Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS MANDIRI

RISET KUALITATIF
Dosen Pengampu : Dr. Ns Heni Dwi Windarwati., M.Kep.Sp.Kep.J

“Aspek Etik dalam Riset Kualitatif”

Oleh:
AMILIA CANDRASARI
NIM: 226170101111011

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN KOMUNITAS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Aspek Etik dalam Riset Kualitatif
Dr. Ns Heni Dwi Windarwati., M.Kep.Sp.Kep.J

Isu Etik Pada Pendekatan Kualitatif

Masalah atau dilema etik dapat terjadi pada semua tahapan proses

penelitian yang dilakukan, mulai dari menetapkan pertanyaan penelitian,

mengumpulkan data, menganalisis sampai menuliskan laporan penelitian. Peneliti

perlu sensitif terhadap isu etis yang dapat terjadi sebelum dan selama proses

penelitian, terutama, pada penelitian kualitatif dapat terjadi kedekatan hubungan

sosial yang erat (over relationship) antara peneliti dengan partisipan selama

proses pengambilan data. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya masalah etik dari

hubungan sosial antara peneliti dan partisipan tersebut (Connolly & Reid, 20166).

Isu etis juga perlu dipertimbangkan ketika proses pengumpulan data.

Menurut Kvale (2021) terdapat berbagai pertanyaan yang perlu diberikan jawaban

dari para peneliti kualitatif untuk meminimalkan atau mengatasi berbagai risiko

atau ketidaknyamanan yang dapat terjadi pada partisipan mereka selama

mengikuti studi yang dilakukan peneliti. Untuk itu, peneliti perlu menjawab

berbagai pertanyaan sebagai berikut:

1. Konsekuensi Beneficience/Manfaat Penelitian

Bagaimana hasil penelitian ini bermanfaat atau memiliki kontribusi

memberikan manfaat kepada para partisipan? Siapa yang akan memperoleh

manfaat? Apakah langsung dapat bermanfaat untuk para partisipan secara individu

atau kelompok lain yang memiliki kondisi yang sama dengan partisipan yang

sedang diteliti? Dalam bentuk apa sajakah manfaat tersebut dapat diterima oleh

para individu atau kelompok tersebut?


2. Persetujuan Setelah Penjelasan/Informed Consent dari Partisipan

Bagaimana memperoleh persetujuan dari partisipan (lisan atau tertulis)

untuk berpartisipasi pada penelitian yang dilakukan? Bagaimana ketersediaan

kelengkapan informasi tentang penelitian yang dilakukan? Apakah perlu diberikan

informasi sebelum wawancara dilakukan atau informasi yang ditunda

penyampaiannya setelah wawancara dilakukan? Informed consent sering kali

menjadi masalah ketika partisipan tidak dapat memperoleh penjelasan yang

lengkap di awal penelitian karena sifat dari penelitian kualitatif yang tentatif dan

eksploratorif.

3. Kerahasiaan dan Anonimitas/Confidentiality Partisipan

Kerahasiaan partisipan dapat terancam karena deskripsi yang rinci selama

proses penelitian. Bagaimana peneliti melindungi kerahasiaan partisipan? Apa

saja konsekuensi yang mungkin dapat dialami partisipan selama penelitian?

Bagaimana identitas partisipan dapat dirahasiakan dan seberapa penting

penyamaran identitas partisipan tersebut perlu dirahasiakan? Siapa saja yang dapat

mengakses hasil wawancara? Bagaimanakah mengantipasi masalah-masalah yang

bersifat legal berkenaan dengan perlindungan identitas partispan?

4. Konsekuensi Bahaya/Risiko atau Ketidaknyamanan Partisipan

Posisi partisipan atau informan merupakan individu atau kelompok yang

rentan dapat membuat mereka berpikir bahwa keikutsertaan dalam penelitian

adalah suatu keharusan padahal mereka tidak menginginkannya. Contoh

wawancara: Apa saja konsekuensi bahaya atau risiko dan ketidaknyamanan yang

dapat dialami partisipan ketika menceritakan pengalaman pribadinya? Apa saja

konsekuensi risiko/ketidaknyamanan yang perlu diantisipasi yang akan terjadi


pada partisipan ketika hasil penelitian dipublikasi? Poerwandari (2019)

menjelaskan terdapat beberapa hal yang kemungkinan dialami partisipan saat

dilakukan pengambilan data dengan wawancara antara lain partisipan atau

informan dapat teringat lagi cerita yang ingin dilupakannya, berkonflik lagi

dengan anggota keluarga, kehilangan rasa aman, atau terungkap identitas

pribadinya.

5. Peran Peneliti

Peneliti kualitatif sebagai instrumen dalam penelitiannya memiliki banyak

peranan dalam mengantisipasi berbagai isu etik yang akan muncul dalam proyek

penelitiannya. Berikut pertanyaan yang perlu diajukan kepada peneliti: Bagaimana

peran peneliti dapat memengaruhi hasil penelitian yang dilakukan terutama

jaminan memperoleh kualitas ilmiah penelitian? Bagaimana peneliti bersikap bila

terdapat kemungkinan mendapatkan tekanan berlebih (over-identification) dari

pihak-pihak tertentu (mis: pihak pemberi dana/sponsor) yang mungkin dapat

memengaruhi hasil penelitiannya? Atau bagaimana peneliti menghadapi tekanan

akibat dari hubungan dekatnya dengan partisipan tanpa kehilangan perspektif

kritisnya terhadap produk pengetahuan yang telah dihasilkannya?

Prinsip-prinsip Etik Pada Pendekatan Kualitatif

Mauthner, Birch, Jessop, dan Miller (2015) menyatakan bahwa pemenuhan hak-

hak tersebut minimal memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Menghargai

harkat dan martabat para partisipan; 2). Memerhatikan kesejahteraan partisipan;

dan 3). Keadilan (justice) untuk semua partisipan. 4). Persetujuan Setelah

Penjelasan (Informed Consent).


Berbagai Isu Etik dalam Tahapan Penelitian Kualitatif

Berikut beberapa penjelasan secara rinci tentang isuisu etis yang perlu

diantisipasi (Kvale, 2021) yaitu:

1. Pemilihan Topik dan Tujuan Penelitian

Isu etis yang perlu diantisipasi peneliti pada pemilihan topik dan tujuan

penelitian berkenaan dengan perlunya peneliti menguraikan “apa” dan “mengapa”

perlu dilakukan penelitian pada topik dan tujuan penelitian yang akan diteliti.

Pemilihan topik penelitian sebaiknya diarahkan pada pengembangan ilmu

pengetahuan dan kesejahteraan individu dan untuk kesejahteraan populasi subjek

penelitian pada khususnya.

2. Rancangan atau Desain Penelitian

Antisipasi isu etik pada tahap ini diarahkan pada pemenuhan hak

partisipan yang dilakukan untuk memperoleh persetujuannya berpartisipasi pada

penelitian yang dilakukan. Peneliti perlu menjaga kerahasiaan partisipan,

mengantisipasi serta meminimalkan sekecil mungkin berbagai konsekuensi

negatif yang mungkin terjadi selama proses penelitian.

3. Proses Pengumpulan Data

Beberapa konsekuensi ketidaknyamanan psikologis karena proses

wawancara dapat terjadi pada partisipan dan selama berlangsungnya pengambilan

data, anonimiti partispan akan secara rinci dapat terungkap oleh peneliti. Sebagai

contoh, ketidaknyamanan psikologis dapat terjadi karena selama proses

wawancara dapat terungkapnya perasaan dan rahasia hidup partisipan, termasuk

peristiwa kehidupan pribadi atau rahasia pribadi partisipan yang dapat

memunculkan traumatik atau memalukan untuk diceritakan kepada orang lain.


Selain itu, selama wawancara berlangsung, dapat memunculkan stress atau

kelelahan psikis pada partisipan, terutama ketika dirinya memberikan ceritanya

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat invasive dari peneliti.

4. Analisis dan Interpretasi

Isu etis pada tahap ini berkenaan dengan pertimbangan seperti apa dan

bagaimana data yang diperoleh untuk dapat dianalisis dan diinterpretasikan,

terutama berkenaan dengan temuan data yang tidak sejalan dengan tujuan

penelitian. Bagaimana menuliskan dan menginterpretasikan pernyataanpernyataan

partisipan ketika tidak sejalan dengan tujuan penelitian menjadi salah satu isu etis

pada tahapan ini. Hal yang perlu dilakukan peneliti adalah melindungi privasi

partisipan dengan cara menjaminkerahasiaan identitas melalui penyamaran

identitas partisipan dan perlunya menginterpretasikan gabungan pernyataan-

pernyataan partisipannya.

5. Pelaporan dan Publikasi

Pada tahap ini adalah menghindari plagiarisme dengan cara mengetahui

tentang berbagai tipe penulisan sitasi yang benar berkenaan dengan hasil karya

orang lain. Hal lainnya, isu yang perlu diantisipasi masih berkaitan dengan

pelaporan hasil studi adalah penulisan pelaporan sebaiknya tidak mengungkap

data yang berpotensi menimbulkan bahaya atau ketidaknyamanan para partisipan.

Sumber:

Connolly, C. 2016. A place for everything’: Moral landscapes of ‘swiftlet


farming’ in GeorgeTown, Malaysia. Geoforum. 77: 182–191.
Kvale (2021) Campbell, NA., Reece JB, Nitchel LG. Metodologi Riset.
Jakarta (ID): Erlangga.
Yunus, Muhammad. 2017. Menciptakan Dunia Tanpa Kemiskinan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai