Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

EVIDANCE BASED DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

CASE REPORT

Disusun oleh kelompok 5:

Karina Dwi Ratna

Frilia Anggun Lestari

Nur Annisa Muslimah

Putri Tuti Olvi

Selvia Agustari

Dosen Pngampuh:

Suci Solihat S.ST M.keb

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

JURUSAN KEBIDANAN

2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “CASE REPORT” tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas pada Mata Kuliah. EVIDANCE BASED DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampuh mata
kuliah. Karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami
terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 7 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................i

Daftar isi..................................................................................ii

BAB I (PENDAHULUAN)....................................................iii

1.1 Latar belakang .................................................................iii


1.2 Rumusan masalah.............................................................vi
1.3 Tujuan ..............................................................................vi

BAB II (PEMBAHASAN)......................................................1

A. Pengertian........................................................................

B. Karakteristik Case Study....................................................1

C. Metode Studi Kasus.........................................................

D. Jenis Studi Kasus ............................................................

E. Langkah Studi Kasus ......................................................

F. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus..............................

BAB III (PENUTUP)..............................................................

a. Kesimpulan ..................................................................
b. Saran ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................

3
BAB I
PEMBUKAAN
A. Latar Belakag

Studi kasus (case study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan
sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang
terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang
diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus
tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh
kesimpulan dari populasi.Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial.
Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam
terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara
yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan
pelaporan hasilnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud case study ?
2. Menjelaskan apa saja langkah-langkah study casy
3. Menjelaskan tujuan case report

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa mempelajari
secara mandiri dan mengetahui apa itu Case report. Dan memahamiisi dah tujuan yang ada di
case report .

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Case Report laporan tentang pengalaman menarik dari seseorang (kasus) yang berisi detail
laporan atau profil dari pasien, biasanya merupakan penyakit-penyakit baru, masalah kesehatan
baru ataupun fenomena baru yang belum jelas.Laporan terperinci tentang gejala dan tanda, cara
penegakan diagnosis, pengobatan dan follow-up seorang pasien secara individual Laporan kasus
dapat berisi karakteristik demografi seorang pasien, tetapi paling sering menjelaskan kejadian
yang jarang terjadi atau belum pernah ditemui. (Pasca Sarjana FKM UI 2013) Studi kasus (case
study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini
dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat,
waktu, atau ikatan tertentu.

Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan
tidak dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan dari populasi.Studi kasus adalah salah satu
metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan
pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut
sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan,
pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset
selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.

Menurut Bogdan dan Bikien (1982) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu
latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa.
Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai suatu pendekatan dengan
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci. SementaraYin (1987)
memberikan batasan yang lebih bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs,
dan Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji
unit atau individu secara mendalam. Para peneliti berusaha menernukan sernua variabel yang
penting.

5
Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi:

a. Sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen

b. Sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan
latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang
ada di antara variabel-variabelnya.

Tujuan case study adalah membuat suatu solusi. Dan solusi memerlukan masalah untuk
dipecahkan.

B. Karakteristik Case Study

Karakteristik penelitian studi kasus dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus

Keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara pandang terhadap obyek penelitiannya
sebagai ’kasus’. Bahkan, secara khusus, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi kasus
bukanlah suatu pilihan metoda penelitian, tetapi bagaimana memilih kasus sebagai obyek atau
target penelitian.

Pernyataan ini menekankan bahwa peneliti studi kasus harus memahami bagaimana
menempatkan obyek atau target penelitiannya sebagai kasus di dalam penelitiannya. Kasus itu
sendiri adalah sesuatu yang dipandang sebagai suatu sistem kesatuan yang menyeluruh, tetapi
terbatasi oleh kerangka konteks tertentu (Creswell, 2007). Sebuah kasus adalah isu atau masalah
yang harus dipelajari, yang akan mengungkapkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut,
sebagai suatu kesatuan sistem yang dibatasi, yang melibatkan pemahaman sebuah peristiwa,
aktivitas, proses, atau satu atau lebih individu.

