Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENELITIAN DESKRIPTIF

1. Pengertian Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang memperlihatkan


karakteristik populasi atau fenomena yang tengah diteliti. Hingga akhirnya
metode penelitian ini utamanya fokus pada menjelaskan objek penelitian dan
menjawab peristiwa atau fenomena apa yang terjadi. Metode ini berbeda dengan
metode lain yang cenderung lebih fokus pada pembahasan.

Kenapa suatu peristiwa atau fenomena tersebut terjadi, peristiwa dan fenomena
yang dimaksudkan disini adalah objek penelitian. Sementara hasil penelitiannya
tentu saja akan menggambarkan objek penelitian dengan detail, beberapa ahli
memberikan definisi atau pengertian dari metode penelitian yang menjadi salah
satu metode penelitian.

 Etna Widodo Muchtar

Penelitian ini merupakan metode riset yang digunakan untuk memperjelas gejala
sosial melalui berbagai variabel penelitian yang saling berkaitan antara satu
dengan lainnya. Penelitian yang dilakukan secara deskriptif pihak peneliti tidak
perlu menyusun hipotesis. Karena penelitian yang dilakukan untuk proses
pengujian dan penulisan hasilnya didapat langsung dari lapangan.

 Hidayat

Menjelaskan bahwa metode penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang lebih
luas dalam penggunaan data-data, artinya lebih condong pada analisa yang
panjang dari awal hingga akhir. Peneliti berhak melakukan penelitian dengan
metode deskriptif yang kemudian dituntut untuk memiliki komitmen yang kuat.

 Punaji

Merupakan metode riset yang bertujuan menjelaskan secara spesifik terkait


peristiwa sosial dan alam. Penjelasan secara spesifik membuat hasil penelitian
menjadi lebih kompleks, metode deskriptif menjadi lebih variatif karena bisa
berupa angka dan juga bisa dalam kata-kata.

 Sukmadinata
Metode penelitian deskriptif merupakan karakteristik penelitian yang
mengungkap lebih spesifik mengenai berbagai fenomena sosial dan alam yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat. Spesifik dalam definisinya, dimaksudkan
untuk menyebutkan pada aspek hubungan, dampak dan penyelesaian dari kegiatan
penelitian.

 Sugiyono

Merupakan metode penelitian dalam menggambarkan suatu hasil penelitian,


bahwa penggambaran ini tidak digunakan untuk menyusun kesimpulan penelitian
secara umum. Penelitian diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, analisis dan
juga penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif dalam
memecahkan persoalan.

2. Tujuan Penelitian Deskriptif

 Mendeskripsikan

Tujuan pertama metode penelitian deskriptif untuk mendeskripsikan, penelitian


pada tahap awal yakni mendeskripsikan temuan-temuan penelitian berdasarkan
data-data yang dianalisis dan kemudian dilakukan penelitian secara mendetail.

 Menjelaskan

Menjelaskan dalam hal ini adalah memberi penjelasan terkait hasil deskripsi
penelitian yang sudah ditemukan berdasarkan data-data tersebut. Data yang secara
detail dimiliki oleh peneliti harus dijabarkan agar pembaca jelas membaca dan
memahaminya.

 Memvalidasi

Melakukan validasi yang dilakukan pada tahap terakhir, deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan semua temuan. Validasi kebenaran dan
keakuratan hasil temuan sangat diperlukan agar hasil penelitian tidak dianggap
suatu kebohongan.

3. Kriteria Penelitian Deskriptif

 Masalah yang Dirumuskan Layak

Mengenai masalah penelitian yang menjadi topik dalam penelitian, apakah topik
ini wajib diangkat untuk diteliti. Sehingga peneliti dalam memakai metode
penelitian ini tidak dapat asal ketika memilih atau merumuskan suatu masalah
penelitian. Selain rumusan masalah, juga harus memuat nilai ilmiah.
 Tujuan Tak Boleh Terlalu Luas

Dalam penelitian dengan menggunakan metode deskriptif tak boleh terlalu luas,
perlu dipersempit dan sangat spesifik, sehingga isi laporan penelitian lebih fokus.
Karena penelitian dengan metode deskriptif menggambarkan dan menjelaskan
objek penelitian secara detail, sehingga tujuannya akan terlalu banyak dan
kemungkinan pembahasannya terlalu luas dna tidak terfokus.

 Data Adalah Fakta

Penelitian deskriptif memiliki kriteria bahwa data yang digunakan merupakan


fakta, meskipun menggambarkan objek penelitian tentu tidak bisa hanya
didasarkan dari apa yang disampaikan. Seperti referensi baik itu foto dan video
maupun referensi lain yang digunakan, peneliti juga harus terjun langsung di
lapangan.

 Pembanding Harus Punya Validasi

Penelitian dengan metode deskriptif memiliki standar yang digunakan sebagai


pembanding, standar pembanding ini penting memiliki validasi. Sehingga jelas
dan tentu tidak mengandung unsur opini melainkan fakta. 

 Tempat dan Waktu Penelitian Jelas

Metode penelitian deskriptif wajib mencantumkan tempat dan waktu penelitian


dengan jelas, sehingga terdapat kewajiban untuk mencantumkan keterangan
waktu. Tak hanya lokasi atau tempat penelitian, sama seperti dengan penelitian
yang dilakukan dengan metode lain.

 Hasil Dijelaskan Secara Detail

Peneliti memakai deskriptif sebagai hasil penelitian atau laporan hasil penelitian
yang perlu dijelaskan secara detail. Objek penelitian lalu dijelaskan dan
digambarkan selengkap dan sejelas mungkin, sehingga pembaca hasil penelitian
juga memiliki gambaran terhadap objek penelitian.

4. Ciri Penelitian Deskriptif

Variabel utama dalam penelitian dijelaskan secara detail, sehingga peneliti yang
menggunakan metode ini perlu mendeskripsikan  terkait umur, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pekerjaan, status dan variabel utama lain dengan detail.

 Adanya Hubungan Sebab Akibat


Memiliki hubungan sebab akibat yang kemudian oleh peneliti disajikan secara
detail melalui penelitian yang sudah dilakukan. Setelah melewati berbagai proses
penelitian dan hasilnya disajikan kepada para pembaca.

 Hasil Penelitian Disajikan Sesuai Data

Penelitian deskriptif menyajikan hasil penelitian dengan data yang sesuai fakta,
data tersebut murni didapatkan langsung dari lapangan. Oleh para peneliti
kemudian dikembangkan yang kemudian digambarkan dengan jelas dan detail.

 Data Terkumpul dari Periode Tertentu

Pengamatan dalam metode ini memerlukan waktu tertentu, karena data dari
metode penelitian ini penting untuk dikumpulkan di periode tertentu. Fenomena
yang diambil terkadang lebih mudah diamati pada periode waktu tertentu dan
untuk memastikan hasil penelitian akurat.

 Wilayah Penelitian Fleksibel

Wilayah mana yang ditentukan sebagai lokasi penelitian sifatnya fleksibel,


kondisi ini membuat peneliti mampu membatasi lokasi penelitian hanya pada satu
tempat. Selain itu penelitian bahkan bisa dilakukan hingga dalam satu negara.

5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Deskriptif

 Kelebihan

Jenis metode penelitian deskriptif bisa digunakan untuk menganalisis topik dan
isu yang jarang, susah dan menyimpang dalam masyarakat.

Metode deskriptif dapat digunakan untuk melakukan pengamatan dalam kondisi


sosial yang alami dan apa adanya.

Jenis penelitian ini tidak memakan banyak waktu seperti penelitian lain, misalnya
seperti penelitian kuantitatif.

Riset ini memiliki potensi dalam menggabungkan antara penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif secara bersamaan.

 Kekurangan

Metode penelitian deskriptif tidak bisa menghasilkan temuan yang signifikan


melalui statistik yang ditemukan.

Metode penelitian ini riskan dengan opini subjektif, sehingga hasilnya bisa
menjadi bias atau tidak jelas.
Jenis penelitian deskriptif tidak dapat digunakan untuk menjelaskan penyebab di
balik fenomena yang tengah terjadi dan diteliti.

Penelitian ini memiliki sifat kontekstual dan observasional, sehingga sulit dalam
melakukan verifikasi.

6. Langkah-langkah dalam Penelitian Deskriptif

 Melakukan identifikasi permasalahan yang spesifik dan signifikan dalam


mencari solusi menggunakan metode penelitian deskriptif.
 Langkah kedua dalam penelitian ini adalah melakukan perumusan dan
membatasi permasalahan secara spesifik.
 Melakukan studi pustaka dengan menggunakan sumber-sumber
berdasarkan permasalahan yang diteliti.
 Menentukan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian sesuai dengan
tujuan penelitian merupakan langkah keempat dalam penelitian ini.
 Langkah selanjutnya adalah untuk menentukan metode yang akan
digunakan dalam penelitian, selanjutnya mengumpulkan, mengorganisasi
dengan teknik statistika.
 Langkah yang terakhir dalam menerapkan metode deskriptif adalah
membuat laporan penelitian berdasarkan sistematika.

7. Metode-metode dalam Penelitian Deskriptif

 Metode Studi Kasus

Penelitian yang berfokus pada suatu objek untuk mempelajari kasus tertentu yang
berkaitan, tujuannya dapat memberi gambaran atau deskripsi secara rinci
mengenai sifat, karakter, latar belakang dari suatu kasus. Subjek penelitian bisa
berupa individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.

 Deskriptif Kesinambungan

Merupakan metode yang dilakukan secara kontinyu dengan menggunakan riset


sebelumnya dalam mendapatkan pengetahuan dengan menyeluruh mengenai suatu
peristiwa atau fenomena. Metode penelitian ini lebih sering ditemukan pada
pengkajian masalah-masalah sosial.

 Penelitian Survei

Metode dengan mengumpulkan informasi melalui kuesioner, jajak pendapat


hingga survei. Untuk survei bisa dikatakan baik ketika peneliti memilih
pertanyaan yang bagus, sehingga hasil yang didapat mencakup seluruh informasi
terkait suatu permasalahan.
 Penelitian Kepustakaan

Disebut juga tinjauan pustaka, merupakan penelitian yang membahas mengenai


suatu permasalahan kemudian mengaitkan dengan tulisan yang berkaitan dengan
permasalahan yang sedang terjadi tersebut.

 Penelitian Komparatif

Penelitian dengan perbandingan suatu hal dengan hal yang lainnya, sering
diterapkan pada penelitian kuantitatif. Yakni korelasi dan eksperimen, tujuan dari
penelitian ini adalah menganalisis faktor penyebab  terjadinya suatu peristiwa.

8. Jenis-jenis Metode dalam Penelitian Deskriptif

 Deskriptif Kuantitatif

Suatu riset kuantitatif yang bentuk deskripsinya menggunakan angka, penelitian


ini berkaitan dengan penjabaran melalui angka-angka statistik.

 Penelitian Deskriptif Kualitatif

Riset kualitatif yang deskripsinya memakai fakta dan fenomena yang didapatkan
melalui data-data secara apa adanya.

 Penelitian Verifikatif

Metode deskriptif yang tujuannya untuk menjelaskan suatu masalah secara aktual,
sistematik dan akurat dengan temuan fakta-fakta di lapangan.

 Deskriptif Korelasional

Riset yang memiliki tujuan dalam mengumpulkan informasi mengenai status


hubungan dari variabel-variabel yang sedang diuji.

 Deskriptif Analitik

Metode yang fungsinya mendapatkan data-data secara mendalam, di mana data-


data tersebut mengandung makna dan bisa memengaruhi substansi penelitian
secara signifikan.

9. Contoh Penelitian Deskriptif

 Studi Kualitatif Deskriptif Perilaku Konsumen Rilisan Fisik Vinyl di


Yogyakarta. Dilakukan oleh Sulistiyono dari Universitas Negeri
Yogyakarta di tahun 2015. Riset ini termasuk dalam deskriptif kualitatif,
sebab menjelaskan hasil riset sebuah fenomena yang terjadi di dalam
masyarakat.
 Studi Deskriptif Kualitatif Kuantitatif: Prokrastinasi pada Mahasiswa
Fakultas Psikologi Universita Sanata Dharma. Dilakukan oleh Sofia
Rosaria Lega Jaya dari Universitas Sanata Dharma di tahun 2016,
penelitian ini termasuk deskriptif kuantitatif karena menjelaskan hasil riset
menggunakan angka-angka statistik.

B. STUDI KASUS

1. Pengertian Penelitian Studi Kasus Menurut Para Ahli 

Sebagai salah satu metode penelitian yang cukup sering digunakan, maka tidak
tertutup kemungkinan kamu juga akan menjadikannya sebagai pilihan. Sehingga
sangat tepat jika mempelajarinya, supaya bisa memahami apa itu studi kasus dan
tidak mengalami kesulitan pada saat mempraktekannya di lapangan. 

Berbicara mengenai definisi dari penelitian studi kasus maka akan


membicarakan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Beberapa
diantaranya adalah: 

1. Yin 

Pendapat pertama disampaikan oleh Yin (1996) yang menjelaskan bahwa studi
kasus merupakan proses pencarian pengetahuan yang empiris guna menyelidiki
dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan nyata. 

Metode studi kasus menurut Yin juga baru bisa diterapkan ketika batas antara
fenomena dengan konteks kehidupan nyata cenderung samar. Sehingga tidak
terlihat begitu jelas, yang tentu memunculkan suatu topik penelitian yang harus
ditemukan jawaban atau solusinya. 

2. Pollit dan Hungler 

Pendapat berikutnya datang dari Pollit dan Hungler (1990), keduanya menjelaskan
bahwa studi kasus adalah metode penelitian yang fokusnya terletak pada
penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa seseorang
berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri. 

Keduanya juga berpendapat bahwa fokus tersebut sangat penting untuk metode
studi kasus karena memang dibutuhkan analisis yang intensif. Fokus utamanya
adalah alasan mengapa seseorang ingin mencapai suatu tujuan, bukan hasil atau
pencapaian tujuan orang tersebut. 
3. Susilo Rahardjo dan Gudnanto 

Menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011), penelitian studi kasus adalah
metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan
dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Langkah tersebut dilakukan
untuk memahami karakter individu yang diteliti secara mendalam. 

Selain mempelajari karakter individu, juga membantu menentukan solusi atas


permasalahan yang dihadapi individu tersebut. Harapannya adalah ketika masalah
yang dihadapi bisa terselesaikan. Maka individu tadi akan memiliki karakter dan
cara berpikir yang lebih baik. 

4. Bimo Walgito 

Menurut Bimo Walgito (2010), metode studi kasus adalah metode yang bertujuan
untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai
individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian. 

Bimo juga menambahkan bahwa untuk melaksanakan penelitian studi kasus


diperlukan informasi sebanyak mungkin dan integrasi data. Integrasi data ini bisa
diperoleh dari metode penelitian lain untuk bisa memberikan informasi yang lebih
detail dan mendalam. 

B. SURVEI

1. Definisi Penelitian Survei

Penelitian Survei didefinisikan sebagai proses melakukan penelitian dengan


menggunakan survei yang peneliti kirimkan kepada responden survei. Data yang
dikumpulkan dari survei kemudian dianalisis secara statistik untuk menarik
kesimpulan penelitian yang berarti.

Di abad ke-21, setiap organisasi ingin memahami apa yang pelanggan


pikirkan tentang produk atau layanan mereka dan membuat keputusan bisnis yang
lebih baik. Peneliti dapat melakukan penelitian dengan berbagai cara, tetapi survei
terbukti menjadi salah satu metode penelitian yang paling efektif dan dapat
dipercaya. Survei online adalah metode untuk mengekstrak informasi tentang
masalah bisnis yang signifikan dari individu atau sekelompok individu. Ini terdiri
dari pertanyaan survei terstruktur yang memotivasi peserta untuk merespon,

Penelitian survei yang dapat dikreditkan dapat memberi bisnis ini akses ke
bank informasi yang luas. Organisasi di media, perusahaan lain, dan bahkan
pemerintah mengandalkan penelitian survei untuk mendapatkan data yang akurat.
Definisi tradisional penelitian survei adalah metode kuantitatif untuk
mengumpulkan informasi dari sekelompok responden dengan mengajukan
beberapa pertanyaan survei. Jenis penelitian ini meliputi rekrutmen individu,
pengumpulan, dan analisis data. Ini berguna bagi peneliti yang bertujuan untuk
mengkomunikasikan fitur atau tren baru kepada responden mereka.

Secara umum, ini adalah langkah utama untuk memperoleh informasi cepat
tentang topik arus utama dan melakukan metode penelitian kuantitatif yang lebih
ketat dan terperinci seperti survei/jajak pendapat atau metode penelitian kualitatif
seperti kelompok fokus/wawancara panggilan dapat mengikuti. Ada banyak
situasi di mana peneliti dapat melakukan penelitian dengan menggunakan
perpaduan antara strategi kualitatif dan kuantitatif.

2. Metode Penelitian Survei

Metode penelitian survei dapat diturunkan berdasarkan dua faktor penting: Alat
penelitian survei dan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Ada tiga metode penelitian survei utama, dibagi berdasarkan media melakukan
penelitian survei:

 Online/ Email: Penelitian survei online adalah salah satu metode


penelitian survei yang paling populer saat ini. Biaya yang terlibat dalam
penelitian survei online sangat minim, dan tanggapan yang dikumpulkan
sangat akurat.
 Telepon: Penelitian survei yang dilakukan melalui telepon (CATI) dapat
berguna dalam mengumpulkan data dari bagian populasi sasaran yang
lebih luas. Ada kemungkinan uang yang diinvestasikan dalam survei
telepon akan lebih tinggi daripada media lain, dan waktu yang dibutuhkan
akan lebih tinggi.
 Tatap muka: Peneliti melakukan wawancara mendalam tatap muka dalam
situasi di mana ada masalah yang rumit untuk dipecahkan. Tingkat respons
untuk metode ini adalah yang tertinggi, tetapi bisa mahal.

Selanjutnya, berdasarkan waktu yang dibutuhkan, penelitian survei dapat


diklasifikasikan menjadi dua metode:

 Penelitian survei longitudinal: Penelitian survei longitudinal melibatkan


pelaksanaan penelitian survei selama kontinum waktu dan tersebar selama
bertahun-tahun dan dekade. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan
metode penelitian survei ini dari satu periode ke periode lainnya bersifat
kualitatif atau kuantitatif. Perilaku responden, preferensi, sikap terus
diamati dari waktu ke waktu untuk menganalisis alasan perubahan
perilaku atau preferensi. Misalnya, seorang peneliti bermaksud untuk
mempelajari tentang kebiasaan makan remaja. Dalam hal ini, dia akan
mengikuti sampel remaja selama periode yang cukup lama untuk
memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan dapat diandalkan.
Seringkali, penelitian survei cross-sectional mengikuti studi longitudinal.
 Penelitian survei cross-sectional: Peneliti melakukan survei cross-
sectional untuk mengumpulkan wawasan dari audiens target pada interval
waktu tertentu. Metode penelitian survei ini diterapkan di berbagai sektor
seperti ritel, pendidikan, kesehatan, bisnis UKM, dll. Penelitian survei
cross-sectional dapat bersifat deskriptif atau analitik. Ini cepat dan
membantu peneliti mengumpulkan informasi dalam waktu singkat.
Peneliti mengandalkan metode penelitian survei cross-sectional dalam
situasi di mana analisis deskriptif suatu subjek diperlukan.

Penelitian survei juga dibagi menurut metode pengambilan sampel yang


digunakan untuk membentuk sampel penelitian: Pengambilan sampel probabilitas
dan Non-probabilitas. Setiap individu dari suatu populasi harus dianggap sama
untuk menjadi bagian dari sampel penelitian survei. Sampling probabilitas adalah
metode pengambilan sampel di mana peneliti memilih elemen berdasarkan teori
probabilitas. Ada berbagai metode penelitian probabilitas seperti sampling acak
sederhana, sampling sistematis, cluster sampling, stratified random sampling, dll.
Non-probability sampling adalah metode pengambilan sampel di mana peneliti
menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk membentuk sampel.
Berbagai teknik non-probability sampling adalah convenience sampling, snowball
sampling, consecutive sampling, judgemental sampling, dan quota sampling.

Proses pelaksanaan metode penelitian survei:

 Putuskan pertanyaan survei: Lakukan curah pendapat dan kumpulkan


pertanyaan survei valid yang sesuai secara tata bahasa dan logika.
Memahami tujuan dan hasil yang diharapkan dari survei sangat membantu.
Ada banyak survei di mana rincian tanggapan tidak sepenting memperoleh
wawasan tentang apa yang disukai pelanggan dari opsi yang disediakan.
Dalam situasi seperti itu, seorang peneliti dapat memasukkan pertanyaan
pilihan ganda atau pertanyaan tertutup. Sedangkan jika peneliti perlu
memperoleh rincian tentang isu-isu tertentu, mereka dapat terdiri dari
pertanyaan terbuka untuk kuesioner. Idealnya, survei harus mencakup
keseimbangan cerdas antara pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.
Gunakan pertanyaan survei seperti Skala Likert, Skala Semantik,
pertanyaan Skor Net Promoter, dll.
 Selesaikan audiens target: Kirim survei yang relevan sesuai audiens
target dan saring pertanyaan yang tidak relevan sesuai kebutuhan.
Penelitian survei akan berperan dalam hal populasi sasaran memutuskan
sampel. Dengan cara ini, hasilnya bisa sesuai dengan pasar yang
diinginkan dan digeneralisasikan ke seluruh populasi
 Kirim survei melalui media yang ditentukan: Bagikan survei ke
audiens target dan dengan sabar menunggu umpan balik dan komentar –
ini adalah langkah paling penting dari penelitian survei. Survei perlu
dijadwalkan, dengan mengingat sifat audiens target dan wilayahnya.
Survei dapat dilakukan melalui email, disematkan di situs web, dibagikan
melalui media sosial, dll untuk mendapatkan tanggapan yang maksimal.
 Analisis hasil survei: Analisis umpan balik secara real-time dan
identifikasi pola dalam tanggapan yang mungkin mengarah pada terobosan
yang sangat dibutuhkan untuk organisasi Anda. GAP, TURF, Analisis
konjoin, Tabulasi silang, dan banyak metode analisis umpan balik survei
semacam itu dapat digunakan untuk melihat dan menjelaskan perilaku
responden. Peneliti dapat menggunakan hasilnya untuk menerapkan
tindakan korektif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan/karyawan.

C. SURVEI PENGEMBANGAN

1. Pengertian Penelitian Pengembangan Menurut Para Ahli 

Ada banyak pendapat dari para ahli saat mengartikan penelitian pengembangan
atau R&D. bahkan jika semua ahli disebutkan, dalam satu pembahasan artikel
tidak akan cukup. Maka dari itu, dari sekian banyak pendapat. Berikut beberapa
pendapat yang sekiranya bisa mewakili dalam mengartikan penelitian
pengembangan. 

1. Sugiyono 

Penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2009) adalah aktivitas riset dasar


yang bertujuan mendapatkan informasi untuk dikembangkan. Dari hasil
pengembangan, nantinya bisa untuk mengkaji keefektifan topik atau tema yang
akan diteliti. Sugiono menyebutkan bahwa R&D diperuntukan untuk studi
literatur untuk menghasilkan rancangan yang hendak dibuat.  

2. Mulyatiningsih 

Menurut Mulyatiningsih (2012) R&D tidak sekedar sebagai riset sederhana, tetapi
juga memiliki tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui proses
pengembangan. 

3. Puslitjaknov-Balitbang Depdiknas 

Berbeda pendapat dengan pendapat Puslitjaknov-balitbang Depdiknas (2008)


metode ini memiliki beberapa komponen yang meliputi model pengembangan
prosedur pengembangan dan uji coba produk. 

4. Anik Ghufron 

Berbeda dengan pendapat Anik Ghufron yang mendefinisikan sebagai model


untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan yang lebih berkualitas. 
5. Borg & Gall 

Menurut Borg dan Gall Penelitian pengemangan diartikan dalam konteks


pendidikan diartikan sebagai proses untuk memvalidasi dan mengembangkan
produk di ranah pendidikan.  Adapun fungsinya, yaitu menemukan pengetahuan
baru sekaligus menjadi problem solving atas permasalahan yang ada. 

6. Sukmadinata 

Berbeda dengan pendapat Sukmadinata (2009) yang mengartikan bahwa jenis


riset ini adalah metode penelitian yang berfokus pada bagaimana cara
mengevaluasi atau memperbaiki sebuah praktik. 

7. Richey and Klein 

Pengertian dari perspektif Richey and Klein (2007) adalah proses mengartikan
bentuk fisik yang berhubungan dengan desain belajar sistematik, evaluasi,
pengembangan, spesifikasi desain atau mengkreasikan produk pembelajaran
ataupun non pembelajaran. Tidak lain bertujuan untuk meningkatkan
pengembangan dan menghasilkan produk yang lebih baik. 

Itulah beberapa pengertian penelitian menurut para ahli. Dari pendapat di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian ini adalah model penelitian
berorientasi pada perluasan produk berdasarkan hasil riset dan penelitian ilmiah. 

Macam-Macam Penelitian Pengembangan

Ketika kita berbicara tentang macam-macam penelitian pengembangan, menurut


Akker (1999) ada dua macam, yaitu penelitian formatif dan studi rekonstruksi. 

1. Penelitian Formatif

Penelitian formatif adalah proses penelitian yang berupaya untuk


mengembangkan secara lebih rinci dan mendetail terhadap apa yang hendak
diteliti. Penelitian formatif juga termasuk dalam bentuk evaluasi belajar sekaligus
memaksimalkan mutu berdasarkan prinsip-prinsip rancangan penelitian yang
hendak diangkat. 

2. Studi Rekonstruksi 

Sementara yang dimaksud dengan studi rekonstruksi adalah upaya untuk


menganalisa penelitian yang diangkat.  Bisa berbentuk proses pengembangan
ataupun intervensi pengembangan. 

Anda mungkin juga menyukai