Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi fenomenologi . Secara teori rangcangan penelitian adalah
suatu proses strategi penelitian dalam mengidentifikasi suatu permasalahan
sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan rancangan penelitian ini
digunakan untuk mengidentifikasi struktur dimana penelitian itu dilaksanakan
(Nursalam, 2003)..
Penelitian

ini

hanya

menggunakan

langkah

awal

dalam

penelitian

fenomenologi yaitu fenomenolgi deskriptif dengan melakukan eksplorasi


langsung, menganalisis dan mendeskripsikan fenomena dukungan keluarga
pada pasien jantung koroner di ruang ICU. Proses penelitian fenomenologi
deskriptif terdiri dari tiga tahap, yaitu intuiting, analyzing dan describing
(Speziale, H.J.S & Carpenter, D.R.,2003).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah RSU dr Dradjat Prawiranegara
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan awal desember 2014 sampai
dengan januari 2015.
C. Responden Penelitian
1. Karakteristik Partisipan
Pemilihan partisipan penelitian berdasarkan kriteria dan diseleksi melalui
proses rekruitmen. dimana peneliti sengaja memilih partisipan karena
dianggap mempunyai karekteristik tertentu, yang dapat memperkaya data
penelitian (Poerwandari, 2007) Kriteria partisipan yang ditetapkan peneliti

16

STIKes Faletehan

17

adalah dengan karakteristik sebagai berikut : pasien jantung koroner yang


pernah dirawat diruang ICU dan belum lebih dari 1 tahun post rawat ICU.
2. Jumlah Partisipan
desain kualitatif memiliki sifat yang luwes Menurut Patton (dalam
Poerwandari, 2007),. Oleh sebab itu, tidak ada aturan yang pasti dalam
jumlah sampel yang harus diambil untuk penelitian kualitatif. Jumlah
sampel sangat tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan dapat
dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia. Dalam penelitian
ini, peneliti akan menggunakan 7 partisipan .

D. Teknik Pengumpulan Data


Sebelum wawancara dilakukan peneliti menemui partisipan. Pertemuan
pertama bertujuan untuk membina hubungan saling percaya (bagi partisipan
yang

belum

penandatanganan

mengenal

peneliti),

lembar

persetujuan

melakukan
berpartisipasi

informed
dalam

consent,
penelitian,

pengisian data demografi dan menyepakati waktu wawancara yang akan


dilaksanakan.
Pada saat wawancara, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam
(indepth interview) dengan jenis pertanyaan

terstruktur untuk menggali

pengalaman partisipan. Peneliti selalu mengajukan pertanyaan terbuka diawal


wawancara. jika partisipan kesulitan memberikan jawaban, maka peneliti
memberikan pertanyaan dalam bentuk lain (misalnya memberikan pertanyaan
yang jawabannya jelas) untuk memfasilitasi partisipan menjawab pertanyaan.
Apabila jawaban partisipan belum jelas, peneliti memvalidasi jawaban
partisipan dengan teknik pertanyaan klarifikasi.
wawancara dilakukan dengan posisi berhadapan antara peneliti dan partisipan.
Dengan posisi ini diharapkan peneliti tidak mengalami hambatan saat
membuat catatan lapangan yang berisi respon non verbal partisipan. Jarak
antara partisipan dan peneliti sekitar satu meter. Kegiatan wawancara pada
satu partisipan diakhiri pada saat semua informasi yang dibutuhkan sesuai
tujuan penelitian telah diperoleh.

STIKes Faletehan

18

E. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan
menggunakan alat bantu, pedoman wawancara dan field note (catatan
lapangan). Sebagai alat, kemampuan peneliti melakukan wawancara sengatlah
penting, karena kemampuan wawancara yang baik akan menhasilkan data
yang kaya (Irawan, 2006).
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data primer yaitu berupa
pedoman wawancara dalam bentuk pertanyaan terbuka yang diberikan kepada
partisipan yang menggambarkan tentang dukungan keluarga yang mereka
alami ketika dirawat di ruang ICU
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu
pada setiap partisipan untuk menciptakan hubungan saling percaya antara
peneliti dan partisipan, sehingga memudahkan peneliti saat melakukan
penelitian dalam mendapatkan informasi dari setiap partisipan.

F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Menetapkan kriteria inklusi responden yang layak diteliti, melakukan
rekruitmen, memperkenalkan diri dan membina hubungan saling
percaya.
b. Memberikan informed consent untuk mendapatkan persetujuan tertulis
dari parttisipan dengan membubuhkan tanda tangan diatas lembar yang
telah disediakan.
c. Menyusun pedoman

wawancara,

peneliti

menyusun

pedoman

wawancara yang didasari oleh kerangka teori yang ada, guna


menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian yang dilakukan.
d. Menentukan jadwal wawancara, yaitu dengan melakukan kontrak
waktu, tempat dan topik wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki
tahap pelaksanaan penelitian.

STIKes Faletehan

19

a. Mengkorfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara.


Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkorfirmasi ulang waktu
dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan
partisipan.
b. Melakukan wawancara sesuai dengan pedoman wawancara.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, hal
ini bertujuan agar peneliti tidak kehabisan pertanyaan.
c. Memindahkan catatan hasil wawancara kedalam bentuk transkip
verbatim.
Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil
wawancara dan observasi kedalam verbatim tertulis. Pada tahap ini,
peneliti melakukan coding, yaitu membubuhkan kode-kode pada
materi

yang

diperoleh.