Melalui penelitian studi kasus, kasus yang diteliti dapat dijelaskan secara terperinci dan
komprehensif, menyangkut tidak hanya penjelasan tentang karakteristiknya, tetapi juga
bagaimana dan mengapa karakteristik dari kasus tersebut dapat terbentuk.

6
b. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer

Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah selesai terjadi, tetapi masih
memiliki dampak yang dapat dirasakan pada saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat
menunjukkan perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain, sebagai bounded
system (sistem yang dibatasi), penelitian studi kasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal-hal
yang berada dalam batas tersebut. Pembatasan dapat berupa waktu maupun ruang yang terkait
dengan kasus tersebut.

c. Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya

Seperti halnya pendekatan penelitian kualitatif pada umumnya, pelaksanaan penelitian studi
kasus menggunakan pendekatan penelitian naturalistik. Dengan kata lain, penelitian studi kasus
menggunakan salah satu karakteristik pendekatan penelitian kualitatif, yaitu meneliti obyek pada
kondisi yang terkait dengan kontekstualnya. Dengan kata lain, penelitian studi kasus meneliti
kehidupan nyata, yang dipandang sebagai kasus. Kehidupan nyata itu sendiri adalah suatu
kondisi kehidupan yang terdapat pada lingkungan hidup manusia baik sebagai individu maupun
anggota kelompok yang sebenarnya.

Sebagai penelitian dengan obyek kehidupan nyata, penelitian studi kasus mengkaji semua hal
yang terdapat disekeliling obyek yang diteliti, baik yang terkait langsung, tidak langsung maupun
sama sakali tidak terkait dengan obyek yang diteliti.Penelitian studi kasus berupaya
mengungkapkan dan menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan obyek yang ditelitinya
pada kondisi yang sebenarnya, baik kebaikannya, keburukannya, keberhasilannya, maupun
kegagalannya secara apa adanya. Sifat yang demikian menyebabkan munculnya pandangan
bahwa penelitian studi kasus sangat tepat untuk menjelaskan suatu kondisi alamiah yang
kompleks.

d. Menggunakan berbagai sumber data

Penelitian studi kasus menggunakan berbagai sumber data. Pengggunaan berbagai sumber data
dimaksudkan untuk mendapatkan data yang terperinci dan komprehensif yang menyangkut
obyek yang diteliti. Disamping itu, hal tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai validitas dan
realibilitas penelitian. Dengan adanya berbagai sumber data tersebut, peneliti dapat meyakinkan

7
kebenaran dan keakuratan data yang diperolehnya dengan mengecek saling-silangkan antar data
yang diperoleh.

Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil wawancara, pengamatan
lapangan, pengamatan artefak dan dokumen. Catatan wawancara merupakan hasil yang diperoleh
dari proses wawancara, baik berupa wawancara mendalam terhadap satu orang informan maupun
terhadap kelompok orang dalam suatu diskusi. Sedangkan catatan lapangan dan artefak
merupakan hasil dari pengamatan atau obervasi lapangan. Catatan dokumen merupakan hasil
pengumpulan berbagai dokumen yang berupa berbagai bentuk data sekunder, seperti buku
laporan, dokumentasi foto dan video.

e. Menggunakan teori sebagai acuan penelitian

Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda dibandingkan dengan strategi atau
metoda penelitian studi kasus yang lain adalah penggunaan teori sebagai acuan penelitian.
Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk membangun pengetahuan-pengetahuan
baru yang orisinil, penelitian kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian yang menolak
penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan teori sebagai acuan dianggap dapat
mengurangi orisinalitas temuan dari penelitian kualitatif.

Pada penelitian studi kasus, teori digunakan baik untuk menentukan arah, konteks, maupun
posisi hasil penelitian. Kajian teori dapat dilakukan di bagian depan, tengah dan belakang proses
penelitian. Pada bagian depan, teori digunakan untuk membangun arahan dan pedoman di dalam
menjalankan kegiatan penelitian. Secara khusus, pada bagian ini, teori dapat dipergunakan untuk
membangun hipotesis, seperti halnya yang dilakukan pada paradigma deduktif atau positivistik.
Pada bagian tengah, teori dipergunakan untuk menentukan posisi temuan-temuan penelitian
terhadap teori yang ada dan telah berkembang. Sedangkan pada bagian belakang, teori
dipergunakan untuk menentukan posisi hasil keseluruhan penelitian terhadap teori yang ada dan
telah berkembang. Melalui pemanfaatan teori tersebut, peneliti studi kasus dapat membangun
teori yang langsung terkait dengan kondisi kasus yang ditelitinya. Kesimpulan konseptual dan
teoritis yang dibangun melalui penelitian studi kasus dapat lebih bersifat alamiah, karena sifat
dari kasus yang alamiah seperti apa adanya tersebut.

8
C. Metode Studi Kasus

Salah satu jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode atau
pendekatan studi kasus (Case Study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu
obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari
semua pihak yang bersangkutan, dengan kata lain data dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai
sumber (Nawawi, 2003). Sebagai sebuah studi kasus maka data yang dikumpulkan berasal dari
berbagai sumber dan hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki. Lebih lanjut
Arikunto (1986) mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan
deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap
suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.

Penelitian case study atau penelitian lapangan (field study) dimaksudkan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang
berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya
(given). Subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian
case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut
memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti
relatif terbatas, namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim,
2002 ).

Pengertian yang lain, studi kasus bisa berarti metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga
berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Dalam konteks tulisan ini, penulis lebih
memfokuskan pada pengertian yang pertama yaitu sebagai metode penelitian. Studi kasus adalah
suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam
konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar. Pada intinya studi ini berusaha
untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil,
bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya. Secara ringkasnya yang membedakan metode studi
kasus dengan metode penelitian kualitatif lainnya adalah kedalaman analisisnya pada kasus yang
lebih spesifik (baik kejadian maupun fenomena tertentu).

9
Biasanya pebdekataan triangulasi juga digunakan untuk menguji keabsahan data dan menemukan
kebenaran objektif sesungguhnya. Metode ini sangat tepat untuk menganalisis kejadian tertentu
disuatu tempat tertentu dan waktu yang tertentu pula.

D. Jenis Studi Kasus

Terdapat 3 (tiga) macam tipe studi kasus, yaitu:

a. Studi kasus intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang dipelajari secara mendalam
mengandung hal-hal yang menarik untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat
dikatakan mengandung minat intrinsik (intrinsic interest).

b. Studi kasus intrumental (intrumental case study), apabila kasus yang dipelajari secara
mendalam karena hasilnya akan dipergunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori
yang telah ada atau untuk menyusun teori baru. Hal ini dapat dikatakan studi kasus instrumental,
minat untuk mempelajarinya berada di luar kasusnya atau minat eksternal (external interest).

c. Studi kasus kolektif (collective case study), apabila kasus yang dipelajari secara mendalam
merupakan beberapa (kelompok) kasus, walaupun masing-masing kasus individual dalam
kelompok itu dipelajari, dengan maksud untuk mendapatkan karakteristik umum, karena setiap
kasus mempunyai ciri tersendiri yang bervariasi.

E. Langkah Studi Kasus

a. Pemilihan Kasus / Memilih masalah

Ini adalah yang paling utama. Hal pertama dalam proses pembuatan case study adalah memilih
suatu masalah, dan mendalami masalah tersebut. Dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan
secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan
menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses, dan masvarakat atau unit sosial.

Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan
dengan batas waktu dan sumber-sumber yang tersedia.

10
b. Pengumpulan Data / Melakukan Interview atau Menyebar Survey untuk mendapatkan
dataSetelah memilih masalah, langkah selanjutnya adalah mencari tahu lebih dalam tentang
masalah tersebut dengan menyebar survey melalui google form atau melakukan
interviewTerdapat beberapa teknik dalarn pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalarn
penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai
instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara serentak.

c. Analisis Data

Setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasi, dan mengklasifikasi
data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi merupakan proses mengabstraksi hal-hal
khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola umum data.Data dapat diorganisasi secara
kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. Analisis data dilakukan sejak peneliti di
lapangan, sewaktu pengumpulan data dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan
lapangan.

d. Perbaikan (refinement)

Meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dlilakukan
penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang telah
ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan
barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori
yang sudah ada.

e. Penulisan Laporan

Laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, rnudah dibaca, dan mendeskripsikan suatu gejala
atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga rnernudahkan pembaca untuk mernahami seluruh
informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke dalam situasi kasus
kehiclupan seseorang atau kelompok.

11
F. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus
1. Kelebihan
a. Langkah awal untuk mempelajari suatu penyakit
b. Jembatan antara penelitian klinis dan penelitian epidemilogi
c. Analisis intensif yang dilewatkan tidak dilakukan oleh metode lain
d. Menghasilkan ilmu pengetahuan pada kasus khusus
e. Cara yang tepat untuk mengeksplorasi fenomena yang belum secara detail
diteliti
f. Sering menghasilkan kesadaran pengetahuan baru
g. Informasi yang dihasilkan dalam suatu studi kasus dapat sangat bermanfaat
dalam menghasilkan hipotesis yang diuji lebih ketat, rinci, dan seteliti mungkin
pada penelitian berikutnya. Studi kasus yang bagus (well designed) merupakan sumber
informasi deskriptif yang baik dan dapat digunakan sebagai bukti untuk suatu
pengembangan teori atau menyanggah teori.
2. Kelemahan
a. Studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo-scientific karena
pengukurannya bersifat subjectif atau tidak bisa dikuantifisir. Dalam hal ini, kritik
ini juga mempertanyakan validitas dari hasil penelitian studi kasus.
b. Karena masalah interpretasi subjektif pada pengumpulan dan analisa data studi
kasus, maka mengerjakan pekerjaan ini relative lebih sulit dari penelitian
kuantitatif.
c. Masalah generalisasi. Karena skupa penelitian baik issu maupun jumlah orang
yang menjadi target kajian studi kasus sangat kecil, kemampuan generalisasi dari
temuan pada studi kasus adalah rendah.
d. Karena lebih bersifat deskriftif, studi kasus juga dianggap kurang memberi
sumbangan pada persoalan-persoalan praktis mengatasi suatu masalah.
e. Biaya penyelenggaraan yang relatif mahal. Karena kedalaman informasi yang
digali pada studi kasus, maka luangan waktu dan fikiran untuk mengerjakan studi
kasus jauh lebih banyak daripada studi dengan skala yang besar, tetapi hanya
melingkupi data yang terbatas. Untuk hal ini, sebagian orang menganggap bahwa
studi kasus lebih mahal dari pada penelitian-penelitian kuantitatif.

12
Karena fleksibilitas disain studi kasus, ini memungkinkan peneliti untuk beralih fokus
studi ke arah yang tidak seharusnya

Contoh Case Report


sebuah publikasi melaporkan seorang wanita muda mengkonsumsi kontrasepsi
oral dan menderita embolisme paru. 1985: ditemukan break-dancing neck 9

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Case Report laporan tentang pengalaman menarik dari seseorang (kasus) yang berisi detail
laporan atau profil dari pasien, biasanya merupakan penyakit-penyakit baru, masalah kesehatan
baru ataupun fenomena baru yang belum jelas. Studi kasus (case study) merupakan satu
penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program,
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan
tertentu. Tujuan case study adalah membuat suatu solusi. Dan solusi memerlukan masalah untuk
dipecahkan.

B. SARAN

Jadi saran makalh ini agar kita lebih memahami pengertian dan tujuan apa itu Studi kasus (case
study) merupakan satu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini
dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat,
waktu, atau ikatan tertentu.Tujuan case study adalah membuat suatu solusi. Dan solusi
memerlukan masalah untuk dipecahkan.

DAFTRA PUSTAKA

14
http://catatankuliahdatin.blogspot.com/2018/01/case-report-case-study.html?m=1

https://medium.com/paperpillar/langkah-langkah-membuat-case-study-bagian-1-e52e6353a12e

https://www.researchgate.net/publication/312298587_Pengantar_Evidence-Based_Case_Reports

https://www.slideshare.net/mobile/NurindahLailiMaghfirati1/presentasi-epid-studi-deskriptif

15

Anda mungkin juga menyukai