukan, pada periode tertentu guru
dan supervisor mengadakan pembicaraan akhir. Dalam
pembicaraan akhir, supervisor berusaha membicarakan apa yang
sudah di capai guru, dan menjawab kalau ada pertanyaandan
menanyakan kalu guru-guru perlu bantuan lagi.
5. Laporan
laporan disampaikan secara deskripsi dengan interpretasi
berdasarkan judgment supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru,
kepala sekolah atau atasan kepala sekolah (Kadis ), untuk bahan
perbaikan selanjutnya.
Kemampuan supervisor profesional diharapkan mampu mengatasi
kesulitan-kesulitan guru dan mampu meningkatkan kualitas mengajar
guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut dari
pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian kemampuan supervisor
harus di atas rata-rata kemampuan guru dalam penguasaan materi
pelajaran, pengembangan kurikulum, penggunaan model dan metode
pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, teknik evaluasi hasil

8
pembelajaran, dan kemampuan memecahkan masalah pembelajaran.
Maka dari itu untuk memperoleh supervisor yang kemampuannya di
atas rata-rata guru, maka pihak yang mengangkat seseorang menjadi
supervisor tersebut harus diperhatikan prestasinya dalam pembelajaran.
Dengan demikian ketika mereka menjadi pengawas senantiasa
mengukir prestasi yang mengagumkan baik secara pribadi maupun
secara kelembagaan.7
Supervisi memiliki kedudukan yang penting dalam pembinaan dan
pengembangan kerja sama dalam suatu organisasi pendidikan. Proses
supervisi tidak didasarkan atas untuk menilai dan melihat kesalahan
yang dilakukan, tetapi kegiatan pokok dari supervisi adalah melakukan
usaha pembinaan, penilaian, pengembangan dan pengendalian untuk
meningkatkan kemampuan agar dapat berkembang guna mewujudkan
kerja yang efektif. Artinya, dalam dunia pendidikan, supervisi
dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas guru
sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik dan benar.
Dengan demikian, supervisi merupakan bantuan yang diberikan
kepada guru untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar sehingga ada perbaikan situasi belajar-
mengajar yang dilakukan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
supervisi menyangkut berbagai proses pemecahan masalah ketika
melakukan pengajaran guna dapat meningkatkan kegiatan belajar
secara efektif dan efisien. Supervisi berperan dalam mengawasi
kegiatan proses belajar mengajar, dan memperbaiki kekurangan dan
kesalahan guna meningkatkan mutu pembelajaran.
Supervisi pendidikan dapat diberikan oleh pengawas dan kepada
sekolah agar kualitas pembelajaran guru semakin meningkat
berdasarkan prinsip supervisi yang baik dan benar. Dalam pelaksanaan
supervisi sangat diperlukan partisipasi dan kerja sama dengan para

7
Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, h. 234

9
guru untuk secara bersama-sama terbuka, menjelaskan masalah-
masalah yang dihadapi oleh guru-guru, berdiskusi bersama-sama
mencari dan menemukan faktor-faktor penyebabnya, sehingga
diperoleh solusi yang efektif untuk mengatasinya.
Supervisi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi harus direncanakan
dengan baik dan sistematis karena kegiatan supervisi memiliki tujuan
tertentu, yang berperan sebagai penuntun dan menjadi tolak ukur
dalam menilai efektif tidaknya pelaksanaan supervisi. Dalam
pelaksanaannya, supervisi harus dikendalikan oleh supervisor agar
dapat terlaksana sesuai dengan rencana, sehingga supervisi dapat
berjalan dengan baik. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari
pelaksanaan supervisi maka dilakukan evaluasi supervisi.8
Proses pembinaan dan pengembangan keseluruhan situasi
merupakan kajian supervisi pendidikan. supervisor memegang peranan
penting dalam meningkatkan kualitas guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang lebih berkualitas, dimana jabatan supervisor
disekolah meliputi kepala sekolah dan pengawas.
Tugas supervisor adalah menstimulir guru-guru agar mempunyai
keinginan menyelesaikan problema pengajaran dan mengembangkan
kurikulum. Mengidentifikasikan kebutuhan guru-guru sebagai bahan
in-service dan survei sebagai permintaan dan observasi. Merencanaka
langkah-langkah pelaksanaan dan mengevaluasi in-service program,
dengan mengembangkan rencana pengajaran untuk pengembangan
staf membuat komponen-komponen pengetahuan, fasilitas yang
digunakan. Kemudian mencatat partisipasi guru-guru dan sukses
keberhasilan in service. Oleh karena itu tugas besar bagi pemimpin
pengajaran adalah merubah guru-guru dari ‘apatis menjadi
dinamis”, dari tidak mampu menjadi berkemampuan, dari tidak

8
H. Cecep, Manajemen Supervisi Pendidikan, (medan, Yayasan Kita
Menulis, 2021), h.46.

10
peduli menjadi peduli, dari yang sembrono menjadi cermat, kritis,
dan mengerti tugas - tugasnya sebagai guru.
Supervisi merupakan bantuan dalam mengembangkan situasi
pembelajaran ke arah yang lebih baik, dengan jalan memberikan
bimbingan dan pengarahan pada guru dan petugas lainnya untuk
meningkatkan kualitas kerja mereka di bidang pembelajaran dengan
segala aspeknya. Supervisi yaitu pelayanan yang disediakan oleh
pemimpinan untuk membantu agar menjadi semakin cakap atau
terampil dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sesuai dengan tuntutan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dibidang tugas
tersebut. Supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu
pembinaan kontinu, pengembangan kemampuan profesional personil,
perbaikan situasi pembelajaran, dengan sasaran akhir pencapaian
tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik.9

B. Keterampilan Supervisi

Supervisi dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting


dilaksanakan karena berpengaruh terhadap kinerja guru sekaligus pada
hasil pembelajaran. Ada suatu hal yang mendasari pentingnya supervisi
dalam proses pendidikan, yaitu : Kurikulum terus berkembang, perkem-
bangan tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun fungsi
kurikulum. Pelaksanaan kurikulum ter-sebut memerlukan penyesuaian
yang terus-menerus dengan keadaan nyata di lapangan. Untuk itu guru-
guru senantiasa harus berusaha mengembangkan kreativitasnya agar daya
upaya pendidikan berdasarkan kurikulum dapat terlaksana secara baik.
Pengembangan pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang
terus-menerus dalam suatu organisasi. Untuk itu perlu diadakan supervisi
pendidikan, untuk memperbaiki kinerja guru dan karyawan dalam proses

9
Bafadal, Ibrahim, Supervisi Pembelajaran (Teori dan Aplikasinya dalam Membina
Profesional Guru), (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.

11
pembelajaran. Jika kinerja guru dan karyawan telah baik maka juga akan
berpengaruh terhadap hasil belajar.
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang
tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi
merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edu-katif di
sekolah, bukan sekedar penga-wasan fisik terhadap fisik material.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang
berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam
mengajar dan lainnya.10
Keterampilan dipahami sebagai sebuah kecakapan khusus yang
dimiliki seseorang. Kecakapan pada umumnya mungkin dapat dimiliki
oleh sebagian besar manusia, tetapi pada orang-orang
tertentu terdapat kecakapan-kecakapan yang menonjol. Kecakapan yang
menonjol itulah yang penulis maksudkan dengan keteerampilan khusus.
Kecakapan yang menonjol pada setiap orang berbeda-beda. Pada
seseorang terdapat kemampuan untuk membuat orang lain tertawa, tetapi
pada orang lain tidak terdapat kemampuan yang sama, tetapi terdapat juga
kemampuan lain yang berbeda dengan orang pertama.
Pengertian dari keterampilan yaitu kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan,
mengubah, ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakana sehingga
menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Pengertian selanjutnya yang perlu disepakati bahwa keterampilan
manusia pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengadakan kontak
hubungan kerjasama secara optimal kepada orang-orang yag diajak
bekerja dengan memperhatikan harkatnya sebagai manusia.11
Keterampilan supervisor dalam pandangan Kimball Wiles yang
menjelaskan bahwa supervisi adalah bantuan yang diberikan untuk

10
Eka Fitri, Konsep Dasar Supervisi Pendidikan-Administrasi Supervisi pendidikan,
(Padang ,2020), h. 86-88
11
Pidata Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

12
memperbaiki situasi belajar mengajar yang lebih baik. Dijelaskan bahwa
situasi belajar mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung kepada
keterampilan supervisor sebagai pemimpin. Seorang supervisor yang baik
memiliki lima keterampilan dasar, yaitu:
1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
2. Keterampilan dalam proses kelompok
3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan
4. Keterampilan dan mengatur personalia sekolah
5. Keterampilan dalam evaluasi
Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang
memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan potensi-potensi
kreativitas dalam dirinya, kemampuan untuk menstimulasi guru-guru agar
mereka tidak bergerak hanya berdasarkan instruksi. lakukan penelitian
dapat diketahui kelebihan dan kekurangan hasil dan proses belajar-
mengajar, penilaian bersifat menyeluruh dan kontinue, dilakukan di awal,
pertengahan dan diakhiri dengan melakukan sesuatu tugas.12
Makna “keterampilan” yang digunakan sehubungan dengan
kegiatan supervisi. Maka keterampilan supervisi mempunyai makna yaitu
kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk melakukan
hubungan kerjasama kepada orang yang diajak bekerja sama agar hasil
dari pekerjaannya tersebut menjadi nilai yang sangat optimal”. Kalau
keterampilan disandingkan dengan kata supervisi sehingga menjadi
keterampilan supervisi berarti kemampuan, kecakapan atau ide dan
kreatifitas yang digunakan oleh supervisor dalam aktifitas supervisi.
Dalam pelaksanannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah
para guru/pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan, tetapi
juga berusaha bersama guru-guru bagaimana cara-cara memperbaiki
proses belajar mengajar. Jadi, dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak

12
Abd. Rahman, Supervisi Dan Pengawasan Dalam Pendidikan, dalam Jurnal Kajian
Islam Kontemporer, Vol. 12 , No. 2, h. 60.

13
diangap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner
bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat,pengalaman-
pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam
usaha-usaha perbaikan pendidikan.
Seorang supervisor bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan
karyawan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Tak ayal,
keberadaannya di dalam sebuah organisasi atau perusahaan pun menjadi
sangat penting. Seorang supervisor yang baik, dengan keterampilan
yangdimiliki, dapat membantu perusahaan mempertahankan lebih banyak
bakat dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik bagi karyawan
dari semua tingkatan.
Pada dasarnya keterampilan pengawasan bukanlah keterampilan
tunggal. Ini adalah kombinasi dari beberapa soft skill, termasuk
keterampilan berkomunikasi, manajemen waktu hingga pemecahan
masalah
1. Komunikasi, baik verbal maupun tertulis
Sebagai supervisor, seseorang harus memiliki keterampilan
komunikasi yang baik. Ini karena sebagian besar pekerjaan supervisor
adalah mengarahkan orang lain, dimana itu melibatkan instruksi lisan
dan tertulis yang jelas.
2. Pengambilan keputusan
Sebagai atasan untuk beberapa staf, seorang supervisor secara
teratur membuat keputusan penting untuk tim. Karenanya keterampilan
dalam pengambilan keputusan pun sangat diperlukan. Bukan semata
cepat tetapi juga cerdas.
Saat membuat keputusan, buatlah berdasarkan kesejahteraan tim
dan perusahaan. Cobalah untuk melihat situasi melalui lensa yang
tidak bias, dan gunakan informasi yang tersedia untuk membuat
keputusan yang bijaksana.
3. Keterampilan interpersonal

14
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa membuat
karyawannya merasa terbuka untuk berkomunikasi. Disinilah
keterampilan interpersonal dibutuhkan. Berusahalah untuk selalu
bersikap baik kepada semua orang yang bekerja dengan kita, dan
kenali mereka. Dengan kombinasi kepribadian dan profesionalisme
yang tepat, kita dapat menciptakan hubungan kerja yang sehat dengan
tim.
4. Kemampuan beradaptasi
Perubahan mendadak di tempat kerja adalah sesuatu yang
adakalanya tak bisa dihindari. Disini kemampuan untuk berpikir dan
bereaksi dengan cepat diperlukan untuk membantu mengatasi
tantangan dan terus memimpin tim secara efisien. Seorang supervisor
yang baik menggunakan strategi kreatif untuk memecahkan masalah
dan fleksibel dalam situasi yang tidak terduga.
5. Manajemen waktu
Dalam tugasnya, seorang supervisor kemungkinan akan mengelola
banyak proyek atau pekerjaan sekaligus. Manajemen waktu adalah
keterampilan yang sangat penting untuk menyelesaikan segala sesuatu
sesuai jadwal. Untuk memiliki keterampilan ini, seorang supervisor
harus dapat memprioritaskan dan mendelegasikan tugas.
Tak hanya itu, seorang supervisor juga harus dapat bekerja secara
efisien dan memiliki gagasan bagus tentang berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas.
6. Manajemen prioritas
Pada dasarnya, manajemen prioritas dan manajemen waktu saling
berhubungan. Sebagai supervisor, seseorang perlu melakukan banyak
tugas di tempat kerja. Namun mengingat setiap tugas tidak memiliki
tingkat urgensi yang sama, manajemen prioritas pun diperlukan. Jadi,
kita harus memiliki prioritas untuk memutuskan tugas mana yang
harus diselesaikn terlebih dahulu, dan mana yang tidak. Ini akan

15
membantu kita untuk mencegah penundaan di tempat kerja dan
meningkatkan efisiensi.
7. Kerjasama
Meskipun supervisor bertanggung jawab atas banyak hal, mereka
perlu tahu kapan harus mundur dan membiarkan orang lain membuat
keputusan juga. Pikiran dan pendapat rekan kerja penting dan bisa
berharga dalam situasi tertentu. Seorang supervisor yang baik dapat
bekerja sama dengan orang lain dan memperhatikan apa yang
diinginkan orang lain. Alih-alih memberi perintah sepanjang waktu,
diskusikan dengan tim strategi dan proses pengambilan keputusan.
8. Problem-solving
Masalah mungkin muncul di tempat kerja. Karenanya, seorang
supervisor harus memiliki keterampilan pemecahan masalah. Bukan
saja sekedar mengatasi, tetapi juga menangani masalah dengan benar.
Keterampilan pemecahan masalah membantu untuk memahami dan
menilai situasi dan mengembangkan rencana yang efektif untuk
mengatasinya.
Supervisi dapat juga berupa bantuan yang diberikan kepada seluruh
staf dan guru untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang baik.
Tujuan supervisi ialah membantu memperbaiki dan meningkatkan
pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi belajar mengajar yang baik.
Berlandaskan tujuan supervisi tersebut diharapkan guru dapat bekerja
keras, demokratis, ramah, sabar, luas pandangan, sopan-santun, jujur,suka
humor, konsisten, fleksibel, dan lain-lain.
Keterampilan Supervisor Seorang supervisi (supervisor) harus
memiliki keterampilan sebagai berikut:
1. Keterampilan teknis yaitu; bisa melakukan hal-hal yang bersifat teknis
yang cukup mengenai penyeesaian pekerjaan di organisasinya,
menguasai it yang cukup untuk memberikan pengarahan, jika ia
merasa masih kurang perlu meningkatkan diri sebelum para guru atau
staf atau pegawainya meningkatkan diri mereka.

16
2. Keterampilan interpersonal yaitu; keterampilan dalam berhubungan
dengan orang lain atau melakukan sosialisasi, termasuk didalamnya
komunikasi hubungan antar manusia yang baik.Keterampilan ini
menuntut seorang supervisor untuk mengelola hubungan baik dengan
berbagai pihak.
3. Keterampilan manajerial, yaitu; terampil dalam memimpin,
menggunakan wewenang (termasuk gaya kepemimpinan),
merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan, melakukan
pengambilan
4. Keterampilan administrasi, yaitu; keterampilan membuat dan
mamatuhi prosedur operasional, peraturan, pedoman perilaku yang
berlaku, membuat laporan dinas, laporan bulanan, menyusun
anggaran, membuat proposal, dan melakuan administratif lain yang
sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditekuninya. Keterampilan ini
antara lain mencakup pengetahuan keterampilan membuat mematuhi
dan prosedur operasional, peraturan atau pedoman perilaku yang
berlaku, membuat laporan dinas, laporan bulanan, menyusun
anggaran, membuat proposal, dan melakukan pekerjaan administratif
lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditekuni.
5. Keterampilan konseptual yaitu; mampu melihat ke depan,
mengantisipasi apa yang terjadi, tahu apa yang harus dilakukan
(disebut juga visi), serta mampu membuat konsep atau perencanaan
untuk menterjemahkan visi menjadi aksi atau tindakan. Jadi seorang
supervisor perlu membekali diri dengan keterampilan yang penting
ini, misalnya mengembangkan keterampilan untuk mengambil
keputusan yang didasarkan pada informasi yang berhasil dikumpulkan
( information - based decision making), baik melalui data statistik
ataupun hasil survei lainnya, metode keputusan yang didasarkan pada
penyelesaian masalah (problem-based decision making), dan
pengambilan keputusan. yang didasarkan pada hasil (result-based
decision making)

17
Disamping hal tersebut, supervisor juga memiliki peran sebagai
peneliti, konsultan dan penasehat, fasilitator, motivator dan pelopor
pembaharuan. Sebagai peneliti, supervisor dituntut untuk mengenal dan
memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajaran, oleh
sebab itu, ia perlu mengidentifikasi masalah-masalah pengajaran dan
mempelajari faktor-faktor atau penyebab ketidakberhasilan sebuah proses
pengajaran.13

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa keterampilan


supervis pendidikan dapat dipahami sebagai kecakapan khusus tentang
cara-cara, strategi atau pendekatan yang digunakan oleh supervisor
(pengawas) dalam menjalankan supervisi untuk mewujudkan profesional
guru dalam menjalankan pembelajaran dan profesional kepala sekolah
dalam mengelola pendidikan.

C. Pendukung dan Penghambat Supervisi

Sekolah merupakan salah satu tempat pembentukan generasi


penerus bangsa. Keunggulan daya saing bangsa merupakan cerminan dari
pendidikan di sekolah. Pada era global seperti sekarang, dituntut Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk menjawab tuntutan tersebut
berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, antara lain: perubahan
kurikulum, peningkatan jumlah alokasi anggaran pendidikan, sekolah
percontohan, sekolah unggul, pendidikan karakter, program sertifikasi
guru dan masih banyak lagi.
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional perlu adanya
peningkatan kualitas setiap jenis dan jenjang pendidikan. Untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar guru mempunyai peranan
yang sangat penting karena gurulah yang berfungsi secara langsung dalam
proses belajar mengajar. Dalam masa pengembangan ilmu dan teknologi,
guru tidak selamanya harus berdiri di depan kelas, tetapi kadang-kadang

13
H. Muwahid shulman, supervisi pendidikan, (surabaya, acima publishing, 2012), h. 80-
82.

18
guru berada di tengah-tengah murid untuk membangkitkan semangat
belajar murid, atau berada di belakang untuk menentukan arah yang akan
dijalani oleh murid.
Keberhasilan supervisi akademik ditentukan oleh faktor pendukung
dan pengambatnya, faktor pendukung dan penghambat merupakan dua sisi
yang tidak bisa dipisahkan karena sifatnya yang saling berlawanan dalam
hubungan timbal balik. Dengan demikian aspek yang menjadi faktor
pendukung sekaligus mungkin pula sebagai faktor penghambat, jika aspek
itu lebih dominan sebagai faktor pendukung maka kecil peranannya
sebagai faktor penghambat begitu pula sebaliknya. Yang menjadi faktor
pendukung dan penghambat keberhasilan supervisi akademik adalah
segala aspek yang berhubungan dengan supervisi akademik yang
menyangkut man dan material.
Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah memerlukan
pendidikan profesional dan sistematis dalam mencapai sasarannya.
Efektivitas kegiatan pendidikan di suatu lembaga pendidikan ditentukan
oleh sistem pendidikan, sumber daya yang ada baik SDM, SDA dl serta
dengan siswa itu sendiri, yang perlu mendapatkan pembinaan dan
pengembangan secara berkelanjutan. Proses pembinaan dan
pengembangan keseluruhan situasi merupakan kajian supervisi
pendidikan.
Supervisor memegang peranan penting dalam meningkatkan
kualitas guru agar dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih
berkualitas, dimana jabatan supervisor di sekolah meliputi kepala sekolah
dan pengawas.
Dalam pelaksanaannya, dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya
dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan supervisi
akademik agar meningkatnya kompetensi atau kemampuan guru :

19
1. Melakukan survei terhadap apa yang menjadi kendala guru
dalam dalam mengembangkan kemampuanya mengelola kelas,
2. Menjelaskan standar pengajar atau guru agar mampu
meningkatkan keprofesionalan guru yang nantinya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
3. Melakukan pembinaan secara bertahap dan berkesinambungan,
4. Melakukan evaluasi terhadap kompetensi akademik guru
5. Mencari solusi untuk mengatasi permasalahan keprofesionalan
guru.
Faktor pendukung dalam supervisi pendidik, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya motivasi yang tinggi dan semangat yang tinggi dalam
melaksanakan tugas sebagai pengawas,
2. Berinteraksi dengan kepala sekolah dan guru,

Penghambat pada pelaksanaan supervisi akademik yaitu

1. Penentuan jadwal/waktu kepala sekolah dengan guru yang akan


disupervisi, hal ini disebabkan karena sangat terbatas dan kurangnya
dana dalam RABS untuk pelaksanaan supervisi, akademik,
2. Kurangnya guru senior/sejawat untuk membantu kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi akademik 14

Keberhasilan supervisi akademik disekolah/madrasah ditentukan pula


oleh faktor pendukung dan pengambatnya. Faktor pendukung dan
penghambat merupakan dua sisi yang tidak bisa dipisahkan karena sifatnya
yang saling berlawanan dalam hubungan timbal balik. Dengan demikian
aspek yang menjadi faktor pendukung sekaligus mungkin pula sebagai
faktor penghambat, jika aspek itu lebih dominan sebagai faktor pendukung
maka kecillah peranannya sebagai faktor penghambat begitu pula
sebaliknya.

14
Iti Masdaini, Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam
(Pai) Pada Smp Di Kecamatan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur, dalam jurnal Annizom, h.
213.

20
Yang menjadi faktor pendukung dan penghambat keberhasilan
supervisi akademik adalah segala aspek yang berhubungan dengan
supervisi akademik yang menyangkut man dan material nya. Person yang
terkait dengan supervisi akademik adalah pengawas sebagai pelaku
supervisi, kepala sekolah dan guru, sedang unsur materialnya adalah
segala sarana prasarana yang terkait dengan kegiatan supervisi akademik
dan kegiatan pembelajaran.

Sarana prasarana yang paling berpengaruh signifikan terhadap


perbaikan proses pembelajaran dalam konteks kekinian adalah media
pembelajaran berbasis teknologi Informasi. Disamping pengawas, kepala
sekolah, guru, dan sarana prasarana pembelajaran, masih ada faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat supervisi akademik yaitu beban kerja
pengawas yang menjadi tanggung jawab kepengawasannya.

Beban kerja yang menjadi tanggung jawab pengawas telah diatur


dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 381 Tahun
1999 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas
dan Angka Kreditnya, pada Bab II menyebutkan bahwa penetapan jumlah
sekolah/madrasah yang harus diawasi oleh satu orang Pengawas adalah
sejumlah 15 sampal 20 sekolah/madrasah untuk kategori daerah terpencil
dan 20 sampai 30 madrasah untuk kategori daerah tidak terpencil. Aturan
beban kerja bagi pengawas tersebut telah diperbarui dan disempurnakan
dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor: DJ./DT.1.1/158/2010 Tentang Pedoman Teknis Beban Kerja Guru
Dan Pengawas RA/Madrasah.

Dalam Surat Keputusan tersebut dijelaskan bahwa beban kerja


seorang Pengawas sekurang-kurangnya 10 seolah/madrasah. Apabila
beban kerja pengawas melebihi beban yang telah ditentukan maka akan

21
menjadi kendala atau faktor penghambat bagi kegiatan dan keberhasilan
supervisi akademik.15

Faktor penghambat lainnya yang mungkin terjadi adalah :

1. Sistem kerja yang sentrallsasi yang masih melekat


2. Guru dituntut untuk membiasakan budaya kerja baru dalam
peningkatan kreativitas dan kerja keras
3. Pengalokasian waktu yang sikat dalam pelaksanaan supervisi
akademik,
4. Terlalu banyaknya skolah yang diawasi oleh satu pengawas sehingga
pengawasan atau supervisi akademik yang diberikan tidak terlaksana
secara maksimal
5. Selain itu kurangnya ketersedian dana dan sarana prasarana menjadi
penghambat untuk meningkatkan kompetensi akademik guru.
Sedangkan alternatif yang dapat dilakukan dalam mengatasi
beberapa permasalahan diatas adalah :

1. Seharusnya apa yang menjadi kebijakan sekolah tidak dicampur


tangan oleh pemerintah agar sekolah lebih leluasa dalam
mengembangkan kreativitas dan kompetensi akademik guru dalam
mengelola kelas
2. Guru harus mampu membiasakan diri dengan budaya kerja yang
baru sehingga dapat dengan mudah meningkatkan kemampuan
dalam mengajar sehingga dapat meniingkatkan prestasi siswa,
3. Pengawas dan guru harus dapat memanfaatkan waktu yang tersedia
semaksimal mungkin agar pelaksanaan supervisi akademik berjalan
secar efektif dan efisien.
4. Guru harus mampu memaksmalkan hasil supervisi yang diperoleh
dan mengakaji ulang serta mempraktekkannya agar guru lebih

15
Sri Kuswardani, implementasi supervisi pendidikan, (semarang, Pilar Nusantara, 2020),
h. 44-45.

22
memahami cara pengelolaan kelas yang menggambarkan
keprofesionalan,

Pemerintah dan sekolah menyediakan dana yang cukup dan


penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses
pembelajaran, sehingga guru dapat mengelola kelas semaksimal mungkin
sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa dan tujuan akhir
dari pendidikan tercapai.

Supervisor diperlukan oleh anggota tim agar bisa memberikan


arahan dan memberikan dukungan saat ada yang salah. Itu artinya Anda
harus bisa berada selangkah lebih maju dari karyawan dan harus siap
dengan instruksi dan jawaban yang tepat. Supervisor hebat dan proaktif
selalu memiliki rencana ke depan dan memecahkan masalah dengan segera
setelah mereka menemukannya.

Seorang supervisor selalu ditantang dengan masalah dan sasaran


baru yang harus dicapai. Dengan demikian, Anda harus bisa menjadi orang
yang kreatif untuk menyelesaikannya. Agar bisa menjadi supervisor hebat
pemecah masalah yang kreatif, Anda harus selalu terbuka dengan ide-ide
baru dan selalu berpikir tentang cara meningkatkan kinerja

Tugas sebagai supervisor bidang pendidikan pada tingkat satuan


pendidikan dasar dan menengah di bebankan kepada Pengawas dan Kepala
Sekolah. Supervisi yang dilakukan oleh supervisor terhadap guru, baik
terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan asesmen
pembelajaran. Semuanya itu tentunya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.

1. Permasalahan Supervisi Pendidikan yang pertama sebaran Supervisor


(Pengawas) tidak merata.
Pengawas sekolah merupakan orang-orang “super”, jumlahnya
sangat terbatas. Olehnya itu, pada beberapa daerah Pengawas Sekolah
memiliki jangkauan kerja yang sangat luas. Pada satu kabupaten,

23
hanya terdapat satu pengawas sekolah untuk mata pelajaran tertentu.
Proporsi kerja yang besar, dapat menjadi permasalahan dalam tugas
supervisi.
2. Kompetensi Supervisor (pengawas) tidak merata
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa masalah SDM dalam bidang
pendidikan adalah masalah klasik yang masih belum teratasi sampai
saat ini. Hal ini, juga berlaku pada Pengawas, bisa saja ada pengawas
yang memiliki kompetensi namun belum komprehensif memahami
tupoksinya sebagai pengawas, atau ada pengawas yang mengawas
pada bidang studi yang tidak sesuai, hal ini dapat terjadi karena
keterbatasan jumlah SDM.
3. Kompleksitas Tugas Manajerial Seorang Kepala Sekolah
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah, tugas supervisi pada Guru.
Tugas ini dapat melekat pada seorang kepala sekolah. Namun,
kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah dapat mengakibatkan
tugas supervisinya tidak maksimal, seperti dalam supervisi pada
pembelajaran yang di laksanakan guru-gurunya.
Dengan demikian maka hal ini juga merupakan salah satu
permasalahan dalam pelaksanaan supervisi pendidikan.
4. Budaya Mutu belum Terwujud
Terciptanya budaya mutu pada setiap lembaga pendidikan
merupakan dambaan setiap insan pendidikan. Sebagai contoh,
misalnya guru yang akan di supervisi masih menganggap bahwa
educational supervision semata-mata hanyalah kegiatan untuk
mencari-cari kesalahan.
Meskipun pelaksanaan educational supervision di lakukan dengan
pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang akan mendapat
supervisi, masih saja para guru yang akan di supervisi belum
mempersiapkan diri secara maksimal. Sehingga hal ini juga merupakan
salah satu permasalahan dalam pelaksanaan educational supervision.

24
5. Permasalahan Supervisi Pendidikan berikutnya adalah unsur
Subjektifitas Supervisor masih dirasakan
Unsur subjektifitas dari supervisor sulit untuk di hilangkan.
Maksudnya adalah ada kesan bahwa bentuk supervisi yang di lakukan
dapat di pengaruhi oleh Guru yang di supervisi, misalnya akan ada
perlakuan yang berbeda kepada guru-guru yang di anggap telah senior.
Dengan demikian maka hal ini juga merupakan salah satu
permasalahan dalam pelaksanaan educational supervision.
6. Sering terjadi pergantian Kepala Sekolah
Sudah menjadi rahasia umum sekarang ini bahwa Jabatan Kepala
Sekolah dapat di pengaruhi iklim politik di wilayah tersebut. Hal ini
dapat menyebabkan seringnya terjadi pergantian kepala sekolah. Hal
ini tentu berdampak terhadap lingkungan sekolah termasuk
pelaksanaan educational supervision pendidikan, khususnya pada
keberlanjutan kegiatan atau rekomendasi/perbaikan.
7. Sarana dan Prasarana terbatas dan belum merata
Setiap proses belajar mengajar yang berhubungan dengan masalah
sarana dan prasarana, seorang guru pasti merasakan ketidak nyamanan
dalam menyampaikan materi pelajaran. Olehnya itu, maka sarana dan
prasarana yang minim dapat menggangu persiapan guru dalam
melaksanakan pembelajaran dan saran-saran dari supervisor. Sehingga
hal ini juga merupakan salah satu permasalahan dalam pelaksanaan
supervisi pendidikan.
8. Permasalahan Supervisi Pendidikan yang terkhir adalah Rencana
Tindak Lanjut (RTL) belum Optimal
Masalah pokok pendidikan di Indonesia yang lain adalah
konsistensi pada hal yang baik. Bisa saja guru yang di supervisi sudah
melakukan perbaikan berdasarkan saran supervisor, namun hal itu bisa

