Anda di halaman 1dari 10

ETIKA DALAM RISET DAN PENELITIAN DESAIN

I Kadek Bayu Putra Permana


2202010167
Institut Bisnis & Teknologi Indonesia, Bali, Indonesia
bayudek8@gmail.com

Nama Penulis2:
Nim:
Institusi:
Email:

Abstrak:
Etika dalam riset dan penelitian desain merupakan landasan krusial yang memandu
perilaku dan keputusan para peneliti dalam mengembangkan desain. Abstrak ini
mengeksplorasi prinsip-prinsip etika yang relevan dalam konteks ini. Pertama, etika
riset menggarisbawahi pentingnya integritas akademik, transparansi, dan kejujuran
dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data. Kedua, penekanan pada
perlindungan privasi dan hak-hak subjek adalah aspek penting yang mendasari etika
riset desain, memastikan partisipasi sukarela dan menghormati kerahasiaan informasi
yang sensitif. Ketiga, tanggung jawab sosial dalam desain mengaitkan etika dengan
dampak sosial, lingkungan, dan budaya dari produk yang dihasilkan, mendorong
kesadaran akan konsekuensi desain terhadap masyarakat luas. Kesimpulannya,
kesadaran akan aspek etika dalam riset dan penelitian desain tidak hanya memandu
proses, tetapi juga memastikan kontribusi yang positif dan berkelanjutan dalam
mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kata Kunci: [Etika Riset], [Penelitian Desain], [Integritas Akademik]

Pendahuluan:
Dalam konteks yang terus berkembang, riset dan penelitian dalam bidang desain
menjadi landasan penting bagi inovasi, perkembangan teknologi, dan pengembangan
produk yang memberikan dampak signifikan bagi masyarakat. Namun, di balik proses
yang penuh dengan kreativitas dan eksplorasi, terdapat aspek yang sama pentingnya,
yaitu etika. Etika dalam riset dan penelitian desain bukanlah sekadar peraturan atau
pedoman formal, tetapi merupakan kerangka kerja moral yang membimbing perilaku
para peneliti dan perancang dalam menjalankan aktivitas mereka.
Pentingnya etika dalam riset desain tercermin dalam berbagai aspek, pertama-tama,
dalam integritas akademik. Kejujuran, transparansi, dan penghormatan terhadap
sumber daya intelektual merupakan landasan yang harus dijunjung tinggi dalam setiap
tahap riset. Pengumpulan, analisis, dan interpretasi data harus dilakukan dengan
kehati-hatian, memastikan hasil yang akurat dan dapat dipercaya.
Selain itu, etika dalam riset dan penelitian desain juga melibatkan perlindungan
terhadap subjek atau partisipan riset. Prinsip-prinsip seperti informed consent
(persetujuan yang diinformasikan) dan privasi subjek adalah hal yang krusial dalam
menjaga hak-hak individu yang terlibat dalam proses riset. Peneliti harus memastikan
bahwa partisipasi dalam penelitian bersifat sukarela dan informasi yang sensitif dijaga
kerahasiaannya.
Lebih dari sekadar kewajiban terhadap individu, etika riset desain juga memperhatikan
dampak sosial, lingkungan, dan budaya dari hasil riset tersebut. Desain yang dihasilkan
harus mempertimbangkan nilai-nilai moral, meminimalisir dampak negatif, dan bahkan
lebih baik lagi, memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, etika dalam riset dan penelitian desain bukanlah hanya kumpulan
aturan, tetapi representasi dari tanggung jawab moral para peneliti dan perancang
terhadap proses kreatif mereka. Menerapkan etika dalam setiap langkah proses riset
dan penelitian desain bukan hanya merupakan keharusan, tetapi juga jalan yang
memastikan kontribusi yang positif, berkelanjutan, dan berdampak bagi perkembangan
dunia desain secara keseluruhan.

Penelitian Terdahulu:
1. Penelitian oleh Nurhablisyah (2022) yang berjudul Desain Grafis, Netizen, dan
Etika: Tinjauan Pesan Visual dalam Media Sosial. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan bagaimana desain grafis dan warganet bisa
menggunakan Teori Etika Visual untuk menciptakan pesan verbal-visual. Dalam
penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan Teori Etika Visual
sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menyatakan bahwa komunikasi teknologi
mendorong pesan dapat disampaikan dengan cepat, mudah dan menjangkau
khalayak yang lebih luas. Namun jika tidak digunakan secara ideal dan sesuai
kebutuhannya, pesan-pesan tersebut dapat membawa perpecahan, tindak
kriminal, perundungan, penyebaran hoak, dan lain sebagainya. Teori Etika Visual
diperkenalkan pertama kali oleh Julianne .H Newton. Di dalamnya terdapat dua
kegiatan utama, yaitu proses dan pemaknaan yang dilihat secara etis dan tidak
etis. Seorang desainer grafis dituntut memiliki standar yang lebih tinggi dalam hal
kualitas penciptaan pesan melalui perilaku, keahlian dan nilai-nilai yang
profesional. Jika desainer grafis mengaplikasikan Teori Etika Visual di dalam
karyanya, maka ini akan mengedukasi masyarakat (netizen) untuk berhati-hati
dan selektif dalam memproduksi dan berbagi pesan visual.
2. Penelitian oleh Luh Titi Handayani (2018) yang berjudul Kajian Etik Penelitian
dalam Bidang Kesehatan dengan Melibatkan Manusia sebagai Subyek. Tujuan
penelitian ini yaitu mendiskusikan tentang kajian etik penelitian dalam bidang
kesehatan dengan melibatkan manusia sebagai subyek pada studi literatur dan
studi terhadap kasus nyata yang terjadi. Metode analisa yang digunakan dengan
menggunakan studi literature. Hasil menyatakan bahwa Prinsip dasar etika dan
hukum dalam profesi kesehatan dengan adanya hubungan kontraktual-
profesional antara peneliti dan subyek. Permasalahan etik dalam penelitian
antara lain fabrication, falsification, plagiarism, exploitation, injustice, duplication.
Kegiatan dalam proses penelitian harus perpedoman pada integritas, jujur dan
adil. Prinsip-prinsip etika dan hukum terutama dalam hubungan peneliti dan
subyek penelitian dalam bidang kesehatan harus selalu dijunjung tinggi
berdasarkan prinsip etik penelitian Kesehatan.
3. Penelitian oleh Suntama Putra (2023) yang berjudul Penerapan Prinsip Dasar
Etika Penelitian Ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan prinsip
dasar etika dalam sebuah penelitian ilmiah. Metode yang digunakan dalam
melakukan penelitian ini adalah dengan metode Library Researchatau riset
kepustakaan dengan mengumpulkan berbagai macam data maupun literasi
yang dibutuhkan untuk penelitian ini.Adapun hasil penelitian ini adalah: 1)
Prinsip dasar etika dalam penelitian ilmiah yaitu, menghormati &
menghargai harkat martabat manusia sebagai subjekpenelitian,
menghormati privasi dan kerahasiaan subjekpenelitian,
memegangprinsipkeadilan & kesetaraan, memperhitungkan dampak positif
maupun negatif daripenelitian. 2) Etika peneliti dalam penelitian
ilmiahyaitu: kejujuran, objektivitas, integritas, ketepatan, tanggung jawab
sosial, kompetensi dan legalitas. 3) Etika peneliti kepada responden, asisten
dan klien. 4) Pelanggaran etika dalam penelitian ilmiah, diantaranya: fabrikasi,
falsifikasi, plagiarimedan konflik kepentingan. Seorang peneliti hendaknya
menerapkan prinsip dasar etika dalam penelitian ilmiah agar dapat
menghasilkan sebuah penelitian yang baik dan layak untuk dipublikasikan.

