Anda di halaman 1dari 10

ETIKA PENELITIAN

MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah metode penelitian kuantitatif
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Parno, M.Si dan
Ibu Prof. Dr. Endang Purwaningsih, M.Si

Oleh :
KURNIA ISLAMIYAH
NIM. 210321868013

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN FISIKA
SEPTEMBER 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah proses pencarian dan pengolahan yang sistematis, logis,
empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah dengan tujuan
menjawab pertanyaan atau permasalahan dengan jalan mengumpulkan data dan
mengambil kesimpulan berdasarkan data tersebut. Sebagaimana pengertian dan
tujuan penelitian diatas, suatu proses yang mencari kebenaran ilmiah atau
pengetahuan ilmiah, maka perlu adanya etika yang mengatur agar sesuai dengan
tujuannya.

Pernyataan di atas menunjukkan tentang arti penting mengapa seorang peneliti


harus beretika, tidak saja terhadap klien, responden, ataupun pada obyek penelitian
yang bukan manusia sekalipun. Jadi, meskipun intervensi yang dilakukan dalam
penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau membahayakan subyek
penelitian, namun peneliti tetap perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan
menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (Jacob, 2014 ).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut.
1. Dari mana asal usul etika penelitian?
2. Bagaimanakah prinsip prinsip etika penelitian?
3. Apakah yang termasuk pelanggaran karya ilmiah?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan asal usul etika penelitian.
2. Menjelaskan prinsip prinsip etika penelitian.
3. Menjelaskan pelanggaran karya ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Etika Penelitian

Secara historis, etika penelitian belum muncul ketika para filsuf awal
mengembangkan metode ilmiah yang melahirkan metodologi penelitian. Pada saat itu
belum terpikirkan bahwa suatu saat penelitian memerlukan pedoman bersama agar
tidak ada satupun pihak yang merasa terganggu atau dirugikan dari kegiatan
penelitian. Sebab, penelitian bidang apa saja pada hakikatnya menyangkut hajat dan
hidup orang lain. Karena itu, diperlukan satu pedoman atau ketentuan sebagai dasar
berpijak.
Peristiwa pertama yang membuka mata seluruh dunia dan memalukan
masyarakat ilmiah kesehatan adalah the Doctor’s trial yang dilaksanakan pada tahun
1947 di kota Nuremberg, Jerman, setelah selesai Perang Dunia II. Penelitian yang
dilakukan memakan lebih dari ratusan korban. Para korban sipilis tidak pernah
diberitahu bahwa mereka menderita penyakit sipilis demi penelitian tersebut. Bahkan
mereka berharap bantuan dari dokter untuk penyakit yang mereka anggap menyerang
sistem imun pada saat itu. Pemerintah setempat kemudian menutup sejarah kelam
penelitian 40 tahun sesudahnya. – (Heitzellmen, 2001). Beberapa tahun setelah
kejadian tersebut, dirumuskanlah kode etik dalam penelitian, seperti Kode Nurenberg
(1949) tentang partisipan bersifat sukarela dan Deklarasi Helsinki (1964) tentang
privasi subjek penelitian dan biaya partisipasi penelitian. Terbaru, salah satu aturan
dalam kode etik penelitian kini harus mencantumkan penjelasan dan persetujuan
narasumber. (wordpress, etika-penelitian-sosial-sejarah-kode-etik-dan-dilema-
penelitian, 21 September 2015)

3
Ada tiga pokok yang tercantum dalam Kode Nuremberg di bidang etik
penelitian kesehatan yaitu untuk
1) melindungi integritas subyek penelitian,
2) menetapkan persyaratan untuk secara etis melaksanakan penelitian kesehatan
dengan mengikutsertakan manusia sebagai subyek penelitian, dan
3) secara khusus menekankan diperlukannya persetujuan sukarela (voluntary
consent) dari relawan manusia sebagai subyek penelitian.
(elsye.staff. perkembangan-etik-penelitian-kesehatan. 2021)
Pembicaraan tentang etika penelitian secara serius dimulai ketika para sosiolog
Amerika berkumpul dan membincangkannya sebagai bagian tak terpisahkan dari
penelitian baru pada awal 1960-an dengan menerbitkan prinsip dan aturan etika
penelitian dalam bentuk naskah akademik berjudul “Code of Ethics”. Di Jerman etika
penelitian baru muncul pada awal 1990-an juga diawali dengan diskusi di kalangan
para sosiolog Jerman. Hasilnya, mereka menerbitkan naskah berjudul “Ethik-Kodex
1993”. Saat itu disepakati bahwa etika penelitian sangat penting dibahas, dan secara
simultan menjadi bagian dari pengajaran metodologi penelitian. Diharapkan, seorang
peneliti tidak saja cakap dan menguasai metodologi penelitian, tetapi juga wajib
memiliki pengetahuan etis yang menyertainya. (uin-malang. etika-penelitian, 8
November 2013)

2.2 Prinsip Prinsip Etika Keilmuwan


Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Pendidikan (Pramudyani, 2018)
menjelaskan tentang prinsip prinsip etika keilmuan sebagai berikut:
1. Jujur
a. Jujur dalam mengumpulkan daftar pustaka, pengumpulan data,
b. pelaksaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil.
c. Jujur pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan.
d. Jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan anda sebagai pekerjaan
anda.

4
2. Objektivitas
Merupakan upaya meminimalkan kesalahan dalam rancangan penelitian, analisis
dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan, keputusan pribadi, dan pengaruh
pemberi dana atau sponsor.
3. Integritas
a. Selalu penuhi janji dan perjanjian.
b. Lakukan penelitian dengan tulus.
c. Konsisten dalam pikiran dan perbuatan.
4. Ketelitian
a. Hindari kesalahan dengan selalu teratur mencatat aktivitas penelitian.
b. Catat segala hal yang menyangkut identitas responden, jurnal atau publikasi.
5. Keterbukaan
Saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian dengan tim, dan
terbuka dengan ide baru atau kritik.
6. Penghargaan terhadap HAKI
a. Perhatikan paten, copyright, dan HAKI, misal instrumen penelitian berupa
kuesioner.
b. Hindari penggunaan data, metode, atau hasil yang belum terpublikasi tanpa ijin
peneliti.
c. Tuliskan narasumber yang memberi kontribusi dalam penelitian.
d. Jangan plagiasi.
7. Penghargaan terhadap kerahasiaan responden
Seluruh data pribadi responden wajib dirahasiakan dan gunakan inisial dalam
menuliskan nama responden.
8. Penghargaan terhadap tanggung jawab kerja
Jika penelitian dilakukan dengan bentuk TIM maka kontributor terbesar berhak
menuliskan namanya sebagai penulis pertama dalam publikasi.
9. Tanggung Jawab Sosial
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memberikan manfaat bagi masyarakat
langsung atau memberikan solusi akan permasalahan dalam masyarakat.

5
10. Tidak Diskriminasi
Memperlakukan subjek, rekan peneliti atau pihak yang terkait dengan sama tanpa
melihat suku, agama, ras, dan golongan.
11. Legalitas
Pahami aturan institusional seperti membuat surat ijin penelitian atau kode etik
yang harus dilalui.
12. Publikasi yang terpercaya
Hindari berulang-ulang mempublikasikan penelitian yang sama ke berbagai media
(jurnal atau seminar) yang berbeda.
13. Mengutamakan Keselamatan Manusia
Penelitian yang melibatkan manusia, minimalisirkan efek negatifnya, hormati
privasi. Terutama dalam bidang kesehatan siapkan pencegahan atau pengobatan
bila sampel mendapat efek samping. Biasa disebut dengan (Ethical Clearance).

2.3 Pelanggaran Karya Ilmiah


Penelitian adalah salah satu karya ilmiah sehingga dalam penulisan wajib
mengetahui hal yang harus dan tidak diperbolehkan dilakukan. Dalam bukunya yang
berjudul Penelitian Pendidikan (Pramudyani, 2018) dijelaskan bentuk-bentuk
Pelanggaran Ilmiah:
1. Fabrication
a. Memalsukan hasil penelitian.
b. Mengarang, mencatat dan atau mengumumkan sebuah hasil penelitian tanpa ada
bukti telah melakukan proses penelitian.
2. Falsification
a. Memalsukan data penelitian.
b. Memanipulasi bahan penelitian, peralatan atau proses mengubah atau tidak
mencantumkan data hasil penelitian.
3. Plagiarism
a. Pencurian proses, objek dan atau hasil dalam mengajukan usul penelitian,
melaksanakannya, menilainya dan dalam melaporkan hasil suatu penelitian.

6
b. Contohnya: pencurian gagasan, pemikiran, proses, objek dan hasil penelitian
dalam bentuk data atau kata. Bahkan bahan yang diperoleh melaluai penelitian
terbatas (bersifat rahasia), usulan penelitian dan naskah orang lain tanpa
menyatakan penghargaan.
4. Injustice
a. Tidak mencantumkan nama peneliti dalam publikasi hasil penelitian sesuai dengan
kontribusi.
b. Peneliti mempublikasikan hasil penelitian tanpa meminta ijin penyandang dana
penelitian.
5. Intended Careless
a. Kecerobohan yang disengaja.
b. Contohnya: tidak menyimpan data penting dalam jangka waktu tertentu, tidak
meminta ijin dalam menggunakan data penelitian, tidak mempublikasikan data
penting atau sengaja menyembunyikan.
6. Duplication
a. Mempublikasikan temuan dalam kegiatan ilmiah yang berbeda tanpa ada
penyempurnaan, pembaharuan isi, atau merujuk publikasi sebelumnya.
b. Pemublikasikan pecahan dari satu temuan yang bukan merupakan hasil penelitian
multi disiplin dan berbeda perspektif.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang disampaikan di bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.

1. Etika penelitian mulai dimunculkan ketika ada pelangaran HAM pada kegiatan
adalah the Doctor’s trial yang dilaksanakan pada tahun 1947 di kota Nuremberg,
Jerman, setelah selesai Perang Dunia II yang banyak memakan korban. Setelah itu
mulai dimunculkan banyak pembahasan kode etik penelitian agar tidak ada satupun
pihak yang merasa terganggu atau dirugikan dari kegiatan penelitian.

2. Prinsip prinsip etika penelitian meliputi: jujur, objektivitas, integritas, ketelitian,


keterbukaan, penghargaan terhadap haki, penghargaan terhadap kerahasiaan
responden, penghargaan terhadap tanggung jawab kerja, tanggung jawab sosial,
tidak diskriminasi, legalitas, publikasi yang terpercaya, mengutamakan
keselamatan manusia.

3. Jenis pelanggaran karya ilmiah meliputi fabrication, falsification, plagiarism,


injustice, intended careless, dan duplication.

3.2 Saran
Sebagai peneliti, perlu banyak belajar etika penelitian agar hasil penelitan benar
benar bermanfaat dan tidak ada yang pihak yang dirugikan dari penelitian kita.
Makalah ini kurang tajam dan banyak kekurangan, sebaiknya juga mencari sumber
lain yang lebih relevan.

8
DAFTAR RUJUKAN

Hamdi, Muhlis. 2020. Paradigma dan Etika Penelitian. Pustaka.id

Jacob, T. 2004. Etika Penelitian Ilmiah. Jogjakarta: Warta Penelitian Universitas Gadjah
Mada.

https://www.uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/etika-penelitian.html

http://pusbindiklat.lipi.go.id/wp-content/uploads/Perka-LIPI-tentang-Kode-Etika-Peneliti.pdf

http://ri2naelah.blogspot.com/2010/10/pentingnya-etika-dalam-riset.html

https://mpkkekom5.wordpress.com/2015/09/21/etika-penelitian-sosial-sejarah-kode-etik-dan-
dilema-penelitian/

9
1
0

Anda mungkin juga menyukai