KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karuniaNya
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah ABC.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Hakekat dan Fungsi Supervisi...................................................................................3
B. Pembaharuan Pendidikan (Sekolah, Kurikulum, Guru)............................................5
C. Peran Supervisor (Kegiatan Supervisi) dalam Pembaharuan....................................7
D. Konsep Islam Tentang Pembaharuan dan Kemajuan................................................9
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................11
A. Kesimpulan..............................................................................................................11
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembaharuan dalam dunia pendidikan harus terus dan selalu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan
yang dilakukan tentunya harus tetap mengacu pada tujuan pendidikan
nasional. Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan guna pencapaian
tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran yang
dilakukan dalam kelas. Proses pembelajaran di kelas memiliki peranan
yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
Menyinggung pembaharuan di bidang pendidikan, sebelum inovasi
kurikulum tingkat satuan Pendidikan (KTSP) sebenarnya Indonesia kaya
akan pengalaman pembaharuan Pendidikan. Pada setiap implementasi
suatu program pembaharuan Pendidikan pada level kelas, guru memegang
peranan penting dan menentukan. Begitu juga dengan implementasi
kurikulum berbasis kompetensi, keberhasilannya sangat tergantung pada
kemauan dan kemampuan guru untuk melaksanakannya. Pendekatan
sistem dalam usaha pembaharuan pendidikan dipandang sebagai
tanggapan terhadap masalah pendidikan yang baru dan komperhensif.
Pendekatan dalam sosisal budaya (social demand approach) didasarkan
atas tuntutan atau kebutuhan sosial akan pendidikan yang berkembang
popular dalam masyarakat, sehingga mengabaikan alokasi sumber-sumber
dalam skala nasional, kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dan
turunnya mutu serta efektifitas pendidikan. Dalam memperhatikan
pengalaman beberapa pendekatan itu, pembaharuan pendidikan dengan
pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang
mengutamakan kepentingan subyek pendidikan lebih bersifat tanggap
terhadap masalah-masalah yang baru.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini penulis akan
membahas mengenai “Pembaharuan dan Mutu Pendidikan”.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Bagaimana hakekat dan fungsi supervisi?
2. Bagaimana pembaharuan pendidikan?
3. Bagaimana peran supervisor dalam pembaharuan?
4. Bagaimana konsep Islam tentang pembaharuan dan kemajuan?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diketahuan tujuan
makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakekat dan fungsi supervisi.
2. Untuk mengetahui pembaharuan pendidikan.
3. Untuk mengetahui peran supervisor dalam pembaharuan.
4. Untuk mengetahui konsep Islam tentang pembaharuan dan kemajuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan
meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas,
maka piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
(Sahertian, 2008)
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
2. Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
3. Memperluas pengalaman guru-guru.
4. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5. Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
6. Menganalisis situasi belajar-mengajar.
7. Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota
staff.
8. Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan
mengajar guru-guru.
Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada
perbaikan dan peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana
dalam peningkatan kinerja secara efektif, maka kemampuan guru perlu
ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri dari:
(Maryono, 2011)
1. Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang
dihadapi.
2. Penilaian
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang
diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini
dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar,
penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan.
3. Perbaikan
4
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik
secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau melakukan
berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka. Perbaikan ini
dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara membangkitkan
kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur
mengajar yang baru.
4. Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan
atau pelatihan kepada guru-guru tentang cara-cara baru dalam
melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini dapat
dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar,
observasi, konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan
sepervisi.
5
dan efisien di mana peserta didik mampu beradaptasi dengan kegiatan
pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kehidupan dunia nyata
(lingkungan hidup) dan perkembangan teknologi.
Dalam melakukan pembaharuan pendidikan diharapkan bahwa
dunia pendidikan indonesia untuk dapat bersaing dengan negara-negara
lain yang mana sistem pendidikannya telah maju. Serta dengan adanya
pembaharuan pendidikan diharapkan dapat mewujudkan tujuan nasional
pendidikan indonesia.
Maka dari itu salah satu upaya yang telah dilakukan Nadiem
Makarim selaku Mendikbud dalam rangka melakukan pembaruan
pendidikan adalah dengan meluncurkan program Merdeka Belajar. Secara
Konsep Merdeka Belajar yang dikemukakan oleh Nadiem adalah Merdeka
belajar sama dengan kemerdekaan berpikir. Dalam esensinya kemerdekaan
berpikir ini harus ada di guru dulu. Kemudian baru ada pada peserta didik.
Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di peserta didik (Yani,
2010).
Maksudnya guru dituntut terlebih dahulu untuk dapat menjalankan
yang dimaksud dengan kemerdekaan belajar yaitu dengan melakukan
inovasi-inovasi terhadap kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan
suasana yang lebih nyaman bagi peserta didik, namun hal ini juga harus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi (lingkungan) tempat guru
mengajar.
Sejalan dengan merdeka belajar maka kurikulum 2013 juga
mempunyai ciri khas tersendiri yaitu mengarahkan pada wawasan atau
pengetahuan dari peserta didik, lalu pada keahlian atau bakat yang dimiliki
peserta didik, dan pada tingkah laku peserta didik, yang mana dalam
proses pelaksanaan pada kurikulum 2013 lebih menitikberatkan pada
kaitan dalam kehidupan sehari-hari yang sering dialami oleh peserta didik,
baik itu pengalaman kehidupan sehari-hari dirumah, di sekolah di
lingkungan teman bermainnya, dan sebagainya.
Dan kurikulum 2013 juga menuntut peserta didik agar dapat
mengembangkan keahlian, gagasan, kemampuan dan potensi yang
6
dimiliki, sehingga menciptakan peserta didik yang aktif dan mandiri.
Konsep merdeka belajar jika dikaitkan dengan kurikulum 2013 maka
mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi dalam mengupayakan pembaruan terhadap pendidikan
indoensia, guru dapat memulainya dengan cara menggabungkan merdeka
belajar dengan kurikulum 2013. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh
guru untuk melakukan pembaruan pendidikan ke arah yang lebih baik
adalah dengan memahami secara seksama bagaimana konsep
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 dan merdeka belajar. Salah satu
hal yang mendukung untuk mengaplikasikan merdeka belajar ke dalam
kurikulum 2013 adalah di dalam kurikulum 2013 terdapat berbagai macam
strategi, model dan metode pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan
konsep merdeka belajar
7
permasalahan tersebut; (e) Menetapkan Teknik/metode yang tepat untuk
digunakan dalam memperbaiki kinerja pendidik.
Kedua, pelaksanaan atau observasi kelas. Aktivitas pelaksanaan
atau observasi kelas merupakan aktivitas yang dilakukan untuk melihat
profesionalisme guru dalam mengajar di kelas, kepala sekolah selaku
supervisor akan mengobservasi guru dalam mengajar di kelas dalam
rangka meningkatkan dan memperbaiki kemampuan mengajar pendidik di
kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Ketiga, Evaluasi. Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan menelaah
dari proses kegiatan penerapan yang bertujuan untuk mengenali sejauh
mana pencapaian penerapan program sekolah dan sejauh mana
keberhasilan yang dicapai dalam periode waktu tertentu. Hasil dari
kegiatan evaluasi ini, guru dan kepala sekolah akan melakukan diskusi
mengenai hasil dari proses mengajar guru, tujuan pembelajaran, dan aspek
pembelajaran yang menjadi fokus utama supervisi pendidikan. Sehingga,
ini penting untuk dilakukan agar mengetahui keberhasilan dari
pelaksanaan supervisi yang telah diberikan, dan hasil dari evaluasi tersebut
akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun program supervisi
kedepannya.
Pada dasarnya Supervisi berkaitan dengan kemampuan kepala
sekolah dalam memberikan arahan, bimbingan serta memberikan bantuan
kepada guru-guru dalam mencapai kinerja yang dipersyaratkan bagi
seorang guru. Guru yang memiliki kinerja yang baik dan profesional
dalam implementasi kurikulum memiliki ciri:ciri: “mendesain program
pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar dan menilai hasil
belajar siswa”. Supervisi dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi
terlebih dahulu yaitu: “dengan cara mengumpulkan berbagai data,
mengumpulkan data itu dengan standar yang sudah ditentukan terlebih
dahulu, kemudian menyusun suatu kesimpulan, suatu konduite”.
Dalam meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, memerlukan perhatian dari penanggung jawab
system pendidikan secara terus menerus, Dalam pelaksanaannya supervisi
8
dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan yang harus dilakukan
supervisor kepada guru, supervisi pengajaran merupakan pekerjaan
professional, yang menuntut persyaratan sebagaimana layaknya pekerjaan
profesional yang lain. Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili
tetapi untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada
guru bahwa proses belajarmengajar dapat dan harus diperbaiki. Usaha
supervise tidak akan berhasil apabila tidak ada keinginan untuk kerjasama
dan tidak ada sikap kooperatif baik dari yang dibantu yaitu guru sendiri
maupun supervisor (kepala sekolah). Guru hendakna secara aktif
memberikan masukan kepada supervisor tentang masalah yang dihadapi
dalam mengajar. supervisor tidak mempunyai tujuan untuk mencari
kesalahan, tetapi memberikan balikan tentang kelemahan dan kekuatan
guru dalam melaksanakan tugasnya (Sari dan Asmendri, 2022).
