Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR SUPERVISI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN”
Dosen pengampu :
Dr. Addin Aryadana, M.Pd.I

Disusun oleh Kelompok 4 :


Zakina Salsa Nabila (20205106)
Zeliana Putri Purpa R. (20205138)
Mohamad Ainul Fikri K. (20205094)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) KEDIRI
2022KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Supervisi
Pendidikan” dan penulis sangat berharap semoga Allah SWT. memberikan
manfaat kepada pembaca dan barokah kepada penulis baik di dunia maupun di
akhirat.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. serta keluarga dan sahabatnya, yang telah
memberikan petunjuk kepada kita menuju jalan yang lurus.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Addin Aryadana, M.Pd.I selaku dosen pengampu yang
senantiasa sabar membimbing penulis, hingga selesainya makalah ini.
2. Teman-teman senasib dan seperjuangan, terutama teman-teman jurusan
Manajemen Pendidikan Islam yang turut memberikan semangat dan do’a.
3. Serta kepada semua orang yang telah membantu penulis yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu namanya.
Semoga amal kalian semua dibalas oleh Allah SWT. Amin. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mohon maaf yang setulus-tulusnya apabila terdapat kekurangan maupun
kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran akan penulis terima
dengan kerendahan hati dan senang hati demi perbaikan makalah ini.

Kediri, 19 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Supervisi Pendidikan..................................................................3
B. Kompetensi Supervisor Pendidikan..............................................................4
C. Model Supervisi Pendidikan.........................................................................5
D. Pendekatan Supervisi Pendidikan.................................................................6
E. Teknik Supervisi Pendidikan........................................................................8
F. Pelaporan Supervisi Pendidikan....................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh
proses administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan
efektivitas kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama
pendidikan. Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya meningkatkan
kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh supervisor pendidikan dalam
hal ini pengawas pendidikan pada satuan pendidikan formal. Keberhasilan pendidikan
tidak terlepas dari peranan supervisor di bidang pendidikan yang berupaya menemukan
masalah-masalah pendidikan dan selalu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
terjadi. Dengan demikian, supervisi pendidikan bermaksud meningkatkan kemampuan
profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah, dan personel sekolah lainnya agar
proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas.
Kegiatan utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya
adalah kegiatan pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara
pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas
kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan
oleh tenaga kependidikan. Dalam melaksanakan kegiatan supervisi, kepala sekolah
harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan
dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu, pentingnya peran supervisi dalam dunia
pendidikan membuat penulis menyusun makalah yang akan menguraikan tentang
konsep dasar supervisi pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari supervisi pendidikan?
2. Apa kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor pendidikan?
3. Apa saja model dari supervisi pendidikan?
4. Bagaimana pendekatan dari supervisi pendidikan?
5. Apa saja teknik supervisi pendidikan?
6. Bagaimana pelaporan dari supervisi pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari supervisi pendidikan
2. Untuk mengetahui kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor
pendidikan
3. Untuk mengetahui model dari supervisi pendidikan
4. Untuk mengetahui pendekatan dari supervisi pendidikan
5. Untuk mengetahui teknik supervisi pendidikan
6. Untuk mengetahui pelaporan dari supervisi pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu supervision, terdiri atas dua kata,
yaitu super dan vision yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti
pekerjaan secara keseluruhan. Orang yang melakukan supervisi yang disebut supervisor.
Suharsimi menjelaskan, bahwa supervisi terdiri dari dua kata “super” dan “vision”
yang berarti “melihat” maka secara keseluruhan supervisi diartikan sebagai melihat dari
atas. Dengan pengertian itulah supervisi dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh
kepala sekolah sebagai pejabat yang berkedudukan di atas lebih tinggi dari guru untuk
melihat dengan teliti pekerjaan secara keseluruhan atau mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan. Supervisi
bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi, tetapi merupakan kegiatan yang continue dan
berkesinambungan sehingga guru selalu berkembang dalam mengerjakan tugas dan
mampu memecahkan berbagai masalah pendidikan dan pengajaran secara afekitf dan
efisien.1
Pada hakekatnya supervisi mengandung beberapa kegiatan pokok, yaitu
pembinaan yang continue, pengembangan kemampuan profesional personil, perbaikan
situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan
pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain, dalam supervisi ada proses
pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru, pembinaan ini menyebabkan
perbaikan atau peningkatan kemampuan kemudian ditransfer kedalam perilaku
mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang lebih baik, yang akhirnya juga
meningkatkan pertumbuhan pesertadidik.
Supervisi merupakan proses bantuan bagi guru dalam mengembangkan
kemampuannya yang meliputi pengetahuan, keterampilan mengajar dan komitmen atau
motivasi guru. Jadi tujuan supervisi berkenaan dengan aspek kognitif, psikomotor dan
afektif adalah membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah sehingga
tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya.

1Fitri Yulia, “Supervisi Pendidikan,” osf.io (2019): 1–2.

3
B. Kompetensi Supervisor Pendidikan
Kompetensi utama seorang supervisor terletak pada kemampuan personalnya.
Mann (1965) mengidentifikasi persyaratan untuk semua supervisor, yaitu : teknikal,
human, manajemen atau administratif. Ketiga kompetensi tersebut disebut gabungan
ketrampilan (skill mix). Dimensi teknikal berkaitan dengan kemampuan menggunakan
pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan dalam melaksanakan Kurikulum dan sistem
penilaiannya.
Keterampilan manajerial mencakup perencanaan, organisasi, staffing,
pendelegasian tanggung jawab, pengarahan, dan pengendalian. Lima hal tersebut
merupakan fungsi dari manajemen. Keterampilan manajerial supervisor juga mencakup
kemampuan menghubungkan kerja unit dengan unit yang lain bagian dari lembaga
pendidikan. Kerja unit ini bisa berupa hasil kerja guru satu dengan lainnya atau kerja
dari staf administrasi sebagai pendukungnya.
Ketrampilan human dalam supervisi merupakan kemampuan mempengaruhi
orang lain agar mau melakukan perubahan untuk perbaikan atau peningkatan. Untuk itu
seorang supervisor harus mampu berkomunikasi dengan baik, termasuk kemampuan
menyampaikan saran dengan baik, yaitu mudah dipahami. Jadi seorang supervisor harus
menguasai pengetahuan tentang substansi yang dipantau dan dievaluasi, memiliki
keterampilan berhubungan dengan orang lain termasuk berkomunikasi, dan memiliki
keterampilan dalam pengelolaannya. 2
Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor dapat juga
disebutkan sebagai berikut :
1. Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat
2. Mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan
sesuai dengan prosedur yang tepat
3. Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi
4. Menyusun program supervisi pendidikan
5. Melaksanakan program supervisi pendidikan
6. Memanfaatkan hasil-hasil supervisi

2M.Pd. NH Nur, DR. Nur Aedi, Metode Dan Teknik Supervisi Bagi Pengawas Satuan Pendidikan (Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008).

4
7. Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi

C. Model Supervisi Pendidikan


Model berasal dari Bahasa Inggris Modle, yang bermakna bentuk atau kerangka
sebuah konsep, atau pola. Harjanto (2006) mengartikan model sebagai kerangka
konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu
kegiatan. Khusus dalam bahasan ini adalah model yang berkaitan dengan supervisi,
lebih tepat menggunakan istilah acuan yang dipakai dalam melaksanakan supervisi.
Sahertian (2000) membagi model supervisi menjadi empat bentuk, yakni: 3
a) Model Konvensional (Tradisional)
Dalam model ini perilaku supervisor ialah mengadakan inspeksi untuk mencari
kesalahan dan menemukan kesalahan. Kadang-kadang bersifat memata-matai. Perilaku
seperti ini disebut snooper vision (memata-matai). Sering disebut supervisi yang
korektif. Memang sangat mudah untuk mengoreksi kesalahan orang lain, tetapi lebih
sulit lagi "untuk melihat segi-segi positif dalam hubungan dengan hal-hal yang baik “.
Pekerjaan seorang supervisor yang bermaksud hanya untuk mencari kesalahan adalah
suatu permulaan yang tidak berhasil. Mencari-cari kesalahan dalam membimbing sangat
bertentangan dengan prinsip dan tujuan supervisi pendidikan. Akibatnya yang
disupervisi merasa tidak puas dan ada dua sikap yang tampak dalam kinerja yang
disupervisi: 1) Acuh tak acuh (masa bodoh), dan (2) Menantang (agresif).
b) Model Supervisi Ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)
Dilaksanakan secara berencana dan kontinue, (2) Sistematis dan menggunakan prosedur
serta teknik tertentu, (3) Menggunakan instrumen pengumpulan data, (4) Ada data yang
objektif yang diperoleh dari keadaan yang riil.

c) Model Supervisi Klinis


Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan
mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta

3Retno Djohar Juliani, “Model, Pendekatan, Dan Teknik Supervisi Pendidikan Di Perguruan Tinggi,” Jurusan Administrasi Niaga FISIP Universitas Pandanaran

(n.d.).

5
analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta
bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Supervisi klinis adalah
proses membantu pengajar memperkecil kesenjangan antara tingkah laku rnengajar
yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
d) Model Supervisi Artistik
Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu
keterampilan (skill), tapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar,
supervisi juga merupakan kegiatan mendidik sehingga dapat dikatakan bahwa supervisi
adalah suatu pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat. Supervisi itu
menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang
lain (working with the others), bekerja melalui orang lain (working through the others).
Dalam hubungan bekerja dengan orang lain maka suatu rantai hubungan kemanusiaan
adalah unsur utama. Hubungan antar manusia dapat tercipta bila ada kerelaan untuk
menerima orang lain sebagaimana adanya. Hubungan itu dapat tercipta bila ada unsur
kepercayaan. Saling percaya, saling mengerti, saling menghormati, saling mengakui,
saling menerima seseorang sebagaimana adanya.

D. Pendekatan Supervisi Pendidikan


Pendekatan berasal dari kata approach adalah cara mendekatkan diri kepada
objek atau langkah-langkah menuju objek. Pendekatan yang digunakan dalam
menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu
pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sebenarnya juga sangat bergantung kepada
prototipe orang yang disupervisi. Sahertian (2000) mengemukakan beberapa
pendekatan, perilaku supervisor berikut :
a) Pendekatan Langsung (Direktif)
Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat
langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku
supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman
terhadap psikologis behaviouristis. Prinsip behaviourisme ialah bahwa segala perbuatan
yang berasal dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan/ stimulus. Oleh karena
dosen memiliki kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi

6
lebih baik. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement) atau hukuman
(punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti
berikut ini : 1) Menjelaskan, 2) Menyajikan, 3) Mengarahkan, 4) Memberi contoh, 5)
Menerapkan tolak ukur, dan 6) Menguatkan.
b) Pendekatan Tidak Langsung (Non-Direktif)
Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap
permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung
menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang
dikemukakan oleh dosen. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada yang
disupervisi untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-
direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik. Psikologi humanistik
sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi dosen yang dibina
begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh
dosen. Yang disupervisi mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba
mendengarkan, dan memahami apa yang dialami. Perilaku Ketiga supervisor dalam
pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut: Mendengarkan, Memberi penguatan,
Menjelaskan, Menyajikan, dan Memecahkan masalah.
c) Pendekatan Kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara
pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada
pendekatan ini, baik supervisor maupun yang disupervisi bersama-sama bersepakat
untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan
terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif.
Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara kegiatan
individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam
pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam supervisi
berhubungan pada dua arah yakni dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Perilaku
supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut, yakni :1) Menyajikan, 2)
Menjelaskan, 3) Mendengarkan, 4) Memecahkan masalah, 5) Negosiasi. Pendekatan itu
dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian supervisi sebagai berikut,

7
yakni: 1) Percakapan awal (pre-conference), 2) Observasi, 3) Analisis/interpretasi, 4)
Percakapan akhir (past - conference), 5) Analisis akhir, 6) Diskusi.

E. Teknik Supervisi Pendidikan


Teknik supervisi pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhirnya dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.4 Dari sejumlah teknik
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari banyaknya guru dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian besar, yakni teknik individual dan teknik
kelompok. Berikut uraiannya:
1. Teknik Individual
Teknik individual ialah bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas
supervisi, baik terjadi di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini yang
disupervisi mungkin juga perseorangan, tapi mungkin juga bukan hanya
seorang. Maksudnya adalah memberikan bantuan perseorangan atau individu.5
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a) Kunjungan kelas
b) Observasi kelas
c) Wawancara perseorangan
d) Wawancara grup / kelompok

2. Teknik Kelompok

4Syaiful Sagala, Sepervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan (Bandung: Alphabeta, 2010).

5Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Supervisi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004).

8
Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok.6 Beberapa orang yang diduga
memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian diberi pelayanan
supervisi sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi. Banyak bentuk-
bentuk dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di antaranya yang lebih
umum adalah sebagai berikut:
a) Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New
Teacher)
b) Rapat Guru
c) Lokakarya (workshop)
d) Diskusi panel
e) Seminar, dll.

F. Pelaporan Supervisi Pendidikan


Laporan supervisi merupakan dokumen yang berisi catatan terstruktur tentang
hasil pekerjaan yang dilakukan oleh supervisor. Tujuan pelaporan supervisi adalah
untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada masyarakat non-profesional yang lebih
luas mengenai kekuatan dan kelemahan sekolah, meliputi keseluruhan kualitasnya,
standar pencapaian prestasi siswa, dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hal
yang dibutuhkan. Selain itu laporan supervisi bertujuan untuk media informasi tertulis
bagi pihak-pihak terkait yang ingin mengetahui kondisi suatu sekolah dalam konteks
implementasi supervisi.

Aspek-aspek yang harus ada dalam isi laporan mencakup empat hal;
1. Laporan berisi identifikasi kekuatan dan kelemahan sekolah secara objektif,

6Piet A Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000).

9
Supervisi merupakan proses kegiatan yang terdiri dari penelitian, penilaian,
perbaikan dan peningkatan. Bila keempat kegiatan supervisi tersebut
dilaksanakan disertai dengan berbagai teknik supervisi, pasti pengawas atau
yang melakukan supervisi menemukan sisi positif dan negatif dari sekolah yang
dibinanya.
2. Laporan supervisi harus mengandung informasi tentang kualitas sekolah secara
keseluruhan, semua hal yang menyangkut mutu sekolah secara keseluruhan
harus diinformasikan secara objektif dan jelas.
3. Laporan supervisi harus mencakup standar pencapaian prestasi siswa.
Informasi mengenai sejauh mana hasil belajar siswa mampu memenuhi standar-
standar hasilbelajar yang telah ditetapkan harus secara jelas dan objektif tertuang
dalam isi laporan supervisi yang dibuat oleh supervisor.
4. Laporan supervisi berisi tentang apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki
hal yang perlu diperbaiki.

10
Informasi tentang hal apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kinerja sekolah menurut perspektif pengawas atau kepala sekolah harus
termuat secara jelas dalam laporan supervisi.7BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

7Mutu Didik, “Umpan Balik Dan Laporan Supervisi Akademik,” Kurikulum 2013, Kurikulum Dan Pembelajaran, Pendidikan.

1
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar Dasar Supervisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.
Didik, Mutu. “Umpan Balik Dan Laporan Supervisi Akademik.” Kurikulum 2013,
Kurikulum Dan Pembelajaran, Pendidikan.
Juliani, Retno Djohar. “Model, Pendekatan, Dan Teknik Supervisi Pendidikan Di
Perguruan Tinggi.” Jurusan Administrasi Niaga FISIP Universitas
Pandanaran (n.d.).
Nur, DR. Nur Aedi, M.Pd. NH. Metode Dan Teknik Supervisi Bagi Pengawas
Satuan Pendidikan. DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL, 2008.
Sagala, Syaiful. Sepervisi Pembelajaran Dalam Profesi Pendidikan. Bandung:
Alphabeta, 2010.
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000.
Yulia, Fitri. “Supervisi Pendidikan.” osf.io (2019): 1–2.

Anda mungkin juga menyukai