Anda di halaman 1dari 13

Makalah Metodelogi Penelitian Fisika

Penelitian Survei
Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Novi Tri Nurfiyan Eko Setyo Aprilian Desendra Rufa Saputri Zidni Mardhotillah Siti Maghfiroh Widarti

(4201411061) (4201411064) (420141106 )

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

A. Pengertian Survei Survai atau dalam bahasa Inggris survey adalah salah satu bentuk atau jenis penelitian yang banyak dikenal dan disebut-sebut. Namun demikian seringkali kita salah-kaprah dalam menggunakan istilah tersebut. To survey adalah bertanya pada seseorang dan lalu jawabannya direkam (Cooper dan Emory, 1995) Survey adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan; satu cara mengumpulkan data melalui komunikasi dengan individu-individu dalam suatu sampel (Zikmund,1997) Survey adalah metoda pengumpulan data melalui instrumen yang bisa merekam tangapantanggapan responden dalam sebuah sampel penelitian (Nan Lin1976) Walau umumnya orang bisa saling mempertukarkan istilah survey dengan daftar pertanyaan , namun istilah survey digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai metodenya (Gay dan Diehl, 1992). Survai merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan - tertulis atau lisan (Bailey, 1982) . Dari berbagai tulisan yang disusun oleh pakar tersebut maka dapat dimaknakan bahwa survai boleh disebut sebagai satu bentuk penelitian yang respondennya adalah manusia; dan untuk bisa memperoleh informasi daripadanya maka perlu disusun satu instrumen penelitian yaitu kuesioner (daftar pertanyaan) dan atau pedoman wawancara (interview guide). Dengan demikian penggunaan istilah survai tidak tepat jika pada waktu mencari data, peneliti tidak bertanya (secara tertulis maupun lisan) kepada responden. Oleh karena itu dalam beberapa buku tentang metode penelitian, survai dibahas dalam topik teknik pengumpulan data, karena titik tekan kata survey adalah pada cara perolehan data. B. Ciri-ciri Survei Di bawah ini disajikan beberapa karakteristik penelitian yang bentuknya survai . (Nan Lin, 1976). 1. Melibatkan sampel yang mampu mewakili populasi. Jadi teknik pengambilan sampelnya harus sampling probabilistic (sampel acak). Survai yang dilakukan terhadap populasi dinamakan sensus. 2. Informasi yang dikumpulkan berasal langsung dari responden. Responden dapat menyatakan langsung pandangannya berdasarkan pertanyaan tertulis yang diberikan kepadanya (kuesioner), atau juga berdasarkan pertanyaan lisan (wawancara). 3. Karena sampel harus representatif (mewakili populasi), maka ukuran sampelnya relatif banyak (sebanding dengan populasi), dibandingkan dengan metode lainnya. 4. Penarikan data dilakukan dalam tatanan yang natural, apa adanya, sesuai dengan kondisi sebenarnya. Responden harus tidak boleh mengemukakan tanggapannya dalam lingkungan asing yang tidak nyaman, atau akrab dengan dirinya. Misalnya, kuesioner diisi di ruang khusus. Biasanya peneliti datang ke tempat kerja atau ke rumah responden.

