Anda di halaman 1dari 6

Metode Studi Kasus Sebagai Salah Satu Metode Penelitian Kualitatif

Oleh:

Akbaruddin Mandala (6662180057), Yusuf Kurnia Adji (6662180058), dan Nur Rahmawati
(6662180119)

Metode penelitian studi kasus dalam penelitian kualitatif diungkapkan oleh John Creswell
(1998). Creswell menjelaskan ada lima jenis metode penelitian kualitatif yaitu biografi,
fenomenologi, etnografi, grounded theory dan studi kasus. Studi kasus merupakan suatu
eksplorasi sistem yang terkait (bounded system) atau kasus (Creswell, 1998). Pengertian lainya
studi kasus yaitu studi tentang kekhususan dan kompleksitas suatu kasus tunggal dan berusaha
untuk mengerti kasus tersebut dalam konteks, situasi, dan waktu tertentu (Paton, 2002).
Sedangkan Yin (1996) menjelaskan bahwa studi kasus salah satu metode penelitian dalam ilmu
sosial yang cocok digunakan jika pertanyaan penelitian yang akan dijawab berkaitan dengan how
dan why. Selain itu penelitian ini cocok digunakan untuk meneliti mengenai fenomena
kontemporer (masa kini), dan jika peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol
peristiwa yang diteliti.

Dari pengertian beberapa ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa metode penelitian studi
kasus merupakan sebuah penelitian yang meneliti suatu fenomena atau peristiwa (kejadian) yang
kompleks dengan mengeksplorasi sebuah kasus tersebut secara mendalam dengan permasalahan
yang dapat dijawab menggunakan how dan why yang kasus tersebut terikat dalam bentuk
konteks, situasi dan waktu tertentu. Penelitian ini bersifat penelitian yang terjadi masa sekarang
dan kita sebagai peneliti fenomena tersebut tidak dapat mengontrol atau mengendalikannya. Kita
sebagai peneliti hanya dapat untuk mencari penyebab bagaimana kasus tersebut bisa terjadi.

Studi kasus ini sama dengan metode penelitian kualitatif lainnya yaitu metode yang
penelitiannya menyelidiki fenomena-fenomena di kehidupan nyata. Studi kasus sering digunakan
untuk penelitian sosial diantaranya seperti sosiologi, psikologi, ilmu politik, antropologi sejarah
dan ekonomi serta dalam bidang ilmu praktis seperti pendidikan, perencanaan wilayah
perkotaan, administrasi umum dan ilmu-ilmu manajemen (wahyuningsih, 2013). Penelitian studi
kasus bisa juga kita sebut sebagai studi lapangan karena kita terlibat langsung untuk mengetahui
secara dalam peristiwa tersebut.

Metode penelitian studi kasus dalam penelitian kualitatif memupunyai karakteristik yang
menciri-cirikan mengenai metode tersebut. Hal ini juga berlaku pada setiap mettode penelitian.
Seperti yang telah dipaparkan oleh Creswell dalam bukunya Qualitative Inquiry And Research
Design: Choosing Among Five Traditions dari Yin (2003a, 2009); Van Wynsberghe dan Khan
(2007); dan Creswell (2003, 2007) dalam Samoke (2013) ada beberapa karakteristik khusus studi
kasus diantaranya; menjadikan sebuah kasus sebagai studi atau objek penelitian, peristiwa atau
fenomena yang terjadi dikehidupan nyata kita pandang sebagai sebuah studi yang akan kita
pelajari dan mencari sebab akibat tentang peristiwa tersebut; kasus tersebut merupakan sebuah
fenomena kotemporer, yaitu kasus terikat dengan keadaan konteks, tempat, waktu tertentu, dan
dimana kasus ini terjadi dimasa kini; untuk mengetahui kasus itu beberapa informasi digunakan
dalam pengumpulan datanya hal ini bertujuan kasus yang ditelti dapat digambarkan secara
mendalam dan terperinci; peneliti dalam mengambarkan penelitiannya akan “menghabiskan
waktunya”, disini peneliti dapat menjelaskan bahwa kasus yang diteliti dapat dijadikan sebuah
studi dan dapat menjadi sebuah metodologi; metode studi kasus dijadukan sebagai sentaral
penelitian trutama dalam bidang antropologi, sosilogi, dan psikologi, yang dimana apakah kasus
ini dapat dijadikan teori dan menguji teori (bisahkah toeri ini dapat digunakan untuk semua
konteks), atau dapat menjawab persoalan-persoalan yang belum bisa dipecahkan dengan teori
lain; menggunakan beberapa teori sebagai acuan penelitian; kasus yang teliti merupakan sebuah
fenomena yang nyata atau benar-benar terjadi.

Pada penelitian sosial studi kasus, studi kasus dapat memberikan sudut pandang yang
luas terhadap kasus yang diteliti kepada peneliti, peneliti dapat melakukan pendalaman kasus
secara detail dan terperinci. Dengan peneliti melakukan pertimbangan mengenai jenis kasus yang
paling tepat diteliti, memiliki fokus pada suatu kasus atau isu, memilih pengkajian kasus dengan
berbagai perspektif terhadap setiap permasalahannya, serta memilah dari kasus biasa hingga
kasus luar biasa. Penerapan ini dapat membantu peneliti dalam mengembangkan penelitian studi
kasus.

Ketika melakukan penelitian studi kasus ada beberapa tantangan yang harus dapat
dilewati oleh peneliti agar penelitian mengenai suatu kasus atau isu dapat selesai hingga proses
akhir. Creswell (1998) tantangan yang harus dilewati peneliti adalah peneliti diharapkan dapat
mengidentifikasi kasus dengan baik, peneliti mempertimbangkan apakah akan mempelajari kasus
tunggal atau kasus majemuk, dasar pemikiran peneliti dalam memilih kasus untuk memilih
strategi sampling yang baik sehingga akan menghasilkan informasi yang baik pula, memiliki
banyak informasi guna memberikan kemudahan dalam menggambarkan kasus secara mendalam,
dalam merancang studi kasus peneliti dapat mengembangkan data yang telah dikumpulkan
mengenai suatu kasus, memiliki batasan terhadap kasus yang diteliti untuk memudahkan peneliti
dalam memetakan sebuah kasus. Pembatasan ini dapat ditentukan dari konteks, tempat, isu dan
waktu.

Penelitian metode studi kasus dapat digunakan dengan mendeskripsikan permasalahan


mengenai isu yang diteliti dan sampai mana kasus dapat dikembangkan dan diteliti. Selanjutnya
menjelaskan teori bagi studi yang digunakan yang telah disusun menggunakan teori interaktif,
kemudian studi dilihat dengan mampu dan ketidakmampuan suatu permasalahan daan prediksi
seberapa besar keberhasilan mengenai isu yang diteliti, dengan mempertimabangkan faktor
internal dan eskternal, serta berlanjut kepada eksplorasi objek penelitian.

Eksplorasi objek penelitian kita hendaknya memposisikan studi dalam teori tertentu
sebelum kita melakukan mengeksplorasi untuk melakukan pengumpulan data objek penelitian.
Untuk memudahkan kita dalam proses pengumpulan data kita bisa melakukan penyusunan
pertanyaan. Sub pertanyaan dapat berupa langkah-langkah dalam pengumpulan data, analisis dan
konstruksi dengan naratif

Memulai penelitian studi kasus, setelah menentukan isu kasus melakukan pendeskripsian
permasalahan, menetapkan acuan penelitian, penjelasan teori penyusunan sub pertanyaan maka
selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data pada studi kasus dapat
dilakukan dengan observasi, wawancara, pengumpulan materi-materi mengenai isu kasus berupa
audio visual, serta menggunakan dokumentasi dan laporan tentang pihak-pihak yang terkait
dalam isu atau kasus tersebut (Creswell, 1998).

Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan banyak informasi dan


pengumpulan yang data yang banyak yang akan berguna dalam proses membangun pengambaran
secara mendalam suatu kasus. Ketika melakukan pengumpulan data, peneliti juga harus
melakukan analisis data. Stake (1995) memaparkan ada empat bentuk analisis data dalam metode
penelitian studi kasus. Pertama, Pengumpulan kategori, peneliti harus menemukan atau mencari
suatu kumpulan contoh-contoh data yang diharapkan dapat menemukan makna yang relevan
untuk penelitian. Kedua, interpretasi langsung, peneliti studi kasus melihat pada satu contoh
kasus, dan manik makna tanpa melihat contoh-contoh lainnya. Ketiga, peneliti membentuk
sebuah pola dan mencari kesepadanan antara dua atau lebih kategori. Kesepadanan ini dapat
dilihat dengan memuat tabel 2x2 yang dapat menunjukkan hubungan antara kedua kategori.
Keempat, yang terakhir peneliti mengembangkan generalisasi naturalistik melalui analisa data,
generalisasi ini dapat diambil melalui orang-orang yang belajar dari suatu kasus, baik dari kasus
sendiri ataupun dari penerapan dari sebuah populasi kasus.

Tahap yang dilakukan selanjutnya setelah peneliti menganalisis data yaitu menyusun
laporan studi kasus. Dalam penyusunan studi kasus yang dijelaskan Merriam (1988) bahwa tidak
terdapat aturan atau format khusus dalam menyusun sebuah laporan penelitian dengan
menggunakan metode studi kasus. Laporan studi kasus biasanya ditulis dalam bentuk naratif
tertulis.

Menyusun laporan studi kasus, peneliti dapat membuka dan menutup laporan dengan
memberikan gambaran yang dapat memberikan gambaran kasus atau isu yang telah diteliti
sehingga pembaca dapat tertarik ke dalam sebuah kasus. Stake (1995) menjelaskan mengenai
retorika dalam metode penyusunan studi kasus untuk memberikan gambaran-gambaran umum
berupa ide-ide yang dapat digambarkan dalam metode studi kasus. Pertama, penulis dapat
membuat laporan studi kasus melalui gambaran-gambaran umum isu yang diteliti dan pembaca
dapat menggambarkan secara umum pengalaman dan mengetahui mengenai tempat dan waktu
yang diteliti. Kedua, disini penulis dapat mendefinisikan isu, tujuan dan metode studi yang
digunakan agar pembaca dapat belajar dan memahami mengenai latar belakang suatu isu atau
kasus diikuti dengan penjelasan kasus dan konteksnya. Ketiga, menampilkan beberapa kata
kunci agar membantu pembaca dalam memahami kasus. Keempat, meneliti isu lebih jauh dengan
point peneliti memilih dengan baik data yang telah terkumpul. Kelima, menyusun ringkasan
tentang bahwa penulis memahami kasus, generalisasi naturalistik awal, dan menjelaskan
kesimpulan yang ditulis penulis apakah merupakan pengalaman pribadi atau pengalaman yang
mewakili pembaca sehingga muncul persepsi pembaca. Terakhir, penulisan menutup laporan
dengan gambaran penutup, sebuah penjelasan mengenai laporan yang ditulis merupakan
pengalaman atau peristiwa dari seseorang yang mengalami kasus.

Pada metode penelitian studi kasus ini pentingnya verifikasi yang ekstensi melalui
triangulasi dan membercheck akan sebuah studi kasus (Stake,1995). Triangulasi ini berfungsi
oleh peneliti sebagai pengecekan keabsahan sebuah data melalui perbandingan dan pengecekan
terhadap data. Denzim (1970), ada empat triangulasi yang berbeda untuk pengecekan data
diantaranya teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber data, peneliti, teori dan
metodologi.

Sedangkan untuk member check direkomendasikan oleh Stake (1995) verifikasi dengan
menggunakan member check adalah peneliti untuk melakukan pengecekan kepada anggota yang
terlibat pada penelitian studi kasus dan untuk mewakili rekan-rekan peneliti dalam memberikan
reaksi dan pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh
peneliti. Penilaian ini disebut dengan daftar check kritik yang terdiri dari 20 pertanyaan yang
akan digunakan untuk menilai laporan penelitian studi kasus ini.

Sebagai salah satu metode penelitian dalam penelitian kualitatif, metode studi kasus
memiliki keunikan dan keunggulan, diungkapkan oleh Mulyana (2004:201), studi kasus dapat
memberikan informasi mengenai hubungan antar variabel serta proses sesuatu yang memerlukan
pemahaman secara mendalam dan secara luas, studi kasus memberikan sebuah wawasan untuk
ita memahami perilaku-perilaku manusia, data-data temuan studi kasus dapat dapat disajikan
yang berguna untuk membangun latar belakang permasalahan yang lebih besar dan mendalam
dalam pengembangan ilmu sosial.

Selain mempunyai keunggulan studi kasus juga mempunyai beberapa kelebihan sebagai
salah satu metode penelitian studi kasus diantaranya yaitu kedalaman studi yang diteliti tanpa
disadari mengorbankan tingkat keluasan suatu isu yang sebenarnya dapat lebih dikembangkan
dan sulitnya melakukan generalisasi yang seharusnya berlaku umum. Selanjutnya kecenderungan
yang dilakukan peneliti dalam menggunakan metode studi kasus yaitu pembiasan oleh
subjektivitas peneliti.
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, John W. (1998). Qualitative Inquiry And Research Design: Choosing Among Five
Traditions. London: SAGE Publications.

Denzim, N. (1970). The Research In Sociology. London: Butterworth

Merriam, S.B. (1988). Case Study Research In Education: A Qualitative Approach. San
Francisco: Jossey-Bass

Mulyana, D. (2004). Metode Penelitian Kualitatif dan Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan I
ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Raco, J. R. (2010). Metode Penelitian KUalitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.


Jakarta: Grasindo

Stake, R.E. (1995). The Art Of Case Study Research. Thousand Oaks CA: Sage Publications.

Wahyuningsih, R. (2013). Metode Penelitian Studi Kasus: Konsep, Teori Pendekatan Psikologi
Komunikasi dan Contoh Penelitiannya. Madura: UTM Press

Yin, R. K. (1996). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai