Dosen Pengampu ;
Khainuddin, S.Pd.I, M.Ag
Penyusun:
Zakina Salsa Nabila NIM : 932410620
Andika Kurnia Sandy NIM : 932412620
Fadila Laylatul Solekhah NIM : 932412720
Diana Ayu Kusuma NIM : 932413620
Diva Salma Al Hulaymi NIM : 932413720
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan serta pengetahuan
sehingga makalah yang mengangkat tema ”Pengantar Studi Islam” ini sekiranya dapat terselesaikan
pada waktunya. Sholawat serta salam tentunya kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang
telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman modernisasi.
Makalah ini merupakan rangkain tugas dalam pelaksaan diskusi kelas yang bertujuan untuk
memajukan pengetahuan peserta tentang makalah. Oleh karena itu maka penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak dosen pengampu atas motivasinya, dukungan, serta
anjurannya untuk pembuatan makalah ini. Semoga hal tersebut bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Terima kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada pembaca yang sekiranya telah
meluangkan waktunya untuk mencari pengetahuan tentang isi makalah dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan sedikit informasi shingga dapat di guanakan sebagaimana mestinya.
Untuk itu penulis menerima dengan baik segala kritik dan saran. Akhir kata, penulis
memohon maaf apabila ada kata – kata yang tidak berkenan, terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Masalah atau Topik Bahasan .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Islam ............................................................................................ 2
B. Urgensi Studi Islam ................................................................................................. 2
C. Signifikasi Studi Islam ............................................................................................ 3
D. Tujuan Studi Islam .................................................................................................. 5
E. Aspek Sasaran Studi Islam ..................................................................................... 6
F. Asal Usul Studi Islam ............................................................................................. 6
G. Pertumbuhan Studi Islam ........................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 10
B. Saran ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perubahan waktu dan perkembangan zaman, agama semakin dituntut agar ikut
terlibat secara aktif didalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia. Agama
tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam
khotbah, melainkan secara konsepsional menunjukan cara-cara yang paling efektif dalam
memecahkan masalah.
Untuk itu diperlukan kajian pendekatan yang dapat digunakan dalam Dirasah Islamiah
sehingga kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan penganutnya. Sebaliknya tanpa
mengetahui berbagai pendekatan dalm memahami ajaran agama, tidak mustahil agama menjadi
sulit dipahami oleh masyarakat, tidak fungsional, dan akhirnya masyarakat mencari pemecahan
masalah pada agama lain, dan hal ini tidak boleh terjadi.
B. Masalah atau Topik Bahasan
A. Apa pengertian studi islam ?
B. Bagaimana urgensi studi islam ?
C. Bagaimana signifikasi studi islam ?
D. Apa tujuan studi islam ?
E. Bagaimana aspek sasaran studi islam ?
F. Bagaimana asal-usul studi islam ?
G. Bagaimana pertumbuhan studi islam ?
C. Tujuan
A. Menjelaskan pengertian Studi islam.
B. Mengetahui urgensi studi islam.
C. Mengetahui signifikasi studi islam.
D. Menjelaskan tujuan studi islam.
E. Mengetahui aspek sasaran studi islam.
F. Mengetahui asal-usul studi islam.
G. Mengetahui pertumbuhan studi islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Islam
Studi Islam secara etimologis merupakan terjemah dari Bahasa Arab Dirasah Islamiyah.
Sedangkan studi islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi islam
secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan islam. Makna ini
sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang studi islam
dalam kajian yang sistematis dan terpadu.
Studi Islam secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan agama lain. Dengan kata lain studi islam adalah usaha sadar dan
sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk buluk
atau hal-hal yang berhubungan dengan agama islam, baik ajaran, sejarah maupun praktik-
praktik pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.
Selain itu, kata studi islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata studi
dan kata islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow dan Alice
Crow menyebutkan bahwa studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan
maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau
meningkatkan suatu keterampilan.
Sedangkan pengertian islam menurut istilah adalah agama yang didasarkan pada lima
pilarutama, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, mengeluarkan
zakat, berpuasa di bulan ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu.
3
Dalam pengantar symposium nasional yang diselenggarakan oleh Forum
Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana (FKMP) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanggal 6
Agustus 1998 di pusat pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), Harun Nasution
mengatakan bahwa personal yang menyangkut usaha perbaikan pemahaman dan
penghayatan agama, terutamadari sisi etika dan moralitasnya, kurang mendapat tempat
yang memadai.
Situasi keberagaman di Indonesia yang legalistik-formalistik. Agama “harus”
dimanifestikan dalam bentuk ritual-formal, sehingga muncul formalisme keagamaan yang
lebih mementingkan “bentuk” daripada “isi”. Kondisi seperti itu menyebabkan agama
kurang dipahami sebagai perangkat paradigm moral dan etika yang bertujuan
membebaskan manusia dari kebodohan, keterbelakangan, dan kemiskinan. Di samping itu,
formalisme gejala keagamaan yang cenderung invidualistik daripada kesalahan social
mengakibatkan munculnya sikap kontra produktif seperti nepotisme, kolusi, dan korupsi.
Harun Nasution berpandangan bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang orang yang
melaksanakan perintah tuhan dan menjauhi cegahanya. Dengan demikian, orang yang
bertakwa adalah orang yang melaksanakan perintah orang yang dekat dengan tuhan; dan
yang dekat dengan dengan yang maha suci adalah “suci”; orang-orang yang sucilah orang
yang mempunyai moral yang tinggi.
Gambaran yang dikemukakan oleh Harun Nasetion di atas mendapat sambutan
cukup serius dari Masdar F. Mas’udi. Masadar F. Mas’udi mengatakan bahwa kesalahan
kita, sebagai umat islam di Indonesia, adalah mengabaikan agama sebagai sistem nilai
etika dan moral yang releven bagi kehidupan manusia sebagai makhluk hidup yang
bermartabat dan berakal budi. Karna itulah, kita serentak ketika temuan memperlihatkan
kepada dunia sesuatu yang sangat ironi: Negara Indonesia yang penduduknya 100%
beragama, mayaritas beragama islam (sekitar 90%), dan para pejabatnya rajin merayakan
hari-hari besar agam, ternyata menduduki peringkat terkemuka di antara negara-negara
yang paling korup di dunia.
Dari gambaran umat Islam di Indonesia di atas, kita dapat mengetahui bahwa
agama Islam di Indonesia belum sepenuhnya dipahami dan dihayati oleh umat islam. Oleh
karena itu, signifikansi study islam di Indonesia adalah mengubah pemahaman dan
penghayatan keislaman masyarakat Muslim Indonesia secar khusus, dan masyarakat
beragama pada umunya. Adapun perubahan yang diharapkan adalah format formalisme
keagamaan islam diubah diubah menjadi format agama yang substantif. Sikap
engklusivisme, kita ubah menjadi format agama yang subnstantif. Sikap engklusivisme,kita
4
ubah menjadi sikap universalisme, yakni agama yang tidak mengabaikan nilai-nilai
spiritualis dan kemanusiaan karena pada dasarnya agama di wahyukan untuk manusia.
Disamping itu, study islam diharapkan mampu melahirkan suatu komunitas yang
mampu dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik intra-agama Islam;
tampaknya konflik internal umat islam yang didasari dengan organisasi formal keagamaa
belum sepenuhnya final. Di samping itu, akhir-akhir ini kita dihadapkan pada krisis
nasional. Salah satunya krisis kerukunan umat beragams: pembakaran gereja di Ketapang
Jakarta dan Babjarmasin ciamis, pembakaran masjid di Ambon, serta persoalan-persoalan
lainya. Study islam diharapkan melahirkan suatu masyarakat yang siap hidup toleran
(tasamuh) dalam wawancara pluaralitas agama sehingga, sehingga tidak melahirkan
muslim ekstrem yang membalas kekerasan pula: pembakaran masjid dibalas dengan
pembakaran gereja. Oleh karena itu, dalam situasi hidup keberagaman Indonesia, study
agama. Terutama Islam, karena merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk,
dan sangat penting dilakukan.
D. Tujuan Studi Islam
Bagi umat Islam, mempelajari Islam mungkin untuk memantapkan keimanan dan
mengamalkan ajaran Islam, sedangkan bagi non muslim hanya sekedar diskursus ilmiah,
bahkan mungkin mencari kelemahan umat Islam dengan demikian tujuan studi Islam
adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam
agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan secara benar, serta menjadikannya
sebagai pegangan dan pedoman hidup. Memahami dan mengkaji Islam direfleksikan dalam
konteks pemaknaan yang sebenarnya bahwa Islam adalah agama yang mengarahkan pada
pemeluknya sebagai hamba yang berdimensi teologis, humanis, dan keselamatan di dunia
dan akhirat. Dengan studi Islam, diharapkan tujuan di atas dapat di tercapai.
