Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK SUPERVISI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Administrasi Dan Supervisi


Pendidikan
Dosen Pengampu: Wahdatun Nisa, M.A

Disusun oleh:
Kelompok 8

Farhan An’syari : 2211101079


Nur Syifa Ramadayanti : 2211101011
Denisa Triandini : 2211101037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD
IDRIS SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula untuk selalu memanjatkan puji syukur atas
kehadiratNya yang mana telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas mengenai “Teknik
Supervisi”. Adapun makalah ini telah disusun dengan diusahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan referensi melalui internet berupa beberapa
buku dan jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah kali ini. Untuk
itu tidak lupa disampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak dan referensi-
referensi yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka
selebarlebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan kritik dan saran guna
penyempurnaan makalan ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan
manfaat bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Samarinda, 23 November 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Pengertian Teknik supervisi .......................................................... 3
B. Teknik supervisi pendidikan ......................................................... 4
C. Fungsi Teknik supervisi pendidikan ........................................... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................... 18
A. Kesimpulan.................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik supervisi adalah cara-cara yang ditempuh dalam mencapai
tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-
guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan
kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan serta
berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Ada beberapa latar belakang mengapa teknik supervisi penting,
yaitu latar belakang kultural, filosofis, psikologis, sosial, sosiologis dan
pertumbuhan jabatan. Keenam latar belakang tersebut merupakan argumen
yang kuat bahwa supervisi akademik dan manajerial harus dilakukan dalam
rangka pengembangan sumber daya manusia, terutama guru.
Dalam konteks pendidikan, teknik supervisi sangat penting untuk
memastikan bahwa proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan
efektif. Tujuan utama dari teknik supervisi adalah untuk membuat proses
supervisi menjadi efektif dan berpeluang besar mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Dalam menjaga mutu proses tersebut, diperlukan adanya quality
control yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen
pendukungnya. Oleh karena itu, diperlukan supervisi yang berkelanjutan
dengan adanya program supervisi terstruktur yang merupakan kerangka
penting dalam pengelolaan pendidikan.
Secara umum, teknik supervisi berperan penting dalam berbagai
aspek kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan dan manajemen.
Dengan teknik supervisi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa semua
proses berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian teknik supervisi ?
2. Bagaimana teknik supervisi pendidikan ?
3. Bagaimana fungsi teknik supervise pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian teknik supervisi.
2. Untuk mengetahui teknik supervise pendidikan.
3. Untuk mengetahui fungsi teknik supervisi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Supervisi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Teknik” secara etimologi
adalah:
1. Pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan
dengan hasil.
2. Cara sistematis dalam mengerjakan sesuatu. Dalam usaha
meningkatkan program sekolah, kepala sekolah sebagai supervisor
dapat menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi
pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan
tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.
Pertama-tama perlu adanya kesepakatan tentang makna “teknik”
yang digunakan sehubungan dengan kegiatan supervisi.1 Seperti halnya
kegiatan lain,teknik memiliki makna “cara,strategi atau
pendekatan”. Menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud dengan teknik
supervisi adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi.
Sedangkan menurut Piet A.Sahertian supervisi adalah usaha untuk
meningkatkan dan mengembangkan sumber daya guru.2 Teknik supervisi
pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan supervisor
pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh
supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir
dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor

1
Arikunto,Suharsini, “Dasar-dasar Supervisi”, (Jakarta: Rineke Cipta: 2004), Hal.53
Ahertian, Piet A,Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalam Rangka
2

Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT.Rineke Cipta: 2000), Hal.52

3
harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam
supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam
membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara
kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung
bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi.3
Dalam setiap kegiatan tentu sekurang-kurangnya ada tiga unsur
yang terkait yaitu:
1. jenis atau isi kegiatan.
2. Cara yang digunakan.
3. Orang yang melakukan.
Tentu saja masih ada hal-hal yang yang juga dikategorikan sebagai
unsur kegiatan misalnya waktu,sarana dan prasarana. Dalam pembicaraan
tentang supervisi masih ada hal lagi yang perlu dibicarakan juga
sehubungan supervise yaitu sifat kegiatanya,perlu adanya flash back
memory bahwa supervise adalah suatu kegiatan yang berifat membina dan
memberikan bantuan,sehingga “alam “ yang tercipta didalamnya harus
mendukung terjadinya kegiatan yang betul-betul mencapai kebutuhanya.
B. Teknik Supervisi Pendidikan
Salah satu aspek yang ikut mempebgaruhi keberhasilan supervise
adalah teknik supervise yang digunkan supervisor. Teknik dalam hal ini
merupkan alat dalam mencapai tujuan. Sebagai alat hanya diperlukan jika
dianggap efektif dalam mencapai tujuan. Bila tidak, maka supervisor yarus
mampu memilih tekhnik lain untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi guru. Supervisor harus dapat memilih teknik yang paling baik dan
tepat. Sehingga dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pemilihan
teknik ini dapat mempengaruhi oleh bebrapa hal, yaitu tujuan yang ingin
dicapai, situasi dan kondisi, serta faaktor manusia yang menggunkannya.

