Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh
pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi,
dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis, dan menempuh
langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang apa pun pada
umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, walaupun
dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaannya yang dimodifikasi
oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi.
Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah
penelitian dapat dipilah menjadi tiga fase, yaitu fase perencanaan,
pelaksanaan, dan laporan. Adapun studi kasus termasuk ke dalam
fase perencanaan penelitian yang diawali dengan kegiatan memilih
masalah secara operasional dan membuat pembatasan-pembatasan,
yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah
memilih masalah penelitian, baru dilakukan studi kasus.
Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan
sebagaimana mestinya. Terdapat kecenderungan di kalangan peneliti
untuk menyelidiki sesuai dengan pergi ke lapangan guna
mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang. Pada waktu
hendak mengolah datanya barulah dirasakan adanya kekurangan-
kekurangan dalam penelitian itu secara keseluruhan, sehingga hasil
yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri,
maupun bagi pihak yang akan mempergunakan hasil penelitian
tersebut. Oleh karena itu, tidak dapat disangsikan lagi bahwa studi
kasus ini sangat penting artinya untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan.[1]

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode penelitian studi kasus?
2. Apa sajakah jenis-jenis studi kasus?
3. Apa sajakah langkah-langkah penelitian studi kasus?
4. Apa sajakah ciri-ciri studi kasus yang baik?
5. Bagaimanakah mengenai keunikan studi kasus?
6. Bagaimanakah mengenai tipe-tipe studi kasus dan implementasinya
dalam penelitian?
7. Bagaimanakah mengenai desain studi kasus?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penelitian studi kasus.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis studi kasus.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian studi kasus.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri studi kasus yang baik.
5. Untuk mengetahui keunikan studi kasus.
6. Untuk mengetahui tipe-tipe studi kasus dan implementasinya dalam
penelitian.
7. Untuk mengetahui desain studi kasus.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STUDY KASUS


Studi kasus Atau Case Studi adalah sebuah eksplorasi dari
“suatu system yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang
dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam
serta melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu
konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan
kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau
suatu individu.[2] Dengan perkataan lain, studi kasus merupakan
penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus)
dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi
atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci
dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama periode tertentu.
Studi kasus tidak selalu menggunakan pendekatan kualitatif,
ada beberapa studi kasus yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Dalam membahas studi kasus, akan menekankan
pendekatan kualitatif, bersifat naturalistik, berbasis pada budaya
dan minat fenomenologi. Studi kasus bukan merupakan pilihan
metodologi, tetapi pilihan masalah yang bersifat khusus untuk
dipelajari. Terdapat contoh masalah yang dapat bersifat kuantitatif,
misalnya; anak yang sakit, dokter mempelajari anak yang sakit dapat
bersifat kualitatif maupun kuantitatif, walaupun catatan dokter lebih
bersifat kuantitatif ketimbang kualitatif. Nama studi kasus
ditekankan oleh beberapa peneliti karena memokuskan tentang apa
yang dapat dipelajari secara khusus pada kasus tunggal. Penekanan
studi kasus adalah memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang
dipelajari dan bukan untuk mendapatkan generalisasi. identifikasi
kasus dapat bersifat sederhana tetapi dapat juga bersifat kompleks.
Kasus dapat bersifat tunggal misalnya hanya terkait dengan seorang
anak, atau banyak misalnya satu kelas, atau bersifat kompleks
misalnya kaum profesional yang mempelajari anak dalam masa
kanak-kanak. Setelah menentukan mempelajari suatu kasus, peneliti
seyogyanya terlibat secara mendalam pada kasus tersebut. Apabila
ingin mempelajari suatu kasus, tidak mungkin memahami secara
mendalam tanpa mengetahui tentang kasus-kasus lain. Tetapi
apabila sumber daya terbatas, maka lebih baik hanya berkonsentrasi
memahami kompleksitas satu kasus saja tanpa harus melakukan
perbandingan antar kasus-kasus tersebut. Apabila mempelajari lebih
dari satu kasus, maka sebaiknya penelitian berkonsentrasi pada
kasus tunggal.
Menurut Yin (1987) study kasus merupakan suatu inkuiri
empirik untuk meneliti suatu fenomena kontemporer dalam konteks
yang sebenarnya. Dan juga Yin memberikan batasan yang lebih
bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya,[3]
Menurut Creswell, pendekatan studi kasus lebih disukai
untuk penelitian kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Patton
bahwa kedalaman dan detail suatu metode kualitatif berasal dari
sejumlah kecil studi kasus. Oleh karena itu penelitian studi kasus
membutuhkan waktu lama yang berbeda dengan disiplin ilmu-
ilmu lainnya. Tetapi pada saat ini, penulis studi kasus dapat
memilih pendekatan kualitatif atau kuantitatif dalam
mengembangkan studi kasusnya. Seperti yang dilakukan oleh Yin
(1989) mengembangkan studi kasus kualitatif deskriptif dengan bukti
kuantitatif. Merriam (1988) mendukung suatu pendekatan studi
kasus kualitatif dalam bidang pendidikan. Hamel (1993) seorang
sosiolog menunjukkan pendekatan studi kasus kualitatif untuk
sejarah. Stakes (1995) menggunakan pendekatan ekstensif dan
sistematis untuk penelitian studi kasus. Untuk itu Creswell
menyarankan bahwa peneliti yang akan mengembangkan
penelitian studi kasus:
1. Peneliti hendaknya dapat mengidentifikasi kasusnya dengan baik.
2. Peneliti hendaknya mempertimbangkan apakah akan
mempelajari sebuah kasus tunggal atau multikasus.
3. Dalam memilih suatu kasus diperlukan dasar pemikiran dari
peneliti untuk melakukan strategi sampling yang baik sehingga
dapat pula mengumpulkan informasi tentang kasus dengan baik
pula.
4. Memiliki banyak informasi untuk menggambarkan secara
mendalam suatu kasus tertentu.
Dalam merancang sebuah studi kasus, peneliti dapat
mengembangkan sebuah matriks pengumpulan data dengan
berbagai informasi yang dikumpulkan mengenai suatu kasus.
5. Memutuskan “batasan” sebuah kasus. Batasan-batasan tersebut
dapat dilihat dari aspek waktu, peristiwa dan proses.[4]

B. KARAKTER STUDI KASUS


Keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara
pandang terhadap obyek penelitiannya sebagai ’kasus’. Bahkan,
secara khusus, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi
kasus bukanlah suatu pilihan metoda penelitian, tetapi bagaimana
memilih kasus sebagai obyek atau target penelitian.[5] Pernyataan ini
menekankan bahwa peneliti studi kasus harus memahami
bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya sebagai
kasus di dalam penelitiannya.
Kasus itu sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai
suatu sistem kesatuan yang menyeluruh, tetapi terbatasi oleh
kerangka konteks tertentu (Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu
atau masalah yang harus dipelajari, yang akan mengungkapkan
pemahaman mendalam tentang kasus tersebut, sebagai suatu
kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan pemahaman sebuah
peristiwa, aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu. Melalui
penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara
terperinci dan komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan
tentang karakteristiknya, tetapi juga bagaimana dan mengapa
karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.
· Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah
selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan
pada saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan
perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain,
sebagai bounded system (sistem yang dibatasi), penelitian studi
kasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-hal yang berada
dalam batas tersebut. Pembatasan dapat berupa waktu maupun
ruang yang terkait dengan kasus tersebut.
· Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya
Pelaksanaan penelitian studi kasus menggunakan
pendekatan penelitian naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi
kasus meneliti kehidupan nyata, yang dipandang sebagai kasus.
Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu kondisi kehidupan yang
terdapat pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu
maupun anggota kelompok yang sebenarnya.
Penelitian studi kasus berupaya mengungkapkan dan
menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan obyek yang
ditelitinya pada kondisi yang sebenarnya, baik kebaikannya,
keburukannya, keberhasilannya, maupun kegagalannya secara apa
adanya. Sifat yang demikian menyebabkan munculnya pandangan
bahwa penelitian studi kasus sangat tepat untuk menjelaskan suatu
kondisi alamiah yang kompleks.
· Menggunakan berbagai sumber data
Penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data.
Pengggunaan berbagai sumber data dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang terperinci dan komprehensif yang
menyangkut obyek yang diteliti. Dengan adanya berbagai sumber
data tersebut, peneliti dapat meyakinkan kebenaran dan keakuratan
data yang diperolehnya dengan mengecek saling-silangkan antar data
yang diperoleh.
Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan
hasil wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak dan
dokumen. Catatan wawancara merupakan hasil yang diperoleh dari
proses wawancara, baik berupa wawancara mendalam terhadap satu
orang informan maupun terhadap kelompok orang dalam suatu
diskusi. Sedangkan catatan lapangan dan artefak merupakan hasil
dari pengamatan atau obervasi lapangan. Catatan dokumen
merupakan hasil pengumpulan berbagai dokumen yang berupa
berbagai bentuk data sekunder, seperti buku laporan, dokumentasi
foto dan video.
· Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk
membangun pengetahuan-pengetahuan baru yang orisinil, penelitian
kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian yang menolak
penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan teori sebagai
acuan dianggap dapat mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian
kualitatif.
Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk
menentukan arah, konteks, maupun posisi hasil penelitian. Kajian
teori dapat dilakukan di bagian depan, tengah dan belakang proses
penelitian. Pada bagian depan, teori digunakan untuk membangun
arahan dan pedoman di dalam menjalankan kegiatan
penelitian.Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus
dapat membangun teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus
yang ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan teoritis yang dibangun
melalui penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena
sifat dari kasus yang alamiah seperti apa adanya tersebut.

C. JENIS-JENIS STUDI KASUS


Dalam Buku Dr. Tohirin, M.Pd., jenis-jenis studi kasus ada dua
yaitu:
a) Studi kasus tunggal
Studi tunggal ini memungkinkan untuk mendalami secara mendalam
dan spesifik tentang kejadian tertentu atau beberapa peristiwa dari
sebuah fenomena.
b) Studi kasus majemuk
Penggunaan dua studi kasus atau lebih memungkinkan generalisasi
untuk lingkup yang lebih luas. Namun semakin banyak jumlah
kasusnya, maka akan semakin sedikit manfaat yang bisa diperoleh
dari pendekatan studi kasus.[6]
Sedangkan Jenis studi kasus menurut Bogdan dan Biklen (1982)
diklarifikasikan sebagai berikut.
a) Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi dipusatkan pada
perhatian organisasi tertentu dan dalam kurun waktu tertentu,
dengan menelusuri perkembangan organisasinya. Studi ini kurang
memungkinkan untuk diselenggarakan karena sumbernya kurang
mencukupi untuk dikerjakan secara minimal.
b) Studi kasus observasi, mengutamakan teknik pengumpulan datanya
melalui observasi peran serta atau pelibatan, sedngkan fokus
studinya pada suatu organisasi tertentu atau beberapa segi
organisasinya. Bagian-bagian organisasi yang menjadi fokus studinya
antara lain: (a) suatu tempat tertentu di dalam sekolah; (b) satu
kelompok siswa; (c) kegiatan sekolah.
c) Studi kasus sejarah hidup, yang mencoba mewawancarai satu orang
dengan maksud mengumpulkan narasi orang pertama. Untuk jenis
wawancara yang dilakukan oleh ahli sejarah disebut sebagai sejarah
lisan, mereka biasanya memwawancarai orang-orang dengan
kepemilikan sejarah yang khas, sedangkan kepada orang tidak
memiliki latar belakang khusus seringkali disebut sejarah ”orang
kebanyakan”.
d) Studi kasus kemasyarakatan, merupakan studi tentang kasus
kemasyarakatan yang dipusatkan pada suatu lingkungan tetangga
atau masyarakat sekitar.
e) Studi kasus analisis situasi, jenis studi kasus ini mencoba
menganalisis situasi terhadap peristiwa atau kejadian tertentu.
f) Mikroethnografi, merupakan jenis studi kasus yang dilakukan pada
unit organisasi yang sangat kecil.[7]
D. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN STUDI KASUS
Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus :
1. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan
secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus
dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang,
lingkungan, program, proses, dan masyarakat atau unit
sosial.Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk
akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas waktu dan sumber-
sumber yang tersedia.
2. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan
data, tetapi yang lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah
observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data
dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat
mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.
3. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai
mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi
unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses
mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna
menemukan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara
kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi.Analisis data
dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan
setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan.
4. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul,
dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan
penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap
kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru
mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali
harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan
ke dalam kategori yang sudah ada.
5. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif,
mudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan
sosial secara jelas, sehingga memudahkan pembaca untuk
memahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat
membawa pembaca ke dalam situasi kasus kehidupan seseorang
atau kelompok.[8]

