Anda di halaman 1dari 11

BAB 10

Rancangan Metodologi Penelitian Kualitatif VI

A. Tujuan Pembelajaran

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui objek dan informan dalam metodologi penelitian
kualitatif
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis sumber data dalam metodologi penelitian
kualitatif
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memperoleh informan dalam metodologi
penelitian kualitatif
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui alat bantu pengumpulan data dalam metodologi
penelitian kualitatif

B. Pendahuluan (Jika Dibutuhkan)

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori tetapi dipandu
oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data
yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan
analisis data untuk membangun hipotesis,
Penelitian kualitati lebih mementingkan proses, dimana penelitian kualitatif proses
yang benar dalam menentukan sumber data/informan, teknik mendapatkan data dan
menganalisis data jauh lebih penting daripda hasil akhir dan kesimpulan. Jika seorang peneliti
dalam pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dilakukan hanya sekali
terhadap informan, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang kredibel, sehingga
kesimpulan yang diambil pun tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Demikian
pula ketika mengidentifikasi sumber data, peneliti tidak dapat menggunakan metode acak
untuk memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Kehadiran, sikap, dan gaya komunikasi peneliti
sangat penting untuk diperhatikan, karena hal ini dapat mempengaruhi informan dalam
memberikan data atau informasi yang dibutuhkan.
C. Objek dan Informan

 Objek Penelitian
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, objek adalah hal, perkara, atau orang yang
menjadi pokok pembicaraan. Dengan kata lain, objek penelitian adalah sesuatu yang
menjadi fokus penelitian. Ketika kita berbicara tentang objek penelitian, objek-objek
tersebut dikupas dan dianalisis oleh peneliti berdasarkan teori yang sesuai dengan
objek penelitian.
 Informan
Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu penelitian.
Orang, benda atau lembaga (organisasi) yang sifatnya menjadi subjek kajian adalah
objek yang berhubungan atau terkandung objek penelitian.
Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil
penelitian. Subjek penelitian adalah keseluruhan objek yang didalamnya terdapat
narasumber atau informan yang dapat memberikan informasi tentang permasalahan
yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam penelitian kualitatif, subjek sering disebut sebagai informan. Informan
adalah orang yang dipercaya menjadi narasumber atau sumber informasi oleh
peneliti yang akan memberikan informasi secara akurat untuk melengkapi data
penelitian.
Informan memberikan informasi atau data yang peneliti butuhkan. Tanpa
informan, peneliti tidak akan mendapatkan hasil atau substansi dari penelitian.
Informan juga harus dalam bentuk yang berkualitas karena mempengaruhi
keakuratan informasi yang diteliti dan hal itu mempengaruhi keakuratan informasi
yang diteliti.
Demi meyakinkan bahwa data yang diperoleh dari informan bersifat akurat
maka informasi atau data tersebut harus berasal dari informan yang handal dan
dapat dipercaya. Menurut Moleong dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi,
berikut beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang informan:
1. Jujur
Seorang informan harus bersifat jujur. Jujur disini maksudnya tidak menutup-
nutupi apa yang ditanyakan oleh peneliti. Kejujuran informan sangat
mempengaruhi keaslian datta yang diteliti.
2. Taat pada janji
Sebelum diadakannya penelitian, biasanya antara peneliti dan informan sudah
melakukan perjanjian tentang apa-apa saja hal yang boleh dan tidak boleh
ditanyakan. Peneliti juga diharuskan menjelaskan dalam rangka apa penelitian
ini dilakukan, sehingga terjadi pengertian diantara peneliti dan informan.
Setelah kesepakatan itu tercapai barulah proses penelitian boleh
diberlangsungkan.
3. Patuh pada aturan
Sebelum dilakukan penelitian, seharusnya dimulai dengan pembagian peraturan
antara peneliti maupun informan. Hal ini dimaksudkan untuk tidak terjadinya
ketidaksepemahaman antara peneliti dan informan pada saat sesi tanya jawab
berlangsung. Apabila terjadi ketidaksepemahaman bukan tidak mungkin proses
tanya jawab akan berhenti ditengah-tengah, sehingga tidak mencapai hasil dari
yang peneliti inginkan.
4. Aktif berbicara
Seorang peneliti yang jeli diharuskan mencari informan yang suka berbicara, hal
ini dimaksudkan agar informan tidak sungkan-sungkan menjelaskan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah peneliti buat. Apabila peneliti
menemukan informan yang tidak memenuhi kriteria ini, maka bukan tidak
mungkin penelitian ini akan gagal dan hanya membuang waktu saja.
5. Tidak termasuk anggota kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian
Jelas hal ini sangat penting, apabila peneliti salah mencari informasi dan
memberi pertanyaan pada orang-orang yang bertentangan dengan pertanyaan
pada orang-orang yang bertentangan dengan pertanyaan peneliti, maka
dipastikan penelitian itu gagal. Hal itu bisa dikarenakan sang informan
memberikan jawaban atau penjelasan yang salah dan menyimpang, hal itu dapa
merusak niat awal si peneliti dan tentu saja keabsahannya pun tidak benar.
6. Mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi
Poin ini sangat penting, karena tidak semua orang memiliki pandangan tertentu
tentang apa yang ingin diketahui oleh peneliti. Banyak orang yang hanya asal
sebut saja, mungkin dikarenakan orang itu mendengar atau mengetahui hal
tersebut dari orang lain dan malah menceritakan hal tersebut kepada peneliti.
Memang hal itu tidaksalah, tetapi mungkin peneliti pun kurang puas dengan
jawaban informan tersebut, sehingga peneliti harus mengulang mencari
informan lain dan memerlukan waktu berulang-ulang (2004:90).
Ada banyak hal yang perlu diketahui dan dilakukan peneliti dalam menentukan
infroman. Jumlah informan yang banyak bukan berarti kemudahan bagi peneliti,
karena jika jawaban informan tidak memuaskan peneliti, peneliti perlu
menghabiskan lebih banyak waktu untuk penelitian. Kehati-hatian dan ketelitian
adalah cara peneliti harus melanjutkan untuk menentukan informan, salah memilih
informan dapat mempengaruhi validitas dan akurasi data.

D. Jenis Sumber Data

Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah tersedianya sumber
data. Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanatory (menerangkan, menjelaskan) karena
bertujuan untuk mempelajari orang (object society), sedangkan penelitian kualitatif lebih
bersifat understanding (memahami) fenomena atau gejala sosial karena bertujuan untuk
mempelajari masyarakat sebagai subjek.

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana informasi dapat diperoleh.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data diartikan sebagai realitas yang ada yang berfungsi
sebagai bahan sumber untuk mengumpulkan pendapat, keterangan yang benar, dan informasi
atau bahan untuk penalaran dan penyelidikan. Oleh karena itu sumber data uraian di atas
merupakan subjek penelitian yang dilampirkan datanya. Sumber data dapat berupa objek,
gerakan, orang, tempat, dll.

Ketika penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara untuk mengumpulkan data,


sumber data disebut responden, yaitu orang yang menjawab atau menanggapi pertanyaan
penelitian, baik tertulis maupun lisan. Ketika seorang penelitimenggunakan metode observasi,
sumber data dapat berupa objek, gerakan, atau proses tertentu. Misalnya, penelitian yang
mengamati pertumbuhan jagung, sumber datanya adalah jagung dan objek penelitiannya adalah
pertumbuhan jagung.

Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data menentukan kekayaan data yang
diperoleh. Jenis sumber data khususnya dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.

1. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”Responden”, yaitu orang yang
memberikan “Respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan
oleh peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisi narasumber sangat penting,
bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Oleh
karena itu, ia disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber
informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor
atau pelaku yang ikut melakukan berhasil tidaknya penelitian berdasarkan informasi
yang diberikan.
2. Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa
atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau
kejadian ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih
pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati sebuah
peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi
verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.
3. Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi
peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau
aktivitas yang dilakukan bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan
tempat maupun tempat maupun lingkungnnya.
4. Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis
seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang
berkaitan dengan suatu peristiwa.

E. Cara Memperoleh Informan

Dari segi linguistik, informan adalah orang yang menyampaikan informasi, sehingga
keberadaan informan ini sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif, dimana informasi
utamanya diperoleh dari wawancara mendalam. Informan juga diartikan sebagai orang atau
pelaku yang benar-benar mengetahui dan menguasai masalah serta yang terlibat langsung
dalam masalah penelitian. Informan penelitian dalam penelitian kualitatif mengacu pada
langkah-langkah peneliti sendiri. Tujuannya agar data atau informasi dapat diperoleh. Dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif, peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor
kontekstual, sehingga dalam hal ini informasi yang dibutuhkan peneliti diperoleh dari seorang
informan yang memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap subjek yang terlibat dalam
penelitian. Identifikasi informan dapat dilakukan oleh peneliti ketika peneliti memahami
masalah penelitian secara umum. Serta memahami model anatomi masyarakat tempat
penelitian dilakukan. Namun jika peneliti tidak memahami anatomi masyarakat dimana
penelitian dilakukan. Sehingga peneliti terus menerus berusaha untuk mendapatkan data
penelitian. Dari kedua upaya di atas dalam penelitian kualitatif, ketiga metode tersebut dapat
digunakan. Yakni prosedur target, prosedur kuota dan prosedur snowball saat mengidentifikasi
dan menemukan informan.
1. Prosedur Purposif
Ini adalah salah satu strategi untuk mengidentifikasi informan yang paling umum
dalam penelitian kualitatif. Menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai
dengan kriteria yang dipilih. Serta yang terkait dengan masalah penelitian tertentu. Sebagai
contoh; Penderita HIV, pelajar, pekerja, ibu rumah tangga, dokter dan guru. Contoh
penggunaan prosedur yang tepat ini mencakup penggunaan key person.
Ukuran key person atau informan yang mungkin atau mungkin tidak dicalonkan itu
ditempatkan sebelum pengumpulan data. Hal ini tergantung pada sumber daya yang tersedia
dan waktu serta tujuan penelitian. Oleh karena itu, jumlah key person yang digunakan
sebagai penyedia data disesuaikan dengan struktur sosial sehubungan dengan pengumpulan
data. Kunci dasar metode ini adalah pengelolaan pengetahuan informan. Selain itu, secara
logis, orangorang kunci dalam proses sosial. Selalu periksa informasi yang muncul langsung
dalam proses sosial.
Ukuran sampel yang tepat sering ditentukan berdasarkan teori kejenuhan. Ini adalah
poin dalam pengumpulan data dimana informasi baru tidak lagi memberikan informasi
tambahan untuk pertanyaan penelitian. Namun informan berikutnya akan ditentukan
bersamaan dengan perkembangan review dan analisis hasil penelitian saat pengumpulan
data berlangsung.
2. Prosedur Kuota
Prosedur ini terkadang dilihat sebagai jenis prosedur yang disengaja. Dalam metode
kuota, peneliti memutuskan desain penelitian. Berapa banyak orang dengan karakteristik
yang diinginkan dimasukkan sebagai informan. Karakteristik dapat berupa usia, tempat
tinggal, jenis kelamin, kelas, pekerjaan, status perkawinan, penggunaan metode kontrasepsi
apa serta status HIV yang sama. Kriteria yang dipilih memungkinkan peneliti untuk fokus
pada orang yang di pertimbangkan yang kemungkinan besar memiliki pengalaman,
pengetahuan atau wawasan tentang topik penelitian. Peneliti terjun ke masyarakat.
Kemudian gunakan strategi rekrutmen yang tepat untuk lokasi, budaya, dan populasi studi.
Kemudian mencari informan yang memenuhi kriteria tersebut hingga peneliti memenuhi
kuota yang ditentukan.
Perbedaan antara prosedur purposif dan kuota adalah bahwa keduanya berupaya
mengidentifikasi peserta berdasarkan kriteria yang dipilih. Namun, prosedur purposif lebih
akurat. Menurut ukuran dan proporsi subsampel yang digunakan untuk memilih
subkelompok. Mencerminkan proporsi yang adil dari populasi. Misalnya, ketika jenis kelamin
digunakan sebagai kriteria untuk membedakan fenomena menarik dari bagaimana orang
mengalami infeksi HIV. Akibatnya, informan prosedur kuota mencari keseimbangan yang
sama dengan laki-laki HIV-positif dan perempuan HIV-positif disebuah kota sebagai target
penelitian.
3. Snowball
Metode snowball juga dikenal sebagai “rantai rujukan”. Dalam prosedur ini, partisipan
atau informan yang pertama kali berhubungan atau bertemu dengan peneliti. Penting untuk
menggunakan jejaring sosial mereka. Rujuk peneliti ke orang lain yang mungkin dapat
berpartisipasi. Berpartisipasi dan mempelajari atau memberikan informasi bagi peneliti.
Selain itu, metode snowball sering digunakan untuk mencari dan merekrut “informan
tersembunyi”. Yakni, kelompok yang tidak mudah diakses peneliti melalui strategi pencarian
informasi lainnya. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode
snowball adalah: Ketika informan dengan karakter tertentu sulit ditemukan. Kemudian
informan yang ditemui bersedia merujuk peneliti kepada informan lain. Memungkinkan
pengembangan tautan rujukan ke snowball yang memadai. Namun, peneliti harus
memastikan kesesuaian masing-masing informan. Untuk memastikan bahwa informasi yang
diberikan adalah benar. Karena informan sangat memahami masalah penelitian yang
dibutuhkan oleh peneliti Metode atau teknik yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif untuk memilih informan didasarkan pada prinsip bahwa subjek menguasai
masalah, memiliki data, dan siap memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Informan
yang bertindak sebagai sumber informasi harus memenuhi persyaratan. Penelitian kualitatif
tidak mempersoalkan jumlah informan, tetapi mungkin tergantung pada tepat atau tidaknya
pilihan informan kunci dan pada kompleksitas fenomena sosial yang diteliti. Untuk itu,
identifikasi informan dilakukan dengan metode snowball sampling yaitu metode dimana
informan diidentifikasi berdasarkan informan sebelumnya tanpa menentukan jumlah
pastinya dengan menggali informasi mengenai topik penelitian yang diinginkan. Pencarian
informan akan dihentikan bila informasi penelitian dirasa cukup
F. Alat Bantu Pengumpulan Data