Kedua, untuk menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai wacana ilmiah secara
transparan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dalam hal ini, seluk beluk agama
dan praktik-praktik keagamaan yang berlaku bagi umat Islam dijadikan dasar ilmu
pengetahuan. Dengan kerangka ini, dimensi-dimensi Islam tidak hanya sekedar dogmentis,
teologis. Tetapi ada aspek empirik sosiologis. Ajaran Islam yang diklaim sebagai ajaran
universal betul-betul mampu menjawab tantangan zaman, tidak sebagaimana diasumsikan
sebagian orientalis yang berasumsi bahwa Islam adalah ajaran yang menghendaki ketidak
majuan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
5
E. Aspek Sasaran Studi Islam
Antara agama dan ilmu pengetahuan masih dirasakan adanya hubungan yang belum serasi.
Dalam bidang agama terdapat sikap dogmatis, sedang dalam bidang ilmiah terdapat sikap rasional
dan terbuka. Oleh karena itu, aspek sasaran studi Islam meliputi 2 hal yaitu:
1. Aspek sasaran keagamaan
Kerangka ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an dan hadits tetap dijadikan sandaran sentral
agar kajian keislaman tidak keluar dan tercabut dari teks dan konteks. Dari aspek sasaran tersebut,
wacana keagamaan dapat ditransformasikan secara baik dan menajdikan landasan kehidupan dalam
berperilaku tanpa melepaskan kerangka normatif. Elemen dasar keislaman yang harus dijadikan
pegangan: pertama, islam sebagai dogma juga merupakan pengamalan universal dari kemanusiaan.
Oleh karena itu sasaran study Islam diarahkan pada aspek-aspek praktik dan emprik yang memuat
nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan. Kedua, Islam tidak hanya terbatas pada kehidupan
setelah mati, tapi orientasi utama adalah dunia sekarang. Dengan demikian sasaran study Islam
diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-sumber ajaran Islam, pokok-pokok ajaran Islam
sejarah Islam dan aplikasinya dalam kehidupan. Oleh karena itu studi Islam dapat mempertegas dan
memperjelas wilayah agama yang tidak bisa dianalisis dengan kajian empirik yang kebenarannya
relatif.
2. Aspek sasaran keilmuwan
Studi keilmuwan memerlukan pendekatan kritis, analitis, metodologis, empiris, dan historis.
Dengan demikian studi Islam sebagai aspek sasaran keilmuwan membutuhkan berbagai pendekatan.
Selain itu, ilmu pengetahuan tidak kenal dan tidak terikat kepada wahyu. Ilmu pengetahuan
beranjak dan terikat pada pemikiran rasional. Oleh karena itu kajian keislaman yang bernuansa
ilmiah meliputi aspek kepercayaan normatif dogmatik yang bersumber dari wahyu dan aspek
perilaku manusia yang lahir dari dorongan kepercayaan
F. Asal Usul Studi Islam
Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah kajian islam disejumlah kota. Berikut uraian sejarah
perkembangan islam di dunia. Akhir periode madinah sampai dengan abad ke-4 H adalah fase
pertama pendidikan islam di masjid-masjid, dan rumah-rumahdengan ciri hafalan namun sudah
dikenalkan dengan logika. Abad ke-5 H selama periode khalifah Abbasiyah sekolah-sekolah
didirikan di kota-kota dan mulai menempati gedung-gedung besar dan mulai begeser dari
matakuliah ayang bersifat intelektual, ilmu alam, dan ilmu sosial.
Berdirinya madrasah justru menjadi titik balik kejayaan, karena madrasah dibiayai dan
diprakarsai oleh negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk memepertahnkan doktrin-
doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di Kairo. Pengaruh Al-Ghazali (1085-1111) M disebut
6
sebagai awal dari pemisahan ilmu agama dan ilmu umum. Ada beberapa kota yang menjadi pusat
kajian Islam dizamannya yakni Nisyaburi, Baghadad, Kairo, dan Damaskus.
Ada 4 perguruan tinggi Muslim tertua di dunia yakni:
1. Nizamiyah di Baghdad
2. Al-Azhar di Kairo
3. Cordova
4. Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di Maroko
Pada mulanya pemikiran-pemikiran mengenai islamisasi sains atau ilmu tentang keislaman
dilontarkan sekitar tahun 1980 oeh seorang pemikir Islam terkemuka Ismail Raji Al-Faruqi.
Ilmu pendidikan Islam secara sederhana adalah ilmu yang membahas tentang berbagai aspek
pendidikan (visi, misi, tujuan, sasaran, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, saran
prasarana, dan sebagainya) dengan berdasarkan ajaran islam. Sumber ajaran islam selain berasal dari
Al-Qur’an dan Al-Sunnah, juga sejarah, filsafat, dan pemikiran manusia. Dengan berdasarkan pada
sumber ini maja ilmu pendidikan islam dapat dibagi menjadi 4 macam.
1. Ilmu Pendidikan Islam Normatif Perenialis
Ilmu pendidikan Islam normatif perenials adalah ilmu pendidikan yang dibangun
berdasarkan pada ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Sunnah yagng bersifat abadi. Ilmu
pendidikan islam normatif perenialis ini termasuk yang paling banyak dilakukan para ahli
dari zaman klasik hingga sekarang.
2. Ilmu Pendidikaan Islam Bercorak Historis
Ilmu pendidikan Islam bercorak historis adalah ilmu pendidikan Islam yang dibangun
dengan berdasarkan sumber-sumber sejarah Islam sajak zaman klasik, pertengahan,
hingga zaman modern. Yakni sejak zaman Rosulullah SAW, Khulafaur Rasyidin, Bani
Umayah, Bani Abbas, Dinasti-dinasti kecil, Keusultanan Turki Usmani, Kesultanan
Mughal di India, dan Kesultana Syafawi di Persia, yang berlangsung sejak abad ke-7 M
sampai abad ke-18 M. Pada zaman tersebut, sejarah mencatat bahwa dunia Islam tampil
sebagai pencetus, pelopor, pemimpin, pemandu, dan pusat peradaban dunia.
3. Ilmu Pendidikan Bercorak Filosofis
Kajian ilmu pendidikan Islam bercorak filosofis adalah kajian ilmu pendidikan Islam
yang menggunakan bahan-bahan yang terdapat dalam pemikiran para filsuf sebgaimana
yang terdapat dalam kitab yang mereka susun. Karena masalah pendidikan terkait erat
dengan pembinaan sumber daya manusia dan pembentukan akhlak mulia, maka secara
tidak langsung diantara filsuf juga berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan akhlak
dan kepribadian yang utama. Beberapa tokoh filsafat seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu
7
Sina, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyid berbicara tentang jiwa manusia dalam hubungannya
dalam pembinaan akhlak mulia.
4. Ilmu Pendidikan Islam Bercorak Aplikatif
Ilmu pendidikan Islam bercorak aplikatif dapat diartikan ilmu pendidikan Islam yang
berisi pembahaan yang didasarkan pada hasil penelitian eksperimen atau uji coba, dan
dapat diterapkan secara langsung dalam kegiatan pendidikan. Ilmu pendidikan bercorak
aplikatif ini misalnya ilmu yang berkaitan dengan metode dan langkah-langkah dalam
mengajarkan Al-Qur’an, metode dan langkah-langkah praktis dalam mengajarkan bahasa
Arabdengan berbagai cabangnya: nahu, sharaf, dan sebagainya, metode dan langkah-
langkah dalam mengajarkan fikih dan lain sebagainya.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kita diajarkan untuk mempelajari, memahami, dan mengamalkan tentang ajaran islam
dan kita diharapkan untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam
seluk buluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama islam, baik ajaran, sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang
sejarahnya.
Dari segi tingkatan kebudayaan, agama merupakan universal cultural. Salah satu prinsip
fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi pasti akan lenyap dengan
sendirinya. Karenanya agama islam dari dulu hingga sekarang dengan tangguh menyatakan
eksistansinya. Hal ini berarti bahwa agama mempunyai dan memerankan sejumlah peran
dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu, study islam dituntut untuk untuk membuka
dirinya agar studi islam mampu berkembang dan beradaptasi dengan dunia modern serta
menjawab tantangan kehidupan dunia dan budaya modern.
B. Saran
Semoga makalah tentang pengantar studi islam ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Dan kami sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dalam pembuatan makalah yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. 2011. Studi Islam Komperhensif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grub
6 Musahadi, Islamic Legal Studies di Dunia Modern, dalam Jurnal Istiqra’ Volume 04, Nomor
01, 2005, Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI.
Atang, A.H. dan Mubarak. 2004. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja
Roskadakarya.
Musahadi,”Islamic legal studies di dunia modern“. jurnal istiqra`. Jakarta, 2005: 01
Asy’ari, dkk. Pengantar Studi Islam Cetakan III. 2005. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
Supiana. 2017. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
http://sujudhku.blogspot.com/2013/01/pengertian-urgensi-dan-tujuan-study.html
http://studi-agama-islam.blogspot.com/2016/04/pengertian-ruang-lingkup-tujuan-studi.html
http://stydyislam.blogspot.com/2012/01/pengertian-studi-islam.html
https://books.google.co.id/books?id=YaKHDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=EBOO
K+metodologi+studi+islam&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjvsaO3xoTsAhUWWCsKHfbM
BVwQ6AEwAHoECAMQAQ#v=onepage&q&f=false
http://vyellacharming.blogspot.com/2015/03/v-behaviorurldefaultvmlo_7.html?m=1
https://tarbiyyah-blog.blogspot.com/2012/04/pengertian-tujuan-dan-aspek-aspek.html?m=1
11