Anda di halaman 1dari 3

 ETIKA dalam Penelitian

Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang disesuaikan
dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti.

Ada 3 (tiga) aspek etika utama, yakni:


1. Etika Prosedural:
Harus ada persetujuan dan izin tertulis dari komite etik utk melaksanakan penelitian dengan
subjek manusia. Persetujuan dan izin tertulis dari institusi yang berwenang. Persetujuan dari universitas
atau lembaga riset. Persetujuan untuk mengambil dari responden berasal dari pemerintah dan juga
lembaga adat. Persetujuan dari pemerintah yang mengeluarkan adalah Kesbanglinmas (provinsi,
kabupaten atau kota) serta pemerintah lokal seperti kecamatan, desa, dan banjar. Bagi peneliti asing,
izin berasal dari BIN dan juga dari LIPI. Melaksanakan isu-isu keamanan & wewenang.
2. Etika Pelaksanaan:
Etika isu yang muncul selama pelaksanaan riset, contohnya apa? Sering tidak dapat diprediksi.
Kejadian yang terkait dengan etika, contoh: saat responden tidak nyaman dengan jawabannya,
keputusan seberapa jauh dalam melakukan probing terutama terkait dengan pengalaman buruk dari
responden … [sedih, kecewa, menangis]. Di lain sisi, sebagai peneliti, kita memerlukan: kelengkapan
data diperlukan untuk analisis data yang baik serta pelaporan yang lengkap.
3. Etika Hubungan:
Terkait hubungan antara responden – peneliti. Siapakah responden? Apa peranannya?
Bagaimana kita memperlakukannya? Mempertahankan relasi selama (setelah) riset. Saling menghargai
nilai dan pandangan, kehormatan, keterkaitan antara peneliti dgn responden, berikut juga dengan
lingkungan (sosial & alam, alam gaib?)

 Isu Etika ada dalam setiap tahapan penelitian


Berikut beberapa penjelasan secara rinci tentang isu-isu etis yang perlu diantisipasi:
1. Pemilihan topik dan tujuan penelitian
isu yang perlu diantisipasi peneliti pada pemilihan topik dan tujuan peneliti menguraikan “apa”
dan “mengapa” perlu dilakukan penelitian pada topic dan tujuan penelitian yang akan diteliti.
Isu etis akan muncul ketika topic penelitian pada topic peneliti tidak ditujukan untuk menambah
pengetahuan ilmiah dan tidak memiliki tujuan yang diarahkan pada upaya peningkatan kondisi
kehidupan dan kesejahteraan manusia pada umumnya, sehingga topic-topik dan tujuan
penelitian kualitatif sering tidak sepenuhnya dimengerti oleh suatu komite etik penelitian,
karena masih sebagian kecil para komite etik memahami dengan benar karakteristik penelitian
kualitatif. Pemilihan topic penelitian sebaiknya diarahkan pada pengembangan ilmu
pengetahuan dan kesejahteraan individu dan untuk kesejahteraan populasi subjek penelitian
pada khususnya.
2. Rancangan atau Desain Penelitian
Antisipasi isu etik pada tahap ini diarahkan pada pemenuhan hak partisipan yang dilakukan
untuk memperoleh persetujuannya berpatisipasi pada penelitian yang dilakukan. Sebagai
contoh, partisipan perlu memperoleh kejelasan dan kebenaran pemberian informasi mengenai
penelitian dan menyatakan persetujuannya untuk berpatisipasi dalam penelitian yang dilakukan
setelah memperoleh penjelasan yang jelas dan benar pula dari peneliti. Peneliti perlu menjaga
kerahasiaan partisipan, mengantisipasi serta menimalkan sekecil mungkin berbagai konsekuensi
negative yang mungkin terjadi selama proses penelitian.
3. Proses Pengumpulan data
Pada tahapan ini, beberapa konsekuensi ketidaknyamanan psikologis karena proses wawancara
dapat terjadi pada partisipan dan selama berlangsungnya pengambilan data, anonimiti partispan
akan secara rinci dapat terungkap oleh peneliti. Isu etik dalam tahap ini sangat berkaitan dengan
metode pengumpulan data yang dipilih, apakah wawancara dan observasi partisipan sebagai
metode utama yang sering digunakan atau metode lainnya, terutama berkenaan dengan
pertanyaan yang bersifat menginvasif partisipan. Peneliti dalam hal ini bukan saja
mempertimbangkan yang berkaitan dengan pertanyaan, namun juga dengan perlakuan
terhadap alat bantunya seperti rekaman suara atau visual dan selanjutnya bagaimana dengan
cara publikasinya (Mack, Woodsong, MacQueen, Guest, & Namey, 2005).
4. Analisis dan Interpretasi
Isu etis pada tahap ini berkenaan dengan pertimbangan seperti apa dan bagaimana data yang
diperoleh untuk dapat dianalisis dan diinterpretasikan, terutama berkenaan dengan temuan
data yang tidak sejalan dengan tujuan penelitian.
5. Pelaporan dan Publikasi
Pada tahap pelaporan dan publikasi, hal yang kembali dipermasalahkanhasil-hasil wawancara,
terutama yang bersifat pribadi. Menurut standar etik yang ditulis dalam APA (2010) menyatakan
bahwa pelaporan dan publikasi hasil penelitian menekankan pada aspek kejujuran dalam
menuliskan pelaporan dan publikasi, yaitu dalam hal tidak memalsukan kepengarangan
(authorship), menuliskan pembuktian-pembuktian dan kesimpulan yang dihasilkan dengan
benar.

