Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berbicara tentang penulisan suatu karya tulis ilmiah, baik itu skripsi, tesis,
maupun disertasi, maka tidak luput dengan yang namanya penelitian ilmiah,
apakah itu dilakukan di lapangan atau di dalam pustaka. Salah satu hal yang
paling penting ketika melakukan penelitian adalah dalam hal pengumpulan data
atau pun sampel, karena dalam hal ini seorang peneliti memerlukan interaksi
dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Jadi yang sangat
diperlukan dalam menghadapi masyarakat adalah suatu tata krama dalam
bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan etika penelitian.
Tidak hanya dalam bersosialisasi dengan masyarakat saja dibutuhkan
etika, ketika seorang peneliti mencari sumber pustaka pun wajib memiliki etika
penelitian, dimana si peneliti disini harus membubuhkan sumber rujukan atau
kutipan yang dia ambil. Ini semua untuk menghindari dengan yang namanya
menjiplak atau plagiat milik orang lain tanpa menyebutkan sumbernya, dan
seolah-olah itu karangan asli dari peneliti/penulis itu sendiri yang menulis,
meneliti atau yang mengerjakannya. Sehingga disinilah diperlukan dengan yang
namanya kode etik dalam penulisan karya ilmiah.
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai etika, maka penulis ingin
memaparkan beberapa hal menyangkut dengan Etika Penelitian yang
berhubungan dengan mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika. Semoga
pemaparan dan penjelasan yang singkat ini berguna serta bermanfaat bagi kita
semua.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan etika penelitian?
2. Bagaimanakah yang dimaksud dengan persoalan dan etika penelitian?
3. Apa sajakah yang termasuk point/butir-butir penting etika penelitian?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Arti dari etika penelitian.
2. Persoalan dan etika dalam penelitian ilmiah.
3. Butir-butir penting etika penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Penelitian
Seseorang melakukan kegiatan penelitian selain untuk memenuhi rasa ingin
tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah
secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Dari hasil penelitian
tersebut maka manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang bermakna bagi
kehidupan ilmiah maupun kehidupan sosial. Untuk itulah, dalam kerangka
menjaga kemurnian hasil penelitian yang dilakukan serta untuk mencegah
timbulnya berbagai persoalan dari hasil penelitian yang dilakukan maka persoalan
etika menjadi sebuah keniscayaan yang harus diperhatikan dalam penelitian.
Etika disini memiliki beberapa manfaat tersendiri, antara lain:
1) Membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
masyarakat
2) Membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang lebih memadai dan
norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang dinamis
dalam tata kehidupan masyarakat.
3) Dalam ranah penelitian lebih menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang
diterapkan dalam kegiatan penelitian

Dengan mengetahui manfaat dari etika tersebut, maka diharapkan supaya


kita sebagai peneliti dapat memperhatikan dan mengikuti hal-hal yang erat
kaitannya dengan tata krama dan aturan dalam suatu norma masyarakat yang kita
teliti.
Pada penelitian klinis/ mendetail yang melibatkan manusia, terdapat tiga
prinsip etika yang harus diperhatikan yaitu:
1. Prinsip menghargai individu, prinsip ini dijalankan dengan memberikan
informed consent pada subjek penelitian.
2. Menjaga subjek penelitian yang memiliki keterbatasan dalam membuat
keputusan dan tidak memiliki kapasitas untuk membuat keputusan.
3. Prinsip menjaga kerahasiaan. Prinsip tersebut didasarkan kepada bahwa
manusia bukan merupakan sumber data yang pasif, tetapi manusia memiliki
hak dan kenyamanan/kesejahteraan yang harus dihormati.

A.1 Pengertian Etika Penelitian


Menurut Setiawan, etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku
yang baik dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik
kemanusiaan maupun agama.
Etika mengandung tiga pengertian:
1. Kata etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral
yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
3. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk yang diterima
dalam suatu masyarakat.

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos, dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti, antara lain tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral. Moral berasal
dari kata latin mos dalam bentuk tunggal, jamaknya mores yang berarti
kebiasaan, adat. Etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral
karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya saja
bahasa asalnya yang berbeda. Istilah etika atau moral dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan. Objek material etika adalah
tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan bebas. Sedangkan objek formal etika yaitu kebaikan dan keburukan atau
bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-
prinsip (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari
suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa
data yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan
(metode ilmiah).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, etika penelitian adalah suatu ukuran
dari tingkah laku dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang
peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan
adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.

