Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah norma atau moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah laku atau kumpulan asas atau niral moral/kode
etik. Standar keilmiahan sebuah ciptaan dalam bentuknya sebagai karya tulis
tentang ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi mensyaratkan pemenuhan
metodologi dan integritas moral pencipta karya. Pedoman etis dan hukum bagi
karya ilmiah tersebut mengharuskan pencipta karya memiliki kemampuan
intelektual yang memadai dan kesadaran moral yang baik agar dalam proses
penciptaan karya dapat bertindak secara bertanggungjawab.
Upaya hukum dan etik dalam Undang‐Undang Republik Indonesia (UU RI)
No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta menjamin dengan peraturan perundang‐
undangan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
(Permendiknas) No. 10 Tahun Pencegahan dan Penangulangan Plagiasi di
Perguruan Tinggi (PT) digunakan sebagai acuan untuk memberi sanksi moral dan
hukum.
penelitian adalah bentuk partisipasi dan peran serta. Dengan demikian
peneliti dianggap lebih menghargai dan menghormati martabat subjek
penelitiannya jika menyebutnya sebagai partisipan penelitian.Partisipan penelitian
adalah mereka yang bersedia ikut serta secara sukarela dalam proses penelitian,
tanpa paksaan dan bersifat membantu peneliti dalam memberikan data yang
dibutuhkan. Penelitian terhadap manusia sebagai partisipan penelitian
membutuhkan ketaatan dalam mengaplikasikan prinsip ‐ prinsip dasar etika
penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika penelitian kesehatan?
2. Apa yang dimaksud dengan PSP (Persetujuan Setelah Penjelasan)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui etika penelitian kesehatan
2. Untuk mengetahui PSP (Persetujuan Setelah Penjelasan)

1
BAB II
ISI

A. Etika Penelitian
Etika adalah norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah laku atau kumpulan asas atau nilai moral/kode
etik. Semua penelitian kesehatan harus memenuhi asas/nilai moral kode etik. Nilai
etik penelitian berdasarkan atas asas: a) menghargai martabat manusia (respect for
persons), b) manfaat/berbuat baik (benefi- cence) dan tidak merugikan (non
maleficence), dan c)keadilan (justice).
Menghargai martabat manusia berarti menghargai otonomi/penentuan nasib
sendiri, melindungi orang yang otonominya terganggu, meminta persetujuan
setelah penjelasan dari calon responden/sampel/subyek penelitian. Manfaat
artinya kegiatan penelitian dapat memaksimalkan manfaat dari penelitian,
meminimalkan risiko/kerugian, do – no harm (tidak menyakiti), menjaga
kesejahteraan/keselamatan, kepentingan individu (subyek penelitian) tidak boleh
dikalahkan oleh kepentingan masyarakat. Sedangkan keadilan artinya pembagian
beban dan manfaat secara merata, keikutsertaan kelompok yang akan dapat
manfaat dan ketersediaan obat/intervensi setelah penelitian.
Prinsip etika riset atau penelitian memiliki empat dasar yaitu menghormati
harkat dan martabat manusia (respect for human dignity), menghormati privasi
dan kerahasiaan subyek riset (respect for privacy and confidentiality), keadilan
dan inklusivitas (respect for justice and inclusiveness) dan memperhitungkan
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits).

B. PSP (Persetujuan Setelah Penjelasan) atau Informed Consent

Salah satu pelaksanaan prinsip dasar etika penelitian adalah melalui


Persetujuan Sesudah Penjelasan (PSP) kepada calon subyek penelitian atau
responden atau sampel. PSP sangat diperlukan pada penelitian kesehatan, sebagai
perwujudan integritas peneliti yang menjunjung tinggi etika penelitian.
Setiap orang dapat berpartisipasi dalam penelitian hanya jika ia sudah
memberikan persetujuan secara bebas dan sukarela berdasarkan pemahamannya
atas semua penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Persetujuan tersebut diberikan

2
sebelum penelitian dimulai dan dapat disebut Persetujuan Setelah Penjelasan
(PSP).
PSP merupakan suatu proses komunikasi, pertukaran informasi, kontak awal
berlanjut selama penelitian, dan bukan sekedar tanda tangan di atas sehelai kertas.
Selama proses PSP peneliti tidak boleh memberi kesan (impression) seolah-olah
mengharuskan subyek untuk berbuat seperti yang dikehendaki dalam penelitian.
PSP harus memuat segala informasi penelitian yang dibutuhkan subyek untuk
mengambil keputusan. Persetujuan harus diberikan tanpa paksaan atau pengaruh
yang berlebihan.
Sebelum memberikan persetujuan, partisipan penelitian perlu mendapatkan
informasi tentang penelitian tersebut, terutama mengenai manfaat penelitian bagi
partisipan atau bagi masyarakat sekitarnya, kemungkinan risiko penelitian dan
usaha penanganan risiko, kerahasiaan, dan kebebasan untuk ikut atau berhenti
dalam program penelitian. Partisipan penelitian dapat meminta informasi lebih
lanjut tentang latar belakang, tujuan dan manfaat, pelaksanaan, prosedur, dan lama
penelitian.
Untuk mendapatkan pemahaman yang baik, seluruh informasi dan
pertanyaan hendaknya dirumuskan dalam bahasa yang sederhana, jelas dan mudah
dipahami oleh partisipan penelitian. Di samping itu harus ada kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan bagipartisipan. Dalam keadaan partisipan penelitian tidak
memiliki kemampuan memberikan PSP, persetujuan harus diperoleh dari orang,
yang menurut hukum yang berlaku berhak untuk mewakilinya.
Secara umum dokumen PSP terdiri dari naskah penjelasan dan form
persetujuan. Naskah PSP harus mudah dibaca, ringkas dan jelas, memuat
informasi yang mudah dimengerti. Subyek harus diberi cukup kesempatan
mempertimbangkan keputusan apakah ikut atau tidak dalam suatu penelitian
kesehatan. PSP terdiri dari : a) Judul dan nama peneliti, b) tujuan, c) manfaat
penelitian (potential benefits), d) kompensasi dan sampel, e) prosedur dan risiko
penelitian, f) keuntungan, g) partisipasi sukarela, dan h) jaminan kerahasiaan dan
kemudahan kontak.
Tujuan dari dibuatnya Persetujuan Setelah Penjelasan adalah untuk
menjamin bahwa riset akan dilaksanakan secara etis, bertujuan untuk melindungi

3
hak subyek penelitian, bersifat rahasia, dan proses komunikasi dan edukasi
antara peneliti –subyek.
Beberapa contoh bentuk format persetujuan sesudah penjelasan (PSP) atau
Informed Consent

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika penelitian merupakan pedoman perilaku peneliti dalam melakukan


aktivitas menulis proposal, pelaksanaan, pelaporan dan publikasi hasil riset. Ettika
riset bertujuan untuk mendidik dan memantau para ilmuan atau peneliti dalam
melakukan kegiatan penelitian menggunakan standar etika yang tinggi. Salah satu
pelaksanaan prinsip dasar etika penelitian melalui Persetujuan Setelah Penjelasan
(PSP) kepada calon subyek penelitian atau responden atau sampel. PSP sangat
diperlukan pada penelitian kesehatan, sebagai perwujudan integritas peneliti yang
menjunjung tinggi etika penelitian.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan
bahwa penelitian yang melibatkan manusia sebagai partisipan penelitian
membutuhkan ketaatan dalam mengaplikasikan prinsip ‐ prinsip dasar etika
penelitian.

5
Daftar pustaka
1. Buku panduan penulisan SKRIPSI Polkesyo tahun 2018
2. https://www.atmajaya.ac.id/filecontent/lppm-pedoman-etika-3april2017-
rev-akhir-2019.pdf
3. https://www.ke.litbang.kemkes.go.id
4. https://research.fkg.ui.ac.id/index.php/panduan-pembuatan-lembar-
informasi-informed-consentpersetujuan-setelah-penjelasan.
5. Kurniawan,Wawan dan Aat Agustini.2021.Metodologi Penelitian
Kesehatan Dan Keperawatan.Cirebon:Rumah Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai