Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Randomized Controlled Trial (RCT)

DI SUSUN KELOMPOK 3:

1. Aprilia dwi putri

2. Eka Nuwitri

3. Shelly Dwi Lestari

4. Wellona Gatra Fitri

5. Windi Andrea

Dosen pembimbing: Suci Sholihat, M. Keb

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Konsep Kebidanan
yang berjudul “Evidence Based Practice dan Midwifery Based”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana
yang kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian
hari.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Bengkulu, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR
ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang.............................................................................................4
b. Rumusan Masalah........................................................................................4
c. Tujuan..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

a. Apa itu RandomizedControlled Trial(RCT)................................................5


b. Bagaimana contoh metode RCT..................................................................6
c. Bagaimana Prosedur Pelaksanaan RCT.......................................................8
d. Bagaimana Metode Pengumpulan Data RCT..............................................9

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan................................................................................................11

Daftar Pustaka........................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan


rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
pokok. Penelitian merupakan proses kreeeatif untuk mengungkapkan suatu
gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu  penelitian juga dapat dipandang
sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang. Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data
dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperolhe bahwa bahan yang
relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat
menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan.
Ketidak tepatan dalam menggunakan instrument penelitian tersebut dapat
menyebabkan rendahnya kualitas penelitan.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi


prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan untuk
meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan dengan pertanyaan serta
menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan
usaha memperkecil interval dengan peneitian melalui pengumpulan dan
penganalisaan data atas informasi yang diperoleh.

B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Randomized Controlled Trial ?
b) Bagaimana contoh metode randomized controlled trial ?
c) Bagaimana Prosedur Pelaksanaan randomized controlled trial ?
d) Bagaimana Metode Pengumpulan Data randomized controlled trial?

C. Tujuan
a) Untuk mengetahui apa yang dimaksud Randomized Controlled Trial
b) Untuk mengetahui contoh metode randomized controlled trial
c) Untuk mengatahui Prosedur Pelaksanaan randomized controlled trial
d) Untuk mengetahui Metode Pengumpulan Data randomized controlled
tria
BAB II

PEMBAHASAN

A. Randomized Controlled Trial (RCT)

Randomized Controlled Trial (RCT) merupakan metode yang umum


dikenal dalam ilmu kesehatan. Metode ini merupakan penelitian komparatif
eksperimental terkendali, dimana peneliti memberikan dua atau lebih intervensi
kepada pasien yang digunakan untuk sampel penelitian. Dalam penelitian Ilmu
Kesehatan, RCT biasa digunakan untuk menguji keberhasilan atau efektifitas
pengobatan. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk menguji keberhasilan
dan efektifitas tindakan medis. Bahkan RCT juga digunakan untuk menguji
efektifitas peralatan medis.

Dibanding metode penelitian yang lain, hasil penelitian yang menggunakan model
desain RCT paling layak untuk dipercaya. Hal ini disebabkan karena dalam
prakteknya, RCT mensyaratkan untuk menggunakan sampel manusia/pasien yang
sesungguhnya, dan tidak boleh diganti dengan menggunakan hewan percobaan.
Selain itu, model penelitian ini membandingkan kelompok kontrol dan kelompok
intervensi dalam realitas yang sesungguhnya.

Selain keunggulan-keunggulan diatas, desain RCT mempunyai beberapa


kelemahan, diantaranya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar,
karena yang diperbandingkan adalah pasien dalam kondisi yang senyatanya.
Kelemahan lainnya adalah kesulitan dalam mempelajari peristiwa dan penyakit
yang langka. Selain itu, RCT tidak dapat diterapkan pada tindakan yang
memiliki efek dramatis dan cepat.

Contoh penelitian dengan menggunakan desain RCT, misalnya Perbandingan


Daya Guna Koloid Sebelum dan Setelah Anestasi Spinal. Sampel dalam
penelitian ini haruslah pasien rumah sakit yang menjalani anestasi spinal. Pasien
tersebut dibagi dalam dua kelompok. Keompok pertama diintervensi dengan
pemberian koloid sebelum anestasi spinal dan kelompok kedua diintervensi
dengan pemberian koloid sesudah anestasi spinal. Hasil kedua kelompok inilah
yang diperbandingkan, untuk menilai daya guna.

Prosedur penelitian dengan desain RCT dimulai dengan pengelompokan pasien


yang menjadi sampel penelitian menjadi dua kelompok. Satu kelompok
merupakan kelompok perlakuan dan satu kelompok merupakan kelompok kontrol.
Bila penelitian melibatkan lebih dari satu intervensi, maka kelompok perlakuan
dapat terdiri dari dua atau lebih sub kelompok. Pembagian pasien kedalam
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol harus dilakukan secara acak-buta.
Pembagian kelompok secara acak-buta ini dimaksudkan untuk menghilangkan
bias dan subyektifitas peneliti. Kendati pembagian kelompok dilakukan dengan
acak buta, karakteristik sampel pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
diharuskan tidak boleh berbeda secara signifikan agar tidak terjadi bias
karakteristik, yang akan mengurangi validitas hasil penelitian. Sehingga satu-
satunya yang membedakan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah
intervensi peneliti.

Setelah pengelompokan selesai, prosedur dilanjutkan dengan pengambilan data


penelitian. Data yang diambil hendaknya tidak terbatas pada data yang diperlukan
untuk menguji hipotesis penelitian tetapi juga data-data lain yang dianggap perlu.
Pengambilan data sampingan selain dimaksudkan untuk melengkapi pembahasan
penelitian, juga dimaksudkan memperluas dan memperkaya pembahasan dan
cakupan penelitian. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
membandingkan (analisis komparatif) data-data yang telah diperoleh dan
membahasnya.

B. Contoh metode penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan randomized controlled trial (RCT)


design, yaitu desain yang paling kuat untuk mengevaluasi intervensi yang
digunakan untuk menunjukkan bahwa intervensi yang digunakan benar-benar
layak (Monsen & Van Horn, 2008, h.

Randomized Controlled Trial (RCT) Design

M - R (KE) X O (-) O
M - R (KK) (-) O X O

Keterangan:
R : Randomisasi
KE : Kelompok eksperimen
KK : Kelompok kontrol
M : Matching
X : Perlakuan
O : Posttest
Subjek penelitian dipasangkan berdasarkan hasil tes Geriatric Depression
Scale (GDS). Kemudian dilakukan random assignment untuk dimasukkan ke
dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah itu pemberian
perlakuan terapi seni menggambar pada kelompok eksperimen sebanyak 6 sesi
selama 2 minggu dengan estimasi waktu seminggu tiga kali. Satu sesi akan
berlangsung selama 60 menit tiap individu. Setelah perlakuan, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol melakukan posttest dengan mengisi GDS.

Posttest ini yang akan menjadi pembanding dengan pretest pada kelompok
eksperimen untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan pada
kelompok eksperimen dan sebagai pembanding posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.

Selanjutnya pemberian perlakuan yang sebelumnya telah diberikan pada


kelompok eksperimen yaitu berupa terapi seni menggambar pada kelompok
kontrol sebanyak 6 sesi selama 2 minggu dengan estimasi waktu seminggu tiga
kali. Satu sesi akan berlangsung selama 60 menit setiap individu. Setelah
perlakuan terapi seni menggambar pada kelompok kontrol, maka dilaksanakan
posttest dengan menggunakan GDS pada kedua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil posttest ini sebagai pembanding pada
kelompok kontrol dan eksperimen bahwa terapi seni menggambar dapat
menurunkan tingkat depresi pada lansia, serta untuk menunjukkan bahwa terapi
seni menggambar benar-benar dapat menurunkan tingkat depresi.

2. Identifikasi Variabel
Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Tergantung : Depresi pada lansia
2. Variabel Bebas : Terapi seni menggambar

3. Definisi Operasional
1. Depresi pada lansia
Depresi dalam penelitian ini adalah suatu gangguan yang meliputi
mengalami mood depresif, kehilangan minat dan kebahagiaan, mudah lelah, tidak
dapat berkonsentrasi, adanya perasaan tidak berharga, pikiran akan kematian
ataupun pikiran mengenai sesuatu yang buruk akan terjadi, dan menarik diri yang
dialami oleh lansia yang tinggal di Panti Wreda Pelkris Pengayoman Semarang.
Hal ini dapat diukur dengan skala Geriatric Depression Scale (GDS), dimana
semakin tinggi nilai maka semakin tinggi depresi dan sebaliknya.
2. Terapi Seni menggambar
Menggambar merupakan salah satu bentuk terapi seni yang terbukti aman
dan nyaman sehingga klien dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, masalah,
kekhawatiran dan harapannya dengan menggunakan proses kreatif sebagai
metode untuk berkomunikasi dan meningkatkan kesadaran diri sehingga simtom
depresi yang diderita lansia dapat berkurang. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Chairani (2013), Terapi seni menggambar pada penelitian ini akan
diberikan 6 sesi dalam waktu 2 minggu, seminggu terdapat 3 sesi dengan estimasi
waktu selama 60 menit per sesi tiap lansia. Pemberian Terapi seni menggambar
pada lansia di Panti Wredha Yayasan Pelkris Semarang ini dilakukan oleh
peneliti.

Tema terapi seni menggambar yang digunakan dalam penelitian (Buchalter, 2009,
h.40-75) yaitu:
sesi 1 : Who am I?
sesi 4 : Counting blessing
sesi 2 : Memories
sesi 5 : Present
sesi 3 : Feelings
sesi 6 : Bridge to happiness

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini memiliki karakteristik antara lain:


1. Lansia tinggal di Panti Wreda Pelkris Semarang
2. Lansia Usia≥ 60 tahun. Karakteristik usia lansia lebih dari 60 tahun ini sesuai
dengan UU No. 13/ Tahun 1988 tentang kesejahteraan lansia disebutkan bahwa
lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
3. Skor GDS9- 12 (Depresi sedang). Penggolongan tingkat depresi GDS dibagi
menjadi tiga, yaitu depresi ringan (0-8), depresi sedang (9-12) dan depresi berat
(13-15). Pemilihan depresi sedang pada karakteristik subjek dengan pertimbangan
bahwa lansia yang mengalami depresi sedang akan mengalami gangguan dalam
menghadapi aktivitas sehari-hari, namun gangguan tersebut dapat diatasi dengan
pemberian psikoterapi tanpa penggunaan farmakoterapi.
4. Tidak mengkonsumsi obat anti depresan. Hal ini untuk mengantisipasi bahwa
obat anti depresanbekerja dalam penurunan gejala depresi.
5. Indera penglihatan dan tangan masih berfungsi untuk melakukan kegiatan
menggambar sehingga lansia tidak mengalami kesulitan menggambar.

C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan penelitian merupakan serangkaian rencana atau
langkah-langkah yang akan dipakai selama penelitian berlangsung.
Prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan dapat dijelaskan
sebagai berikut ini:
1. Menghubungi Yayasan Panti Wreda Pelkris Semarang, peneliti meminta
informasi tentang subjek.
2. Peneliti meminta ijin kepada subjek beserta informed consent untuk mengikuti
kegiatan penelitian
3. Pada awal pertemuan, peneliti melakukan initial interview dengan tujuan untuk
membangun rapport dan mengetahui riwayat kasus subjek. Hasil interview ini
juga akan digunakan untuk data kualitatif subjek dalam penelitian yang akan
dilakukan.
4. Pretest dengan menggunakan GDS dilakukan oleh teman peneliti
5. Peneliti melakukan matching pada subjek penelitian berdasarkan hasil GDS.
6. Peneliti melakukan random assignment pada subjek penelitian berdasarkan
hasil matching untuk dimasukkan ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
7. Peneliti menjelaskan kepada subjek kelompok eksperimen tentang prosedur
terapi seni dan memberi perlakuan terapi seni selama 6 sesi.
8. Posttest dilakukan oleh teman peneliti pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan mengisi GDS.
9. Peneliti memberikan perlakuan terapi seni menggambar pada kelompok kontrol
selama 6 sesi.
10. Posttest dilakukan oleh teman peneliti pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan mengisi GDS.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Tes Inventori
Tes inventori yang diberikan adalah Geriatric Depression Scale (GDS),
merupakan instrumen yang telah digunakan secara ekstensif di bidang klinis
dan penelitian. GDS merupakan skala pertama yang digunakan sebagai
skrining pada populasi geriatrik. GDS telah direkomendasikan sebagai standar
pengukuran depresi pada lansia untuk 44 penelitian dan studi. GDS terdapat
dua versi, yaitu versi pan penelitian dan studi. GDS terdapat dua versi, yaitu
versi panjang yang terdiri dari 30 item dan versi pendek yang terdiri dari 15
item. Item-item dalam GDS tersebut terdapat dua pilihan jawaban yaitu “Ya”
atau “Tidak” (Davis, 2008, h.11).
GDS telah digunakan lebih dari 20 tahun untuk mengidentifikasi dan
menilai gejala depresi, dan telah dilaporkan memiliki reliabilitas yang tinggi.
GDS memiliki nilai reliabilitas 0,85, sehingga dapat dikatakan bahwa GDS
merupakan skala yang reliabel untuk digunakan (Kieffer & Reese, dalam
Davis, 2008, h. 12). Secara keseluruhan, GDS memiliki skor sensitivitas dan
spesifikasi sebesar 0,97 dan 0,95. Hal tersebut membuktikan bahwa GDS
merupakan skala yang valid (Zin Nyunt dkk, 2009, h. 376-382). Pada
penelitian ini, depresi diukur dengan menggunakan Geriatric Depression
Scale-Short Version (GDS-Short Version). GDS-15 digunakan karena
merupakan salah satu instrument yang paling sering digunakan untuk
mendiagnosis depresi pada usia lanjut tanpa gangguan kognitif (Njoto, 2014,
h. 473).

2. Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur
yaitu peneliti dan subjek terlibat dalam percakapan bebas, namun tetap
berpedoman terhadap pokok permasalahan yang perlu dipertanyakan pada
subjek (Patilima, 2005, h.75).

Adapun format wawancara tersebut meliputi:

a. Data identitas dan latar belakang


b. Gejala depresi yang ada pada subjek sebelum dan setelah pemberian terapi
seni.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif yang digunakan adalah teknik
analisa statistik nonparametric Mann-Whitney Test. Analisis statistik
nonparametrik digunakan karena jumlah sampel kecil (<30). Tehnik analisis
statistik mann-whitney digunakan untuk mengetahui perbedaan antara kedua
kelompok data dari dua sample yang tidak saling terkait.
Analisis kualitatif yang di gunakan adalah analisis deskriptif yang di
proleh melalui wawancara mengenai gejala depresi yang terdapat pada lansia
sebelum dan sesudah pemberian terapi seni menggambar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Randomized Controlled Trial (RCT) merupakan metode yang umum


dikenal dalam ilmu kesehatan. Metode ini merupakan penelitian komparatif
eksperimental terkendali, dimana peneliti memberikan dua atau lebih intervensi
kepada pasien yang digunakan untuk sampel penelitian. Dalam penelitian Ilmu
Kesehatan, RCT biasa digunakan untuk menguji keberhasilan atau efektifitas
pengobatan. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk menguji keberhasilan
dan efektifitas tindakan medis. Bahkan RCT juga digunakan untuk menguji
efektifitas peralatan medis.
Dibanding metode penelitian yang lain, hasil penelitian yang
menggunakan model desain RCT paling layak untuk dipercaya. Hal ini
disebabkan karena dalam prakteknya, RCT mensyaratkan untuk menggunakan
sampel manusia/pasien yang sesungguhnya, dan tidak boleh diganti dengan
menggunakan hewan percobaan. Selain itu, model penelitian ini membandingkan
kelompok kontrol dan kelompok intervensi dalam realitas yang sesungguhnya.
Daftar pustaka

http://repository.unika.ac.id/15105/4/13.42.0070%20Damar%20Anggiafitri
%20Yulissusanti%20BAB%20III.pdf

https://id.scribd.com/doc/282686098/Randomized-Controlled-Trial

https://www.academia.edu/12376971/Desain_Studi_Eksperimental

Anda mungkin juga menyukai