Coding

dimasukan

untuk

dapat

mengorganisasikan dan mensistematisasikan data secara lengkap dan


mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topic
yang dipelajari (Poerwandari, 2001).
d. Melakukan analisis data.
Bentuk transkip yang telah selesai, kemudian dibuat salinannya dan
diserahkan kepada pembimbing. Pembimbing mendapatkan verbatim
untuk mendapatkan gambaran yang jelas.
e. Menarik kesimpulan dan penyajian data.
Setelah anlisis data selesai dilakukan, peneliti menarik kesimpulan
untuk menjawab permasalahan. Dalam penelitian kualitatif ini
penyajian data disajikan dalam bentuk narasi, yaitu berupa deskripsi
tentang proses dukungan keluarga pada pasien di ICU.
3. Kredibilitas Penelitian
Kredibilitas merupakan istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif
untuk menggantikan konsep validitas (Poerwandari, 2007). Deskripsi
mendalam yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek
yang terkait (dalam bahasa kualitatif: variable) dan merupakan interaksi
sebagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif.
Menurut Poerwandari (2007), kredibilitas penelitian kualitatif juga terletak
pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan
mendeskripsikan setting, proses, kelompok social, atau pola interaksi yang
kompleks.

STIKes Faletehan

20

Adapun upaya peneliti dalam menjaga kredibilitas dan objektifitas


penelitian ini, yaitu dengan:
a. Melakukan pemilihan sampel yang sesuai dengan karakteristik
penelitian, dalam hal ini pasien jantung koroner yang pernah dirawat
diruang ICU.
b. Membuat pedoman wawancara berdasarkan pemenuhan dukungan
keluarga
c. Menggunakan pertanyaan terbuka dan wawancara mendalam untuk
mendapatkan data yang akurat.
d. Memperpanjang keikutsertaan peneliti dalam pengumpulan data
dilapangan. Hal ini memungkinkan peneliti mendapat informasi yang
lebih banyak tentang subjek penelitian.
e. Melibatkan teman sejawat, dosen pembimbing dan dosen yang ahli
dalam bidang kualitatif untuk berdiskusi, memberikan masukan dan
kritik mulai awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil
penelitian. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan kemampuan
peneliti pada kompleksitas fenomena yang diteliti.
G. Analisa Data
Content analysis adalah analisa penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media
massa. Analisi ini biasanya digunakan pada penelitian kualitatif. Pelopor
analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol
coding, yaitu mencetak lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi
interprestasi.
Analisis isi memiliki prosedur yang spesifik, yang agak berbeda dengan
metode penelitian yang lain. Beberapa prosedur analisis isi yang biasa
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah: analisis isi dimulai dengan rumusan masalah
penelitian yang spesifik.
2. Pemilihan sumber data: peneliti harus menentukan sumber data yang
relevan dengan masalah penelitian. Suatu observasi yang mendalam
terhadap perpustakaan dan berbagai media seringkali akan membantu
penentuan sumber data yang relevan. Penentuan periode waktu dan jumlah

STIKes Faletehan

21

media yang diteliti (sampel), bila jumlahnya berlebihan, juga penting


untuk ditentukan pada tahap ini.
3. Definisi operasional: definisi operasional ini berkaitan dengan unit
analisis. Penentuan unit analisis dilakukan berdasarkan topic atau masalah
riset yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Penyusunan kode dan mengecek reliabilitas: kode dilakukan untuk
mengenali ciri-ciri utama kategori. Idealnya, dua atau lebih coder
sebaiknya meneliti secara terpisah dan reliabilitas topic dicek dengan cara
membandingkan satu demi satu kategori.
5. Analisis data dan penyusunan laporan: data yang diperoleh dengan analisis
isi dapat dianalisis dengan teknik statistic yang baku. Penulisan laporan
dapat menggunakan format akademis yang cenderung baku dan
menggunakan prosedur yang ketat.
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008), mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai
tuntas.
H. Keabsahan data
Kebenaran data pada penelitian kualitatif sangat penting. Peneliti melakukan
konfirmasi terhadap informasi yang telah ditemukan dengan cara: credibility,
dependability, confirmiability, dan transferability.
Credibility bertujuan untuk menilai kebenaran dari suatu temuan pada
penelitian

kualitatif.

Kredibilitas

ditunjukkan

ketika

partisipan

mengungkapkan bahwa tema penelitian memang benar-benar pengalamannya


(Speziale & Carpenter, 2003). Hal ini dilakukan oleh peneliti diakhir
penelitian ketika peneliti memberikan tema-tema yang telah diperoleh untuk
dibaca ulang oleh partisipan dan partisipan mengatakan tema tersebut sesuai
maka dianggap peneliti telah menjaga kredibilitas penelitian. Dependability
adalah kestabilan data dari waktu ke waktu. Salah satu tehnik untuk mencapai
dependability adalah inquiry audit, yang melibatkan suatu penelaahan data
dan dokumen-dokumen yang mendukung secara menyeluruh dan detail oleh
seorang penelaah eksternal (Polit & Hungler, 1999).

STIKes Faletehan

22

I.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan terkait dengan penentuan atau
pencarian partisipan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah karena
penelitian tidak dapat mengungkap tentang kebutuhan keluarga dari pasien
perempuan, seluruh partisipan pada penelitian ini adalah pasien laki-laki. Hal
ini dikarenakan hampir seluruh pasien PJK yang dirawat ICU adalah laki-laki
sedangkan pasien PJK perempuan memiliki lokasi tempat tinggal yang sulit di
jangkau oleh peneliti.

STIKes Faletehan

Anda mungkin juga menyukai