BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau memecahkan
permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, dan menempuh
langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apa pun pada umumnya langkah-langkah
itu mempunyai kesamaan, walaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaannya yang
dimodifikasi oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian dapat dipilah menjadi
tiga fase, yaitu fase perencanaan, pelaksanaan, dan laporan. Adapun studi kasus termasuk ke
dalam fase perencanaan penelitian yang diawali dengan kegiatan memilih masalah secara
operasional dan membuat pembatasan-pembatasan, yaitu untuk menentukan ruang lingkup
masalah yang diteliti. Setelah memilih masalah penelitian, baru dilakukan studi kasus.
Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Terdapat
kecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidiki sesuai dengan pergi ke lapangan guna
mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang. Pada waktu hendak mengolah datanya
barulah dirasakan adanya kekurangan-kekurangan dalam penelitian itu secara keseluruhan,
sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri, maupun bagi pihak
yang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu, tidak dapat disangsikan lagi
bahwa studi kasus ini sangat penting artinya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian studi kasus?
2. Apa tujuan studi kasus ?
3. Bagaimanakah mengenai Metode Studi Kasus (Case Study) dalam Penelitian?
4. Apa sajakah jenis-jenis studi kasus?
5. Apa sajakah langkah-langkah penelitian studi kasus?
6. Apa sajakah ciri-ciri studi kasus yang baik?
7. Bagaimanakah keunggulan studi kasus?
8. Bagaimanakah kelemahan studi kasus?
9. Bagaimanakah apakah studi kasus termasuk kualitatif atau kuantitatif?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penelitian studi kasus.
2. Untuk mengetahui tujuan studi kasus
3. Untuk mengetahui metode studi kasus (Case Study) dalam penelitian.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis studi kasus.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian studi kasus.
6. Untuk mengetahui ciri-ciri studi kasus yang baik.
7. Untuk mengetahui keunggulan studi kasus
8. Untuk mengetahui kelemahan studi kasus
9. Untuk mengetahui apakah studi kasus termasuk kualitatif atau kuantitatif
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defiisi Studi Kasus
Studi kasus atau penelitian kasus (case study), adalah penelitian tentang status subjek
penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas
(Maxfield, 1930). Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun
masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan
dari unit-unit sosial yang menjadi subjek. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran
secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus,
ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan jadikan suatu hal
yang bersifat umum. Pada mulanya, studi kasus ini banyak digunakan dalam penelitian obat-
obatan dengan tujuan diagnosis, tetapi kemudian penggunaan studi kasus telah meluas sampai ke
bidang-bidang lain.
Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap
satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987)
memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs,
dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji
unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang
penting.
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1)
sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran
tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya
masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-
variabelnya.
Hasil penelitian studi kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal
dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup dari
studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup keseluruhan siklus kehidupan
dari individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap factor-faktor kasus
tertentu, ataupun meliputi keseluruhan factor-faktor dan fenomena-fenomena. Studi kasus lebih
menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda
dengan metode survai, di mana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih sedikit, tetapi
dengan unit sample yang relative besar.
Studi kasus banyak dikerjakan untuk meneliti desa. Kota besar, sekelompok manusia drop
out, tahanan-tahanan, pemimpin-pemimpin, dan sebagainya. Jika studi kasus ditunjukkan untuk
meneliti kelompok, maka perlu dipisahkan atau disosialisasikan kelompok-kelompok dalam
onggokan yang homogen. Studi kasus mempunyai banyak kelemahan disamping adanya
keunggulan-keunggulan. Studi kasus mempunyai kelemahan karena anggota sample yang terlalu
kecil, sehingga sulit dibuat inferensi kepada populasi. Disamping itu, studi kasus sangat
dipengaruhi oleh pandangan subjektf dalam pemilihan kasus karena adanya sifat khas yang dapat
saja terlalu dibesar-besarkan. Kurangnya objektivitas, dapat disebabkan karena kasus cocok benar
dengan konsep yang sebelumnya telah ada pada si peneliti, ataupun dalam penempatan serta
pengikutsertaan data dalam konteks yang bermakna yang menjurus pada interpretasi subjektif.
Studi kasus mempunyai keunggulan sebagai suatu studi untuk mengukur studi-studi yang
besar di kemudian hari. Studi kasus mendukung studi-studi besar di kemudian hari. Studi kasus
dapat memberikan hipotesis-hipotesis untuk penelitian lanjutan. Dari segi edukatif, maka studi
kasus dapat digunakan sebagai contoh ilustrasi baik dalam perumusan masalah, penggunaan
statistik dalam menganalisis data serta cara-cara perumusan generalisasi dalam kesimpulan.
Marilah kita lihat sebuah contoh studi kasus tentang anak-anak yang tidak dapat
menguasai teknik membaca karena berjenis-jens sebab. Penelitian yang memakan waktu dua
tahun, secara mendetail telah mempelajari hal-hal berikut:
• Menentukan sejarah dari sekolah dan rumah tangga sang anak.
• Menentukan status sekarang dari anak.
• Mengadakan diagnosis terhadap kesukaran-kesukaran membaca sang anak.
• Menentukan sebab-musabab si anak mempunyai kekurangan-kekurangan dalam membaca.
• Mengukur hasil dari pengajaran.
Langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut;
1. Rumuskan tujuan penelitian.
2. Tentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungkan apa yang akan dikaji
serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian.
3. Tentungan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data
mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia.
4. Kumpulkan data.
5. Organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisis untuk membuat interpretasi serta
generalisasi.
6. Susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari khas penelitian.
2. Tujuan
Tujuan Umum
• Menggambarkan kondisi individu, penelitian ini mencoba memperlihatkan secara detail terkait
kondisi yang dialami oleh individu dengan statusnya sebagai subjek penelitian. Individu ini
bisa berupa perorangan, bisnis, organisasi, lembaga tertentu dan yang lainnya.
• Melakukan identifikasi masalah utama pada kasus, peneliti mampu melakukan identifikasi
dalam berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari suatu
kasus menggunakan metode ini.
• Melakukan analisis kasus menggunakan konsep teoritis dan teori yang digunakan untuk
identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari
suatu kasus tersebut atau yang sedang diteliti.
• Analisa kasus menggunakan konsep teoritis, merupakan teori yang masih relevan dari bidang
disiplin ilmu tertentu, sehingga penggunaannya diperlukan dalam meneliti suatu individu
dengan masalah yang sedang dialami.
• Memberi rekomendasi terkait tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu kasus, atau
dapat dikatakan peneliti mampu merekomendasikan solusi dari masalah dan penyebab yang
membuat muncul masalah tersebut.
Tujuan Spesifik
• Di bidang psikologi sebagai informasi yang lebih mendalam terkait segala sesuatu yang
berhubungan dengan otak manusia, termasuk perilaku dan pemikiran secara kognitif.
• Bidang sosiologi untuk mendapat informasi mendalam, namun tidak memperhatikan perilaku
maupun interaksi yang terjadi di dalam atau antara suatu organisasi, bisa komunitas atau
kelompok.
• Melakukan eksperimen seperti halnya sejumlah teori yang mampu menghasilkan teori
baru, para ilmuwan memiliki kesempatan mengembangkan hipotesis dan melakukan
penelitian studi kasus.
B. Saran
Semoga dapat memberikan manfaat terhadap penyusunan makalah ini, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/metode penelitian-studi-kasus/
https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/penelitian-studi-kasus/
Jurnal
Maria Sumaryati, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny”M” Dengan Hipertensi Di Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate Kota Makassar
ISSN 2654-4563
urnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Vol.6,Issue 2, pp. 1379-1383, Desember 2018
Research Article
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELUARGA NY”M”
DENGAN HIPERTENSI DIKELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE
KOTA MAKASSAR
Maria Sumaryati
DAFTAR PUSTAKA
******