B. Persoalan dan Jenis-Jenis Etika Penelitian


1) Persoalan Etika Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang
sebagai alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam
pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen,
foto, dan sebagainya. Semua metode ini pada dasarnya menyangkut hubungan
peneliti dengan orang/subjek penelitian. Pada orang-orang yang hidup dalam
masyarakat biasanya ada sejumlah peraturan, norma agama, nilai sosial, hak
dan nilai pribadi, adat kebiasaan, tabu, dan semacamnya, yang hidup dan
berada di antara mereka. Adapun persoalan etika akan timbul apabila peneliti
tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai
masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh
pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri
dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut.
Jika hal ini terjadi, maka benturan nilai, konflik, frustrasi, dan semacamnya
dapat diramalkan akan datang, akibatnya besar sekali pengaruhnya pada
kemurnian pengumpulan data. Karena itulah peneliti hendaknya
menyesuaikan diri serta menerima seluruh nilai dan norma sosial yang ada
dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budayanya sendiri.
Adalah penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak
yang diteliti yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, karena
hanya dengan hubungan itulah peneliti dapat melihat dunia di sekeliling
subjek penelitian dengan menggunakan kacamata subjek penelitian. Maka
memang diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga seni untuk dapat
memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk
berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal penting.
Apalagi dalam penelitian kualitatif ini, selama melakukan observasi, peneliti
juga melakukan wawancara (interview) kepada orang-orang yang ada
disekitarnya, yang bertujuan supaya peneliti dapat menemukan permasalahan
yang akan diteliti dalam melakukan studi pendahuluannya, dan juga untuk
mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.
Dalam pengamatan berperan serta, peneliti mengadakan pengamatan
dan mendengarkan secermat mungkin apa yang dikatakan orang sampai pada
yang sekecil-kecilnya sekalipun. Berbicara tentang etika dalam pengamatan
ini, maka menjadi anggota kelompok subjek yang ditelitinya menyebabkan
peneliti tidak lagi dipandang sebagai peneliti asing, tetapi sudah menjadi
teman yang dipercaya. Dengan tindakan tersebut tanpa memandang apa pun
yang diperbuat oleh para subjeknya, maka peneliti akan memperoleh
pengalaman tentang kegiatan subjeknya dalam arti dan pandangan subjeknya
itu sendiri, sehingga peneliti akan makin membaur dengan kehidupan
subjeknya tersebut.
Bagi yang baru pertama kali melakukan penelitian ini, dianjurkan agar
mengikuti beberapa pedoman dan petunjuk seperti yang dikemukakan oleh
Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Maleong antara lain:
1. Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi, ini perlu
diperhatikan karena apa yang akan dilakukan di lapangan merupakan
bagian dari proses lapangan itu sendiri.
2. Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara yang
akan memperkenalkan peneliti, nantinya orang yang memberi izin
setidaknya dapat menganjurkan berkunjung kepada seseorang yang
disarankannya.
3. Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi pada
hari pertama berada di lapangan. Persingkat kunjungan pertama sekitar satu
jam atau kurang, untuk berkenalan dan memperoleh gambaran umum,
sesudah selesai kunjungan lalu buatlah segera catatan lapangan. Jika
kunjungannya lama maka di mungkinkan akan mempersempit waktu dan
untuk mencatat hal-hal di lapangan.
4. Bertindak secara pasif. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan
khusus tapi ajukan pertanyaan umum lebih dahulu, dan tunjukkan perhatian
serta kesungguhan dalam meneliti.
5. Bertindak/bersikap lemah lembut. Sewaktu perkenalan, hendaknya
tersenyum dan tunjukkan kesopanan yang dapat diterima, biasakan saling
bertegur sapa dengan orang-orang ketika bertemu, dan jadilah peneliti yang
tidak suka berperilaku agresif.

Semua pedoman dan petunjuk tersebut akan dapat bermanfaat bila


mahasiswa sebagai peneliti tersebut dilatih dengan bimbingan dosen, karena
dialah yang nantinya akan menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif.

2) Jenis-Jenis Etika Penelitian


Selain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah),
pelaksanaan penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian
berkaitan dengan norma-norma:
a) Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan
dalam tatanan di masyarakat.
b) Norma hukum; bila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan
sanksi.
c) Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur
dalam penelitian
Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins
menjelaskan bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati
sebelum, selama dan sesudah penelitian dilakukan sebagai berikut:
1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat
yang berwenang.
2) Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.
3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.
4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan,
dan kawan sejawat diperbolehkan mengajukan protes.
5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra
peneliti, tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan
meningkatkan pembelajaran.
6) Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat
menyurat dan dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila
di ijinkan.
7) Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.
8) Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya
memperhatikan pandangan lain, relevan, akurat dan adil.
9) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan,
atau rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.
10) Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal
pada pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua
murid dan lain-lain.
11) Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya
konfidensial.
12) Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja
di atas, sebelum penelitian berlangsung.
13) Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh
para mitra peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang
terlibat, maka laporan tidak boleh di veto atau dilarang karena alasan
kerahasiaan.
14) Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif,
tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat
merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber
data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.

C. Point - Point Penting dalam Etika Penelitian


Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman etika
penelitian meliputi butir-butir berikut:

1) Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,


pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada
kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti,
jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan
Anda.
2) Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti,
keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
3) Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
4) Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara
teratur catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan
dan di mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi
responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.
5) Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
6) Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);
Memperhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya.
Jangan menggunakan data, metode, atau hasil yang belum dipublikasi tanpa
ijin penelitinya. Menuliskan semua narasumber yang memberikan kontribusi
pada riset Anda.
7) Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut
data pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden
dianggap sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan
data tersebut.
8) Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama
berulang-ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
9) Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan
masukan bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
10) Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan
penelitian Anda dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim
akan dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan
sebagai penulis pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi
penulis kedua (co-author(s)). Urutan menunjukkan besarnya kontribusi
anggota tim dalam penelitian.
11) Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian Anda berguna demi
kemaslahatan masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan
dan meringankan beban hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab
melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil
penelitian Anda.
12) Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan
pada rekan kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan
faktor-faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi
dan integritas ilmiah.
13) Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui
pendidikan dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan
kompetensi Anda sampai taraf pakar.
14) Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah
yang terkait dengan penelitian Anda.
15) Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian
memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang
sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada
hewan percobaan.
16) Mengutamakan keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia
untuk menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek
negatif harus diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat
kemanusiaan, privasi dan hak obyek penelitian Anda tersebut;
siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel Anda menderita efek negatif
penelitian (jika untuk penelitian medis).

Demikian beberapa point/butir-butir penting diatas mengenai etika


penelitian yang harus diikuti oleh seorang peneliti ketika terjun ke suatu
masyarakat tempat ia melakukan penelitian, karena dengan merancang rencana
yang baik maka akan di dapat pengumpulan data yang maksimal dan sesuai yang
diharapkan.
PLAGIARISME

Pengertian Plagiarisme

Dari sisi etimologis, kata plagiat berasal dari bahasa Inggris plagiarism,
sebelumnya plagiary. Kata Inggris ini diderivasi dari kata Latin, plagiarius yang
berarti penculik, penjiplak. Berdasarkan etimologi dan arti kata, plagiat adalah
tindakan mencuri (gagasan/ karya intelektual) orang lain dan mengklaim atau
mengumumkannya sebagai miliknya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNo.17


tahun 2010: Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya
ilmiah,dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/ atau karya ilmiah pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan
memadai.

Menurut KBBI plagiat merupakan pengambilan karangan (pendapat) orang


lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.

Belinda Rosalina (mengutip pendapat Alexander Lindsey) dalambuku


Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika karya Henry Soelistyo, dalam
(repository.iainpekalongan.ac.id/1254/8/12.%20BAB%20II.pdf) karya Aisyah tahun
2016, plagiarisme merupakan tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang lain
untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya tanpa menyebutkan
sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau keliru mengenai asal
muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17


tahun 2010 disebutkan bahwa plagiat meliputi:

a. Mengacu dan/ atau mengutip istilah, kata-kata dan/ atau kalimat, data dan/ atau
informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan
dan/ atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
b. Mengacu dan/ atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/ atau kalimat,
data dan/ atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam
catatan kutipan dan/atau menyatakan sumber secara memadai;
c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
d. Merumuskan dengan kata-kata dan/ atau kalimat sendiri dari sumber kata-
kata dan/ atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa
menyatakan sumber secara memadai;
e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/ atau telah dipublikasikan
oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara
memadai.

Tipe-tipe Plagiarisme
Tindakan plagiasi atau plagiarisme menurut Bahdin Nur Tanjung dan
Ardial dalam buku Pedoman Penulisan KaryaIlmiah, 2007 dalam
(repository.iainpekalongan.ac.id/1254/8/12.%20BAB%20II.pdf) karya Aisyah tahun
2016 dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:
a) Plagiarismeide
Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang menjiplak ide
orang lain dalam membuat sebuah karya. Tipe plagiarisme ini sulit dibuktikan
karena ide itu bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki persamaan dengan
ide orang lain. Misalnya membuat karya dengan menjiplak ide orang lain, hanya
diubah sedikit namun intinya ide tetap sama dengan yang dijiplak.
b) Plagiarismekata demikata
Tipe ini yaitu apabila mengutip karya orang lain kata demi kata tanpa
menyebutkan sumbernya sampai seluruh ide penulis aslinya benar-benar
terambil. Misalnya dengan mengambil beberapa kata/ kalimat dari karya
seseorang lalu diletakkan pada karyanya sendiri pada bagian-bagian tertentu
sampai isinya sama dengan karya yang dijiplak.
c) Plagiarisme atas sumber
Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang tidak
menyebutkan secara lengkap sumber referensi yang dirujuk kutipan. Misalnya
pada penulisan footnote tidak memadai (tidak disertakan nama penulis) atau
disisipi footnote dengan halaman yang tidak sesuai.
d) Plagiarisme kepengarangan
Plagiarisme tipe ini yaitu apabila seseorang mengakui karya orang lain sebagai
karyanya sendiri. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran dan kesengajaan
untuk membohongi publik. Misalnya mengganti nama karya orang lain
menjadi nama nya sendiri untuk mendapatkan nilai.

Sanksi bagi PelakuPlagiarisme


Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17
tahun 2010 sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan plagiasi
sebagaimana telah diproses menurut prosedur akademik diberlakukan secara
berurutan mulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Sanksi-
sanksi tersebut terdiri atas:
a. Teguran
b. Peringatan tertulis
c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa
d. Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa
e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa
g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program
pendidikan.
Sanksi bagi dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan yang terbukti melakukan
plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11ayat (6), secara
berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
a. teguran;
b. peringatan tertulis:
c. penundaan pernberian hakdosen/ peneliti/ tenaga kependidikan,
d. penurunan pangkat dan jabatan akademik fungsional;
e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli
peneliti utama bagi yang memenuhi syarat;
f. pernberhentlan dengan hormat dari status sebagai dosen Apeneliti/ tenaga
kependidikan;
g. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga
kependidikan;
h. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
BAB III
KESIMPULAN

Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang
harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data
penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
ditempat ia meneliti.
Persoalan etika akan timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak
mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut.
Sementara si peneliti tetap berpegang teguh pada latar belakang, norma, adat,
kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah situasi dan konteks
latar penelitiannya tersebut.
Penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti yang
merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan diperlukan kepekaan,
keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan
diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan
modal penting.
Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun, norma
hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan diindahkan supaya
penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan.
Etika penelitian mencakup: Kejujuran, obyektivitas, integritas, ketelitian,
keterbukaan, penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI),
penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi yang terpercaya,
pembinaan yang konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja, tanggung
jawab sosial, tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang pengujian
dengan hewan percobaan dengan baik, dan mengutamakan keselamatan manusia.
Salah satu contoh pelanggaran etika penelitian adalah plagiarisme. plagiat merupakan
pengambilan karangan (pendapat) orang lain dan menjadikannya seolah-olah
karangan (pendapat) sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Crane, Julia G. & Michael V. Angrosino. 1998. Field Projects: A Student Handbook,
edisi kedua. Illinois: Waveland Press Inc.
Hopkins, David. 1993. A Teachers Guide Classroom Research. Philadelphia: Open
University Press.
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan Karya
Ilmiah.
Shamoo A, dan Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research. New York:
Oxford University Press.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sumber Rujukan dari Internet


Hendi, Cara Mudah Membuat Skripsi, dalam situs
http://caramudahbuatskripsi.blogspot.com/2009/06/cara-mudah-buat-skripsi
etika.html. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni 2014.
Dirgantara Wicaksono, Etika dalam Ilmu dan Penulisan Ilmiah, dalam situs:
http://dirgantarawicaksono. blogspot.com/diunggah hari Selasa tanggal 25
Maret 2014.
http://fortuneowner.wordpress.com/2009/02/21/etika-penelitian/diunggah hari Selasa
18 Maret 2014
http://etih.staff.ipb.ac.id/files/2011/07/etika-penelitian.pdf. diunggah hari Rabu
tanggal 4 Juni 2014.
Taman Firdaus, Etika dalam Penelitian,
http://ftaman.wordpress.com/2010/01/03/etika-dalam-penelitian/diunggah hari
Rabu tanggal 4 Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai