D. Tahapan/Langkah-langkah Metode
Dalam pelaksanaan kajian atau penelitian studi kasus, maka tidak akan
lepas dengan poses yang secara teratur dan berkelanjutan. Beberapa tahapan yang
harus dilalui oleh peneliti diantaranya:
1. Pemilihan Tema atau Topik Penelitian Tema atau topic dalam penelitian
menjadi hal sangat penting dalam kajian studi kasus. Hal ini disebabkan tema
adalah “body of knowledge” begitu penting pemilihan tema maka alangkah
baiknya peneliti haruslah melihat latar belakang akademisi yang menji bagian
dari keilmuanya. Sebagai contok seorang mahasiswa jurusan pendidikan
Bahasa Inggris, maka wajiblah dalam menentukan tema penelitian yang
berkaitan dengan kasusu-kasus yang sering muncul di bidang pendidikan
Bahasa Inggris, sehingga hasil kajian peneliatnya akan mendalam dan
komprehensif karena sesua dengan bidang keilmuanya.
2. Kajian Teori Penelitian Pada tahapan kedua ini, peneliti harus mau dan siap
untuk membaca dan juga menelaah kajian teori-teori, yang ada pada buku
bacaan, jurnal, majalah ilmiah, surat kabar dan juga laporan penelitian
terdahulu. Menurut Yin (1994: 9) pembacaan literatur sangat penting untuk
memperluas wawasan peneliti di bidang yang akan diteliti dan mempertajam
rumusan masalah yang akan diajukan. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si
(2017:14) memberi penjelas bahwa dalam upaya pengumpulan bahan bacaan
peneliti perlu mempertimbangkan dua aspek penting, yakni relevansi
(relevance) bahan bacaan/literatur tersebut dengan topik bahasan (kasus) yang
diangkat dan kemutakhiran (novelty). Semakin muktahir kajian bacaan yang
dibaca maka semakin baik dan relevan sesuai dengan perkembangan yang di
hadapi oleh peneliti. Sering di temukan kutipan bacaan yang kurang tepat dan
relevan karenatidak sesuai dengan kajian pembahasan pada bidangnya.
3. Perumusan Masalah Pada proses perumusan masalah, peneliti di tuntut untuk
lebih teliti hal apa yang akan di jadikan pokok masalah pada penelitian,
menurut Dr. Suwartono (2014: 24) perumusan suatu permasalahan perlu
dilakukan untuk memperjelas masalah yang dihadapi. Untuk menghindari
kurang mendalamnya hasil penelitian. Maka seorang peneliti bisa
mengfokuskan pada titik yang menjadi pusat perhatian.
4. Pengumpulan Data Menurut Dr. Suwartono, M. Hum (2014:41) pengumpulan
data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data,
menghimpun, mengambil atau menjaring data penelitian. Pada proses
pengumpulan data studi kasus, peneliti dapat menggunakan beberapa teknik
diantarantanya adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Pada tahapan
ini peneliti mempunyai peranan yang sangat penting hal itu dikarenakan
penelitilah yang bisa menyimpulkan kapan waktu untuk memulai dan
mengakhiri penelitian dan juga mampu mengukur data yang dibutuhkan
sudah cukup.
5. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data menjadi bagian terpenting
pada penelitian, setelah proses mencarian informasi dilakukan dan dianggap
cukup tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Pada proses ini , peneliti
harus mengecek setiap data, menyusun data, melakukan pengkodingan pada
data, mengklasifikasi data, dan mengoreksi jawaban atas hasil wawancara
yang dianggap masih kurang jelas. Setelah data terkumpul baik melalui, hasil
wawancara dan observasi, dukumentasi dalam bentuk gambar atau photo.
Data akan di olah oleh peneliti. Menurut Dr. Suwartono, M. Hum (2014:79)
istilah “olah” atau “proses” data inilah penulis sering mengunakan untuk
mengganti kata “Analisis” yang lebih terkesan rumit. Pada proses analisis
data. Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:20) Pada
hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk memberikan makna
atau memaknai data dengan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya menjadi bagian-bagian
berdasarkan pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu temuan
terhadap rumusan masalah yang diajukan. Untuk dapat menyimpulkan hasil
temuan pastilah tidak semudah yang kita pikirkan karena peneliti akan
dituntut harus melalui tahapan-tahapan proses dan ini memerlukan
ketelitian, kecerdasan tersendiri. Tidak hanya kecerdasan dan ketelitian yang
menjamin akan hasil nya tepat wawasan retorika, pengalaman peneliti dan
bimbingan dosen akan sangat berpengaruh terhadap informasi hasil temuan
pada penelitian.
6. Simpulan dan Laporan Hasil Penelitian Pada akhir proses penelitian, peneliti
akan mengkroscek ,mengulang dan meringkas hasil temuan yang sudah di
lakukan kemudian membuat hasil kesimpulan temuan . Laporan pertanggung
jawaban merupakan bentuk laporan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
hasil penemuan secara ilmiah. Menurut Yunus (2010: 417) ada beberapa versi
mengenai laporan penelitian, tetapi secara umum terdapat 3 syarat agar
laporan penelitian dapat dikategorikan sebagai karya ilmiah, yaitu:
1. Objektif,
2. Sistematik
3. Mengikuti metode ilmiah.
Berdasarkan standar diatas, maka hasil karya ilmiah tidaklah semudah yang
kita bayangkan dan tidak asal. Pertama, Objektif , ini bermaksud hasil
pemerolehan data yang didapatkan dalam penelitian adalah benar-benar data
hasil dari subjek peneliti, bukan dari sudut pandang peneliti. Kedua,
sistematik dalam artian pada proses penelitian ada tahapan-tahapanya, mulai
dari awal sampai akhir kesimpulan dan laporan masih berkaitan. Ketiga,
mengikuti methode ilmiah, maksudnya pada proses penelitian kegiatan yang
dilakukan haruslah terstandar dengan alur dan tahapan yang sudah disepakati
oleh para ilmuwan .
Sedangkan mengikuti metode ilmiah yang dimaksudkan ialah kegiatan
penelitian mengikuti langkah-langkah memperoleh pengetahuan ilmiah sesuai
yang telah disepakati oleh para ilmuwan. Memang juga terdapat beberapa versi
tentang langkah memperoleh pengetahuan ilmiah. Untuk penelitian Studi Kasus,
langkah-langkah berikut dapat digunakan sebagai pedoman, yakni:
1. penentuan fokus kajian (focus of study), yang mencakup kegiatan memilih
masalah yang memenuhi syarat kelayakan dan kebermaknaan,
2. pengembangan kepekaan teoretik dengan menelaah bahan pustaka yang
relevan dan hasil kajian sebelumnya,
3. penentuan kasus atau bahan telaah, yang meliputi kegiatan memilih dari mana
dan dari siapa data diperoleh,
4. pengembangan protokol pemerolehan dan pengolahan data, yang mencakup
kegiatan menetapkan piranti, langkah dan teknik pemerolehan dan
pengolahan data yang digunakan,
5. pelaksanaan kegiatan pemerolehan data, yang terdiri atas kegiatan
mengumpulkan data lapangan atau melakukan pembacaan naskah yang dikaji,
6. pengolahan data perolehan, yang meliputi kegiatan penyandian (coding),
pengkategorian (categorizing), pembandingan (comparing), dan pembahasan
(discussing),
7. negosiasi hasil kajian dengan subjek kajian, dan
8. perumusan simpulan kajian, yang meliputi kegiatan penafsiran dan penyatu-
paduan (interpreting and integrating) temuan ke dalam bangunan pengetahuan
sebelumnya, serta saran bagi kajian berikutnya.
Karena sifat dasar bahan yang dikaji serta tujuan yang ingin dicapai, bisa
saja langkah-langkah tersebut diubah menurut dinamika lapangan. Rumpun
kajian, misalnya, mungkin mengalami penajaman dan perumusan ulang setelah
peneliti melakukan penjajakan lapangan. Tentu saja, penajaman ulang perlu
dilakukan berdasarkan ketersediaan data, serta dimaksudkan untuk meningkatkan
kebermaknaan kajian.
Referensi:
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer.
Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
http://makalah-arsipku.blogspot.com/2010/12/metode-penelitian-studi-
kasus.html, diakses 11 Juni 2020.
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin.Metodologi Penelitian. (Bandung :
Mandar Maju,2011) hal 47
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin.Metodologi Penelitian. (Bandung :
Mandar Maju,2011) hal 112
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin.Metodologi Penelitian. (Bandung :
Mandar Maju,2011) hal 116