1. Angket/Kuesioner
Angket /kuesioner adalah pengumpulan informasi dengan menyajikan serangkaian
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket atau
kuisioner ini cocok bilajumlah responden cukup banyak dan tersebar di wilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupapertanyaan/pernyataan tertutup dan terbuka, dan juga dapat
diberikan langsung kepadaresponden atau melalui angket online.
 Jenis-jenis angket atau kuesioner terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Kuesioner terbuka ketika jawaban tidak ditentukan sebelumnya (responden mengisi
jawaban mereka).
b. Kuesioner tertutup ketika alternatif jawaban diberikan (responden harus memilih
satu jawaban saja)
 Saat membuat angket, bagian angket berikut harus disertakan:
1. Judul.
2. Pengantar kuisioner, yaitu menjelaskan tujuan pengumpulan data, menjamin
kerahasiaan data, ucapan terima kasih
3. Identitas responden
4. Isi kuesioner. Pertanyaan kriminal. Pertanyaan selanjutnya
 Saat membuat angket, persyaratan pertanyaan atau pernyataan adalah sebagai berikut:
1. Pertanyaan dipahami oleh responden.
2. Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat pendidikan responden
3. Setiap pertanyaan hanya berisi satu jawaban
4. Pertanyaan tidak boleh hipotetis.
5. Pertanyaan tidak boleh terlalu panjang sehingga membosankan
6. Tidak menyakiti perasaan terdakwa
2. Obervasi
Jenis instrumen pengumpulan data (observasi). Teknik observasi ini menuntut peneliti
untuk mengamati obyek penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung.
Instrumen yang digunakan dapat berupa:
 Lembar pengamatan
 Paduan pengamatan
Observasi tidak boleh dianggap remeh, karena tujuan kita adalah untuk mendapatkan
informasi seakurat mungkin melalui pengamatan langsung di objek penelitian atau untuk
digunakan di objek penelitian. Dalam hal ini, kita benar-benar fokus pada setting lokal,
objek atau apa yang sedang dieksplorasi. Pengumpulan data observasi dapat dibagi
menjadi dua bagian, seperti angket, yaitu:
- Observasi Berperan serta (participant Observation)
- Observasi Non Partisipan dengan jenis Observasi terstruktur dan Observasi tidak
terstruktur
3. Tes
Tujuan dari tes adalah untuk mengumpulkan data yang akan dievaluasi. Tes dapat
dilakukan di awal dan akhir untuk mengetahui apakah ada perubahan atau konsistensi
jawaban. Adapun alat ujinya adalah sebagai berikut :
1. Mengukur
2. Tingkatan data interval, rasio
3. Memerlukan validasi instrumental (validitas empiris)
4. Statistik Inferensial digunakan dalam penelitian kuantitatif
4. Wawancara
Instrumen lain untuk pengumpulan data adalah wawancara. Biasanya wawancara
dilakukan secara langsung, namun kini dapat dilakukan secara online dan jarak jauh.
Namun, wawancara tidak memerlukan pertemuan tatap muka. Anda dapat menentukan
daftar pertanyaan yang akan dijawab untuk kedua kalinya. Instrumennya dapat berupa:
- Pedoman wawancara
- Check list
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika ingin melakukan
penelitian pendahuluan untuk menemukan hal-hal yang perlu diteliti terlebih dahulu.
Selain penelitian awal, wawancara juga berguna jika ingin mempelajari sesuatu dari
responden yang lebih dalam dengan jumlah responden yang sedikit. Wawancara dapat
terstruktur atau tidak terstruktur tatap muka atau melalui telepon (online).
 Yang harus dicari dalam wawancara:
1. Sasaran (responden) adalah orang yang paling mengenal dirinya sendiri atau yang
memiliki peran penting terkait dengan informasi yang dibutuhkan.
2. Apa yang dikatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya
3. Interpretasi subjek pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sesuai dengan maksud
peneliti
 Jenis instrumen survei (wawancara)
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika akan
mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Maka harus:
1. Siapkan alat penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya
sudah disiapkan.
2. Setiap responden diberikan pertanyaan yang sama dan dicatat oleh pengumpul
data
3. Pewawancara harus menyediakan alat-alat seperti petunjuk bagi orang yang
diwawancarai, dan dapat membawa alat-alat seperti tape recorder, gambar,
brosur, handphone, laptop dan bahan-bahan lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara.
b. Wawancara tidak terstruktur
Di sini kita dapat melakukan wawancara dengan bebas tanpa harus menyediakan
atau mengatur wawancara. Wawancara bebas, dimana peneliti tidak menggunakan
petunjuk wawancara yang sistematis dan tersusun sempurna. Dalam wawancara
tidak terstruktur, peneliti tidak mengetahui dengan pasti data apa yang sedang
dikumpulkan, sehingga peneliti lebih cenderung mendengarkan cerita dari
responden. Dalam hal ini, mendengarkan dengan cermat diperlukan.

G. Daftar Pustaka

Abussamad, H, Zuchri. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: CV Syakir Media Press.
Admin. 2020. Informan dan Teknik Pemilihan Informan dalam Penelitian Kualitatif.
https://www.bungfei.com/2020/08/informan-dan-teknik-pemilihan-informan.html?
m=1 (diakses pada 18 November 2022)
Anggiani, Karina. BAB III Metodologi, Subjek, dan Objek Penelitian.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unpas.ac.i
d/30056/5/7%2520BAB%2520III%2520-%2520Karina%2520Anggiani
%2520%2528152050444%2529.pdf&ved=2ahUKEwjB_oLz-
bf7AhXOJrcAHfnKAsAQFnoECAwQAQ&usg=AOvVaw0Jy4lM7LlZfu8kTvYYV6pT (diakses
pada 18 November 2022)
Kirana, Nh. 2021. Instrumen Pengumpul Data. http://www.thetastatistik.com/instrumen-
pengumpul-data/ (diakses pada 18 November 2022)

H. Biografi

Nama : Naila Sabila


Tempat, Tgl Lahir : Bekasi, 07 April 2001
Email : nailasabila26@gmail.com
Motto : “Jadilah Kuat Untuk Dirimu Sendiri”
Nama : Retno Wulandari
Tempat, Tgl Lahir : Bekasi, 22 Juni 2002
Email : retnorasyiddd@gmail.com
Motto : “Yang telah tertakar tidak akan pernah
tertukar”

Anda mungkin juga menyukai