Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Fina Maulidina, S.Ptk

Progam Pascasarjana Konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Email: fina.madina@gmail.com
Pendahuluan
Bermacam-macam penelitian kita temukan tidak hanya di kalangan mahasiswa tetapi terjadi
juga di kalangan masyarakat dengan berbagai profesi yang digelutinya. Melakukan kegiatan
penelitian pasti digunakan untuk mengungkapkan penjelasan terkait sebuah akar masalah dari
beragamnya konflik yang terjadi.
Sebuah penelitian pasti berhubungan dengan prosedur, teknik, dan alat yang digunakan
dalam memperoleh data. Prosedur, metode/ teknik, dan alat yang digunakandalam penelitian juga
harus sesuai dengan metode penelitian yang diterapkan. Dalam penelitian dibidang apapun
umumnya langkah-langkah yang digunakan pasti mempunyai kesamaan, walaupun dalam
beberapa hal pasti terjadi modifikasi oleh si peneliti sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi. Dan secara garis besar langkah-langkah penelitian terdapat tiga bagian yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan laporan. Studi kasus termasuk dalam bagian perencanaan penelitian
yang diawali dengan kegiatan memilih masalah secara operasional dan membuat batasan untuk
menentukan ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Setelah memilih masalah baru kemudian
melakukan studi kasus.
Studi kasus biasanya ditemukan atau dijadikan sub-judul oleh para mahasiswa yang akan
membuat thesis dan disertasi. Terdapat juga penelitian yang menggunakan pendekatan Studi
Multi-Kasus, jika kasusnya lebih dari satu. Sayangnya, tidak sedikit mahasiswa yang tahu apa itu
studi kasus, Apa yang membedakan studi kasus dengan studi-studi lainnya?, bagaimana langkah-
langkah atau prosedur memperoleh data dalam penelitian studi kasus? Dan bagiamana analisis data
dari penelitian studi kasus?. Maka makalah ini akan mengupas tuntas apa itu studi kasus dan segala
yang terkait dengan studi kasus.
Pembahasan
A. Definisi Studi Kasus
Secara sederhana, studi kasus bukanlah sebuah pilihan metodologis, tetapi lebih sebagai
pilihan objek yang diteliti. Beberapa peneliti lebih senang menggunakan istilah studi kasus karena
model penelitiannya lebih fokus pada pertanyaan tentang apa yang dapat dipelajari dari kasus
tunggal. Menurut Robert. K.Yin dalam Evi Martha1, sudi kasus merupakan sebuah strategi yang
lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan ‘how’ atau ‘why’, bila
penelitian hanya memiliki sedikit peluang untuk mengendalikan peristiwa-peristiwa yang akan
diselidiki dan bilamana focus penelitiannya terletak pada fenomena masa kini dalam konteks
kehidupan nyata.
Studi kasus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai berbagai peristiwa
komunikasi kontemporer yang nyata dalam konteksnya. Penelitian studi kasus memungkinkan
peneliti mengumpulkan informasi yang rinci dan kaya, termasuk dimensi-dimensi sebuah kasus
tertentu atau beberapa kasus kecil tetapi dalam rentang yang luas2. Penelitian Studi Kasus juga
merupakan penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada
kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai bentuk data kualitatif.
Studi kasus lebih merupakan pilihan objek yang diteliti. Maka peneliti dengan sengaja
memilih objek tertentu untuk diteliti, sedangkan pilihan metodologis mengikuti setelah sebuah
objek penelitian telah ditetapkan. Jadi, objek lebih penting daripada metodologi, dan tampaknya
memang studi kasus masih bersifat terbatas karena basisnya masih kasus tunggal. Pertanyaan yang
diungkap studi kasus leih terfokus pada “bagaimana”. Berarti studi kasus lebih cocok untuk
penelitian yang mempersoalkan proses, prosedur, cara dan mekanisme, segala sesuatu yang
fungsional daripada mempersoalkan substansi atau hakikat. Pertanyaan “mengapa” merupakan
upaya menggali motif, latar belakang, hal-hal yang terkait dengan alasan yang bersifat eksploratif.
Studi kasus juga berkutat pada kejadian yang sekarang dan kontekstual. Artinya, tidak berupaya
untuk menggali masa lalu atau prediksi ke masa depan, dan tidak melakukan kontrol atau
perlakuan, tetapi dalam kenyataan yang memahami fenomena dalam konteks alamiah.

1
Evi Martha dan Sudarti Kresno. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan. Jakarta : Grafindo
Persada. ( 2016) hal 29.
2
Tohirin. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta : RajaGrafindo
Persada (2012)
B. Karakteristik Studi Kasus
Menurut Yin, VanWynsberghe dan Khan, Creswell dalam bukunya Sugeng Pujileksono3,
karakteristik Studi Kasus dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus
Keunikan penelitian studi kasus terletak pada cara pandang terhadap obyek penelitiannya
sebagai ‘kasus’. Menurut Stake, penelitian studi kasus bukanlah suatu pilihan metode
penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau target penelitian.
Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harus memahami bagaimana
menempatkan obyek atau target sebagai kasus di dalam penelitiannya.
2. Memandang kasus sebagai fenomena bersifat kontemporer
Bersifat kontemporer, maksudnya adalah kasus yang akan diteliti tersebut sedang atau
telah selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat
penelitian dilaksanakan. Dengan kata lain, kasus yang diteliti dapat menunjukkan
perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi. Penelitian studi kasus dibatasi dan hanya
difokuskan pada hal-hal yang berada dalam batasan berupa waktu maupun ruang/tempat
yang terkait dengan kasus tersebut (bounded system/sistem yang dibatasi).
3. Dilakukan pada kondisi kehidupan yang nyata
Penelitian studi kasus menggunakan salah satu karakteristik pendekatan penelitian
kualitatif, yaitu meneliti obyek pada kondisi yang terkait dengan kontekstualnya.
Penelitian studi kasus berupaya meneliti kehidupan nyata yang dipandang sebagai kasus.
Kehidupan nyata merupakan suatu kondisi kehidupan yang terdapat pada lingkungan
hidup manusia baik sebagai individu maupun anggota kelompok yang sebenarnya.
4. Menggunakan berbagai sumber data
Penelitian studi kasus memang seharunya menggunakan berbagai sumber data, baik
primer maupun sekunder yang diperoleh melalui interview, observasi, dokumentasi, dan
diskusi kelompok terpusat/ Focus Group Discussion (FGD). Penggunaan berbagai
sumber data dimaksudkan untuk mendapatkan data lebih terperinci dan komprehensif
menyangkut obyek yang diteliti. Keragaman sumber data juga dimaksudkan untuk

3
Sugeng Pujileksono. Metode Penelitian Komunikasi : Kualitatif. Malang : Intrans Publishing. (2015) hal 48-
50
mencapai validitas dan relibilitas penelitian serta untuk meyakinkan kebenaran dan
kakuratan data yang diperolehnya.
5. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Penggunaan teori dalam penelitian studi kasus dimaksudkan sebagai acuan penelitian.
Teori digunakan untuk menentukan arah, konteks dan posisi hasil penelitian. Kajian teori
dapat dilakukan di bagian depan, tengah dan belakang proses penelitian. Pada bagian
depan, teori digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam menjalankan
suatu kegiatan penelitian. Secara khusus, teori dapat dipergunakan untuk membangun
hipotesis, seperti halnya dilakukan pada paradigm deduktif ataupositivistik. Pada bagian
tengah, teori digunakan untuk menentukan posisi temuan penelitian terhadap teori yang
ada dan telah berkembang. Sedangkan pada bagian belakang, teori digunakan untuk
menentukan posisi hasil keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada dan sudah
berkembang.
Sedangkan karakteristik studi kasus menurut Evi Martha dan Sudarti Kresno4 antara lain :
1. Eksplorasi mendalam dan menyempit
2. Berfokus pada peristiwa atau kejadian nyata dalam konteks kehidupan sesungguhnya
3. Dibatasi oleh ruang dan waktu
4. Kilasan atau penelitian longitudinal (berjangka panjang) tentang peristiwa yang sudah
maupun yang sedang terjadi dari berbagai sumber informasi dan sudut pandang
5. Disajikan secara mendetail dan deskrptif
6. Pendangan menyeluruh, meneliti hubungan dan keterpautan
7. Fokus pada realitas yang diterima apa adanya maupun relitas yang penting dan tidak
biasa
8. Bermanfaat untuk membangun sekaligus menguji teori
Hasil penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus individu,
kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari studi dapat
mencakup segmen tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok,
dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus, ataupun meliputi
keseluruhan fenomena atau kejadian. Studi kasus lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup

4
Evi Martha dan Sudarti Kresno. Metodologi Penelitian… hal 29
banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survai, di mana peneliti cenderung
mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi dengan unit sample yang relative besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa. Kota besar, sekelompok manusia drop out,
tahanan-tahanan, pimpinan, dan sebagainya. Jika studi kasus ditunjukkan untuk meneliti
kelompok, maka perlu dipisahkan secara homogen. Studi kasus mempunyai banyak kelemahan
dan keunggulan5. Studi kasus mempunyai kelemahan yaitu anggota sample yang terlalu kecil,
sehingga sulit dibuat inferensi kepada populasi. Disamping itu, studi kasus sangat dipengaruhi oleh
pandangan subjektf dalam pemilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat saja terlalu
dibesar-besarkan. Kurangnya objektivitas, dapat disebabkan karena kasus cocok dengan konsep
yang sebelumnya ataupun dalam penempatan serta pengikut sertaan data dalam konteks yang
bermakna menjurus pada interpretasi subjektif. Sedangkan keunggulan studi kasus yaitu sebagai
suatu studi untuk mengukur studi-studi yang lain di kemudian hari. Studi kasus dapat memberikan
hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi kasus dapat digunakan
sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan statistik dalam menganalisis
data serta cara-cara perumusan generalisasi dalam kesimpulan.

Daftar Pustaka

Abied Aula. “Makalah Metode Penelitian Studi Kasus (Case Study)”.


https://www.academia.edu/34954968/makalah_metode_penelitian_studi_kasus_Case_
Study. Di unduh tanggal 9 Mei 2019

Evi Martha dan Sudarti Kresno. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan.
Jakarta : Grafindo Persada. ( 2016)

Sugeng Pujileksono. Metode Penelitian Komunikasi : Kualitatif. Malang : Intrans Publishing.


(2015)

Tohirin. Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta :
RajaGrafindo Persada (2012)

5
Abied Aula. “Makalah Metode Penelitian Studi Kasus (Case Study)”. https://www.academia.edu/34954968/
makalah_metode_penelitian_studi_kasus_Case_Study. Di unduh tanggal 9 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai