Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REVIEW

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUALITATIF

“Laporan Penelitian”

Disusun Oleh :

Angel Vibra Karamoy

2010862008

Dosen Pengampu :

Muhammad Thaufan, M.A

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
Laporan Penelitian

A. Keobjektifan Peneliti

Keobjektifan peneliti adalah sikap atau kualitas yang dimiliki oleh seorang peneliti dalam
menghadapi dan menginterpretasikan data serta fakta dengan tidak terpengaruh oleh emosi,
prasangka, atau preferensi pribadi. Dalam penelitian, keobjektifan berkaitan erat dengan etika
penelitian yang merupakan landasan penting dalam mengejar kebenaran ilmiah yang obyektif.
Keobjektifan juga memerlukan kemampuan untuk melihat berbagai sudut pandang,
mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan, dan menjaga keterbukaan terhadap hasil yang
mungkin bertentangan dengan harapan atau keyakinan pribadi.

B. Gaya Penulisan

Dalam penelitian kualitatif, gaya penulisan berperan penting dalam menyajikan temuan
penelitian secara jelas, koheren, dan memikat. Gaya penulisan membantu pembaca melalui
perjalanan penelitian dan memudahkan dalam memahami temuan, analisis, dan interpretasi yang
dihasilkan. Berikut beberapa penjelasan mengenai gaya penulisan dalam penelitian kualitatif.

1. Keklarifikan bahasa. Gaya penulisan yang baik mencakup penggunaan bahasa yang
jelas, tepat, dan mudah dimengerti. Hindari penggunaan istilah atau jargon yang khusus
kecuali jika diperlukan dan berikan definisi yang jelas jika istilah tersebut digunakan.
2. Struktur yang logis. Struktur yang logis dibutuhkan dalam penyajian temuan. Mulailah
dengan pengantar yang jelas dan ikuti dengan penguraian temuan secara sistematis.
Organisasi yang baik akan membantu pembaca mengikuti alur pikiran dan merasakan
kohesi dalam penulisan.
3. Konsistensi dalam pemilihan gaya penulisan. Penting untuk memilih satu gaya
penulisan yang konsisten dan mengikuti pedoman yang telah ditetapkan. Misalnya,
penggunaan tenses (waktu) yang konsisten dalam melaporkan temuan dan penjelasan
dapat membantu mempertahankan kejelasan dan konsistensi dalam laporan penelitian.
4. Penggunaan kutipan langsung. Kutipan langsung dari partisipan penelitian atau
sumber-sumber lain dapat memberikan kedalaman dan otoritas pada temuan penelitian.
Penting untuk memilih kutipan yang relevan dan menggambarkan variasi pandangan atau
pengalaman untuk memperkaya analisis.
5. Penghindaran bias peneliti. Gaya penulisan yang baik juga menghindari pengungkapan
bias peneliti. Penulis harus berusaha menjaga netralitas dan objektivitas dalam penyajian
temuan dan analisis, serta menghindari interpretasi yang dipengaruhi pandangan pribadi.
C. Pembaca

Laporan penelitian merupakan bagian akhir pada sebuah penelitian. Pembaca dalam metode
penelitian kualitatif merujuk kepada orang-orang yang akan membaca laporan penelitian
kualitatif yang dihasilkan. Mereka adalah target audiens yang ditujukan untuk memahami
temuan, analisis, dan interpretasi penelitian yang telah dilakukan. Pembaca dapat meliputi rekan
sejawat, dosen, praktisi, atau masyarakat umum yang tertarik pada topik penelitian tersebut.
Dalam metode penelitian kualitatif, pentingnya mempertimbangkan pembaca untuk menyajikan
hasil penelitian secara jelas, koheren, dan relevan bagi mereka yang akan menggunakannya.
Maka dari itu, peneliti harus memikirkan kebutuhan dan harapan pembaca dalam
mengkomunikasikan temuan penelitian mereka.

Sebagai contoh, ketika melakukan penelitian kualitatif tentang pengalaman ibu-ibu bekerja
penuh waktu dan mengasuh anak di rumah. Tujuan penelitiannya untuk memahami tantangan
yang dihadapi, strategi penyesuaian, dan dampak yang dirasakan oleh ibu-ibu tersebut. Dalam
laporan penelitian nantinya, peneliti ingin memastikan bahwa pembaca, seperti praktisi di bidang
kebijakan keluarga atau organisasi yang bekerja dengan ibu-ibu yang bekerja, dapat mengambil
manfaat dari temuan penelitian ini. Peneliti nantinya akan menyoroti pentingnya menyajikan
temuan secara jelas dan relevan bagi pembaca yang ingin mengimplementasikan kebijakan atau
program yang mendukung ibu-ibu yang menghadapi tantangan serupa. Peneliti dapat
menyebutkan bahwa laporan penelitian akan memberikan wawasan tentang strategi penyesuaian
yang berhasil, dukungan yang dibutuhkan, dan implikasi kebijakan yang dapat diambil.

D. Waktu

Wiratna Sujarweni (2014) mendefinisikan waktu penelitian sebagai tanggal, bulan, dan tahun
di mana kegiatan penelitian dilakukan. Waktu merupakan aspek yang penting dalam
merencanakan, mengumpulkan, dan menganalisis data. Waktu memiliki beberapa dimensi yang
perlu dipertimbangkan, termasuk durasi penelitian, urutan kejadian, konteks historis, dan
fleksibilitas dalam pengumpulan dan interpretasi data. Pada umumnya jangka waktu penelitian
kualitatif cukup lama. Karena tujuan penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan, bukan
sekadar pembuktian hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun demikian pula
kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam waktu yang pendek, bila telah ditemukan
sesuatu dan datanya sudah jenuh.

E. Kerahasiaan Sumber Informasi

Kerahasiaan sumber adalah salah satu prinsip utama yang merujuk pada kewajiban peneliti
untuk menjaga identitas dan informasi pribadi peserta penelitian serta sumber data lainnya agar
tetap rahasia dan terlindungi. Kerahasiaan sumber diperlukan untuk membangun kepercayaan
antara peneliti dan peserta penelitian, serta menjaga integritas penelitian secara keseluruhan.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti seringkali berinteraksi langsung dengan peserta


penelitian melalui wawancara, observasi partisipatif, atau diskusi kelompok. Peneliti
bertanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan identitas peserta penelitian dan memastikan
bahwa informasi yang diberikan oleh peserta tidak akan diketahui oleh orang lain tanpa izin
mereka. Selain itu, kerahasiaan sumber juga berlaku untuk sumber data lainnya yang digunakan
dalam penelitian kualitatif, seperti dokumen, catatan lapangan, atau transkrip wawancara.
Peneliti harus memastikan bahwa sumber-sumber ini tetap terlindungi dan tidak diakses oleh
pihak yang tidak berwenang.

Berikut adalah beberapa prinsip menjaga kerahasiaan sumber dalam penelitian kualitatif.

1. Konsistensi Kerahasiaan
a. Peneliti harus menjelaskan dengan jelas kepada informan bahwa semua informasi
yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya.
b. Informan harus memahami konsekuensi dari berbagi informasi pribadi mereka dan
bahwa data yang dikumpulkan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian.
2. Anonimitas
a. Peneliti harus berupaya untuk menjaga anonimitas informan dengan tidak
mengungkapkan identitas atau karakteristik yang dapat mengidentifikasi mereka.
Contohnya dalam penelitian tentang pengalaman perawatan kesehatan mental, nama-
nama partisipan diganti dengan kode, seperti “Responden A” atau “Partisipan 1”.
3. Keamanan Data
a. Data yang dikumpulkan harus disimpan dengan aman dan hanya diakses oleh peneliti
yang berwenang.
b. Penggunaan password atau enkripsi file elektronik adalah langkah-langkah penting
untuk melindungi data dari akses yang tidak sah.
4. Izin Publikasi
a. Jika peneliti berniat mempublikasikan temuan penelitian yang melibatkan informan
secara rinci, izin tertulis harus diperoleh terlebih dahulu. Contohnya seorang peneliti
harus meminta persetujuan tertulis dari informan sebelum mengutip atau
mengungkapkan pengalaman pribadi mereka dalam publikasi ilmiah.

Berikut contoh praktik kerahasiaan sumber dalam penelitian kualitatif.

1. Penggunaan kode alias. Peneliti memberikan kode alias pada informan untuk menjaga
anonimitas mereka. Contoh: Dalam penelitian tentang kehidupan migran, seorang peneliti
memberikan kode “M1,” “M2,” dan seterusnya pada setiap informan yang berpartisipasi.
2. Penghapusan identitas lokasi. Jika lokasi penelitian memiliki potensi mengidentifikasi
informan, detail yang dapat mengungkapkan identitas lokasi harus dihapus atau diubah.
Contoh: Dalam penelitian tentang kehidupan desa, nama desa yang sebenarnya dapat
diganti dengan “Desa X.”
3. Pengaburan ciri fisik atau karakteristik unik. Peneliti harus berhati-hati untuk tidak
mengungkapkan ciri fisik atau karakteristik unik yang dapat mengidentifikasi informan.
Contoh: Dalam penelitian tentang kelompok remaja, jika salah satu informan memiliki
ciri fisik khas, seperti tato yang mudah dikenali, ini tidak boleh diungkapkan secara rinci.
4. Penghapusan data identifikasi dalam transkrip. Dalam transkripsi wawancara, peneliti
harus menghapus atau mengganti data identifikasi, seperti nama, nomor telepon, atau
alamat email. Contoh: “Responden A: Saya bekerja di [nama perusahaan]” bisa berubah
menjadi “Responden A: Saya bekerja di sebuah perusahaan teknologi.”

F. Jumlah Halaman

Dalam metode penelitian kualitatif, tidak ada aturan baku tentang jumlah halaman yang harus
ada dalam laporan penelitian. Penelitian kualitatif berfokus pada pemahaman mendalam tentang
pengalaman, perspektif, dan konteks peserta penelitian. Oleh karena itu, laporan penelitian
kualitatif cenderung lebih terperinci dan memerlukan lebih banyak ruang untuk menganalisis
data, menjelaskan temuan, dan menggambarkan kerangka teoritis yang digunakan.

Beberapa sumber memberikan pedoman umum tentang jumlah halaman yang dapat
digunakan sebagai referensi dalam penelitian kualitatif. Salah satunya buku “Qualitative
Research: A Guide to Design and Implementation” oleh Sharan B. Merriam merekomendasikan
bahwa laporan penelitian kualitatif dapat berkisar antara 30 hingga 300 halaman, tergantung
pada kompleksitas dan tujuan penelitian. Namun, perlu diingat bahwa pedoman ini bersifat
umum, dan penting untuk mengikuti pedoman yang diberikan oleh lembaga atau jurnal tempat
penelitian akan diterbitkan. Selain itu, fokus utama haruslah pada memberikan analisis dan
pemahaman yang mendalam, daripada sekadar memenuhi jumlah halaman yang ditentukan.

Sumber :

Putri, Vanesi Alda, Dwita Kurnia Fitri, & Ralvy Reizo Adhyaksa. (2023). Laporan Penelitian.
Universitas Andalas, Padang. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai