OLEH :
Kata kasus yang terdapat di dalam studi kasus bisa merujuk pada individu, kelompok,
peristiwa, fenomena, perilaku dan banyak lainnya. Makna yang dirujuk oleh kata
kasus, dapat berbeda pada setiap penelitian atau topik. Hal ini tergantung dari si
peneliti memaknainya dalam penelitian yang ia lakukan.
Menukil dari penelitian “Studi kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan
Prosedurnya” karya Mudjia Rahardjo, studi kasus berasal dari terjemahan dalam
bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus” diambil dari kata
“Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current
English 3 (1989; 173), diartikan sebagai:
Selain batas yang samar, studi kasus juga harus memiliki berbagai sumber untuk dijadikan
alat pencarian bukti dan informasi. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka penelitian
tersebut tidak dapat menggunakan studi kasus.
Sedangkan menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto, studi kasus merupakan metode untuk
mengetahui dan memahami seseorang dengan menggunakan praktek inklusif dan
menyeluruh atau komprehensif.
Dalam prakteknya, peneliti akan mengumpulkan individu yang dijadikan sebagai subjek
penelitian. Selanjutnya, peneliti akan melakukan penggalian informasi pada subjek agar
dapat memperoleh pemahaman lebih dalam lagi. Jika sudah didapatkan, pemahaman dan
informasi tersebut dapat digunakan oleh subjek sendiri ketika melakukan penyelesaian
terhadap masalah yang dihadapi. Sehingga subjek dapat berkembang lagi setelah dapat
menyelesaikan permasalahan tersebut.
4. Bimo Walgito
Sedangkan menurut Bimo Walgito, studi kasus adalah metode yang ditujukan untuk
menyelidiki dan mempelajari peristiwa dan fenomena terkait individu merupakan
pengertian dari studi kasus. Individu yang dijadikan objek penelitian tersebut nantinya
akan diselidiki lebih lanjut.
Hasil penyelidikan bisa berbentuk beberapa laporan, salah satunya seperti biografi atau
riwayat hidup. Menurut Bimo Walgito, dalam melakukan studi kasus, dibutuhkan banyak
informasi dan akurasi data agar diperoleh hasil data yang sesuai, mendalam dan akurat.
5. Winston M. Tellis
Studi kasus didefinisikan oleh Tellis sebagai metode penelitian yang memiliki unit analisis
yang lebih mengacu pada tindakan individu atau lembaga dibandingkan dengan diri
individu maupun lembaga itu sendiri. Dapat dikatakan studi kasus lebih berfokus pada
tindakan atau perilaku yang dihasilkan. Sehingga menghindari bias atas penilaian diri pada
individu atau lembaga tertentu yang menjadi subjek penelitian. Selain itu, unit analisis
dapat berbeda dan bervariasi pada setiap individu dan lembaga.
Feagin, Orum dan Sjoberg mendefinisikan studi kasus sebagai metode penelitian yang
bersifat multi-perspectival analyses. Multi-perspectival analyses sendiri merupakan
penelitian yang membutuhkan analisis dari berbagai sudut pandang dan tidak hanya
berfokus pada satu hal.
Misalnya saja, tidak hanya berfokus pada individu itu sendiri. Tetapi harus menggunakan
analisis dari hal-hal selain individu tersebut, seperti alasan perilaku, faktor eksternal dan
lain sebagainya. Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan kelompok yang memiliki
kaitan dengan individu tersebut.
Terakhir Bogdan dan Biklien secara singkat mengartikan studi kasus sebagai tes yang rinci
dan detail dari suatu topik, penyimpanan dokumen dan dari suatu peristiwa tertentu.
B. JENIS STUDI KASUS
Setelah membaca mengenai beberapa pengertian studi kasus dari para ahli, tentunya
kamu lebih memahami maknanya. Selain pengertian, ada baiknya kamu juga
memahami jenis-jenis dari studi kasus. Ada tiga jenis studi kasus yakni:
1. Intrinsic
Studi kasus jenis ini digunakan pada kasus yang akan dipelajari dengan
mendalam. Dimana, kasus tersebut memiliki sesuatu yang menarik dan
mengandung minat intrinsik atau yang biasa disebut sebagai intrinsic interest.
2. Instrumental
Studi kasus instrumental ditujukan untuk mempelajari suatu kasus yang mana
hasilnya akan digunakan untuk memperbaiki atau melengkapi suatu teori yang
sudah ada. Selain untuk menyempurnakan teori yang sudah ada, hasil penelitian
studi kasus Instrumental juga dapat digunakan untuk mencetuskan teori baru.
3. Kolektif
Jenis studi kasus ini digunakan ketika dalam penelitian, subjek yang diteliti terdiri
dari beberapa kolektif atau kelompok. Akan tetapi tidak hanya semata kelompok
itu yang dipelajari. Individu-individu di dalamnya juga akan tetap dipelajari secara
mendalam. hal ini bertujuan guna memperoleh karakter umum yang bervariasi.
Baik itu dari kelompok maupun individu-individu di dalamnya.
Kasus yang diteliti juga merupakan kasus atau fenomena atau kejadian yang
sedang berlangsung dan sangat khas. Kekhasan kasus dapat dilihat dari segi
subjek, fenomena, lokasi dan lainnya yang terbilang jarang terjadi. Untuk
memperoleh pemahaman, data juga dapat diperoleh dari pihak lain yang
mengetahui kasus tersebut dengan baik. Sehingga akan melengkapi data yang
sudah diperoleh dari data utama.
Meskipun tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif, nyatanya studi kasus juga
dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif, studi
kasus dapat memberikan data yang memungkinkan peneliti untuk memperluas
bukti. Bukti yang dimaksud adalah data yang memperkuat hipotesis penelitian.
Tentunya, bukti ini akan membahas tentang tema atau topik yang sedang diteliti.
C. LANGKAH – LANGKAH CARA MEMBUAT PENELITIAN STUDI KASUS
Studi kasus yang digunakan dalam penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Sekarang kamu akan masuk tahap selanjutnya yakni membuat kerangka penelitian
dengan menggunakan metode studi kasus. Di bawah ini sudah ada cara mudah untuk
membuat penelitian studi kasus.
Berikut langkah-langkahnya yang bisa kamu ikuti: