Anda di halaman 1dari 13

PRA SYARAT ANALISIS

ANCOVA

MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah metode penelitian kuantitatif
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Parno, M.Si dan
Ibu Prof. Dr. Endang Purwaningsih, M.Si

Oleh :
KURNIA ISLAMIYAH
NIM. 210321868013

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN FISIKA
NOVEMBER 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu sampel
dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik
inferensial membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari
suatu sampel dapat digeneralisasi pada populasi.

Statistik inferensial terbagi atas dua yaitu statistik parametrik dan statistik
nonparametrik. Sebelum peneliti memutuskan untuk menggunakan statistik
parametrik atau statistik nonparametrik maka dilakukan uji prasyarat diantaranya uji
normalitas, homogenitas, dan linieritas. Jika prasyarat tersebut terpenuhi maka
peneliti dapat menggunakan statistk parametrik. Sebaliknya jika prasyarat tersebut
tidak terpenuhi maka peneliti dapat menggunakan statistk nonparametrik.

Salah satu statistic yang memerlukan uji prasayarat adalah ANCOVA. Analisis
kovarians atau sering disebut dengan ANCOVA adalah teknik statistik yang
merupakan perpaduan antara analisis regresi dengan analisis varians atau ANAVA.
ANCOVA dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa dalam kenyataanya variabel
tertentu yang tidak dapat dikendalikan, tetapi sangat mempengaruhi variabel respons
yang diamati.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini sebagai
berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan Ancova?


2. Bagaimana uji prs syarat analisis Ancova?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Menjelaskan analisis Ancova
2. Menjelaskan uji prs syarat analisis ancova.

3
BAB II
PEMBAHAS
AN

2.1 Pengertian Analaisis Varian Ancova

Analisis kovarians (ANCOVA) adalah ANOVA dengan satu atau lebih


variabel yang peneliti coba kendalikan atau tingkatkan dayanya. Variabel asing
dapat berupa pengetahuan sebelumnya seperti yang diperiksa pada pretest atau
pengalaman dengan suatu produk. Tapi ANCOVA adalah prosedur statistik yang
digunakan untuk menyamakan kelompok pada satu atau lebih variabel sehingga
mereka “mulai” pada titik yang sama. Ini bukan solusi untuk desain yang
bermasalah. Pada dasarnya, ini menyesuaikan skor pasca-eksperimen untuk
perbedaan awal dalam skor pra-eksperimen. Ironi terbesar dari ANCOVA adalah
bahwa hal itu biasanya digunakan untuk desain kelompok utuh (quasi-
eksperimental) ketika asumsi utama dalam teknik ini adalah bahwa para peserta
telah ditetapkan secara acak. (Scheiber 2011)
Dalam ilustrasi kami, ada dua kemungkinan hasil pada ANOVA satu
arah: rasio F bisa signifikan secara statistik atau tidak. Ketika satu atau lebih
kovariat dimasukkan dalam analisis – mengubah desain menjadi ANCOVA –
kami memiliki empat kemungkinan hasil skenario, hanya satu yang akan
terwujud. Mari kita gunakan kemampuan verbal sebagai kovariat tunggal dalam
desain ANCOVA untuk menyederhanakan diskusi kita; berikut ini adalah empat
kemungkinan skenario hasil alternatif. (Glen 2008)
Hasil ANOVA dalam peneliti menentukan bahwa kelompok berbeda
secara signifikan; ketika variabel dependen dari jumlah soal matematika yang
dipecahkan adalah "statistik disesuaikan" untuk mempertimbangkan kemampuan
verbal dengan menggunakannya sebagai kovariat, sebuah ANCOVA masih
menunjukkan kelompok yang berbeda secara signifikan. Bahkan di sini,
bagaimanapun, kekuatan pengaruh variabel independen (pada variabel dependen)
mungkin serupa atau sangat berbeda dalam dua analisis.
Hasil ANOVA dalam peneliti menentukan bahwa kelompok berbeda
secara signifikan; ketika variabel dependen dari jumlah masalah kata matematika
yang diselesaikan secara statistik disesuaikan untuk mempertimbangkan
kemampuan verbal dengan menggunakannya sebagai kovariat, sebuah ANCOVA
sekarang menunjukkan bahwa kelompok tidak berbeda secara signifikan pada
variabel dependen.
ANOVA menghasilkan peneliti menentukan bahwa kelompok tidak
berbeda secara signifikan; ketika variabel terikat jumlah soal matematika yang
dipecahkan secara statistik disesuaikan dengan mempertimbangkan kemampuan
verbal dengan menggunakannya sebagai kovariat, ANCOVA masih menunjukkan
bahwa kelompok tidak berbeda secara signifikan pada variabel terikat.
Hasil ANOVA dalam peneliti menentukan bahwa kelompok tidak
berbeda secara signifikan; ketika variabel dependen dari jumlah masalah kata
matematika yang diselesaikan secara statistik disesuaikan untuk mpertimbangkan
kemampuan verbal dengan menggunakannya sebagai kovariat, sebuah ANCOVA
sekarang menunjukkan kelompok yang berbeda secara signifikan. (Glenn 2018).

2.2 Uji Pra Syarat Ancova


Uji pra syarat untuk Ancova, sama seperti untuk ANOVA, yaitu
normalitas, homogenitas varians dan uji linieritas.
a. Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang akan
dianalisis berdistribusi normal begitu juga dengan semua variabel yang diteliti
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian populasi yang
berdistribusi normal. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variasi diantara
kelompok sampel mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut
homogen Suharsimi : 2000 .
c. Uji Linearitas dilakulan untuk mengetahui apakah variabel bebas X 1, dan
variabel bebas X 2 sebagai prediktor mempunyai hubungan yang linear atau
tidak dengan variabel terikat Y. Ghozali : 2006: 91
Selain itu Selain itu, ANCOVA memerlukan asumsi tambahan berikut:
 Untuk setiap tingkat variabel bebas, terdapat hubungan linier antara
variabel terikat dan kovariat
 Garis-garis yang menyatakan hubungan linier ini semuanya parallel

a. Homogenitas Varians
Kita mulai dengan membuat plot kotak nilai bacaan untuk masing-masing dari
empat metode (menggunakan data dari Gambar 1 Konsep Dasar ANCOVA).
Lihat Gambar 1.

Setiap plot terlihat relatif simetris dan variansnya tidak tampak sangat berbeda.
Seperti yang dapat kita lihat dari data pada Gambar 1 Konsep Dasar
ANCOVA, varians untuk skor pembacaan bervariasi dari 44,8 hingga 164,8,
yang kemungkinan merupakan rentang yang dapat diterima untuk memenuhi
asumsi homogenitas varians.

b. Pengujian Grafis untuk Kemiringan yang Sama


Kami sekarang mengalihkan perhatian kami ke asumsi khusus ANCOVA.
Kami membuat diagram pencar dari nilai data y terhadap nilai data x untuk
masing-masing dari empat metode. Ini dilakukan dengan membuat diagram
pencar untuk Metode 1 dengan cara biasa dan kemudian memilih Desain >
Data|Pilih Data dan mengklik tombol Tambah di sisi kiri. Masukkan nama
Metode 2 dan tentukan rentang nilai x dan y di kotak dialog yang muncul.
Setelah mengulangi prosedur ini untuk Metode 3 dan Metode 4 dan
menambahkan garis tren linier untuk setiap metode, grafik yang dihasilkan
adalah seperti pada Gambar 2.
Meskipun keempat garis tersebut tidak sejajar, namun kemiringannya cukup
mirip, menunjukkan bahwa asumsi homogenitas lereng terpenuhi.

c. Pengujian Analitik untuk Kemiringan yang Sama


Indikasi selanjutnya adalah menguji model regresi lengkap y, x, t, x*t terhadap
model regresi penuh y, x, t. Jika tidak ada perbedaan yang signifikan antara
model maka istilah interaksi tidak signifikan, menyiratkan bahwa asumsi
homogenitas kemiringan regresi terpenuhi. Kami melakukan jenis pengujian
yang sama dalam Menguji Signifikansi Variabel Ekstra pada Model Regresi.
Pertama, kami menggunakan alat analisis data regresi Excel untuk membuat
model lengkap (lihat Gambar 3) menggunakan rentang B4:H39 dari Gambar 1
Pendekatan Regresi hingga ANCOVA saat diminta untuk rentang Input X.
Sekarang kami menguji (lihat Gambar 4) apakah ada perbedaan yang
signifikan antara model lengkap dan penuh (seperti yang dijelaskan pada Gambar 5
Pendekatan Regresi ANCOVA dan Gambar 3 di atas).

Baris 6 dari Gambar 4 menghitung perbedaan antara nilai R-Square dari


model lengkap dan penuh. Baris 7 menghitung selisih antara derajat kebebasan
residual dari kedua model. Statistik F (sel AB8) kemudian didefinisikan melalui
rumus =AB6*Z7/(AB7*(1-Z6)). Karena nilai p untuk statistik ini lebih besar dari
0,05, kami menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua
model, dan dengan demikian menerima homogenitas lereng regresi. (Charles,
2015)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang disampaikan di bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut.

1. Analisis kovarians (ANCOVA) adalah ANOVA dengan satu atau lebih


variabel yang peneliti coba kendalikan atau tingkatkan dayanya. Variabel
asing dapat berupa pengetahuan sebelumnya seperti yang diperiksa pada
pretest atau pengalaman dengan suatu produk. Tapi ANCOVA adalah
prosedur statistik yang digunakan untuk menyamakan kelompok pada satu
atau lebih variabel sehingga mereka “mulai” pada titik yang sama.

2. Uji pra syarat untuk Ancova, sama seperti untuk ANOVA, yaitu normalitas,
homogenitas varians dan uji linieritas. Selain itu Selain itu, ANCOVA
memerlukan asumsi tambahan berikut: Untuk setiap tingkat variabel bebas,
terdapat hubungan linier antara variabel terikat dan kovariat dan garis-garis
yang menyatakan hubungan linier ini semuanya parallel

3.2 Saran
Sebagai peneliti, perlu banyak belajar tentang desain penelitian. Dengan
desain yang tepat, maka tujuan penelitian akan tercapai sesuai yang
diinginkan.Tanpa desain yang tepat, maka arah penelitian akan tidak jelas dan
kurang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN

Glenn Gamst, Lawrence S. Meyers, and A. J. Guarino 2008. Analysis of Variance


Designs A Conceptual and Computational Approach with SPSS and SAS. New
York: Cambridge University Press

Schreiber, J., & Asner-Self, K. (2011). Educational Research. John Wiley & Sons, Inc.

Zaiontz Charles. 2015 . https://www.real-statistics.com/analysis-of-covariance-


ancova/assumptions-ancova/
PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN LUDO UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG
(Penelitian Eksperimen Murni Pada Siswa Kelas XI SMA Islam
Al-Musyawarah Lembang)
Ai Kania Apriani
1300229

ABSTRAK
Kompetensi dasar kemampuan berbicara untuk siswa SMA adalah menyampaikan
berbagai informasi secara lisan dengan kalimat sederhana sesuai konteks.
Tetapi bagi pembelajar, berbicara dalam bahasa Jepang merupakan sesuatu hal
yang dianggap sulit. Selain itu pada saat pembelajar disuruh untuk berbicara
dalam bahasa Jepang, mereka menjadi tidak percaya diri. Oleh karena itu penulis
melakukan penelitian mengenai “Penggunaan Media Permainan Ludo untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara bahasa Jepang dengan
menggunakan media permainan Ludo serta tanggapan siswa mengenai media
permainan ini dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Jepang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental murni dengan bentuk
Pretest- Posttest Control-Group Design. Sampel yang digunakan adalah 40 orang
siswa kelas XI SMA Islam Al- Musyawarah Lembang. Masing-masing terdiri dari
20 orang kelas eksperimen yang menggunakan media permainan Ludo pada tahap
penguatan (drill), dan 20 orang sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan
media permainan Ludo. Dari hasil analisis data diketahui t hitung lebih besar
daripada t tabel, maka hipotesis kerja dalam penelitian ini diterima. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari hasil kemampuan berbicara
setelah pembelajaran menggunakan media permainan Ludo pada kelas
eksperimen. Berdasarkan hasil angket, penggunaan media permainan Ludo juga
dikatakan menambah kepercayaan diri, dan dapat meningkatkan kemampuan
berbicara bahasa Jepang.
Kata Kunci : Penggunaan; Permainan Ludo; Berbicara; Media
THE USE OF LUDO GAME MEDIA IN ORDER TO IMPROVING JAPANESE
SPEAKING SKILL
(The True Experiment Research Student Towards Class of XI SMA Islam Al-
Musyawarah Lembang High School)
Ai Kania Apriani
1300229
ABSTRACT
The speaking skill’s basic competencies of senior high school student is to deliver any
kind of information, orally with simple sentence according to the context. Howefer for
most learners, speaking in Japanese is something that is considered difficult.
Moreover when student are asked to speak in Japanese they are become unconfident.
Therefore, the writer’s have done a research about ”The Use of Ludo Game Media In
Order To Improving Japanese Speaking Skill ”. This research’s aims is to find out
how the Japanese speaking skill’s improvement by using a Ludo game media and
students response about this game media in Japanese teaching and learning activities.
This research is using a true experimental method,with Pretest- Posttest Control-
Group Design. The sample of this research is 40 studdent in second grade of Islam Al-
musyawarah Lembang. We divided them into two group , 20 student in experiment
class using Ludo media game in drill and 20 student in control class without using
Ludo game media. Based on analysis, because the t- score was higher than t-tabel, so
hypotesis was accepted. This shows that there are significant speaking ability
differences after using a Ludo media game for learning in experiment class. Based on
the result of quistionaire, the application of Ludo game media also can be said play a
role in increasing self confiddence and improve the ability to speak Japanese.
Key Word : Use Of; Ludo Game; Speaking; Media
Analisis Novelty:

Kania Apriani
Jurnal PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN LUDO UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERBICARA BAHAS JEPANG
Universitas Pendidikan Indonesia : 2017

Jurnal ini menggunakan true eksperimen dengan Pre Test dan Post Test Control
Group Design.
Tahapan awal yang dilakukan adalah memilih kelas kontrol secara random yang
memiliki kemampuan awal sama dengan menggunakan pretest untuk melihat
homogenitas dari kedua kelas tersebut, kemudian selanjutnya diberikan treatmen
kepada kelas eksperimen dengan menggunakan media permainan Ludo dalam upaya
meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Treatmen dilakukan 3 kali pertemuan.
Setelah treatmen seledai, tahapan akhir yang diberikan berupa tes yaitu post tes
kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat ada tidaknya pebedaan hasil
pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan media permainan Ludo
dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan oermainan Ludo dalam upaya unutk
meningkatkan kemampuan berbicara Bahasa Jepang.

Anda mungkin juga menyukai