E. CIRI STUDI KASUS YANG BAIK


 Menyangkut sesuatu yang luar biasa, yang berkaitan dengan
kepentingan umum atau bahkan dengan kepentingan nasional.
 Batas-batasnya dapat ditentukan dengan jelas, kelengkapan ini
juga ditunjukkan oleh kedalaman dan keluasan data yang
digali peneliti, dan kasusnya mampu diselesaikan oleh
penelitinya dengan balk dan tepat meskipun dihadang oleh
berbagai keterbatasan.
 Mampu mengantisipasi berbagai alternatif jawaban dan sudut
pandang yang berbeda-beda.
 Keempat, studi kasus mampu menunjukkan bukti-bukti yang
paling penting saja, baik yang mendukung pandangan peneliti
maupun yang tidak mendasarkan pninsip selektifitas.
 Hasilnya ditulis dengan gaya yang menarik sehingga mampu
terkomunikasi pada pembaca.
 Selain hal tersebut studi kasus dalam studi kasus fokusnya
terarah pada hal yang khusus atau unik. Kenunikan pada
kasus berkaitan dengan :
 Hakikat (the nature) kasus
 Latar belakang sejarah kasus
 Latar (setting) fisik
 Konteks dengan bidang lain; ekonomi, politik, hukum, dan
estetika
 Mempelajari kasus-kasus lain yang berkaitan dengan kasus
yang dipelajari
 Informan-informan yang dipilih adalah orang-orang yang
mengetahui kasus ini.[9]

F. KELEMAHAN DAN KEKURANGAN STUDI KASUS


Adapun kelebihan dari Studi kasus yaitu:
 Analisis intensif yang dilewatkan tidak dlakukan oleh metode lain.
 Dapat menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus
 Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belu secara
detail diteliti
 Informasi yang dihasilkan dalam studi kasus dapat sangat
bermanfaat dalam menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat,
rinci, dan seteliti mungkin pada penelitian berikutnya
 Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber
informasi deskriotif yang baik dan dapat digunakan sebagai bukti
untuk suatu pengembangan teori atau menyanggah teori.
 Adapun kelemahan dari studi kasus yaitu:
 Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-
scientific karena pengukurannya bersifat subjectif atau tidak bisa
dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik ini juga mempertanyakan
validitas dari hasil penelitian studi kasus.
 Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan
analisa data studi kasus, maka mengerjakan pekerjaan ini relative
lebih sulit dari penelitian kuantitatif.
 Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun
jumlah orang yang menjadi target kajian studi kasus sangat kecil,
kemampuan generalisasi dari temuan pada studi kasus adalah
rendah.
 Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang
memberi sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi
suatu masalah.
 Biaya penyelenggaraan yang relative mahal. Karena kedalaman
ibformasi yang digali pada studi kasus, maka luangan waktu dan
fikiran untuk mengerjakan studi kasus jauh lebih banyak
daripada studi dengan skala yang besar, tetapi hanya melingkupi
data yang terbatas. Untuk hal ini, sebagian orang menganggap
bahwa studi kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian
kuantitatif.
 Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti
untuk beralih focus studi ke rah yang tidak seharusnya.[10]

G. TIPE-TIPE STUDI KASUS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM


PENELITIAN
Boglen dan Biklen mengklasifikasikan tipe–tipe studi kasus
ke dalam enam tipologi. Keenam tipologi ini merupakan single case
studies, studi kasus tunggal.yaitu :
Pertama, studi kasus kesejarahan sebuah organisasi. Yang
dituntut dalam studi kasus jenis ini adalah pemusatan perhatian
mengenai perjalanan dan perkembangan sejarah organisaisi sosial
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula..
Kedua, Studi kasus observasi. Yang lebih ditekankan di sini
adalah kemampuan seorang peneliti menggunakan tehnik observasi
dalam kegiatan penelitian. Dengan tehnik observasi partisipan
diharapkan dapat dijaring keterangan-keterangan empiris yang detail
dan aktual dari unit analisis penelitian, apakah itu menyangkut
kehidupan individu maupun unit-unit sosial tertentu dalam
masyarakat.
Ketiga, Studi kasus sejarah hidup. Studi ini mencoba
menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup
sseorang sesuai dengan tahap-tahap dimana dinamika dan liku-liku
yang mengharubiru kehidupannya.
Keempat, studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan.
Seorang peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan
ketajaman naluriyah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi –
sisi unik tapi bermakna dari lingkungan sosial sekitarnya di dalam
komunitas di mana dia hidup dan bergaul sehari-hari.
Kelima, studi kasus analisa situasional. Kehidupan sosial yang
dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja
mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk
peristiwa-peristiwa atau katakanlah fenomena tertentu.
Keenam, Studi Kasus Mikroetnografi. Studi kasus ini
dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Sebuah sisi tertentu
dalam kehidupan sebuah komunitas atau organanisasi atau seorang
individu.[11]
Selanjutnya, implementasi studi kasus dalam kegiatan
pendidikan. Dalam hal ini, sebelumnya perlu membangun model
seorang peneliti perlu memperhatikan empat aspek kualitas
yakni:validitas konstruk, validitas internal, validitas eksternal dan
reabilitas.Ada lima komponen dalam model studi kasus.
 Pertanyaan – pertanyaan penelitian.
 Proporsi penelitian
 Unit – unit analisis penelitian
 Logika yang mengaitkan data dengan proposisi
 Kriteria untuk menginterpretasikan
Ada istilah yang sering muncul dalam wujud nyata
(implementasi) dalam studi kasus yaitu Ex Post Facto adalah model
studi yang prosesnya telah terselesaikan. Ex post facto adalah suatu
model studi yang terkait dengan studi longitudina dan dapat pula
terkait studi cross sectional, untuk obyek telaah yang telah
diselesaikan prosesnya. Untuk lebih mempertjam makna dan fungsi
arti ex post facto penulis cenderung menawarkan penggunaan istilah
ex post facto hanya untuk telaah objek yang prosesnya sudah final
tidak dapat diulang atau dilanjutkan pada subyek yang sama.
Misalnya, peran bimbingan orang tua yang anaknya telah sukses,
efektifitas program setelah yang bersangkutan lulus kepemimpinan
setelah mengundurkan diri, evaluasi kurikulum tidak dipakai setelah
kebijakan tersebut di ganti dengan kebijakan lain.[12]

H. DESAIN STUDI KASUS


a. Pengertian Desain
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan
untuk melaksanakan penelitian.Pola desain penelitian dalam setiap
disiplin ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun prinsip-
prinsip umumnya memiliki banyak kesamaan.Desain penelitian
memberikan gambaran tentang prosedur untuk mendapatkan
informasi atau data yang diperlukan untuk menjawab seluruh
pertanyaan penelitian.[13]
Oleh karena itu, sebuah desain penelitian yang baik akan
menghasilkan sebuah proses penelelitian yang efektif dan efisien.
Klasifikasi desain penelitian dibagi menjadi dua, yaitu (1) desain
penelitian eksploratif dan (2) konklusif. Desain penelitian konklusif
dibagi lagi menjadi dua tipe, yaitu (1) dekriptif dan (2) kausal.
Penelitian eksploratif bertujuan untuk menyelidiki suatu masalah
atau situasi untuk mendaptkan pengetahuan dan pemahaman yang
baik dan mendalam tentang masalah atau situasi yang dijadikan
objek penelitian. Sedangkan penelitian deskriptif bertujuan untuk
menggmbarkan sesuatu.
Desain penelitian harus mampu menggambarkan semua
proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian, yang membantu peneliti dalam pengumpulan dan
menganalisis data. Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu
secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan
metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku untuk dapat
menghasilkan suatu penelitian yang baik.
Untuk dapat menghasilkan penelitian yang baik, maka
dibutuhkan desain penelitian yag benar-benar dapat mengarahkan
peneliti dalam setiap tahap penelitiannya.Secara singkat, desain
penelitian dapat didefinisikan sebagai rencana dan struktur
penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti empiris
dalam menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam pengertian yang lebih luas, desain penelitian
mencakup proses-proses berikut:
· Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
· Pemilihan kerangka konseptual;
· Memformulasikan masalah penelitian dan membuat hipotesis;
· Membangun penyelidikan atau percobaan;
· Memilih serta mendefinisikan pengukuran variabel-variabel;
· Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan
· Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data
· Membuat coding, serta mengadakan editing dan processing data;
· Menganalisa data dan pemilihan prosedur statistik;
· Penulisan laporan hasil penelitian.[14]
Desain penelitian menentukan ranah kemungkinan
generalisasi apakah interpretasi yang dicapai dapat digeneralisasikan
terhadap suatu populasi yang lebih besar atau kondisi-kondisi yang
berbeda. (Nachmias dan Nachmias, 1976, hlm 77-78 dalam Yin,
1987). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok desain
penelitian adalah membantu peneliti menghindari data yang tak
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan awal penelitian. Dalam metode
studi kasus, terdapat lima komponen desain penelitian yang
substansial, yaitu:
 Pertanyaan-pertanyaan penelitian (study’s questions)
 Proposisi, jika ada
 Unit-unit analisis
 Logika yang mengaitkan data dengan proposisi yang ada
 Kriteria untuk menginterpretasikan hasil temuan
Sedangkan, kriteria penetapan kualitas desain penelitian
menurut uji logika tertentu, antara lain:
 Validitas Konstruk. Menetapkan ukuran operasional yang
benar untuk konsep-konsep yang akan diteliti.
 Validitas Internal (hanya untuk penelitian dengan metode
explanatory dan causal). Menetapkan hubungan kausal, di
mana kondisi-kondisi tertentu ditunjukkan guna mengarahkan
kondisi-kondisi lain, sebagaimana dibedakan dengan
hubungan semu.
 Validitas Eksternal. Menetapkan ranah di mana temuan suatu
penelitian dapat divisualisasikan.
 Reliabilitas. Menunjukkan bahwa pelaksanaan sebuah
penelitian seperti prosedur pengumpulan data dapat
diinterpretasikan dengan hasil yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

[1] http://atibilombok.blogspot.co.id/2014/06/makalah-metode-
penelitian-studi-kasus.html
[2] Cresswell, J.W.1998. Research Design:Qualitative & Quantitative
Approaches. London: SAGE Publicational
[3] Robert K. Yin, Case Study Research Design and Methods.
(Washington : COSMOS Corporation, 1989), hlm.1
[4] Wahyono, H. 2009. Penelitian Studi Kasus.
[5] Furchan, Arief, (Penerjemah). 2004. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Hal 31
[6] Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan
Bimbingan Konseling,2012,Jakarta:Rajawali Pers
[7] Surachmad, W. 1982. PengantarPenelitian. Bandung: Tarsito.
[8] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Edisi Revisi V , Jakarta :Rieneka Cipta, 2010,h. 121
[9] http://contohmakalahdocx.blogspot.com/2015/02/contoh-
makalah-studi-kasus.html Di akses Taggal 24 April 2016 Pukul 11.44
WIB
[10] Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin.Metodologi Penelitian.
(Bandung : Mandar Maju,2011) hal 112
[11] Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 201
[12] Noeng, Muhadjir,Metodologi Peneliyian Kualitatif,( Yogyakarta:
Rake Sarasin,2000), hlm. 54
[13] Yulliana, Teori dan Tekhnik Pembuatan Desain Penelitian,
http://www.kopertais2.or.id/diakses pada hari Sabtu 6 April 2016
pukul 12:00 Wib
[14] Yulliana, Teori dan Tekhnik Pembuatan Desain Penelitian,
http://www.kopertais2.or.id/

Anda mungkin juga menyukai