 Prinsip-Prinsip Etika Pada Pendekatan Kualitatif


a) Prinsip menghargai Harkat dan Martabat Partisipan, Penerapan prinsip ini dapat dilakukan
peneliti untuk memenuhi hak-hak partisipan dengan cara menjaga kerahasiaan identitas
partisipan (anonymity), kerahasiaan data (confidentiality), menghargai privacy dan dignity,
dan menghormati otonomi (respect for autonomy).
b) Prinsip Memerhatikan Kesejahteraan Partisipan, Penerapan prinsip ini dilakukan peneliti
dengan memenuhi hakhak partisipan dengan cara memerhatikan kemanfaatan (beneficience)
dan meminimalkan risiko (nonmaleficience) dari kegiatan penelitian yang dilakukan dengan
memerhatikan kebebasan dari bahaya (free from harm), eksploitasi (free from exploitation),
dan ketidaknyamanan (free from discomfort).
c) Prinsip Keadilan (Justice) untuk Semua Partisipan, Prinsip ini menyatakan bahwa setiap
partisipan penelitian memiliki hak untuk diperlakukan adil dan tidak dibeda-bedakan di
antara mereka selama kegiatan riset dilakukan. Setiap peneliti memberi perlakuan dan
penghargaan yang sama dalam hal apa pun selama kegiatan riset dilakukan tanpa
memandang suku, agama, etnis, dan kelas sosial.
d) Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent), Prinsip utama yang harus dijelaskan
dalam proses PSP yaitu setiap partisipan wajib memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya
mengenai tujuan, manfaat, metode, sumber pembiayaan; kemungkinan konflik kepentingan;
afiliasi riset dengan institusi lain; keuntungan dan potensi risiko akibat yang mungkin timbul
dari proses penelitian, serta upaya meminimalkannya termasuk hak untuk tidak
berpartisipasi dalam riset atau mengundurkan diri tanpa adanya tekanan dari pihak mana
pun kerahasiaan, anonimitas dan privasi partisipan, tawaran untuk menjawab pertanyaan
yang diangkat partisipan, informasi kepada siapa yang dapat dihubungi jika ada pertanyaan
atau adanya kerugian/masalah yang berkaitan dengan penelitian, penjelasan bahwa
partisipan bebas kapanpun menarik keikutsertaan atau berhenti sebagai partisipan,
penjelasan tentang apa yang dilakukan peneliti terhadap hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai