Anda di halaman 1dari 20

SUPERVISI PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH

NAMA : DIAN

NIM : 06101281924015

KELAS : INDRALAYA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
serta karunia yang di berikan-Nya, sehingga makalah yang berjudul Supervisi Pendidikan ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan sesuai dengan yang diinginkan. Tidak lupa
ucapan terima kasih yang sedalam - dalamnya kepada dosen serta teman - teman yang telah
membimbing dan membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa juga ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa
dan perhatian yang luar biasa sehingga tugas ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, maka hal itu semua tidak lepas dari ketidak sempurnaan dan kekhilafan yang telah
diperbuat. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangatlah diharapkan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat ke depannya dan dapat menjadi acuan serta
koreksi untuk lebih baik lagi.

Indralaya, 6 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................................
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Supervisi Pendidikan.................................................................................................... 6
B. Tujuan Supervisi Pendidikan .......................................................................................................... 6
C. Tipe-Tipe Supervisi ............................................................................................................................. 7
D. Fungsi Supervisi Pendidikan........................................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan ........................................................................................... 9
F. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan ................................................................................................ 11
G. Peranan Supervisi .......................................................................................................................... 12
H. Peran Supervisor dalam Supervisi Pendidikan........................................................................... 13
I. Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Supervisor ....................................................................... 14
J. Unsur-Unsur Supervisi ................................................................................................................... 15
K. Mekanisme Pelaksanaan Supervisi ................................................................................................. 16
BAB III................................................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dilembaga pendidikan seperti Madrasah


Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, dan Sekolah Umum lainnya (SD, SMP, SMA), dapat
berbentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal sebagai
kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang cakupan kegiatan sentral dalam lembaga
pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
aktivitas akademik ini.
Untuk menenkankan kualitas pendidikan di sekolah, nampaknya kegiatan yang
menjadi lebih penting dalam proses akademik itu adalah
kegiatan monitoring dan controlling atau pengawasan seluruh komponen dan aktivitas
akademik.program peningkatan mutu pendidikan di madrasah atau sekolah dapat dicapai
apabila kegiatan pendidikan dan pembelajaran disekolah berlangsung dengan baik, berdaya
guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya
peningkatan kemampuan personil pendidikan di Madrasah atau sekolah. Kepala madrasah
sebagai penanggung jawab utama dalam keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinerja
sebagai pengawas, sekaligus pembina personil pendidikan yang lain.
Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan maka selayaknyalah bila kemampuan guru ditingkatkan melalui program
pembinaan secara terus menerus, agar paar guru benar-benar memiliki kemampuan yang
sesuai tuntutan profesional. Salah satu cara untuk melakukaan pembinaan profesionalitas
kinerja guru dalam bidang akademik perlu diadakan kegiatan pengawasan akademik di
sekolah oleh pengawas akademik yang profesional.
Pengawasan merupakan fungsi administrasi yang tergolong pokok dan penting.
Pengawasan merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan setelah perencanaan dan
pengorganisasian.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?


2. Apa tujuan dari supervisi pendidikan?
3. Apa saja tipe-tipe supervisi?
4. Apa fungsi supervisi pendidikan?
5. Apa saja ruang lingkup supervisi pendidikan?
6. Apa teknik-teknik supervisi pendidikan?
7. Apa peranan supervisi?
8. Apa peran supervisor dalam supervisi pendidikan?
9. Apa kompetensi yang harus dimiliki supervisor?
10. Apa unsur-unsur supervisi?
11. Bagaimana mekanisme pelaksanaan supervisi?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi supervisi pendidikan.


2. Mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
3. Mengetahui tipe-tipe supervisi.
4. Mengetahui fungsi supervisi pendidikan.
5. Mengetahui ruang lingkup supervisi pendidikan.
6. Mengetahui teknik-teknik supervisi pendidikan.
7. Mengetahui peranan supervisi.
8. Mengetahui peran supervisor dalam supervisi pendidikan.
9. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki supervisor.
10. Mengetahui unsur-unsur supervisi.
11. Mengetahui mekanisme pelaksanan supervisi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Kata supervisi berasal dari bahasa Inggris supervision yang terdiri dari dua kata, yaitu
super dan vision. Yang mengandung pengertian melihat dengan sangat teliti pekerjaan secara
keselurhan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Menurut para ahli
diantaranya:
1. Ben M. Harris, dalam bukunya Supervisor Behaviour in Education 1975 menyatakan
bahwa supervisi apa yang personalia sekolah lakukan dengan orang dewasa dan
alat-alat dalam rangka mempertahankan ataumengubah pengelolaan sekolah untuk
mempengaruhi pencapaian tujuan instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact
dengan pelajar melalui perantaraan orang lain dan alat.
2. Drs. Ngalim Purwanto, dkk, dalam bukunya Administrasi Pendidikan, 1979.
menyatakan: supervisi adalah aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.
3. Drs. Ametembun, dalam bukunya, Supervisi Pendidikan, 1975, menyatakan:
Supervisi Pendidikan adalah pembinaan kearah perbaiakan situasi pendidikan pada
umumnya dan pertbaikan mutu belajar mengajar di sekolah pada khususnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana
bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana,
kurikulum sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab
memperhatikan perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik.
N.A. Ametembun (1981:28) merumuskan tujuan-tujuan supervisi pendidikan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang sifatnya khusus, sehingga dapat membantu mencari dan
menentukan kegiatan supervisi yang lebih efektif. Adapun tujuan-tujuan itu adalah:
1. Membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan
yang sebenarnya dan peranan sekolah mencapai tujuan itu.
2. Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan
peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang efektif.
3. Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan mengajar belajar, serta menolong
mereka merencanakan perbaikan-perbaikan.
4. Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lainnya
terhadap tata kerja yang demokratis dan kooperatif, serta memperbesar kesediaan
untuk tolong menolong.
5. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya secara maksimal
dalam bidang profesinya (keahlian) meningkatkan “achievement motive”
6. Membantu pimpinan sekolah untuk mempopulerkan sekolah kepada masyarakat
dalam pengembangan program-program pendidikan.
7. Membantu kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya
dalam konteks tujuan-tujuan aktivitas perkembangan peserta didik, dan
8. Mengembangkan “esprit de corps” guru-guru, yaitu adanya rasa kesatuan dan
persatuan (kolegialitas) antar guru-guru.
C. Tipe-Tipe Supervisi
1. Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang
otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai
“Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama
untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah
melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan
diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para
pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya:
guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi,
pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya.
Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi
atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali
tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin
masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang
dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila
supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan
kehilangan arah yang pasti.
4. Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari
supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari
kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan
karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan
dibimbing oleh atasannya.
5. Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan
situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang
memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga
sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
D. Fungsi Supervisi Pendidikan
Dalam pelaksanaannya supervisor pendidikan perlu memahami fungsi-fungsi
supervisi yang merupakan tugas pokok sebagai supervisor pendidikan. Fungsi-fungsi utama
supervisi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan Inspeksi
Sebelum memberikan pelayanan terhadap guru, supervisor perlu mengadakan inspeksi
terlebih dahulu. Inspeksi tersebut dimaksudkan sebagai usaha mensurvai seluruh
sistem pendidikan yang ada, guna menemukan masalah-masalah, kekurangan-
kekurangan, baik pada guru, murid, perlengkapan, kurikulum, tujuan pendidikan,
metode mengajar, maupun perangkat lain di sekitar keadaan proses belajar mengajar.
Sebagai fungsi supervisi, inspeksi harus bersumber pada data yang aktual dan tidak
pada informasi yang sudah kadaluwarsa.
2. Penelitian Hasil Inspeksi Berupa Data
Data tersebut kemudian diolah untuk dijadikan bahan penelitian. Dengan cara ini
dapat ditemukan teknik dan prosedur yang efektif sebagai keperluan penyelenggaraan
pemberian bantuan kepada guru, sehingga supervisi dapat berhasil dengan
memuaskan.

3. Penilaian
Kegiatan penilaian berupa usaha mengetahui segala fakta yang mempengaruhi segala
fakta yang mempengaruhi kelangsungan persiapan, penyelenggaraan dan hasil
pengajaran.
4. Latihan
Berdasarkan hasil penelitian dan kemudian diadakan latihan. Pelatihan ini
dimaksudkan untuk memperkenalkan cara-cara baru sebagai upaya perbaikan dan atau
peningkatan. Hal inipun bisa sebagai pemecahan atas masalah-masalah yang dihadapi.
Pelatihan ini dapat berupa lokakarya, seminar, demonstrasi mengajar, simulasi,
observasi, saling mengunjungi atau cara lain yang dipandang efektif.
5. Pembinaan
Pembinaan atau pengembangan merupakan lanjutan dan kegiatan memperkenalkan
cara-cara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan,
memberi semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang
diperkenalkan sebagai hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu
guru-guru memecahkan kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru.
E. Ruang Lingkup Supervisi Pendidikan
Dalam dunia pendidiakn dan pengajaran terdapat tiga unsure pokok yang saling
berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dimaksud adalah unsur
personal, material dan operasional. Oleh sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup
unsur tersebut, yang bila dijabarkan akan tergambar sebagai berikut:
1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah/
madrasah yang disupervisi. Adapun personal dimaksud adalah kepala sekolah, pegawai tata
usaha, guru dan siswa.
a. Kepala Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala sekolah adalah:
1) Masalah jalannya pendidikan dan pengajaran
2) Masalah administrasi sekolah
3) Masalah kerjasama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
4) Masalah kepemimpinan kepala sekolah
b. Pegawai Tata Usaha
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:
1) Masalah data dan statistik sekolah
2) Masalah pembukuan
3) Masalah surat menyurat dan kearsipan
4) Masalah pelayanan terrhadap kepala sekolah, guru dan siswa
c. Guru
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:
1) Masalah wawasan dan kemampuan professional guru
2) Masalah kehadiran dan aktaifitas guru
3) Masalah kerja sama guru dengan kepala sekolah, guru dengan sesama guru, guru
dengan pegawai
4) tata usaha, dan guru dengan siswa
5) Masalah tri pusat pendidikan yang yang terdiri atas keluarga, sekolah dan
masyarakat
d. Siswa
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi adalah:
1) Motivasi belajar sisiwa
2) Tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa
3) Pengembangan organisasi siswa (OSIS)
4) Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, termasuk laboratorium,
perpustakaan, alat-alat olahraga dll
2. Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terrhadap material dan sarana fisik lainnya
adalah:
a. Ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, laboratorium, ruang praktek ibadah, aula
dll
b. Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut di atas
c. Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang
3. Unsur Operasional
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap unsure-unsur operasional antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan teknis edukatif, yang mencakup:
1) Kurikulum
2) Proses belajar mengajar
3) Evaluasi/ penilaian
4) Kegiatan ekstra kulikuler
b. Masalah yang berkaitan dengan teknis administrative, yang mencakup:
1) Administrasi personal
2) Administrasi material
3) Administrasi kurikulum
c. Masalah yang berkaitan dengan kordinasi dan kerja sama yang mencakup:
1) Sekolah dengan keluarga dan masyarakat
2) Sekolah dengan sekolah-sekolah lainnya
3) Sekolah dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
4) Sekolah dengan organisasi kepemudaan
5) Sekoalah dengan instansi pemerintah terkait
d. Masalah yang berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, yang mencakup:
1) Pengembangan KKG dan MGMP
2) Pengembangan KKS dan MKKS
3) Hubungan antara KKG, MGMP dan Pokjawas
4) Pendayagunaan wadah KKG dan MGMP yang ada
e. Masalah-masalah yang berkaitan dengan ekstra kulikuler, seperti:
1) Peringatan hari besar di sekolah
2) Peringatan hari besar
3) Kegiatan pesantren kilat
4) Kegiatan sosial kemasyarakatan
F. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Berbagai teknik dapat digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan
situasi belajar mengajar, baik secara kelompok (group techniques), maupun secara
perorangan (individual techniques) ataupun dengan cara langsung / bertatap muka, dan cara
tak langsung /melalui media komunikasi (visual, audial, audio visual).
Beberapa teknik supervisi yang dapat digunakan supervisor pendidikan antara lain:
1. Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang
kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-
masalah khusus yang dihadapi guru.
3. Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah, biasanya untuk membicarakan
masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan dan/atau peningkatan mutu
pendidikan.
4. Kunjungan antar kelas atau antar sekolah (universitas) merupakan suatu kegiatan yang
terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah
tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar.
5. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala sekolah serta
pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru dan sebagainya. Pertemuan-
pertemuan tersebut dapat dilakukan oleh masing-masing kelompok kerja, atau
gabungan yang terutama dimaksudkan untuk menemukan masalah, mencari alternatif
penyelesaian, serta menerapkan alternatif masalah yang tepat.
G. Peranan Supervisi
Menurut Rifai (1982) peranan supervisi ada 7 macam :
1. Supervisi sebagai kepemimpinan
Supervisor sebagai pemimpin hendaklah mempunyai kemampuan menggerakkan atau
mempengaruhi guru agar mau menigkatkan kemampuan profesionalnya, sehingga
proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan efektif. Tanpa adanya kepemimpinan
dari supervisor, kegiatan supervisi tidak akan efektif.
2. Supervisi sebagai inspeksi
Supervisi dapat diawali dengan inspeksi. Tujuan inspeksi dalam hal ini adalah untuk
mendapatkan data/ informasi mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar yan
dilaksanakan guru. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan tindak lanjut yang
akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan guru.
3. Supervisi sebagai penelitian
Supervisi berperan sebagai penelitian, terutama untuk mengetahui objektivitas dan
relevansi data dengan permasalahan yang ditemui pada waktu inspeksi.
4. Supervisi sebagai latihan dan bimbingan
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh melalui penelitian dapat ditentukan tindakan-
tindakan apa yang akan dilakukan untuk pembinaan/ peningkatan kemampuan guru
dalam mengelolaan proses belajar mengajar. Peningkatan kemampuan guru dilakukan
melalui latihan-latihan atau bimbingan agar menjadi lebih efektif.
5. Supervisi sebagai sumber dan pelayanan
Dalam proses supervisi, supervisor dapat berperan sebagai sumber informasi, sumber
ide, sumber petunjuk dalam berbagai hal dalam rangka peningkatan kemampuan
profesional guru.
6. Supervisi sebagai koordinasi
Kepala sekolah sebagai supervisor harus memimpin sejumlah guru/ staf yang masing
masingnya mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Supervisor haruslah
memberikan bantuana dan pembinaan kepada guru dan tetap menjaga agar setiap guru
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dalam situasi kerja yang kooperatif.
7. Supervisi sebagai evaluasi
Untuk mengetahui kemampuan guru yang akan dibina perlu dilakukan evaluasi
sehingga program supervisi cocok dengan kebutuhan guru. Selain itu melalui
evaluasi dapat pula diketahui kemampuan guru setelah mendapatkan bantuan dan
latihan dari supervisor.
H. Peran Supervisor dalam Supervisi Pendidikan
Ada beberapa pendapat tentang peran supervisor pendidikan diantaranya :
1. Menurut M. Haris mengemukakan sepuluh bidang tugas supervisor yaitu :
a. Mengembangkan kurikulum
b. Pengorganisasian pengajaran
c. Pengadaan staf
d. Penyediaan fasilitas
e. Penyediaan bahan pengajaran
f. Penyusunan penataran pendidikan
g. Pemberian orientasi anggota staf
h. Pelayanan murid
i. Hubungan masyarakat
j. Penilaian pengajaran
2. Menurut Hendiyat Soetopo peran supervisor menujukkan adanya akstifitas
supervisi antara kepala sekolah dan guru meliputi kegiatan pembimbingan,
bantuan, layanan, serta pembinaan yang berkiatan dengan peningkatan
kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Mengacu pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah,
maka kepala sekolah sebagai supervisor diantaranya yaitu membantu guru dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi proses. Menurut Made Pidarta upaya yang
dilakukan oleh supervisor dalam memberikan pekerjaan yang inovatif dan
menantang, memberi penghargaan atas prestasi kerja guru, memberi kesempatan
berkreasi baik individu ataupun kelompok, serta memberi kesempatan kepada
guru untuk berpartisipasi dalam aktivitas sekolah. Menurut olivia peran supervisor
yang utama ada 4, (1) sebagai koordinator, (2) sebagai konsultan, (3) sebagai
pemimpin kelompok, (4) sebagai evaluator.[9]
Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor nampak dengan
jelas peranannya. Sesuai dengan pengertian hakiki dari supervisi itu sendiri, maka peranan
supervisor ialah memberi support (supporting) membantu (assisting) dan mengikut sertakan
(sharing). Peranan seorang supervisor ialaha menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka
dengan penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat terjadi bila
kepemimpinan dari supervisor itu bercorak demokratis buka otokratis atau laissez faire.
Kebanyakan guru seolah-olah mengalaami kelumpuhan tanpa inisiatip dan daya kreatip
karena supervisor dalam meletakkan interaksi dan interelasi, yang bersifat mematikan
kemungkinan-kemungkinan perkembangan ini.
I. Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Supervisor
Untuk dapat melaksanakan peran-peran tersebut, supervisor harus memilik beberapa
kompetensi dan kemampuan pokok, yaitu berkaitan dengan subtantive aspect of professional
development, dan professional development competency areas. Berkaitan dengan hakikat
pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan berbagai variabel yang berpengaruh.
1. Faktor-faktor organisasional terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga
profesioanal lainnya dalam lembaga pendidikan,
2. Berkaitan dengan pribai guru berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut
pengetahuan guru, kemmapuan membuata perencanaan dan mengambil keputusan,
motivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan dan keterampilan guru,
3. Berkaitan dengan support system dalam pengajaran yaitu kulrikulum, berbagai buku
teks, serta ujian-ujian,
4. Siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat bervariasi. Dalam hal adult
development, supervisor harus menegtahui tahapan perkembanagan dan kematangan
kerja seorang guru, tahapan perkembangan moral, tahapan pengembangan
profesional, serta berbagai prinsip dab teknik pembelajaran orang dewasa. Supervisor
harus mengetahui ukuran kemajuan dan ke efektifan sebuah sekolah. Hal ini
merupakan muara dari kegiatan yang dilakukan bersama para guru dan kepala
sekolah. Selain berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas, supervisor juga harus
siapmembantu kepala sekolah dalam bidang manajerial secara umum.
J. Unsur-Unsur Supervisi
Dengan pengertian baru tentang supervisi yaitu semua upaya dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, maka yang menjadi pelaku supervisi bukan lagi hanya
pengawas dna kepala sekolah tetapi beberpa pihak terkait dengan kegiatan pembelajaran
diantaranya:
1. Pengawas
Pengawas adalah penanggung jawab utama atas terjadinya pembinaan sekolah sesuai
dengan jenis dan jenjang lembaga pendidikannya.
2. Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai supervisor, setiap hari ia dapat secara langsung melihat dan
menyaksikan kejadian, bahkan dengan langsung pula dapat memberikan pembinaan
untuk peningkatan.
3. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Tugas Wakasek Bidang Kurikulum ini adalah mengurusi semua urusan yang
berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran.
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Wakasek bidang kesiswaan adalah pejabat yang dapat dikatakan paling akrab dengan
seluruh kehidupan siswa. Dengan kedudukan itu yang bersangkutan dapat elakukan
upaya pembinaan secara intensif, baik berdasarkan data yang diperolehnya sendiri
maupun “titipan” dari pihak lain, misalnya kepala sekolah dan guru-guru.
5. Wali Kelas
Wali kelas adalah personil yang bertanggung jawab atas kemajuan siswa di kelas
tertentu. Dengan kedudukannya itu wali kelas tentunya memiliki data yang lengkap
tentang keadaan siswa yang terdaftar di kelas bersangkutan.
6. Petugas Bimbingan dan Konseling
Dalam kegiatan supervisi sekolah ini petugas bimbingan dan konseling diberdayakan
dan dihidupkan fungsinya sebagai pelaksana bimbingan studi, yaitu mengolah data
tentang hal-hal yang snagat berkaitan dengan upaya meningkakan prestasi belajar
siswa.
7. Petugas Perpustakaan
Petugas perpustakaan sebagai orang yang telah ditunjuk dan diserahi tanggung jawab
pengelola perpustakaan dapat membantu peningkatan prestasi siswa melalui
pemanfaatan bahan koleksi perpustakaan
K. Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
1. Tahap penysunan program supervisi.
Program tersebut meliputi program tahunan dan program semester ( terlampir )
2. Tahap persiapan, yang perlu dipersiapkan ;
a. Format/instrumen supervisi.
b. Materi pembinaan/supervisi.
c. Buku catatan .
d. data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan .
4. Tahap tindak lanjut.
Merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat supervisi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Supervisi adalah upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran dengan
ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum sistem
pengajaran dan penilaian. Supervisor bertugas dan bertanggung jawab memperhatikan
perkembangan unsur-unsur tersebut secara berkelanjutan. Tujuan supervisi adalah untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik.
1. Tipe-tipe supervisi
2. Tipe Inspeksi
3. Tipe Laisses Faire
4. Tipe Coersive
5. Tipe Training dan Guidance
6. Tipe Demokratis
Fungsi supervisi pendidikan :
1. Menyelenggarakan Inspeksi
2. Penelitian Hasil Inspeksi Berupa Data

3. Penilaian
4. Latihan
5. Pembinaan
Ruang lingkup supervisi pendidikan :
1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal dalam sekolah/
madrasah yang disupervisi. Adapun personal dimaksud adalah kepala sekolah,
pegawai tata usaha, guru dan siswa.
2. Unsur Material
Teknik-teknik supervisi pendidikan :
1. Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang
kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-
masalah khusus yang dihadapi guru.
3. Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah, biasanya untuk membicarakan
masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan dan/atau peningkatan mutu
pendidikan.
4. Kunjungan antar kelas atau antar sekolah (universitas) merupakan suatu kegiatan yang
terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesama guru atau kepala sekolah
tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses belajar mengajar.
5. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala sekolah serta
pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan guru dan sebagainya. Pertemuan-
pertemuan tersebut dapat dilakukan oleh masing-masing kelompok kerja, atau
gabungan yang terutama dimaksudkan untuk menemukan masalah, mencari alternatif
penyelesaian, serta menerapkan alternatif masalah yang tepat.
Peranan supervise :
1. Menurut Rifai (1982) peranan supervisi ada 7 macam :
2. Supervisi sebagai kepemimpinan
3. Supervisi sebagai inspeksi
4. Supervisi sebagai penelitian
5. Supervisi sebagai latihan dan bimbingan
6. Supervisi sebagai sumber dan pelayanan
7. Supervisi sebagai koordinasi
8. Supervisi sebagai evaluasi
Peran supervisor dalam supervisi pendidikan :
Menurut M. Haris mengemukakan sepuluh bidang tugas supervisor yaitu :
1. Mengembangkan kurikulum
2. Pengorganisasian pengajaran
3. Pengadaan staf
4. Penyediaan fasilitas
5. Penyediaan bahan pengajaran
6. Penyusunan penataran pendidikan
7. Pemberian orientasi anggota staf
8. Pelayanan murid
9. Hubungan masyarakat
10. Penilaian pengajaran
Kompetensi yang harus dimiliki oleh supervisor :
1. Faktor-faktor organisasional terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga
profesioanal lainnya dalam lembaga pendidikan,
2. Berkaitan dengan pribai guru berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut
pengetahuan guru, kemmapuan membuata perencanaan dan mengambil keputusan,
motivasi kerja, tahapan perkembangan atau kematangan dan keterampilan guru,
3. Berkaitan dengan support system dalam pengajaran yaitu kulrikulum, berbagai buku
teks, serta ujian-ujian,
4. Siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat bervariasi. Dalam hal adult
development, supervisor harus menegtahui tahapan perkembanagan dan kematangan
kerja seorang guru, tahapan perkembangan moral, tahapan pengembangan
profesional, serta berbagai prinsip dab teknik pembelajaran orang dewasa. Supervisor
harus mengetahui ukuran kemajuan dan ke efektifan sebuah sekolah. Hal ini
merupakan muara dari kegiatan yang dilakukan bersama para guru dan kepala
sekolah. Selain berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas, supervisor juga harus
siapmembantu kepala sekolah dalam bidang manajerial secara umum.
Unsur-unsur supervisi :
1. Pengawas
2. Kepala Sekolah
3. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
4. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
5. Wali Kelas
6. Petugas Bimbingan dan Konseling
7. Petugas Perpustakaan
Mekanisme pelaksanaan supervisi :
1. Tahap penysunan program supervisi.
2. Tahap persiapan.
3. Tahap pelaksanaan : diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan .
4. Tahap tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29201568/MAKALAH_SUPERVISI_PENDIDIKAN

http://eprints.ums.ac.id/52883/3/BAB%20I.pdf

https://docplayer.info/32604121-Supervisi-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai