STUDY
Kelompok 6
DISA I IKHLAS
FATH EZZATI K
IRENE NADIA V
NADHIA FORTUNA C
Universitas Diponegoro | 2024
OVERVIEW
Case Study
Method of Data Collection
Jenis Case Study
Analyze Case Study
Research Question
Reporting Case Study
Study of Single Case or Multiple Case
Contoh Case Study
literature Review
1
CASE STUDY
Case Study merupakan suatu metode dalam penelitian dengan tujuan untuk
memecahkan suatu masalah. Case Study digunakan untuk memberikan
pemahaman akan sesuatu yang menarik perhatian, proses sosial yang terjadi,
peristiwa konkret, atau pengalaman orang yang menjadi latar dari sebuah kasus.
Menurut Johanson dalam Prihatsanti, Case study diharapkan dapat menangkap
kompleksitas satu kasus dan metodologi ini semakin berkembang dalam ilmu-
ilmu sosial, termasuk dalam bidang yang berorientasi pada praktik seperti studi
lingkungan, pendidikan maupun bisnis. Lebih lanjut Yin (2018) menjelaskan
bahwa case study merupakan metode empiris yang menyelidiki fenomena
kontemporer secara mendalam dan dalam konteks dunia nyata (real life context).
2
CASE STUDY
Case study adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif. Dengan mengikuti perkembangan yang sekarang dalam penerapannya
dapat digunakan dalam beberapa ilmu sosial seperti sosiologi, manajemen serta
psikologi (Priya,2021). Namun, terdapat beberapa case study yang dilakukan pada
penelitian kuantitatif contohnya pada bidang kedokteran serta rekam medis.
3
CASE STUDY
Case Study merupakan cara penelitian ilmu sosial yang mempunyai khas. Case
study bukanlah sebuah metode data koleksi, melainkan strategi atau metode
penelitian untuk mempelajari suatu unit sosial. Unit sosial yang dimaksud dapat
berupa individu, keluarga, rumah tangga, komunitas, organisasi, peristiwa atau
bahkan keputusan. Case Study merupakan strategi penelitian, bukan
metode/teknik/proses dalam pengumpulan data. Dalam penelitian Case Study
memungkinkan peneliti untuk menggunakan metode pengumpulan data apapun
yang sesuai tujuannya (asalkan metodenya layak dan etis). Metode pengumpulan
data dapat berupa kuesioner, survey, wawancara mendalam, observasi, studi
dokumen (naskah arsip, rekaman) dan sebagainya.
4
JENIS CASE STUDY
DESCRIPTIVE EXPLORATORY
Tujuannya adalah untuk Tujuannya untuk mempelajari suatu
mendeskripsikan suatu fenomena fenomena dengan niat menjelajahi
secara rinci dalam konteks dunia atau mengidentifikasi pertanyaan
nyata. Dapat digunakan dalam penelitian baru yang dapat digunakan
penelitian bidang ilmu sosiologi dan studi penelitian selanjutnya secara
Atropologi ekstensif.
EXPLANATORY
Tujuannya untuk mengkaji faktor-faktor penyebab guna menjelaskan suatu
fenomena tertentu. Dalam studi ini fokus untuk menjelaskan “how” dan “why”
alasan urutan tertentu peristiwa terjadi atau tidak terjadi.
5
RESEARCH QUESTION
Menurut (Hedrick, Bickman, & Rog, 1993) sebuah penelitian mencakup beberapa
pertanyaan. Bentuk pertanyaan dasar seperti, “who”, “what”, “where”, “how”,
dan “why”. Dalam case study, pertanyaan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan “how” dan “why”.
Pertanyaan “how” dan “why” bersifat menjelaskan dan mengarah pada
penggunaan studi kasus, sejarah, atau eksperimen sebagai penelitian pilihan
metode. Semakin banyak pertanyaan “how” dan “why” menjelaskan beberapa
hal keadaan (misalnya, “bagaimana” atau “mengapa” suatu situasi sosial
fenomena berhasil), maka akan semakin relevan penelitian studi kasus tersebut.
Studi kasus juga semakin relevan jika pertanyaan memerlukan deskripsi yang
luas dan mendalam tentang beberapa fenomena sosial.
6
RESEARCH QUESTION
Kelebihan metode studi kasus adalah pertanyaan penelitian “how” atau “why”
diarahkan pada peristiwa kontemporer sehingga peneliti tidak sedikit atau tidak
perlu waktu banyak untuk mengontrolnya. Perumusan pertanyaan penelitian
dengan meninjau kembali bahan-bahan pustaka untuk mencapai tujuan
penelitian.
7
STUDY OF SINGLE CASE
Pemilihan kasus tunggal biasanya terjadi pada pengujian kritis teori yang
signifikan
kritis
Kritis merupakan alasan pertama dalam memilih single case. Kritis sangat
penting bagi teori atau proposisi teoretis. Teori ini menetapkan
serangkaian keadaan yang jelas di mana proposisinya diyakini benar.
Menggunakan kasus tunggal untuk menentukan apakah proposisi tersebut
benar atau apakah beberapa penjelasan alternatif lebih relevan. kasus
tunggal dapat mewakili kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan
dan pembangunan teori dengan mengkonfirmasi, menantang, atau
memperluas teori tersebut
8
STUDY OF SINGLE CASE
Kasus ekstrem atau tidak biasa
Alasan kedua untuk single case muncul ketika kasus tersebut merupakan
kasus ekstrim atau kasus yang tidak biasa, menyimpang dari norma teoritis
atau bahkan kejadian sehari-hari. Misalnya, kasus seperti ini dapat terjadi
dalam psikologi klinis, di mana cedera atau kelainan tertentu mungkin
menawarkan peluang tersendiri yang layak untuk didokumentasikan dan
dianalisis. Dalam penelitian klinis, strategi penelitian yang umum
memerlukan studi kasus-kasus yang tidak biasa ini karena temuannya
dapat mengungkapkan wawasan tentang proses normal
9
STUDY OF SINGLE CASE
Umum
Alasan ketiga dalam single case adalah kasus yang umum. Tujuannya adalah
untuk menangkap kembali keadaan dan kondisi situasi sehari-hari karena
pelajaran yang mungkin diberikan tentang proses sosial terkait dengan
beberapa kepentingan teoretis.
Pengungkapan
Alasan keempat dalam single study case adalah kasus pengungkapan
(revelatory case). Situasi ini terjadi ketika seorang peneliti mempunyai
kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang
sebelumnya tidak dapat diakses oleh penyelidikan ilmu sosial.
10
STUDY OF SINGLE CASE
Longitudinal
Alasan kelima dalam single study case adalah kasus longitudinal:
mempelajari kasus tunggal yang sama pada dua atau lebih titik waktu yang
berbeda. Teori kepentingan kemungkinan besar akan menentukan
bagaimana kondisi tertentu dan proses yang mendasarinya berubah seiring
waktu.
11
STUDY OF MULTIPLE CASE
Model multi-kasus yang lebih rumit kemungkinan besar disebabkan oleh jumlah
dan jenis replikasi teoritis yang ingin akan liput. Misalnya, peneliti menggunakan
desain “dua sisi” yang mana kasus-kasus dari kedua ekstrem (dari beberapa
kondisi teoritis penting, seperti hasil yang sangat baik dan sangat buruk) telah
dipilih secara sengaja.
Alasan multi-kasus juga dapat berasal dari hipotesis sebelumnya mengenai
berbagai jenis kondisi dan keinginan untuk memiliki subkelompok kasus yang
mencakup masing-masing jenis. Desain ini dan desain serupa lainnya lebih rumit
karena penelitian ini masih harus memiliki setidaknya dua kasus individual dalam
masing-masing subkelompok, sehingga replikasi teoretis antar subkelompok
dilengkapi dengan replikasi literal dalam setiap subkelompok.
12
STUDY OF MULTIPLE CASE
Jenis model ini menjadi lebih umum, namun lebih mahal dan memakan waktu
lama untuk dilakukan. Setiap penggunaan desain kasus ganda harus mengikuti
replikasi, bukan pengambilan sampel, logika, dan peneliti harus memilih setiap
kasus dengan hati-hati. Kasus-kasus tersebut harus disajikan dengan cara yang
mirip dengan beberapa eksperimen, dengan hasil yang serupa (replikasi literal)
atau hasil yang kontras (replikasi teoretis) yang diprediksi secara eksplisit pada
awal penyelidikan.
13
LITERATURE REVIEW
Literature review untuk makalah penelitian studi kasus umumnya memiliki
struktur yang sama dengan makalah penelitian tingkat perguruan tinggi lainnya.
Namun, perbedaannya terletak pada fokus ulasan literatur yang ditujukan untuk
memberikan informasi latar belakang dan memungkinkan interpretasi sejarah
terhadap subjek analisis sehubungan dengan masalah penelitian yang ingin
diselesaikan oleh studi kasus tersebut.
14
LITERATURE REVIEW
Untuk menentukan pertanyaan-pertanyaan yang paling mendesak pada suatu
topik, serta untuk memperoleh ketelitian dalam merumuskan pertanyaan-
pertanyaan tersebut, seorang peneliti memerlukan banyak persiapan. Salah satu
caranya adalah dengan meninjau literatur mengenai topik tersebut (Cooper,
1984). Perlu dicatat bahwa tinjauan literatur merupakan sarana untuk mencapai
tujuan dan bukan sebuah tujuan itu sendiri. Dengan kata lain, peneliti pemula
mungkin berpikir bahwa tujuan tinjauan literatur adalah untuk menentukan
jawaban tentang apa yang diketahui tentang suatu topik, namun sebaliknya,
peneliti berpengalaman meninjau penelitian sebelumnya untuk
mengembangkan pertanyaan yang lebih tajam dan mendalam tentang topik
tersebut.
15
LITERATURE REVIEW
Sebagai contoh, Seorang peneliti bisnis ingin melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kampanye pemasaran digital.
Sebagai langkah awal, peneliti tersebut melakukan tinjauan literatur untuk
memahami apa yang telah diketahui dari penelitian-penelitian sebelumnya
tentang pemasaran digital. Pada awalnya, peneliti pemula mungkin hanya
menyusun informasi tentang strategi pemasaran digital yang efektif dan hasil-
hasil riset terdahulu. Namun, seorang peneliti berpengalaman dapat
menggunakan tinjauan literatur untuk mengidentifikasi kekosongan
pengetahuan, kontradiksi, atau aspek-aspek yang belum dipahami sepenuhnya
dari topik tersebut.
16
LITERATURE REVIEW
Dengan melibatkan tinjauan literatur secara kritis, peneliti dapat
mengembangkan pertanyaan penelitian yang lebih spesifik, misalnya:
Bagaimana faktor demografis pengguna internet mempengaruhi respons terhadap
1 kampanye pemasaran digital?
Studi kasus melibatkan studi rinci terhadap unit analisis yang bersangkutan dalam
2 pengaturan alaminya. Studi yang terlepas dari konteks tidak memiliki relevansi
dalam penelitian studi kasus.
19
METHOD OF DATA COLLECTION
Karena studi kasus bersifat mendalam, penelitian studi kasus memberikan peneliti
3 keleluasaan untuk menggunakan metode pengumpulan data apa pun yang sesuai
dengan tujuan mereka (asalkan metodenya dapat dijalankan dan bersifat etis).
Secara umum, untuk penelitian fenomena yang baik, tidak tercemar, dan tidak bias,
beberapa teknik pengumpulan data digunakan, seperti kuesioner, survei,
wawancara mendalam, observasi partisipan/non-partisipan, dan studi dokumen
(baik berupa buku, manuskrip arsip, atau rekaman audio-visual), percakapan dalam
pengaturan alami, tanda, artefak fisik, dan sebagainya.
De Vaus (2001, hlm. 220) menyatakan bahwa 'unit analisis' dalam penelitian studi
4 kasus bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, komunitas, organisasi,
peristiwa, atau bahkan keputusan.
20
ANALYZE CASE STUDY
Analisis studi kasus dapat dimulai dengan sebuah pertanyaan yang menunjang
studi kasus, mulai dengan pertanyaan kecil terlebih dahulu dan kemudian
disesuaikan dan diidentifikasi dengan bukti yang telah didapatkan, lanjutkan ke
pertanyaan yang lebih besar sampai dengan pertanyaan diawal telah terjawab.
Analisis data terdiri dari pengujian, pengkategorian, pentabulasian ataupun
pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal suatu
penelitian.
21
ANALYZE CASE STUDY
Teknik analisis data menurut Miles & Huberman (1984, Yin 2018) :
Memasukkan informasi ke dalam daftar (berdasarkan tema dan sub tema)’
Membuat matriks kategori
Analisis data flowchart
Tabulasi frekuensi peristiwa
Memeriksa tabulasi yang kompleks dan mengkalkulasi angka urutan kedua
Memasukkan informasi ke dalam urutan kronologis
Persiapan terbaik untuk melakukan analisis studi kasus adalah dengan memiliki
gambaran umum strategi analisis. Tujuan dari strategi analisis adalah untuk
menghubungkan data studi kasus ke konsep penting yang menarik, agar konsep
tersebut dapat memberikan arah dalam menganalisis data. Peneliti dapat
mengembangkan strategi sendiri tetapi juga dapat mempertimbangkan empat
strategi umum tersebut.
22
ANALYZE CASE STUDY
Dalam strategi umum apa pun, termasuk strategi yang mungkin peneliti
kembangkan sendiri, peneliti perlu juga mempertimbangkan untuk
menggunakan salah satu dari lima teknik analisis (Yin, 2018) :
Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan case study sebagai metode penelitian.
Penelitian ini menjelaskan lebih dalam terkait faktor-faktor perpindahan satu pekerjaan ke
pekerjaan lain seperti faktor motivasi, kebutuhan, serta faktor pendukung lainnya. Penelitian ini
difokuskan pada satu macam responden. Penelitian ini termasuk pada single case study yang mana
model analisis data menggunakan theoretical coding guna untuk mengembangkan grounded
theory.
34
INTRODUCTION
Seperti pada umumnya makalah penelitian, bagian
pendahuluan harus bersifat sebagai peta jalan untuk
pembaca yang berisikan ruang lingkup dan tujuan penelitian.
THANK YOU