INFORMAN
Oleh :
SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
1. Pengertian Informan
informan adalah orang yang memberikan informasi. Istilah “informan” ini banyak
digunakan dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian jenis kuantitatif informan sering
disebut sebagai responden karena hanya memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang disajikan peneliti. Dalam penelitian kualitatif disebut informan karena bersifat
memberikan informasi secara mendalam yang dibutuhkan peneliti.
Menurut Hendarsono dalam Suyanto (2005:171-172), informan penelitian ini meliputi tiga
macam yaitu:
1) Informan kunci (key informan), yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
2) Informan utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam masalah yang
diteliti.
3) Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak
langsung terlibat dalam masalah yang diteliti.
Berdasarkan uraian di atas, maka informan ditentukan dengan teknik purposive yaitu
penentuan informan tidak didasarkan pedoman atau berdasarkan perwakilan populasi,
namun berdasarkan kedalaman informasi yang dibutuhkan, yaitu dengan menemukan
informan kunci yang kemudian akan dilanjutkan pada informan lainya dengan tujuan
mengembangkan dan mencari informasi sebanyak- banyaknya yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian.
2. Syarat-syarat Informan
1. Jujur
Seorang Informan harus bersifat Jujur, jujur disini maksudnya adalah tidak menutup-
nutupi apa yang ditanyakan oleh peneliti. Kejujuran Informan sangat mempengaruhi
keaslian data yang diteliti.
2. Taat pada janji
Sebelum diadakannya penelitian, biasanya antara peneliti dan Informan sudah
melakukan perjanjian tentang apa-apa saja hal yang boleh dan tidak boleh ditanyakan.
Peneliti juga diharuskan menjelaskan dalam rangka apa penelitian ini dilakukan.
Sehingga terjadi pengertian diantara peneliti dan Informan. Setelah kesepakatan itu
tercapai barulah proses penelitian boleh diberlangsungkan.
4. Suka berbicara
Seorang peneliti yang jeli diharuskan mencari Informan yang suka berbicara, hal ini
dimaksudkan agar Informan tidak sungkan-sungkan menjelaskan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah peneliti buat dan sampaikan padanya. Apabila peneliti
menemukan Informan yang tidak memenuhi kriteria ini, maka bukan tidak mungkin
penelitian ini akan gagal, dan hanya membuang-buang waktu saja.
5. Tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian
Jelas hal ini sangat penting, apabila peneliti salah mencari Informan dan memberi
pertanyaan pada orang-orang yang bertentangan dengan pertanyaan peneliti, maka dapat
dipastikan penelitian itu gagal. Hal itu bisa dikarenakan sang Informan member jawaban
atau penjelasan yang salah dan menyimpang, hal itu dapat merusak niat awal si peneliti,
dan tentu saja ke absahannya pun tidak benar.
3. Pemilihan Informan
Pemilihan informan dapat didasarkan pada dua aspek, yaitu teori dan praduga, yang
keduanya berlandaskan pada kedalaman pemahaman atau pengalaman dari
responden/informan. Pemilihan informan berdasarkan teori cocok dilakukan jika tujuan
utama pengumpulan data adalah untuk mengembangkan teori secara substantif. Sedangkan
teknik pemilihan informan dengan praduga sering digunakan dengan menentukan
karakteristik informan berdasarkan masalah dan tujuan penelitian.
2. Intensity sampling
Pemilihan informan berdasrkan kasus yang hebat namun tidak ekstrim atau berada di
atas/bawah rata-rata.
Bertujuan untuk mendapatkan rentang sebuah kasus sehingga diperoleh keragaman dimensi.
4. Homogeneous sampling
Bertujuan untuk mendeskripsikan atau menceritakan sesuatu obyek secara normal atau dalam
batas rata rata.
Bertujuan mendapatkan kesamaan logis dan penggunaan informasi yang maksimal pada satu
kasus kritis.
Pemilihan informan kedua berdasarkan informasi dari informan pertama, informan ketiga
dari informan kedua dan seterusnya.
8. Criterion sampling
9. Theory-based sampling
Bertujuan untuk mengetahui manifestasi dari konstruksi teori dari permasalahan yang
diangkat sehingga dapat dilakukan elaborasi dan pengujian terhadap konstruk dan variasinya.
Pemilihan informan dilakukan saat studi lapangan dan peneliti mencari kesempatan memilih
informan saat terjadi keadaan yang tidak diharapkan.
Pemilihan informan dengan tidak mengikutsertakan subyek atau sensitif scara politis
sehingga akan mengaburkan fokus studi.
Bagong, Suyanto. Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan.
Yogyakarta : Pustaka.