Anda di halaman 1dari 11

PENELITIAN DALAM KEBIDANAN

ETIK PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU : Dr. Evi Irianti, SKM, M. Kes

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
Putri Sagita (P07524419029)
Sri chici Angraini (P07524419038)

KELAS DIV 3B

JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
T.A. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat dan hidayat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang diberi judul
“Etika Penelitian”makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali
kekurangan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran serta masukkan
dari pembaca sekalian yang bersifat membangun.
Kami juga berharap semoga makalah ini dapat membarikan manfaat bagi
kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, 08 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………... 1
Daftar Isi……………………………………...…………………………. 2
Bab I Pendahuluan…………………………………………...………….. 3
A. Latar Belakang …………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………… 4
D. Sistematika Penulisan…………………………………………… 5
Bab II Tinjauan Teori…………………………………………………… 6
A. Bayi Baru Lahir Normal………………………………………… 6
1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal………………………… 6
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal …………………………… 6
3. Manajemen Asuhan Bayi Baru Lahir Normal………………… 7
Bab III Penutup…………………………………………………………… 17
A. Kesimpulan……………………………………………………… 17
B. Saran……………………………………………………………… 17
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 19

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evidence based practice/Praktik berbasis bukti (EBP) merupakan satu cara
terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam memandu pembuatan
keputusan perawatan kesehatan dan nilai nilai pasien.  Karena itu, diperlukan
tiga komponen penting dalam mewujudkan EBP, yakni: keahlian klinis, riset
terbaru terkait isu tertentu, dan perspektif klien/pasien.  Untuk mewujudkan
EBP diperlukan beberapa langkah penting yakni: mengajukan pertanyaan,
menemukan informasi / bukti untuk menjawab pertanyaan, menilai
informasi/bukti secara kritis, mengintegrasikan bukti yang dinilai dengan
keahlian klinis dan preferensi pasien sendiri dan evaluasi. 

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian Etika Penelitian ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah antara lain :
1. Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas mata kuliah Penelitian dalam kebidanan
mengenai etika penelitian
b. Memberikan pengetahuan bagi khalayak ramai mengenai etika
penelitian.
c. Menjadikan makalah sebagai sumber referensi mata kuliah
penelitian dalam kebidanan.

2. Tujuan Umum
a. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui etika penelitian.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Penelitian Dan Pertimbangan Etik Dalam Penelitian


Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-
santun yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat,
norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma
moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
Dengan demikian meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak
memiliki resiko yang dapat merugikan atau membahayakan responden, namun
peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan. Sehingga semua penelitian memiliki etika penelitian.

B. Tujuan Etika Penelitian


a. Mengatur perbuatan manusia, apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukannya
b. Membentengi manusia dari upaya melanggar disiplin/aturan yang berlaku
c. Memotivasi manusia untuk melakukan perbuatan yang benar/baik dan
menghindar dari perbuatan yang salah/buruk
d. Menumbuhkan kesadaran kepada manusia akan makna perbuatannya dan
konsekwensi / akibat dari apa yang telah diperbuatnya
e. Meneguhkan hak dan kewajiban seseorang dalam pergaulan sosialnya

Untuk menunjang etika penelitian, maka National Academy of Science


USA (1995) telah menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanan
tugas dan tanggung jawab sebagai peneliti atau saintis.
Panduan tersebut dirumuskan menjadi 7 poin penting, diantaranya:

4
1. Penelitian harus mempunyai landasan sosial. Setelah artikel diterbitkan,
atau suatu penelitian dipresentasikan, para pembaca dan pendengar akan
menilai hasil itu berdasarkan apa yang ereka ketahui sebelumnya dari
sumber lain. Mekanisme sosial ini akan membantu membangkitkan dan
mempertahankan kumpulan teknik percobaan, konvensi sosial, dan metode
lain ang digunakan oleh para saintis dalam melakukan dan melaporkan
penelitian.
2. Menjadi seorang saintis dan peneliti harus bertanggung jawan dan
memahami nilai-nilai dalam sains. Keinginan untuk melakukan penelitian
baik adalah nilai manusiawi. Demikian juga keharusan bahwa kejujuran
dan objektivitas yang baku harus tetap dipertahankan.
3. Menghindari diri dalam keterlibatan kegiatan yang mempunyai conflict of
interest atau bias kepentingan untuk mengurangi masuknya bisa ke dalam
sains.
4. Harus mendorong publikasi dan keterbukaan. Sains bukan hanya
pengalaman pribadi. Namun sains adalah pengetahuan yang dibagikan
berdasarkan pemahaman bersama tentang beberapa aspek dunia fisik dan
sosial.
5. Menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang.
6. Menjunjung tinggi praktik kepengarangan (hanya orang-orang yang betul-
betul memberikan sumbangan berarti yang pantas dituliskan sebagai
pengarang)
7. Menjaga teknik percobaan dan perlakuan atas data (untuk menjaga
kesahihan hasil yang diperoleh sehingga memudahkan penerimaan hasil
tersebut oleh klonsensus ilmiah).
8. Menghindari tercela dalam sains
9. Harus bereaksi terhada pelanggaran etika.

C. Prinsip Etika Penelitian


Sementara merujuk pada sumber Poltekkes menjelaskan ada beberapa poin
prinsip etika penelitian yang perlu dipehatikan.

5
a. Menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for human dignity).
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (Respect for
privacy and confidentiality). Setiap manusia memiliki hak-hak dasar
individu termasuk privasi dan kebebasan individu.
c. Keadilan, bahwa semua subjek penelitian harus diperlakukan dengan baik,
sehingga terdapat keseimbahan antara manfaat dan risiko yang dihadapi
oleh subjek penelitian. Jadi harus diperhatikan risiko fisik, mental dan
risiko sosial.
d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan. Peneliti
melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna
mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek
penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi (beneficence).
Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek.
e. Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan cedera atau stres
tambahan maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk
mencegah terjadinya cedera.

D. Kode Etik Penelitian


Kode pertama, Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran
ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan
menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
Dengan demikian peneliti harus menjunjung sikap ilmiah, yaitu:
1. Kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji.
2. Logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul.
3. Empiris yaitu memiliki bukti nyata dan absah.

6
Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah:
1. Kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang
mungkin membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi,
dan menghasilkan inovasi.
2. Keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi
penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan imiah tanpa membatasi
pada informasi yang membawa ke penilaian dalam 1 (satu) arah tertentu.

Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan


yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan
kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya,
berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan
kebebasan-kebebasan mendasarnya.
Harus dipastikan bahwa kita tidak berkeberatan jika kita berada pada
posisi sebagai responden. Dengan demikian perlu dibuat aturan seperti:
1. Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi
penelitian yang ada.
2. pelaksanan penelitian mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku,
dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang
diperoleh.

Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh


rasa tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat
anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya. Peneliti berbuat untuk
melaksanaan penelitian dengan asas manfaat, diantaranya:
1. Hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya.
2. Menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang
mahal, tidak dapat diganti, dan butuh waktu panjang untuk pengadaan
kembali agar tetap bekerja baik.

7
3. Menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahan dan gangguan
lingkungan karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yang dapat
merugikan kepentingan umum dan lingkungan.

E. Riset dan praktik berbasis evidence based


Praktek berbasis bukti (EBP) adalah istilah yang akrab bagi dokter,
perawat, sekutu kesehatan, dan profesional kesehatan lainnya. Semakin banyak
harapan oleh layanan kesehatan, manajer, pasien, dan konsumen lain, bahwa
'bukti terbaik yang tersedia' digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan
klinis dan memberikan hasil terbaik bagi pasien. EBP adalah pendekatan
interdisipliner untuk perawatan dan perawatan pasien. EBP dimulai dalam
kedokteran sebagai kedokteran berbasis bukti (EBM) dan kemudian menyebar ke
bidang lain seperti keperawatan, psikologi, pendidikan, layanan informasi, dan
lainnya. David Sackett, salah satu pelopor awal EBM, pertama-tama
mendefinisikan EBP. Definisi proses yang diterima saat ini adalah
'mengintegrasikan bukti penelitian terbaik yang tersedia dengan keahlian klinis
dan nilai-nilai dan keadaan unik pasien.

F. Hirarki of Evidence
Tingkatan dan Hierarki dalam Penerapan EBP
Tingkatan evidence disebut juga dengan hierarchy evidence yang digunakan
untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang bukti terbaik sampai
dengan bukti yang paling rendah. Tingkatan evidence ini digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam EBP.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evidence based practice/Praktik berbasis bukti (EBP) merupakan satu
cara terbaik dalam penggunaan bukti terbaru dalam memandu pembuatan
keputusan perawatan kesehatan dan nilai nilai pasien.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pelayanan lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan setelah mengetahui obstetri dapat memberikan asuhan
obstetri dengan teori yang ada sebagai upaya deteksi dini dan
penanganan komplikasi.

2. Bagi Masyarakat
Diharapkan setelah adanya makalah ini dapat mengedukasi
masyarakat luas pada umumnya agar dapat bersikap dengan bijak
dalam membuat keputusan terutama pada orangtua bayi pada 24 jam
pertama kehidupan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Buku Acuan & Panduan Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi
Menyusu Dini. Jakarta: JNPK-KR
Indrayani. 2016. Update Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.Jakarta: Trans
Info Media.
KemKes RI. 2010. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial Pedoman
Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar.Jakarta:Kemenkes.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010.Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

10

Anda mungkin juga menyukai