Metodologi:
Metode penelitian pada jurnal ini yaitu menggunakan studi pustaka yaitu metode
dengan mengumpulkan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari
berbagai literature yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengumpulan data
menggunakan cara mencari sumber dan menkrontruksi dari berbagai sumber, seperti
buku, jurnal, dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang di dapat
dari berbagai referensi tersebut kemudian di analisis secara kritis dan mendalam agar
mendukung gagasannya.

Pembahasan:
A. Peneliti dapat memastikan partisipasi sukarela subjek dalam riset desain sambil
mempertahankan privasi dan menghormati hak-hak individu

Dalam konteks penelitian desain, memastikan partisipasi sukarela subjek sambil


menjaga privasi dan menghormati hak-hak individu menjadi esensi dari praktik riset
yang etis. Langkah-langkah untuk mencapai hal ini mencakup pendekatan yang
berfokus pada perlindungan subjek yang terlibat, kesadaran terhadap sensitivitas
informasi pribadi, dan pemahaman yang mendalam akan implikasi etis yang terlibat.

Pertama-tama, peneliti harus secara jelas menjelaskan tujuan riset kepada subjek dan
memberikan informasi yang komprehensif tentang apa yang diharapkan dari partisipasi
mereka. Ini mencakup menjelaskan prosedur, risiko yang terlibat, manfaat yang
mungkin, serta hak-hak yang dimiliki subjek dalam proses riset. Dalam konteks desain,
subjek mungkin berupa individu, kelompok, atau pengguna potensial dari produk atau
layanan yang sedang diriset.

Kemudian, perlindungan privasi menjadi kunci. Peneliti harus memastikan bahwa


informasi pribadi subjek dijaga kerahasiaannya sesuai dengan standar privasi yang
relevan, seperti kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data atau standar etika yang
ditetapkan dalam bidang penelitian tertentu. Metode anonimisasi data atau penggunaan
data tanpa identifikasi pribadi dapat menjadi strategi penting untuk memastikan privasi
subjek terlindungi.

Selain itu, konsep persetujuan yang diinformasikan menjadi pondasi utama.


Persetujuan sukarela subjek adalah hal yang sangat penting dalam riset apa pun.
Subjek harus sepenuhnya memahami risiko dan manfaat dari partisipasi mereka, serta
memiliki kebebasan untuk setuju atau menolak terlibat tanpa tekanan.

Peneliti juga berkewajiban untuk menghormati hak-hak individu, termasuk hak untuk
menarik diri dari partisipasi kapan saja selama proses riset dan hak untuk menyuarakan
kekhawatiran atau pertanyaan yang mungkin mereka miliki.

Terakhir, selain pemenuhan persyaratan etika formal, kesadaran dan empati peneliti
terhadap subjek riset membantu menciptakan lingkungan yang mempromosikan
kepercayaan, keterbukaan, dan kenyamanan bagi partisipan. Ini membangun hubungan
yang lebih kuat antara peneliti dan subjek, yang pada gilirannya dapat memperkuat
integritas riset dan hasil yang diperoleh.

Dalam keseluruhan, memastikan partisipasi sukarela subjek dalam riset desain sambil
menjaga privasi dan menghormati hak-hak individu memerlukan kombinasi pendekatan
yang jelas, transparan, dan sensitif terhadap kebutuhan subjek, seiring dengan
kepatuhan pada standar etika yang relevan dan regulasi yang berlaku.

B. Tanggung jawab etis peneliti dalam meminimalisir dampak negatif terhadap


masyarakat dan lingkungan dari produk atau desain yang dihasilkan

Tanggung jawab etis peneliti dalam meminimalisir dampak negatif terhadap masyarakat
dan lingkungan dari produk atau desain yang dihasilkan merupakan aspek krusial
dalam proses riset dan pengembangan desain. Ini mencakup sejumlah prinsip dan
praktik yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif serta mempromosikan
dampak positif dari produk atau desain tersebut.

Pertama, peneliti memiliki kewajiban untuk melakukan evaluasi dampak sosial,


lingkungan, dan budaya dari produk atau desain yang mereka teliti atau kembangkan.
Ini melibatkan analisis mendalam terhadap bagaimana produk atau desain tersebut
dapat memengaruhi masyarakat secara luas, lingkungan sekitarnya, serta nilai-nilai
budaya yang terlibat.
Selanjutnya, peneliti harus secara aktif berupaya untuk mengidentifikasi dan memahami
potensi dampak negatif yang mungkin timbul dari produk atau desain tersebut. Hal ini
dapat meliputi analisis terhadap penggunaan sumber daya alam, dampak lingkungan
seperti polusi atau penggunaan energi, serta dampak sosial seperti kesenjangan atau
ketidaksetaraan yang dapat muncul akibat penggunaan produk atau desain tersebut.

Selain itu, peneliti bertanggung jawab untuk mengadopsi pendekatan berkelanjutan


dalam proses pengembangan desain. Ini mencakup penggunaan bahan-bahan yang
ramah lingkungan, proses produksi yang efisien energi, dan siklus hidup produk yang
dipertimbangkan dengan baik untuk mengurangi limbah atau dampak negatif pada
lingkungan.

Kemudian, peneliti juga harus mempertimbangkan implikasi etis dari penggunaan


produk atau desain tersebut terhadap masyarakat. Hal ini mencakup aspek keamanan,
hak-hak konsumen, aksesibilitas, dan ketersediaan produk untuk semua lapisan
masyarakat tanpa diskriminasi.

Langkah berikutnya adalah mengadopsi prinsip desain bertanggung jawab sosial yang
mendasarkan desain pada kebutuhan masyarakat serta memastikan bahwa produk
atau desain yang dihasilkan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat.

Selanjutnya, peneliti juga harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari


produk atau desain tersebut. Dengan mengidentifikasi dan memperhitungkan implikasi
jangka panjang, mereka dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi
dampak negatif yang mungkin timbul di masa depan.

Dalam keseluruhan, tanggung jawab etis peneliti dalam meminimalisir dampak negatif
terhadap masyarakat dan lingkungan dari produk atau desain yang dihasilkan
melibatkan sikap proaktif dalam menganalisis, memahami, dan mengurangi dampak
tersebut. Hal ini membutuhkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan dampak
jangka pendek dan panjang, serta mengadopsi prinsip-prinsip berkelanjutan dan
bertanggung jawab sosial dalam seluruh proses riset dan pengembangan desain.
C. Menjaga kejujuran, transparansi, dan integritas dalam pengumpulan, analisis, dan
penyajian data dalam konteks riset dan penelitian desain

Menjaga kejujuran, transparansi, dan integritas dalam pengumpulan, analisis, dan


penyajian data dalam konteks riset dan penelitian desain adalah fondasi dari landasan
etis yang kuat dalam proses penelitian. Hal ini penting untuk memastikan bahwa
informasi yang dihasilkan benar, dapat dipercaya, dan memberikan dasar yang kuat
bagi hasil riset.

Pertama-tama, kejujuran menjadi landasan utama dalam setiap tahap riset. Peneliti
harus menjalankan proses pengumpulan data dengan integritas yang tinggi, tidak
mengubah atau memanipulasi data untuk mencocokkan hipotesis atau tujuan riset. Hal
ini juga termasuk kewajiban untuk tidak mengekspos hasil riset yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan tertentu, tetapi untuk memberikan gambaran yang akurat
berdasarkan data yang ditemukan.

Transparansi memainkan peran penting dalam memastikan keterbukaan proses riset.


Ini berarti bahwa metodologi, prosedur pengumpulan data, serta langkah-langkah
analisis harus dijelaskan secara terperinci dalam laporan riset. Informasi ini membantu
para pembaca atau pemangku kepentingan lainnya memahami dengan jelas
bagaimana data dikumpulkan, diolah, dan diinterpretasikan.

Selain itu, integritas dalam pengumpulan data mencakup penggunaan metode yang etis
dan tepat, serta menghindari bias atau manipulasi yang dapat mempengaruhi hasil.
Penggunaan metode penelitian yang valid dan reliabel, serta menjaga kesetaraan dan
keadilan dalam memilih sampel atau subjek riset, adalah bagian dari menjaga integritas
ini.

Dalam proses analisis, kejujuran dan integritas harus dipertahankan. Analisis data
harus dilakukan secara obyektif, tanpa memilih atau menafsirkan data dengan cara
yang mengarah pada hasil yang diinginkan. Pemilihan alat analisis yang sesuai, serta
pelaporan hasil yang sesuai dengan temuan sebenarnya, adalah langkah-langkah yang
vital dalam memastikan integritas selama tahap analisis.
Terakhir, dalam penyajian data, transparansi sangat penting. Ini berarti memastikan
bahwa laporan riset atau presentasi mencakup seluruh hasil, termasuk temuan yang
mungkin tidak mendukung hipotesis awal. Memberikan gambaran yang lengkap dan
jujur tentang proses riset serta hasilnya adalah kunci dalam memastikan kepercayaan
dan validitas riset.

Dalam keseluruhan, menjaga kejujuran, transparansi, dan integritas dalam seluruh


proses riset dan penelitian desain memerlukan komitmen yang kokoh terhadap prinsip-
prinsip etis. Ini melibatkan tindakan konkret dalam setiap langkah, mulai dari
pengumpulan data hingga penyajian hasil, untuk memastikan bahwa riset tersebut
berdiri di atas dasar kejujuran dan memberikan kontribusi yang berharga bagi bidang
desain dan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.

Penutup:
Mempertimbangkan urgensi dan kompleksitas etika dalam riset dan penelitian desain,
kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa aspek-aspek seperti kejujuran,
transparansi, dan integritas memainkan peran sentral dalam setiap tahap proses.
Pertama-tama, menjaga kejujuran dalam pengumpulan data menjadi dasar yang tak
tergantikan untuk membangun landasan yang kuat bagi penelitian yang dapat
dipercaya. Transparansi, dengan menjelaskan secara terperinci metode dan prosedur
yang digunakan, menjadi jembatan penting antara peneliti dan penerima hasil riset,
memungkinkan pemahaman yang mendalam tentang validitas dan keterpercayaan
data. Sementara itu, integritas dalam pengumpulan, analisis, dan penyajian data
mengukuhkan keseluruhan proses riset, memastikan bahwa setiap langkah dilakukan
dengan kejujuran dan tanpa bias yang tidak semestinya. Keseluruhan, kehadiran yang
konsisten dari ketiga aspek ini menciptakan fondasi etis yang kokoh, memastikan
bahwa riset dan penelitian desain memberikan kontribusi yang berarti tanpa merugikan
subjek, masyarakat, atau lingkungan. Dengan menjaga kejujuran, transparansi, dan
integritas sebagai prinsip utama, para peneliti mampu menciptakan dampak yang
positif, mendukung perkembangan inovatif yang berkelanjutan, dan memperkuat
integritas ilmiah dalam bidang desain.
Kejujuran, transparansi, dan integritas adalah tiang penyangga yang tidak hanya
menopang keberhasilan riset dan penelitian desain, tetapi juga menentukan
kepercayaan yang mendasari hubungan antara peneliti, masyarakat, dan lingkungan.
Kejujuran dalam pengumpulan data membangun fondasi kepercayaan yang kuat,
memungkinkan pembaca atau penerima hasil riset untuk mempercayai ketepatan
informasi yang disajikan. Transparansi, dengan mengungkapkan metodologi dan
proses riset secara terbuka, mempromosikan akuntabilitas dan memungkinkan evaluasi
yang kritis terhadap proses riset. Ini menciptakan kesempatan bagi pengguna hasil riset
untuk menggali lebih dalam, menguji validitas, dan memahami batasan dari temuan
yang disampaikan.

Sementara itu, integritas dalam setiap langkah proses riset menggarisbawahi komitmen
peneliti untuk menjalankan riset dengan keadilan, tanpa memihak pada hasil tertentu
atau merusak validitas. Hal ini tidak hanya mencakup penggunaan metode yang tepat
secara teknis, tetapi juga etika yang kuat dalam menangani data, subjek riset, dan hasil
analisis. Dalam konteks penelitian desain, mempertimbangkan implikasi etis dari setiap
keputusan desain menjadi penting untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan
tidak hanya inovatif secara teknis, tetapi juga bermanfaat, aman, dan tidak merugikan
masyarakat atau lingkungan.

Keseluruhan, menjaga kejujuran, transparansi, dan integritas adalah komitmen yang


terus-menerus dalam perjalanan penelitian dan pengembangan desain. Hal ini
memerlukan kesadaran yang terus-menerus terhadap dilema etis yang mungkin
muncul, serta kesediaan untuk beradaptasi dengan nilai-nilai yang muncul dalam
perkembangan teknologi dan budaya. Dengan menghadirkan ketiga aspek ini secara
konsisten, peneliti dapat memastikan bahwa riset dan penelitian desain tidak hanya
menjadi pencapaian ilmiah yang berarti, tetapi juga memberikan kontribusi positif yang
berkelanjutan bagi masyarakat, lingkungan, dan perkembangan desain secara
keseluruhan. Etika dalam riset dan penelitian desain bukan hanya sekadar kewajiban,
tetapi merupakan fondasi moral yang memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan
benar-benar memberikan manfaat bagi dunia.

Daftar Pustaka:
Afandi, F. (2022). Penelitian Hukum Interdisipliner Reza Banakar: Urgensi Dan
Desain Penelitian Sosio-Legal. Undang: Jurnal Hukum, 5 (1), 231–255.
Andalas, E. F., & Setiawan, A. (2020). Desain penelitian kualitatif sastra (Vol. 1).
UMMPress.
Handayani, L. T. (2018). KAJIAN ETIK PENELITIAN DALAM BIDANG
KESEHATAN DENGAN MELIBATKAN MANUSIA SEBAGAI SUBYEK. THE
INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, 10 (1), 47–54.
Ibrahim, A. (2023). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Islam. Bumi
Aksara.
Muhajirin, M., & Panorama, M. (2019). PENDEKATAN PRAKTIS; Metode
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Nurhablisyah. (2022). DESAINER GRAFIS, NETIZEN DAN ETIKA; TINJAUAN
PESAN VISUAL DALAM MEDIA SOSIAL. Jurnal Desain, 9 (2), 188–199.
Putra, S. (2023). Penerapan Prinsip Dasar Etika Penelitian Ilmiah. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 7 (3), 27876–27881.
Rofiah, C., & Bungin, B. (2021). Qualitative Methods: Simple Research With
Triangulation Design. Develop, 5 (1), 18–28.
Soliha, E. (2019). DESAIN EKSPERIMEN DALAM PENELITIAN PEMASARAN.
Sustainable Competitive Advantage (SCA), 1 (1).
Sugiarta, P. A., & Werastuti, D. N. S. (2021). Pengaruh Locus Of Control,
Integrity, Equity Sensitivity Dan Budaya Etis Organisasi Terhadap Perilaku
Etis Mahasiswa Akuntansi. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi)
Undiksha, 12 (3), 906–919.
Yusuf, A., Tristiana, R. D., Fitryasari, R., & Aditya, R. S. (2020). Riset Kualitatif
Dalam Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai