Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


“SUPERVISI PENDIDIKAN MATERI 2”

Disusun Oleh :
Anisa Munawaroh (21023120)

Dosen Pengampu :
Dr. Rifma, M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI

PADANG 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, pencipta langit dan bumi, pembuat gelap dang terang.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada pemimpin kita, Nabi Muhammad
SAW. penutup para rasul, yang memberi kabar gembira dan ancaman, yang memberi
janji dan peringatan, yang dengan kehadiran beliaulah Allah menyelamatkan
manusia dari kesesatan, yang menunjuki manusia ke jalan yang lurus, jalan Allah
yang ada dilangit dan bumi, dan hanya kepada Allah-lah semua urusan akan kembali.

Dan tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah
memberi dukungan baik yang bersifat material maupun motivasi demi
terselesaikannya makalah ini. Serta kepada dosen pengampu mata kuliah umum
Administrasi dan Supervisi Pendidikan, yang telah membimbing kami dalam
pembuatan makalah yang berjudul tersebut mulai dari awal penulisan makalah ini
penulis ucapkan terima kasih.

Kami sebagai penulis dalam makalah ini menerima kritik dan saran dari para
pembaca yang dapat membantu untuk memperbaiki makalah berikutnya menjadi
yang lebih baik dan dengan kata-kata ditulis dengan indah dan benar. Mudah-
mudahan makalah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam pembelajaran sekolah
di Tanah Air dalam bidang pendidikan.

Padang, 17 Mei 2023

Anisa Munawaroh

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5

A. Proses Supervisi Pendidikan..........................................................................5


B. Teknik Supervisi Pendidikan...........................................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia yang
merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia.Pendidikan formal adalah
salah satu focus,manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai dasar-dasar
pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup,dimana dalam hal ini menjadi suatu
jenjang yang memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia.

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau


supervise dan supervisor bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien
dalam program tersebut. Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif
(Purwanto, 2012). Teknik supervisi Pendidikan adalah alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan,
sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik
dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu
guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara
perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap
muka atau melalui media komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Proses dari Supervisi

Pendidikan? 2.Apa saja Teknik Supervisi

Pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui proses supervise Pendidikan

2.Untuk mengetahui Teknik supervise


4
pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.PROSES SUPERVISI PENDIDIKAN

Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika melakukan


supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53) secara umum proses
pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu:

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan. Langkah-


langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan supervisi adalah :

a) Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi atau rapat staf,
b) Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang
dikumpulkan,
c) Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan,
d) Menarik kesimpulan tentang permasalahan sasaran sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya, Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau
meningkatkan profesionalisme Pendidik.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan nyata yang dilakukan untuk memperbaiki


atau meningkatkan kemampuan Pendidik. Kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan
pemberian bantuan dari supervisor kepada Pendidik, agar dapat terlaksana dengan efetif
pelaksanaannya harus sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dan ada follow up
untuk melihat keberhasilan proses dan hasil pelaksanaan supervisi.

3. Evaluasi

Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses dan hasil
pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif. Sasaran evaluasi
supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses pelaksanaan supervisi.
Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk menyusun program perencanan
berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85) mengemukakan evaluasi berpedoman pada
tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan supervisi dirumuskan sesuai dengan corak dan
tujuan sekolah. Prosedur pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan

6
pendahuluan, observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan
(Burhanuddin dkk, 2007:36).

4. Tindak Lanjut

Adapun bentuk tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan melalui kegiatan
sebagai berikut:

a. Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung dan tidak langsung.

1) Pembinaan Langsung
Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus, yangperlu perbaikan
dengan segera dari hasil analisis supervisi. Menurut Sahertian (2000) pembinaan dengan
pendekatan langsung berarti supervisor memberikan arahan langsung. Dengan demikian
pengaruh supervisor lebih dominan.

Kegiatan pembinaan langsung yang dilakukan setelah kepala sekolah selesai melakukan
observasi pembelajaran adalah pertemuan pasca observasi. Pada pertemuan ini kepala
sekolah memberi balikanuntuk membantu mengembangkan perilaku guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.

Dari umpan balik itu pula dapat tercipta suasana komunikasi yang tidak menimbulkan
ketegangan, tidak menonjolkan otoritas, memberi kesempatan untuk mendorong guru
memperbaiki penampilan dan kinerjanya. Pada kegiatan ini kepala sekolah dapat melakukan
lima langkah pembinaan kemampuan guru yaitu:

a. Menciptakan hubungan-hubungan yang harmonis,


b. Analisis kebutuhan,
c. Mengembangkan strategi dan media,
d. Menilai, dan
e. Revisi

2) Pembinaan Tidak Langsung


Pembinaan ini dilakukan terhadap hal-hal yang sifatnya umum yangperlu perbaikan dan
perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi. Sahertian (2000) menyatakan bahwa:
perilaku supervisor dalam pendekatan tidak langsung adalah mendengarkan, memberi
penguatan, menjelaskan, menyajikan, dan memecahkan masalah. Beberapa jenis komponen
yang dapat dipilihkepala sekolah dalam membinaguru untuk meningkatkan proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan buku pedoman/petunjuk bagi guru dan bahanpembantu guru


lainnya secara efektif.
b. Menggunakan buku teks secara efektif.
7
c. Menggunakan praktek pembelajaran yang efektif yang dapatmereka pelajari
selama bimbingan teknis profesional/inservicetraining.
d. Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah mereka miliki
e. Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).
f. Merespon kebutuhan dan kemampuan individual peserta didik.
g. Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran.
h. Mengelompokkan peserta didik secara lebih efektif.
i. Mengevaluasi peserta didik dengan lebih akurat/teliti/seksama
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007 mengatur tentang
pengawasan proses pembelajaran yang meliputi pemantauan dan supervisi. Berdasarkan
peraturan tersebut kegiatan tindak lanjut supervisi akademik dapat dilakukan kepala sekolah
dengan pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi. Kepala sekolah dapat memilih
alternatif kegiatan tindak lanjut tersebut di atas sesuai dengan analisis hasilsupervisi
akademik terhadap komponen-komponen tersebut di atas.

Kepala sekolah menentukan kelompok guru dengan permasalahan yang seperti apa, pada
komponen yang mana, dapat diberikan tindak lanjut denganpemberian contoh, diskusi,
pelatihan, dan konsultasi. Pada setiap kegiatan tindak lanjut yang dipilih kepala sekolah
harus merumuskan latar belakangdan tujuan pemilihan kegiatan, serta target yang harus
dicapai. Hal hal tersebut di atas harus dicantumkan pada program tindak lanjut.

Program Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik Agar pelaksanaan tindak lanjut
supervisi akademik dapat berlangsung secara.efektif perlu membuat program rencana tindak
lanjut. Modul ini diharapkan membekali peserta menyusun program tindak lanjut hasil
supervisi akademik. Penyusunan program tindak lanjut diawali dengan melakukan analisis
kebutuhan peserta berdasarkan analisis hasil supervisi akademik.Analisis kebutuhan
merupakan upaya menentukan perbedaan antara pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang
dipersyaratkan dan yang secara nyata dimiliki. Analisis kebutuhan ini dapat dilakukan dalam
tahapan sebagai berikut:

Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan terkait masalah-masalah pembelajaran dan


perbedaan apa saja yang ada antara pengetahuan,ketrampilan dan sikap yang nyata dimiliki
guru dan yang seharusnya dimiliki guru?Perbedaan tersebut kemudian dikelompokkan,
disintesiskan dan diklasifikasikan untuk menentukan jenis kegiatan tindak lanjut.

1) Mencatat prosedur-prosedur untuk mengumpulkan informasi tambahan tentang


pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki guru.
2) Mengidentifikasi dan mencatat kebutuhankebutuhan khusus pembinaan ketrampilan
pembelajaran guru.
3) Menetapkan jenis pembinaan ketrampilan pembelajaran guru
4) Menetapkan tujuan pemilihan jenis pembinaan
5) Mengidentifikasi dukungan lingkungan dan hambatan hambatannya.
6) Mengidentifikasi tugas-tugas manajemen yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindak
lanjutseperti keuangan,sumber-sumber belajar, sarana prasarana. (Afriansyah, 2019).

8
B.TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

Teknik supervisi merupakan cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan
supervisi. Berkaitan dengan metode dalam Dirjen PMPTK , metode dalam konteks
pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guna
merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan
pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksankan
oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan dalam supervisi dapat ditempuh
melalui Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor.

Menurut Hendiyat Soetopo dan Wasti Soetomo mengatakan bahwa teknik-teknik


supervisi pendidikan dapat ditinjau dari banyaknya guru dan cara menghadapi guru.

 Pertama ditinjau dari banyaknya guru, terdiri dari dapat dilakukan melalui (a) teknik
kelompok adalah teknik supervisi yang dipakai oleh supervisior bila terdapat banyak
guru yang mempunyai masalah yang sama. Teknikteknik yang dapat dipakai antar
lain: rapat guru-guru, workshop, seminar, konseling kelompok, (b) teknik
perorangan, adalah teknik yang dipergunakan apabila hanya seorang guru memiliki
maslah khusus dam meminta bimbingan tersendiri dari supervisor. Dalam hal ini
teknik-teknik yang dapat digunakan antara lain: Orientasi bagi guru-guru baru,
kunjungan kelas, individual converance, dan intervisitation.
 Kedua ditinjau dari cara menghadapi guru, yaitu (a) teknik langsung, misalnya
menyelenggarakan rapat guru, kunjungan kelas, 14 menyelenggarakan workshop,
dan mengadakan converence, (b) teknik tidak langsung, dapat dilakukan melalui
quesioner, buku presensi guru, jurnal mengajar, buku paket guru, bulletin board.
 Ketiga secara bersamaan yaitu ditinjau dari banyaknya dan cara menghadapi guru,
dapat dilakukan dengan melalui:
a. teknik kelompok, yaitu teknik yang digunakan bersama-sama oleh supevisor
dengan jumlah guru dalam satu kelompok tertentu. Teknik-teknik itu antara
lain: pertemuan orientasi bagi guru baru, rapat guru, studi kelompok antar
guru, diskusi, tukar menukar pendapat, lokakarya, diskusi panel, seminar
pelajaran contoh, bulletin supervisi, mengikuti diklat, membaca langsung dan
simposium.

b. teknik individual/perorangan, misalnya melalui kunjungan kelas, kunjungan


tanpa pemberitahuan sebelumnya, kunjungan atas undangan, kunjungan
dengan pemberitahuan sebelumnya, observasi kelas, percakapan pribadi
setelah kunjungan kelas, percakapan pribadi melalui percakapan sehari-hari,
saling mengunjugi kelas dan menilai diri sendiri.
Teknik individual antara lain berupa (1) kunjungan dan observasi kelas (2)
individual conference (3) kunjungan antar guruguru (4) evaluasi diri (5)
supervisory buletin (6) profesional reading (7) profesional writing,

9
1. Teknik individual:

a. Kunjungan kelas

Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor
ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru
menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan
sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang
ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan
yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan
kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

• Kunjungan kelas tanpa diberitahu,

• Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,

• Kunjungan kelas atas undangan guru,

• Saling mengunjungi kelas.

b.Observasi kelas

Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor


mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang
terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan
pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas
ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin
supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor
melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada
lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.

c.Percakapan pribadi

Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluha-keluhan atau kekurangan yang dikuakan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana
di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya.

Menurut B. Suryo Subroto percakapan pribadi (individual conference) bertujuan


untuk: Mengembangkan segi-segi positif dari kegiatan guru. Mendorong guru mengatasi
kelemahan dalam mengajar. Serta mengurangi keragu-raguan guru dalam menghadapi
masalah-masalah pada waktu mengajar.

Menurut George Kyte yang dikutip oleh Binti Maimunah, ada dua jenis
percakapan pribadi melalui kunjungan kelas seperti Percakapan pribadi setelah kunjungan

10
kelas Setelah supervisor mengadakan kunjungan kelas dan memperoleh hasil, maka
supervisor bersamasama dengan guru mengadakan percakapan pribadi guna membahas hasil
kunjungan tersebut. Percakapan pribadi melalui percakapan biasa sehari-hari Dalam
percakapan ramah tamah seharihari dikemukakan sesuai problema kepada supervisor atau
sebaliknya.

d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)

Kunjungan antar kelas dalam sekolah/madrasah atau kunjungan antar sekolah


sejenis merupakan satu kegiatan dalam hal tukar menukar informasi dan pengalaman sesame
guru atau kepala sekolah tentang usaha perbaikan dalam proses pembelajaran. Teknik ini
dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang
guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya
untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Supervisor
dapat merancang suatu kegiatan bagi guru melakukan kunjungan kelas atau kunjungan
sekolah sejenis dapat saling membandingkan pengalaman serta kelebihan masing-masing
sesuai pengalaman dan yang dilakukannya. Sehingga masing-masing pihak yang
mengunjungi memperoleh manfaat dan dapat memperbaiki kualitas guru memberi layanan
belajar kepada peserta didiknya dan terbangun kompetsi yang sehat diantara kedua yang
saling berkunjung.

e.Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.

Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar


mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor
pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek proses belajar mengajar
sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi
berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti
perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui
kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading". Ini digunakan untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini
menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti
bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi
buku – buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan
kegiatan belajar mengajar.

f.Menilai Diri sendiri

Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan
11
memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri
merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena
selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat
digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat
yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di
muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa
perlu menyebutkan nama siswa.

2. Teknik kelompok

a. Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New Teacher).

Pertemuan itu ialah salah satu daripada pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru
untuk memasuki suasana kerja yang baru. Pertemuan orientasi ini bukan saja guru baru tapi
juga seluruh staf guru. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi :

a.Sistem kerja dari sekolah itu Biasanya dilaksanakan melalui percakapan


bersama, yang dapat juga diselingi dengan pengenalan physik dan saling diskusi
bersama yang disebut juga a round table discussion.
b.Proses dan mekanisrne administrasi dan organisasi sekolah.
c.Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi
sekolah.
d.Sering juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk
diskusi kelompok, lokaarya selama beberapa hari, sepanjang tahun.
e.Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu misalnya pusat-pusat
industri, atau obyek-obyek sumber belajar.
f. Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam
orientasi ini ialah makan bersama.
g.Juga tempat pertemuan turut juga mempengaruhi orientasi itu.
h.Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja, ialah bahwa guru baru itu
tidak merasa asing tetapi ia merasa diterima dalam kelompok guru lain.

b.Rapat Guru

Rapat guru akan memnghasilkan guru yang baik, jika direncanakan dengan baik
dilaksanakan sesuai perencanaan dan ditindak lanjuti sesuai dengan kesepakatan yang
dicapai dalam rapat.

Tujuan teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212)
dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :

a. Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam


12
mencapai makna dan tujuan pendidikan.
b. Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas
– tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka
secara maksimal.
c. Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian
pengajaran yang maksimal.
d. Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses
pembelajaran.
e. Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan –
kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama
dengan semua guru disekolah.

c.Studi kelompok antar guru

Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah
guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan
sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi
ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam
kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu.

d. Diskusi

Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor
untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai
masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui,
memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan
berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan
pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi
guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.

e.Workshop

Workshop dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi
dati sejumlah petugas pendidikan yang sedang memecahkan maslah melalui percakapan dan
bekerja secara kelompok maupun bersifat perorangan.

Ciri-ciri dari workshop ini antara lain, (1) masalah yang dibahas bersifat “life cntered” dan
muncul dari peserta sendiri (guru latih; (2) selalu menggunakan secara maksimal aktivitas
mental dan fisik dalam kegiatannya, sehingga tercapai taraf pertumbuhan profesi yang lebih
tinggi dan lebih baik dari semula trjadi perubahan yang berarti pada diri mereka setelah
mengikuti kegiatan ini,;(3) metode yang digunakan dalam bekerja adalah metode pemecahan
masalah, musyawarah, dan penyelidikan; (4) diadakan berdasarkan kebutuhan bersama;
menggunan narasumber yang member bantuan yang besar dalam mencapai hasil; (5)

13
senantiasa memelihara kehoidupan seimbang disamping memperkembangkan pengetahuan,
kecakapan, dan perubahan tingkah laku.

f.Tukar menukar pengalaman

Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu teknik perjumpaan dimana
guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang
sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan
yang lain.

3. Teknik Langsung

Teknik Langsung Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan
dengan orang yang disupervisi, baik secara individual maupun secara kelompok. Contoh:
Kunjungan kelas (classroom visitation), Observasi kelas (classroom observation), Pertemuan
atau rapat (meeting), Diskusi kelompok (group discussion), dan lain-lain. Teknik supervisi
langsung menurut Glickman and Gordon (1995) dipergunakan ketika:

a) Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah dalam melaksanakan
tugasnya.

b) Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru cendrung mematuhi
pengawas.

c) Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan dan pengawas
dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

d) Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan dengan guru-guru.

e) Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu sementara guru tidak.
Dan ketika berbagai keputusan tidak menjadi perhatian guru, sementara guru menyukai
supervisor membuat keputusan (Glick, 1995).

4. Teknik Tidak Langsung

Teknik Tidak Langsung Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect
Method) menghadapi atau berhadapan dengan orang orang yang disupervisi tetapi
mempergunakan berbagai alat atau media komunikasi. Contohnya: melalui radio, televisi,
surat, papan pengumuman, dll.(Afriansyah, 2019).

14
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Teknik supervisi merupakan cara atau metode yang digunakan dalam kegiatan
supervisi. Berkaitan dengan metode dalam Dirjen PMPTK , metode dalam konteks
pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas pendidikan guna
merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan
pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksankan
oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan dalam supervisi dapat ditempuh
melalui Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor.

B.SARAN

Makalah ini merupakan karya tulis berdasarkan himpunan material yang diambil dari
berbagai buku dan jurnal. Oleh karena itu, jika ada kesalahan dalam penulisan dan dalam
penyajian bahan maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar
terwujudnya kebenaran yang kita kehendaki semua dan demi kesempurnaan penyelesaian
makalah.

15
PETA KONSEP

16
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, N. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sahertian. (2008). Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta. Nasution, I.
(2021). Supervisi Pendidikan. Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya

Afriansyah, H. (2019). Proses dan Teknik Supervisi.Retrieved mei 16, 2023, from E Learning UNP
website: http://elearning.unp.ac.id/mod/book/view.php? id=99776&chapterid=1831

Purwanto, N. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakary

17
18

Anda mungkin juga menyukai