25
saja hanya terjadi pada saat supervisi. Setelah supervisi selesai, guru
dapat saja tetap berada dalam ‘zona nyaman’ lagi.16

16
Ibid, h. 54-60.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan supervisi di sekolah seringkali masih bersifat umum. Aspek-


aspek yang menjadi perhatian kurang jelas, sehingga pemberian umpan
balik terlalu umum dan kurang mengarah ke aspek yang dibutuhkan guru.
Sementara guru sendiripun kadang kurang memahami manfaat supervisi.
Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya guru dalam perencanaan
pelaksanaan supervisi. Padahal proses pelaksanaan supervisi yang
melibatkan guru sejak tahap perencanaan memungkinkan guru mengetahui
manfaat supervisi bagi dirinya.
Seorang supervisor yang baik memiliki lima keterampilan dasar, yaitu:
1. Keterampilan dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
2. Keterampilan dalam proses kelompok
3. Keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan
4. Keterampilan dan mengatur personalia sekolah
5. Keterampilan dalam evaluasi

Faktor pendukung dalam supervisi pendidik, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya motivasi yang tinggi dan semangat yang tinggi dalam


melaksanakan tugas sebagai pengawas,
2. Berinteraksi dengan kepala sekolah dan guru,

Faktor penghambatnya adalah :

1. Sistem kerja yang sentrallsasi yang masih melekat


2. Penentuan jadwal/waktu kepala sekolah dengan guru yang akan
disupervisi, hal ini disebabkan karena sangat terbatas dan kurangnya
dana dalam RABS untuk pelaksanaan supervisi, akademik,
3. Kurangnya guru senior/sejawat untuk membantu kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi akademik

27
DAFTAR PUSTAKA

Cecep, H. (2021). Manajemen Supervisi Pendidikan. Medan: Yayasan


Kita Menulis.

Fahmi, C. N. (2018). Pelaksanaan Supervisi Akademik Dalam


Meningkatkan Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jurnal Seambi
Ilmu, 105-106.

Fitri, E. (2020). Konsep Dasar Supervisi Pendidikan-Administrasi


Supervisi Pendidikan, . Padang.

Ibrahim, B. (1992). Supervisi Pembelajaran (Teori Dan Aplikasinya


Dalam Membina Profesional Guru), . Jakarta: Bumi Aksara.

Kuswardani, S. (2020). Implementasi Supervisi Pendidikan. Semarang:


Pilar Nusantara.

Made, P. (2004). Manajemen Pendidikan Indonesia, . Jakarta: Rineka


Cipta.

Masdaini, I. (N.D.). Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas


Pendidikan Agama Islam (Pai) Pada Smp Di Kecamatan Tanjung
Kemuning Kabupaten Kaur. Annizom, 213.

Nugroho, A. G. (2021). Mewujudkan Kemandirian Indonesia Melalui


Inovasi Dunia Pendidikan, . Cirebon: Penerbit Insania.

Rahman, A. (2021). Supervisi Dan Pengawasan Dalam Pendidikan. Kajian


Islam Kontemporer, 60.

Ri. (2011). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sisdiknas(Sitem Pendidikan Nasional),( . Jakarta: Sinar Grafika.

Sagala, S. (N.D.). Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. 234.

Shulman, M. (2012). Supervisi Pendidikan. Surabaya: Acima Publishing.

Sryana, P. F. (2011). Supervisi Pendidikan Dalam Pengembangan Proses


Pengajaran. Bandung: Refika Aditama.

28

Anda mungkin juga menyukai