9
dihadapi. Menurutnya pembaharuan Islam berorientasi pada kemajuan
pendidikannya (Tilaar, 1998).
Menurut Fazlur Rahman, problem pendidikan yang paling
mendasar adalah problem ideologi, maksudnya adalah ideologi Islam yang
terkait dengan pentingnya ilmu, dimana Islam mengharuskan belajar
dengan mengembangkan ilmu pengetahuan bagi semua pemeluknya sesuai
dengan kemampuan mereka masing-masing. Umat Islam tidak dapat
mengaitkan secara efektif pentingnya pengetahuan dengan orientasi
ideologinya. Akibatnya adalah mereka tidak terdorong untuk belajar.
Problem kedua adalah dualisme dalam sistem pendidikan umat Islam
sebagai akibat dari adanya dikotomi ilmu dalam Islam. Pada satu sistem
pendidikan Islam, mulai dari Madrasah sampai Perguruan Tinggi Islam,
begitu tertinggal, sehinga produk dari keduanya tidak bisa mengikuti
perkembangan zaman.
Secara mendasar, pembaharuan pendidikan Islam, menurut
Rahman, dapat dilakukan dengan menerima pendidikan sekuler modern,
kemudian berusaha memasukinya dengan konsep-konsep Islam. Secara
detail, menurutnya pembaharuan pendidikan Islam dapat dilakukan dengan
cara; (Najib, 2015)
1. Membangkitkan ideologi umat Islam tentang pentingnya belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Mengintegrasikan ilmu (antara ilmu agama dan ilmu umum) kedalam
pendidikan tinggi Islam di Indonesia untuk kemaslahatan umat
manusia
3. Menyadari betapa pentingnya bahasa, kemudian mengembangkannya
sebagai alat komunikasi, baik secar lisan maupun tulis.
4. Pembaharuan dibidang metode pendidikan Islam, yaitu beralih dari
metode mengulang-ulang dan menghafal ke metode memahami dan
menganalisis.
10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas, antara lain:
1. Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap
fisik material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan
akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap
guru dalam mengajar, pengawasan terhadap situasi yang
menyababkannya. Sedangkan fungsi supervise yaitu sebagai pihak
yang mempunyai wewenang sebagai pengawasan.
2. Pembaharuan pendidikan adalah Upaya secara sadar yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang terlibat sebagai pelaksana, pengamat dan
pengembang pendidikan untuk mengubah ide dan gagasannya menjadi
lebih baik sehingga proses kegiatan belajar dapat berjalan secara
efektif dan efisien di mana peserta didik mampu beradaptasi dengan
kegiatan pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kehidupan dunia
nyata (lingkungan hidup) dan perkembangan teknologi.
3. Proses supervisi adalah rangkaian aktivitas yang dilaksanakan pada
saat supervisi dilakukan. Proses ini dilakukan dengan berfokus pada
prinsip supervisi yang dipahami oleh kepala sekolah, sehingga
11
pelaksanaannya tidak menyimpang dari ketentuan yang sudah ada.
Pada dasarnya, peran supervise ada 3 antara lain sebagai perencanaan,
sebagai pelaksanaan, dan sebagai evaluasi.
4. Problem pendidikan yang paling mendasar adalah problem ideologi,
maksudnya adalah ideologi Islam yang terkait dengan pentingnya
ilmu, dimana Islam mengharuskan belajar dengan mengembangkan
ilmu pengetahuan bagi semua pemeluknya sesuai dengan kemampuan
mereka masing-masing. Umat Islam tidak dapat mengaitkan secara
efektif pentingnya pengetahuan dengan orientasi ideologinya.
B. Saran
Diharapkan agar seluruh masyarakat ataupun pembaca dapat
mengetahui dan menerapkan nilai-nilai pembahasan dalam makalah ini.
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulisan
makalah ini lebih sempurna.
12
DAFTAR PUSTAKA
Fasli Jalal & Dedi Supriadi. 2001. Pengantar Ilmu Pendidikan dalam Konteks
Ekonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Maryono. 2011. Dasar-Dasar dan Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan.
Yogyakarta: Arruz Media.
Najib, Aan. 2015. Pembaharuan Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Tinggi
Islam Menurut Pemikiran Fazlur Rahman. Jurnal Pendidikan Islam, 9 (2).
Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sahertian, Piet. 2008. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sari, Dina Ratna dan Asmendri.2022. Peran Supervisi Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan, 5 (1).
Suhardan, Dadang. 2010. Supervisi Profesional. Bandung: Alfabeta.
Tilaar, H. A. R. 1998. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam
Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia.
Yani, Asep Tapip. 2010. Pembaharuan Pendidikan. Bandung: Humoniora.
13