3
Syaiful Sagala, “Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan”, (Bandung:
Alphabeta: 2010), Hal.210

4
Berbeda tujuan yang ingin dicapai, tentu berbeda teknikyang digunakan.
Misalnya bila tujuan supervise membina kemampuan satu orang guru, maka
tekniknya berbeda dengan supervise yang tujuannya membina kemampuan
berberapa orang guru sekaligus. Kemudian pemilihan teknik itu juga akan
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi dimana supervise itu berlangsung serta
factor manusia yang menggunkan teknik itu. Ada kalanya suatu teknik
menurut seorang supervisor efektif digunakan, tetapi bagi supervisor yang
lain mungkin tidak bermanfaat dan tidak dapt digunakan untuk mencapai
tujuan. Hal ini dapt terjadi apabila supervisor itu tidak memahami fungsi
dan car-cara menggunakan teknik tersebut.
Pengelompokan teknik supervise pendidikan menurut Ripai (1982)
dapat dilakukan berdasarkan dua. Aspek yaitu dilihat dari jumlah orang
yang di supervise dan dilihat dari langsung atau tidaknya supervisor
menghadapi oarng yang disuvervisi. Dilihat dari jumlah orang disuvervisi,
teknik supervise dapat dibedakan atas dua yaitu teknik individual
(individual technique) dan teknik kelompok (group technique). Sedangkan
dilihat dari langsung tidsknys supervisor menghadapi orang yang
disupervisi, teknik supervise dapat dibedakan atas dua pula yaitu teknik
langsung (direct technique) dan tidak langsung (direct technique).
1. Teknik Individual (individual technique)
Ada beberapa teknik supervise yang tergolong ke dalam kelompok
teknik individual yaitu:
a. Kunjungan Kelas
Supervisi dating ke kelas dan memperhatikan guru
yang sedang mengajar. Melalui kunjungan kelas, supervisor
akan memperoleh banyak informasi mengenai pelaksanaan
proses belajar mengajar di kelas. Supervisor dapt
mengetahui kelebihan dan kekurangan guru dengan
mengetahui keberhasilan guru dalam mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran. Secara rinci tujuan kelas adalah sebagai
berikut:

5
1) Untuk mengetahui pelaksanaan dan penampilan guru
dalam mengajar
2) Untuk mengetahui kelebihan dan kemampuan
khusus yang dimiliki masing-masing guru.
3) Untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan para guru,
terutama yang diperlukan untuk menunjang
penampilanya dikelas.
4) Untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan supervisor dalam penyusunan rencana
supervisinya.
5) Untuk mendorong dan meransang guru agar mau
berusaha bekerja lebih baik dalam meningkatkan
kemampuannya.
6) Untuk mengetahui usaha, guru dalam melaksanakan
saransaran yang telah diberikan supervisor.
7) Untuk menimbulkan sikap percaya pada guru
terhadap kunjungan kelas yang dilaksanakan
supervisor. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
supervisor agar kehadirannya di kelas tidak
mengganggu situasi belajar mengajar. Pertama
supervisor hendaknya menghargai guru yang sedang
mengajar di kelas tersebut. Supervisor harus
berupaya menunjukkan sikap kolegial terhadap guru
yang dikunjungi. Kedua supervisor masuk ke kelas
dengan memperhatikan peraturan dan kebiasaan
umum yang berlaku disekolah. Supervisor memasuki
ruang kelas terang-terangan dan jangan mengganggu
jalannya, proses belajar mengajar. Ketiga supervisor
sebaiknya memilih tempat yang tidak menarik
perhatian siswa, namun dari tempat tersebut
supervisor dapat mengamati guru dengan baik.

6
Keempat supervisor membuat catatan tertentu, tetapi
diusahakan agar proses pembuatan catatan tersebut
tidak menggangu konsentrasi guru yang sedang
mengajar. Kelima selama melakukan pengamatan
supervisor tidak diperkenankan ikut berpartisipasi.
Jika kepala sekolah akan meninggalkan kelas
sebelum jam pelajaran berakhir. Maka supervisor
cukup menunjukkan anggukan dari jauh sebagai
tiada “minta diri”
Secara garis besar kunjungan kelas dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1. Kunjungan kelas yang direncanakan/dieprsiapakan terlebih
dahulu. Kunjungan kelas yang dipersiapkan ini dapat
dibedakan atas tiga yaitu:
a) kunjungan kelas yang direncanakan oleh kepala
sekolah dan diberitahukan kepada guru.
b) kunjungan kelas yangdirencanakan kepala sekolah
tetapi tidak diberitahukan kepada guru.
c) direncanakan oleh guru dan mengundang kapala
sekolah untuk mengunjungi kelasnya.
2. Kunjungan kelas tanpa perancana /persiapan. Tujuan
kunjungan kelas seperti ini mungkin bermacam- macam
Misalnya hanya sekedar membina hubungan baik antara
kepala .sekolah dengan guru ,atau juga merupakan salah satu
bentuk inpeksi mendadak (sidak)yang dilakukan kepala
sekolah .Menurut rifai (1982) kunjungan kelas tanpa
perancanaan ini kurang memberikan banyak manfaat bagi
pengembangan dan penigkatan kemampuan mengajar guru
yang bersangkutan

7
b. Observasi Kelas
Supervisor mengaamati suasana kelas selama
pelajaran berlangsung. Menurut sahertia (1981) observasi
kelas dapt dibedaakan aatas dua yaitu observasi langsung
dan tidaak langsung. Obeservasi langsung dapat dilakukan
dengan cara, supervisor masuk kelas dan mengamati suasana
kelas secara keseluruhan terutama prilaku guru yang sedang
mengajar. Sedangkan onservasi tidak langsung, supervisor
mengamati guru yang sedang mengajar dari suatu tempat,
dimana siswa-siswa tidak mengetahui bahwa supervisor
sedang melakukan observasi. Tujuan observasi kelas ini
adalah untuk memperoleh data yang obyektif mengenai
kelebihan dan kekurangan guru. Data tersebut dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan
pembinaan kepada, guru. Dalam melakukan observasi,
supervisor dapat mempergunakan beberapa instrument
berupa lembaran observasi dalam bentuk Check-list. Dengan
menggunakan instrumen pengamatan yang dilakukan akan
lebih terarah.
c. Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi maksudnya supervisor
melakukan percakapan secara langsung dengan guru yang di
supervisi. Isi dari percakapan tersebut adalah usaha-usaha
yang mungkin dilakukan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi guru. Adam dan Dicky (sahertian,1981)
mengatakan bahwa salah satu alat yang penting dalam
supervise adalah percakapan pribadi. Melalui percakapan
pribadi supervisor dapat membicarakan masalah-masalah
mengajar yang sifatnya pribadi, sehingga bentuk yang
diberikan lebih mempertimbangkan individual guru
mengadakan percakapan pribadi atas dua jenis, yaitu

8
percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal, dan
percakapan pribadi melalui percakapan seharihari(informal).
Swearingen (sahertian, 1981) membedakan percaakapan
pribadi atas 4 jenis yaitu:
1) Class room- conference, yaitu percakapan yang
dilakukan di dalam kelas pada waktu siswa istirahat
atau sudah pulang
2) Office conference, yaitu percakapan pribadi yang
dilakukan dikantor kepala sekolah atau di ruang guru.
3) Causal conference, yaitu percaakapan yang
dilakukan secara kebetulan
4) Observational visitation yaitu percakapan setelah
observasi kelas.
d. Saling Mengunjungi Kelas
Guru-guru saling mengunjungi antara satu dengan
yang lain yang sedang mengajar. Salingm mengunjungi kelas
ini dapat dilakukan di sekolah sendiri atau, mengunjungi
guru di sekolah yang lain. Guru yang berkunjung dapat
belajar melalui penampilan teman yang diamatinya.
e. Menilai Diri-sendiri
Dalam hal ini guru menilai dirinya sendiri dengan
harapan dapat membantu guru dalam memperbaiki
kemampuannya.
2. Teknik Kelompok (Group technique)
Teknik kelompok menurut sahertian (1981) adalah
teknikteknik yang dugunakan atau dilaksanakan oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Berarti permasalahan
yang dialami oleh guru-guru yang ada dalam kelompok tersebut
relative sama. Penggunaan teknik dalam kondisi seperti itu lebih
efisien dibandingkan menggunakan teknik individual. Teknik-teknik
yang bersifat kelompok adalah sebagai berikut:

9
a. Pertemuan orientasi
bagi guru baru Pertemuan orintasi guru baru
dimaksudkan agar guru-guru dapat menyelesaikan diri
dengan situasi dan kondisi di sekolah yang baru,
dimasukinya.pertemuan ini bukan hanya dihadiri oleh guru
baru, tetapi juga dihadiri oleh semua, guru. Dalam
pertemuan tersebut gru-guru akan mendengarkan penjelasan
dari kepala sekolah, sekolah mengenai berbagai hal yang ada
di sekolah termasuk program sekolah. Burton (Sahertian,
1981) mengemukakan bahwa pertemuan orientasi ini
merupakan juga jumpa untuk merencanakan program
sekolah. Karena itu dalam kesempatan itu dilakukan tanya
jawab.
b. Rapat guru
Menurut Rivai (1982) rapat guru adalah suatu
pertemuan antara semua guru untuk membicarakan
penyelesaian masalahmasalah yang dihadapi guru
khususnya, sekolah umumnya secara domokratis dan
biasanya dipimpin oleh kepala sekolah. Rapat guru
mempunyai beberapa tujuan antara lain: pertama,
menyatakan pandangan guru-guru tentang tugas dan fungsi
sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. Kedua
mendorong guru-guru agar ia menerima tujuan dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik,
serta mau berusaha menemukan strategi dalam menciptakan
situasi belajar mengajar yang lebih optimal.
c. Studi antar kelompok guru
Guru-guru dalam mata pelajaran tertentu
berkelompok membahas suatu masalah atau materi
pelajaran. Dengan demikian anggota kelompok akan
memperluas pengetahuan terutama berkaitan dengan materi

10
tersebut. Selain itu kelompok merupakan suatu
permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing anggota
kelompok.
d. Diskusi
Diskusi merupakan pertukaran pendapat tentang
suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Tujuan utmanya
adalah mengembangkan keterampilan anggota dalam
mengatsi masalah dengan jalan bertukar pikiran.
e. Seminar
Dalam seminar dibahas suatu masalah yang
disampaikan oleh pemasaran dan diberikan pada partisipan
untuk menanggapi masalah yang dibahas pemasaran.
f. Diskusi panel
Diskusi panel merupakan suatu bentuk diskusi, yang
dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan dan dihadiri oleh
beberapa orang panelis yang dianggap ahli dalam bidang
yang didiskusikan.
g. Buletin supervise
Para pengajar mengeluarkan tulisan-tulisan yang
berkaitan dengan upaya meningkatkan situasi belajar
mengajar. Dengan membaca tulisan tersebut pengetahuan
dan kemampuan guru menjadi lebih baik.
h. Demonstrasi
mengajar Melalui teknik ini supervisor memberikan
penjelasan mengenai cara-cara mengajar yang baik. Jika
diperlukan supervisor langsung mempraktekkan bagaimana
mengajar yang baik di depan sejumlah guru.
i. Perpustakaan jabatan
Dalam suatu sekolah disediakan suatu ruangan
khusus berisi buku-buku sumber, berupa buku-buku yang
berkenaan dengan bidang studi, brosur, majalah dan bahan

11
lainnya yang sudah diselaiksi. Dengan adanya perpustakaan
ini dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru
sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dalam
profesinya.
j. Penjelasan sekolah untuk anggota staf (Field trip)
Guru-guru mengadakan perjalanan atau berkunjung
kesekolah yang lebih maju dengan tujuan belajar dari
sekolah tersebut. Dalam perjalanan ini guru-guru harus
berperan aktif dalam mempelajari apa yang ditemukan
disekolah tujuan. Dengan mengetahui teknik-teknik tersebut,
diharpakan seorang super visor dapat memilih teknik yang
saling efektif dalam melakukan supervise. Pemilih teknik
yang tepat akan memudahkan supervisor dalam mencapai
tujuan.4
C. Fungsi Supervisi Pendidikan
Tujuan utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pengajaran. Fungsi supervisi atau pengawasan dalam
pendidikan bukan hanya sekadar kontrol melihat apakah segala kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah
digariskan, tetapi lebih dari itu. Supervisi dalam pendidikan mengandung
pengertian luas. Kegiatan supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi
atau syarat-syarat personel maupun material yang diperlukan untuk
terciptanya situasi belajar-mengajar yang efektif, dan usaha memenuhi
syarat-syarat itu.
Menurut Kimball Wiles fungsi dasar supervisi adalah memperbaiki
situasi belajar mengajar di sekolah dalam artian yang luas, membina
program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada usaha perbaikan.

4
Risnawati, “Administrasi dan Supervisi Pendidika”, Yogyakarta, Cetakan I: Januari
2014, hal 247-253

12
Swearingen dalam bukunya Supervision of instruction – Foundation and
Dimension (1961) mengemukakan fungsi supervisi adalah:
1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3. Memperluas pengalaman guru-guru
4. Menstimulasi usaha-usaha kreatif
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar
7. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota
staff
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.
Secara rinci, defenisi diatas diuraikan secara rinci:
1. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah
a. Usaha Tiap Guru: Seperti guru bidang studi yang ingin
melakukan peningkatan dengan cara mengemukakan ide dan
uraian baru, maka usaha-usaha tersebut perlu dikoordinasi
dengan cara melakukan supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah: Perumusan tujuan-tujuan atas setiap
kegiatan untuk melakukan program tahunan di sekolah
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan: Tiap guru ingin
betumbuh pada jabatannya dengan cara membaca buku-buku,
pembelajaran terus menerus, melalui inservice training,
extension course, workshop, seminar guru-guru dengan
meningkatkan diri sekaligus merupakan hiburan. Dalam hal
inilah diperlukan koordinasi tugas supervisi.
2. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah
Dengan melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka
memiliki keterampilan dalam kepemimpinan di sekolah.

13
a. Memperluas Pengalaman guru-guru
Guru yang mau belajar dapat memperkaya dirinya dengan
pengalaman belajar baru, belajar dari pengalaman, hal inilah
yang ditekankan.
b. Menstimulasi usaha-usaha sekolah yang kreatif
Supervisi bertugas untuk menciptakan suasana yang
memungkinkan guru-guru dapat berusaha meningkatkan
potensi-potensi kreativitas dalam dirinya, kemampuan untuk
menstimulasi guru-guru agar mereka tidak bergerak hanya
berdasarkan instruksi.
c. Memberikan fasilitas dan penilaian terus-menerus
Melakukan penilaian dalam meningkatkan kualitas guru,
dengan melakukan penelitian dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan hasil dan proses belajar-mengajar, penilaian
bersifat menyeluruh dan kontinue, dilakukan di awal,
pertengahan dan diakhiri dengan melakukan sesuatu tugas.
Inilah fungsi supervisi.
d. Menganalisis situasi belajar-mengajar
Supervisi diberikan dengan tujuan tertentu agar situasi
belajar mengajar dapat diperbaiki. Fungsi supervisi ialah
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan
belajar-mengajar, penganalisisan memberi pengalaman baru
dalam menyusun strategi dan usaha kearah perbaikan.
e. Memperlengkapi setiap anggota staf dengan pengetahuan
yang baru dan keterampilan baru pula: supervisi memberi
dorongan stimulasi dan membantu guru agar mengembangkan
pengetahuan dalam keterampilan hal mengajar, motivasi
untuk membarui itu merupakan fungsi dari supervisi
pendidikan.
f. Memadukan dan menyelaraskan tujuan-tujuan pendidikan dan
membentuk kemampuan-kemampuan: Mengembangkan

14
kemampuan guru, menyelaraskan dengan tujuan-tujuan
pendidikan, itulah fungsi supervisi.
Selain itu, menurut buku yang ditulis Purwanto fungsi-fungsi pendidikan
sangat penting diketahui oleh pimpinan pendidikan sebagai berikut:
1. Dalam Bidang Kepemimpinan
a. Menyusun rencana dan policy bersama
b. Mengikutsertakan anggota-anggota kelompok (guru-guru,
pegawai) dalam berbagai kegiatan.
c. Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam
menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan
d. Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau
memupuk moral yang tinggi kepada kelompok
e. Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan
putusan-putusan
f. Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan
tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan
fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing
g. Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok
h. Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota
kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat
demi kepentingan bersama.
2. Dalam Hubungan Kemanusiaan
a. Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan
yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan
selanjutnya, bagi diri sendiri maupun bagi anggota
kelompoknya.
b. Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang
dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan,
merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dsb.
c. Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap-sikap yang
demokratis.

15
d. Memupuk rasa saling menghormati di antara sesama anggota
kelompok dan sesama manusia
e. Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota
kelompok
3. Dalam Pembinaan proses kelompok
a. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik
kelemahan maupun kemampuan masing-masing
b. Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai
antara sesama anggota maupun antara anggota dan pimpinan
c. Memupuk sikap dan kesediaan tolong-menolong
d. Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok
e. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau
perselisihan pendapat diantara anggota kelompok
f. Menguasai teknik-teknik memimpin rapat dan pertemuan-
pertemuan lainnya.
4. Dalam bidang administrasi personel
a. Memilih personel yang memiliki syarat-syarat dan
kecakapan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan
b. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai
dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c. Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan
meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.
5. Dalam bidang evaluasi
a. Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara
khusus dan terinci
b. Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran
yang digunakan sebagai kriteria penilaian.
c. Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk
memperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat diolah
menurut norma-norma yang ada.

16
d.
Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian
sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan-
kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.5
Maka, berdasarkan beberapa fungsi-fungsinya, supervisi harus
mampu mengkoordinasikan usaha dan kegiatan di sekolah. Termasuk usaha
pengembangan kualitas diri dan profesionalitas guru untuk ikut memajukan
sekolah. Maka perlu koordinasi dengan beberapa pihak agar terarah
mendukung program yang ada di sekolah. Usaha tersebut bisa usaha dalam
bidang administrasi maupun akademik Dibutuhkan seorang supervisor yang
profesional untuk mengkoordinasikan semua sehingga semua bisa
bersinergi mencapai tujuan dan mutu pendidikan.6

5
Abd. Rahman, “Supervisi dan Pengawasan Dalam Pendidikan,” dalam Jurnal Pilar: Jurnal
Kajian Islam Kontemporer, No. 2, Vol. 12, 2021, h. 55−59.
6
Sulistyorini, dkk., Supervisi Pendidikan (Riau: DOTPLUS Publisher, 2021), h. 43.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh
supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir
dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Salah satu aspek yang ikut mempebgaruhi keberhasilan supervise
adalah teknik supervise yang digunkan supervisor. Teknik dalam hal ini
merupkan alat dalam mencapai tujuan. Sebagai alat hanya diperlukan jika
dianggap efektif dalam mencapai tujuan. Bila tidak, maka supervisor yarus
mampu memilih tekhnik lain untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi guru. Supervisor harus dapat memilih teknik yang paling baik dan
tepat. Sehingga dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pemilihan
teknik ini dapat mempengaruhi oleh bebrapa hal, yaitu tujuan yang ingin
dicapai, situasi dan kondisi, serta faaktor manusia yang menggunkannya.
Berdasarkan beberapa fungsi-fungsinya, supervisi harus mampu
mengkoordinasikan usaha dan kegiatan di sekolah. Termasuk usaha
pengembangan kualitas diri dan profesionalitas guru untuk ikut memajukan
sekolah. Maka perlu koordinasi dengan beberapa pihak agar terarah
mendukung program yang ada di sekolah. Usaha tersebut bisa usaha dalam
bidang administrasi maupun akademik Dibutuhkan seorang supervisor yang
profesional untuk mengkoordinasikan semua sehingga semua bisa
bersinergi mencapai tujuan dan mutu pendidikan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan
ataupun kesalahan, baik dari segi penulisan, penyusunan kalimatnya
maupun segi isi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada
pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan ataupun masukan yng

18
bersifat membangun kepada kami. Dan kami juga meminta maaf yang
sebesar- besarnya jika terdapat berbagai macam kekurangan dalam
penulisan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rahman, Abd. (2021) “Supervisi dan Pengawasan Dalam Pendidikan,” dalam


Jurnal Pilar: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, No. 2, Vol. 12.

Ahertian, Piet A, (2000) Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineke Cipta)
Arikunto, Suharsini, (2004) “Dasar-dasar Supervisi”, (Jakarta: Rineke Cipta)

Risnawati, (2014) “Administrasi dan Supervisi Pendidika”, Yogyakarta, Cetakan I

Sulistyorini, dkk., (2021) Supervisi Pendidikan (Riau: DOTPLUS Publisher)

Sagala, Syaiful (2010) “Supervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan”,


(Bandung: Alphabeta)

20

Anda mungkin juga menyukai