Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. A’AN ROHIMAH (202031200055)


2. AISYATUS SHOLICHAH (202031200059)
3. FURQOONA BASYIIROH R. (202031200064)
4. ZAHRAH MUSTAFAFI (202031200086)

DOSEN PENGAMPU:
ULIL MULTAZAM, M.Pd.

PROGRAM STUDI MANAJAMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Supervisi Pendidikan, dengan judul : Teknik Supervisi Individual.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Surabaya, 03 November 2022


Tim Penyusun,

(Kelompok 2)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I – PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II – PEMBAHASAN .....................................................................................3
A. Pengertian Teknik Supervisi .....................................................................3
B. Teknik Supervisi Individual ......................................................................3
1. Kunjungan Kelas ................................................................................4
2. Observasi Kelas .................................................................................9
3. Pertemuan Individual .......................................................................12
4. Kunjungan Antar Kelas ...................................................................12
5. Menilai Diri Sendiri .........................................................................13
BAB III – PENUTUP ...........................................................................................14
A. Kesimpulan ............................................................................................14
B. Saran .....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting dilaksanakan
karena berpengaruh terhadap kinerja guru sekaligus pada hasil pembelajaran.
Supervisi ini sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan dikarenakan ada
suatu hal yang mendasari seperti perkembangan kurikulum, dengan
berkembangnya kurikulum maka guru-guru dituntut juga ikut berkembang.
Untuk meningkatkan kreativitas guru dan pegawai lainnya maka perlu
diadakannya supervisi pendidikan. Dimana supervisi ini adalah memberikan
bantuan atau binaan kepada guru dan pegawai atau staf lainnya agar dapat
memperbaiki kinerjanya dan bekerja lebih baik lagi. Jika kinerja guru dan
pegawai atau staf lainnya telah baik maka akan berpengaruh terhadap hasil
belajar.
Dengan adanya supervisi akan ada evaluasi dan umpan balik atau tindak
lanjut dari hasil supervisi guna memperluas pengalaman guru, membuat
pembelajaran lebih kreatif dan juga dapat memberikan pengetahuan dan
keterampilan terhadap guru. Dalam pelaksanaannya supervisi pendidikan di
sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah yang disebut supervisior, dimana
supervisior ini bertugas sebagai pengawas dan pengendali terhadap kinerja
guru. Pengawasan dan pengendalian ini dilakukan agar dalam melaksanakan
tugasnya guru tidak melakukan penyimpangan sebagai seorang pengajar atau
pendidik. Guru dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja serta kreativitasnya
dalam mengajar.
Untuk dapat melaksanakan tugasnya tersebut pengawas tentu harus
menguasai berbagai prinsip, metode dan teknik supervisi sehingga ia dapat
menentukan strategi, pendekatan atau model supervisi yang cocok untuk
menyelesaikan suatu permasalahan atau program.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teknik supervisi ?
2. Bagaimana teknik supervisi individual berlangsung?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi teknik supervisi
2. Mengetahui tentang teknik supervisi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Supervisi


Yang dimaksud dengan teknik dalam supervisi adalah langkah-langkah
kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor. Teknik yang dilaksankan
dalam supervisi dapat ditempuh melalui berbagai cara yang pada prinsipnya
berusaha merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan. Teknik
supervisi sangat menentukan sukses atau tidaknya pelaksanaan supervisi.
Teknik supervisi ini bersifat rasional-empiris-temporer, artinya ia
membutuhkan pembaruan, perubahan, dan penyempurnaan secara terus-
menerus sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Dalam supervisi tidak
finalisasi teknik, karena ia merupakan realitas yang bisa terus dikembangkan.
Dengan demikian hal tersebut dapat menjadikan seorang sepervisor untuk
mengembangkan teknik supervisi dengan banyak melakukan kajian,
eksperimentasi, dan generalisasi. Teknik supervisi merupakan cara-cara yang
ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan
masalah guru-guru dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam
mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang berhubungan
serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.
Secara umum dalam supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni
teknik individual dan teknik kelompok.

B. Teknik Supervisi Individual


Teknik individual adalah teknik yang dilaksanakan supervisor terhadap
seorang guru secara individual.1 Supervisor di sini hanya berhadapan dengan
seorang guru sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas
pembelajarannya. Kegiatan supervisi ini hanya ditujukan kepada satu orang
guru saja. Teknik supervisi individual ada lima macam, yaitu: 1) kunjungan

1
Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2011),
Cet. I, hlm. 102

3
kelas; 2) observasi kelas; 3) pertemuan individu; 4) kunjungan antar kelas; 5)
menilai diri sendiri. Untuk teknik supervisi individual yang sering digunakan
adalah observasi kelas dan kunjungan kelas.

1. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh supervisor
dengan mengunjungi kelas tempat guru mengajar untuk mengamati
aktivitas guru dalam mengajar. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh
data secara objektif mengenai keadaan proses belajar dan mengajar yang
dilakukan guru sehingga dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi di kelas.2 Fungsi kunjungan kelas adalah sebagai
media untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar dan
belajar siswa. Kunjungan kelas ini bisa menguatkan mental guru untuk
menumbuhkan kariernya, dan memberikan keperyaan diri dalam
mengajar.3

a. Jenis-jenis Kunjungan Kelas


Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Kunjungan kelas tanpa diberitahu sebelumnya (unannounced
visitation)
Kunjungan ini disebut juga sebagai kunjungan langsung
yang berarti supervisor datang tanpa memberi tahu terlebih
dahulu. Sehingga, data yang diperoleh lebih objektif, namun guru
sering kurang maksimal persiapannya.4
Terdapat kebaikan dan kelemahan dalam jenis kunjungan
ini. Kebaikannya adalah supervisor dapat mengetahui keadaan
yang sesungguhnya, sehingga ia dapat menentukan sumbangan
apakah yang diperlukan oleh guru tersebut. Bagi seorang guru
kunjungan kelas tiba-tiba merupakan suatu latihan dalam tugas

2
Hendiyat Soetopo & Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT
Bina Aksara, 1988), Cet. II, hlm. 46
3
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, (Yogyakarta: Trenlis), hlm.
126
4
Ibid, hlm. 127

4
mengajarnya agar setiap guru mempersiapkan diri. Sedangkan,
kelemahannya adalah biasanya karena adanya kunjungan secara
tiba-tiba daoat mengakibatkan guru menjadi bingun karena
berprasangka bahwa pekerjaannya akan dinilai, juga bagi guru-
guru yang kurang senang dikunjungi akan beranggapan bahwa
supervisor datang untuk mencari kesalahan saja, sehingga
mengakibatkan timbulnya hubungan yang kurang baik antara
guru dan supervisor.

2. Kunjungan kelas dengan pemberitahuan (announced visitation)


Kunjungan ini disebut juga sebagai kunjungan tidak
langsung yang berarti supervisor memberi tahu dahulu sebelum
datang. Sehingga, guru mempunyai persiapan matang, walaupun
terkadang ada yang merekayasa.
Segi kebaikan dari kunjungan ini adalah guru dapat
mempersiapkan tugasnya dengan sebaik-baiknya, jika supervisor
melaksanakan supervisi sesuai dengan jadwal yang ditentukan
maka akan ada pembagian waktu yang merata bagi pelaksanaan
supervisi terhadap semua guru yang memerlukannya. Dengan
demikian akan tercapai efisiensi kerja dan meningkatkan proses
belajar dan mengajar. Adapun segi kelemahannya adalah ada
kemungkinan pengurangan kesempatan bagi guru-guru yang
lebih banyak membutuhkan supervisi. Keterbatasan waktu yang
ditentukan itu menekan guru yang bersangkutan harus menunggu
giliran berikutnya.

3. Kunjungan kelas atas dasar undangan guru (visits upon invitation)


Pada kunjungan jenis ini, supervisor diundang oleh guru
untuk mengunjungi kelasnya. Namun jarang guru yang
menghendaki pimpinan mengamati suasana kelas pada saat ia
bertugas. Akan tetapi, kunjungan seperti ini akan lebih baik bagi
para guru dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan

5
kemampuannya dalam proses belajar mengajar. Sebab, dengan
cara seperti ini, para guru dapat belajar untuk bersikap terbuka
guna memperoleh berbagai pengalaman baru dari hubungan kerja
samanya dengan supervisor. Di samping itu, hal ini juga dapat
mendorongnya untuk berupaya mengaktualisasikan
kemampuannya. Sikap dan dorongan seperti ini merupakan suatu
alat baginya untuk mencapai tingkat profesional.5
Kunjungan jenis ini, memiliki sisi positif dan negatif.
Adapun sisi positifnya, bagi seorang supervisor, hal ini dapat
menambah pengalamannya dalam bekerja sama dengan guru
serta belajar dari pengalaman tersebut. Sedangkan bagi guru,
akan lebih mudah baginya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuannya, karena motivasi untuk belajar dari pengalaman
dan bimbingan dari supervisor tumbuh dari dalam dirinya sendiri.
Sedangkan sisi negatifnya adalah kemungkinan terjadi
manipulasi dari pihak guru, yaitu suasana kelas yang dibuat-
dibuat sedemikian baiknya yang lazimnya tidak demikian,
sehingga akan menimbulkan kesukaran untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya.
Tiga model kunjungan ini seyogyanya dipraktikkan oleh
supervisor, baik langsung datang tanpa memberi tahu, memberi
tahu dulu, dan menunggu undangan. Pada awalnya, mungkin
supervisor melakukan kunjungan dengan cara memberi tahu dulu,
setelah melihat fakta secara langsung, berdialog dengan banyak
elemen, guru, siswa, wali murid, dan stakeholders lainnya,
kemudian memberikan masukan, arahan, dan bimbingan
berharga kepada guru tentang kurikulum, metode pembelajaran,
dan kompetensi yang harus dikuasai guru. Setelah itu pada
kesempatan lain, supervisor dapat meninjau lagi mengenai

5
Piet A. Sahertian. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam rangka Membangun
Sumber Daya Manusia). Cet. II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 55

6
perkembangan tanpa memberi tahu sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui keseriusan pihak sekolah dalam
melakukan perbaikan. Supervisor harus mempunyai data objektif
setiap melakukan supervisi sehingga bisa melakukan evaluasi
secara rutin. Ketika supervisi sudah aktif dilaksanakan, dan
sekolah mempunyai semangat yang baik untuk melakukan
pengembangan, maka suatu saat supervisor akan meminta
sekolah untuk mengundangnya guna melakukan supervisi
fuungsional. Langkah-langkah sistematis-gradual ini sangat
bermafaat bagi kedua belah pihak.6

b. Tahap-tahap Kunjungan Kelas


Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas, instrumen yang
digunakan harus disiapkan dengan baik, supervisor juga harus
membuat rencana tertulis yaitu Rencana Pelaksanaan Supervisi
Akademik (RPA). Di samping itu, ada beberapa hal yang perlu
diketahui oleh supervisor sebelum melakukan kunjungan, yaitu:
- Hal yang menyangkut keadaan guru seperti kepribadiannya,
pengetahuannya, keadaan fisik dan mentalnya, serta status
sosial dan lain-lain.
- Siuasi lingkungan sekitar sekolah yang turut memberikan
pengaruh.
- Keadaan pendidikan dan lingkungan anak-anak di rumah
- Informasi tentang problema yang dihadapi guru-guru.
2. Tahap akan pengamatan selama kunjungan
Pada tahap ini, supervisor melakukan pengamatan terhadap
jalannya proses pembelajaran mulai pembukaan, kegiatan inti,

6
Opcit. Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, hlm. 128

7
dan penutup pembelajaran, perlu juga diamati kesesuaian RPP
yang disajikan guru dengan realitas pelaksanaannya, penggunaan
media, dan pengelolaan kelas.
3. Tahap akhir kunjungan
Pada tahap akhir kunjungan, supervisor bersama guru
mengadakan pertemuan untuk membicarakan hasil-hasil
observasi atau kunjungan. Dalam tahap ini supervisor dapat
menunjukkan data-data yang diambil dengan instrument,
memberikan penguatan tentang hal-hal yang sudah dicapai
sedangkan yang belum diberi bantuan melalui pembinaan, saran,
diskusi, dan contoh.
4. Tahap tindak lanjut
Pada tahap ini, supervisor bersama guru merencanakan tindak
lanjut perbaikan untuk hari selanjutnya. Supervisor merumuskan
langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai solusi untuk
permasalahan yang ada. Supervisor juga harus menyiapkan
program yang tepat untuk meningkatkan kompetensi guru.

c. Kriteria Kunjungan Kelas


Adapun kriteria kunjungan kelas adalah sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan-tujuan tertentu
2. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki
kemampuan guru
3. Menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan data yang
objektif
4. Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga
menimbulkan sikap saling pengertian
5. Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu proses
pembelajaran
6. Pelaksanannya diikuti dengan program tindak lanjut.

8
2. Observasi Kelas
Observasi kelas dapat diartikan sebagai pengamatan langsung
terhadap proses belajar mengajar yang sedang berjalan di kelas secara
lengkap dan teliti. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk
memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar
mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan
terhadap guru yang diobservasi. Selama di kelas supervisor melakukan
pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhadap
lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran tanpa
mengganggu proses belajar mengajar.7

a. Jenis-jenis Observasi Kelas


Observasi yang dilakukan di kelas dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Observasi langsung (direct observation)
Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan secara
langsung di dalam kelas. Supervisor ikut berada di dalam kelas
bersama guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
2. Observasi tidak langsung (indirect observation)
Observasi tidak langsung merupakan observasi yang dilakukan
dimana supervisor tidak berada di dalam kelas besarama guru
dan siswa. Orang yang diobservasi dibatasi oleh ruang kaca
dimana para siswa tidak mengetahuinya. Observasi ini biasanya
dilakukan di dalam laboratorium untuk pengajaran mikro.

b. Tahap-tahap Observasi Kelas


Pelaksanaan obsevasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Persiapan observasi kelas
2. Pelaksanaan observasi kelas
3. Penutupan pelakasanaan observasi kelas

7
Sudadi, dkk., Supervisi Pendidikan – Konsep, Teori, dan Implementasi, (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu, 2021), hlm. 111

9
4. Penilaian hasil observasi
5. Tindak lanjut

c. Aspek-aspek yang Diobservasi di dalam Kelas


Secara umum aspek-aspek yang diobservasi adalah sebagai berikut8:
1. Usaha-usaha dan aktivitas guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
2. Cara menggunakan media pengajaran
3. Vasiasi metode pengajaran
4. Ketepatan penggunaan media dengan materi
5. Ketepatan penggunaan metode dengan materi
6. Reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar

d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Kegiatan Observasi


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang supervisor
dalam melakukan kegiatan observasi9, yaitu:
1. Menciptakan situasi yang wajar (cara masuk kelas), mengambil
tempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat perhatian murid-
murid, tidak mencampuri guru yang sedang mengajar, sikap
waktu mencatat tidak menimbulkan prasangka dari pihak guru.
2. Membedakan mana yang penting untuk dicatat dan mana yang
kurang penting.
3. Bukan melihat kelemahan, melainkan bagaimana
memperbaikinya.
4. Memperhatikan reaksi atau kegiatan murid-murid dalam proses
belajarnya.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan observasi
menurut Mukhtar & Iskandar adalah10:

8
Opcit. Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Sepervisi Pendidikan, hlm. 104
9
Opcit. Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, hlm. 57
10
Mukhtar & Iskandar. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan.. Cet. I. (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009), hlm. 67

10
1. Kelengkapan catatan dalam menganalisa apa yang telah terjadi
selama pelajaran berlangsung.
2. Fokus terhadap hal yang akan diamati, misalnya, dalam suatu
pelajaran tertentu adalah baik untuk memfokuskan observasi
tersebut pada reaksi siswa terhadap pertanyaan gurunya.
3. Menyesuaikan observasi pada periode perkembangan mengajar
guru.
4. Mencatat komentar sewaktu guru memberikan komentar ketika
proses pembelajran berlangsung.
5. Pola mengajar, yakni pola tingkah laku mengajar tertentu dari
guru.

e. Alat-alat yang Digunakan dalam Observasi


Untuk memperoleh data tentang situasi belajar dan mengajar,
dapat digunakan sebuah instrumen atau alat yang biasa disebut dengan
check list. Check list adalah alat untuk mengumpulkan data dalam
melengkapi keterangan-keterangan yang objektif terhadap situasi
belajar dan mengajar di dalam kelas.11 Bentuk check list berupa suatu
daftar yang berisi item-item tertentu yang telah disediakan terlebih
dahulu dan pengamat hanya tinggal mengecek tiap item tersebut.
Check list dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Evaluative check list
Evaluative check list adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang disusun secara berkelompok dan merupakan
standar beserta penilaiannya. Misalnya, pertanyaan tentang
keaktifan antara guru dan murid, perhatian murid-murid ketika
guru menyajikan pelajaran, dinamika kelas dan sebagainya.
Susunan dapat berupa pernyataan (statement) atau item-item yang
dijawab dengan “ya” atau “tidak”.

11
Piet A. Sahertian & Frans Mataheru. Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1988), hlm. 53

11
2. Activity check list
Activity check list adalah suatu daftar kegiatan yang dijawab oleh
pengamat dengan cara mengecek. Daftar tersebut berisi
pertanyaan-pertanyaan khusus tentang kegiatan yang biasanya
dicek dengan memakai skala “ya” atau “tidak”.

Pada prinsipnya, kedua jenis check list ini sama, hanya saja
evaluative check list pertanyaan-pertanyaan itu bersifat evaluatif,
sedangkan pada activity check list lebih menunjukkan kepada
kegiatan-kegiatan belajar.

3. Pertemuan Individual (Individual Conference)


Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,
dan tukar pikiran antar supervisor dengan guru, guru dengan guru,
mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional guru dalam
mengajar. Percakapan ini dalam rangka memecahkan problem yang
dihadapi oleh guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan kemungkinan
pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi; (2)
mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; (3) memperbaiki segala
kelembahan dan kekurangan pada diri guru; (4) menghilangkan atau
menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.

4. Kunjungan antar kelas (Intervisitation)


Intervisitation adalah saling mengunjungi antara guru yang satu
kepada guru yang lain ketika mengajar. Kunjungan ini dapat juga
digolongkan sebagai teknik supervisi secara perseorangan. Ada beberapa
dampak positif, diantaranya: (1) memberi kesempatan mengamati rekan
lain yang sedang memberi pelajaran; (2) membantu guru-guru yang ingin
memperoleh pengalaman atau keterampilan tentang teknik dan metode
mengajar; (3) teknik ini juga berguna bagi guru-guru yang menghadapi
kesulitan tertentu dalam mengajar; (4) memberi motivasi yang terarah
terhadap aktivitas mengajar; (5) rekan guru mudah belajar dari temannya
sendiri karena keakraban perhubungan atas dasar saling mengenal; (6) sifat

12
bawahan terhadap pemimpin seperti halnya supervisor dan guru tidak ada
sama sekali. Sehingga, diskusi dapat berlangsung secara wajar dan mudah
mencari penyelesaian suatu persoalan dengan musyawarah.

5. Menilai diri sendiri


Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik pengembangan
profesional guru.12 Penilaian diri sendiri memberikan informasi secara
objektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan
kesempatan kepada guru mempelajari metode pengajarannya dalam
mempengaruhi murid.13
Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi seorang
guru. Ada beberapa cara yang digunakan dalam hal ini adalah sebagai
berikut:
a. Persiapkan daftar pandangan/pendapat yang disampaikan kepada
murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas. Biasanya
daftar ini disusun dalam bentuk pertanyaan, baik secara tertutup
maupun terbuka, dan tidak perlu memakai nama.
b. Menganalisis berbagai tes terhadap unit-unit kerja.
c. Mencatat aktivitas murid-murid dalam suatu catatan (record), baik
mereka bekerja secara perseorangan maupun kelompok.

Menilai diri sendiri memang cenderung sujektif, namun bisa


membawa kesadaran pribadi yang kuat. Kesadaran pribadi inilah target
dari penilaian terhadap diri sendiri. Kesadaran ini akan membangkitkan
semangat berkarier dan berprestasi lebih tinggi untuk meningkatkan
kualitas diri dan anak didik.

12
Sutton, 1989
13
House, 1973

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik supervisi individual adalah teknik pelaksanaan kegiatan supervisi
terhadap satu orang guru, tidak ditujukan kepada dua orang guru atau lebih.
Dalam pelaksanaan supervisi, ada beberapa teknik supervisi individual yang
dapat diterapkannya di dalamnya, yaitu antara lain:
1. Kunjungan kelas (classroom visitation)
2. Observasi kelas (classroom observation)
3. Pertemuan/percakapan pribadi (individual conference)
4. Kunjungan antar kelas (intervisitation)
5. Menilai diri sendiri (self evaluation check-list)

Dari kelima teknik supervisi indivual di atas yang sering digunakan


supervisor adalah kunjungan kelas dan observasi kelas. Kedua teknik tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dalam proses pembelajaran. Selain
itu, dengan adanya teknik supervisi terhadap guru supervisor dapat membuat
langkah-langkah atau program untuk mendapatkan solusi atas permasalahan
yang ada.

B. Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah
ini, maka penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan
sarannya, penulis ucapkan terima kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. Yogyakarta:


Trenlis
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta
Hendiyat Soetopo & Wasty Soemanto. 1988. Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan, Cet. II. Jakarta: PT Bina Aksara
Mukhtar & Iskandar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Cet. I. Jakarta:
Gaung Persada Press
Prasojo, Lantip Diat & Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan, Cet. I. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media
Sahertian., Piet A. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan (Dalam
rangka Membangun Sumber Daya Manusia). Cet. II. Jakarta: Rineka Cipta
Sahertian, Piet A. & Mataheru, Frans. 1988. Prinsip & Teknik Supervisi
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional
Sudadi, dkk. 2021. Supervisi Pendidikan – Konsep, Teori, dan Implementasi,
Yogyakarta: Pustaka Ilmu

15

Anda mungkin juga menyukai