C. Jenis-jenis Penelitian survei Pada dasarnya ada dua bentuk penelitian survai yaitu survai dengan cara wawancara, dan survai dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner). 1. Survei catatan Jenis survey ini sering disebut survey of records, karena dalam kegiatan penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catata atau informasi nonreaksi. Dalam penelitian nonreaksi ini, penelitian ini biasanya tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari subjek orang atau subjek yang diteliti. Survey model catatan ini mempunyai keuntungan dibanding model lainnya, yaitu bahwa objektivitas informasi yang diperolah lebih objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Kelebihan jenis ini antara lain: a. Catatan merupakan sumber informasi yang tidak dapat bereaksi terhadap perlakuan apapun dari peneliti, b. Sumber yang ada lebih cenderung murah, tetap, dan mudah untuk diakses, c. Catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara historis dan dilakukan analisis kecenderungandari satu keadaan ke keadaan lain yang berbeda, dan d. Jika catatan up to date, maka dapat dijadikan acuan perbandingan yang sangat baik. Kelemahan jenis ini antara lain: a. Peneliti terhalang dari dengan sumber catatan yang memiliki sifatconfidential atau rahasia negara, kelompok, dan pribadi, b. Sumber catatan ada kemungkinan untuk tidak lengkap, tidak tepat, dan kadaluarsa, c. Catatan pada umumnya hanya berupa informasi faktual yang masih memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaannya. 2. Survei menggunakan angket Survei dengan angket biasanya didistribusikan ke responden melalui jasa pos. Dinegara-negara dimana masyarakatnya lebih maju tingkat pendidikannya, penelitian ini temasuk aman, tetapi untuk negara kita masih memerlukan pencermatan secara insentif. Kelebihan metode ini: a. Pembiayaan murah dibandingkan dengan teknik lainnya, b. Jangkauan kepada responden dengan jumlah besar dan jauh, c. Dapat direncanakan dengan penampilan angket yang bagus, menarik, atau sederhana, d. Dapat diadministrasikan dengan lebih mudah, dan e. Pengisian dapat dilakukan dengan tanpa harus menyebutkan nama responden. Kelemahan metode ini: a. Kemungkinan terjadi tingkat pengembalian rendah, b. Tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket dipahami oleh responden, dan

c. Tidak ada kepastian bahwa yang menjawab adalah responden yang dimaksud peneliti. 3. Survei Melalui Telepon Pada penelitian ini, peneliti dengan menggunakan buku petunjuk telepon (buku kuning) menghubungi responden, kemudian mengatakan kepada mereka maksud dan tujuannya memperoleh informasi yang diinginkan adalah jawaban dari mereka. Seiring dengan kemajuan teknologi, penelitian survey melalui telepon juga maju dan banyak digunakan baik di alam bidang pendidikan maupun pada penelitian social. Kelebihan penelitian survei melalui telepon antara lain: a. Lebih murah dibandingkan dengan metode wawancara langsung, b. Memungkinkan menghubungi responden dalam jumlah besar, c. Dapat dilakukan dalam waktu fleksibel, d. Dapat mencakup daerah yang luas, sesuai domisili responden, e. Responden merasa lebih mudah dalam berkomunikasi. Kelemahan survei via telepon antara lain: a. Banyak penduduk yang belum memiliki telepon, b. Mengganggu hak kerahasiaan seseorang, c. Hilangnya beberapa keuntungan yang ada pada wawancara langsung seperti ekspresi eajah, gerak badan, dan lingkungan rumah responden. 4. Survei Menggunakan wawancara kelompok Teknik ini mirip dengan wawancara perorangan. Peneliti dalam menggali informasi dalam grup, memungkinkan terjadinya interaksi di antara anggota kelompok dan dengan peneliti, sehingga menghasilkan suatu gambaran yang lebih baik tentang keadaan subjek atau objek yang diteliti. Keuntungan menggunakan teknik ini antara lain: a. Lebih efisien dan lebih murah dibandingkan wawancara individual, b. Hasil survei lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan hasil konsensus antar responden, c. Menunjukkan adanya interaksi kelompok dalam suatu lembaga, d. Dapat merangsang prosuktifitas yang lebih tinggi di antara kelompok. Kelemahan teknik ini antara lain: a. Interaksi antara kelompok memungkinkan terjadi rasa terintimidasi perbedaan yang ada dalam tiap individu, b. Menimbulkan terjadinya loyalitas kelompok yang bisa memengaruhi keadaan kelompok tersebut, c. Kemungkinan terjadinya manipulasi oleh anggota grup yang memiliki kelebihan, seperti pandai bicara dll. 5. Survei menggunakan wawancara individu Penelitian survey jenis yang kelima ini merupakan survey dengan menggunakan pendekatan konvesional, yaitu wawancara perorangan. Pada penelitian dengan

wawancara individual ini lebih berhasil apabila peneliti merasa tertantang atau challenging untuk melakukan eksplorasi permasalahan dengan informasi terbatas. Kelebihan modek ini antara lain: a. Lebih bersifat personal, b. Wawancara yang lebih mendalam dengan jawaban bebas, c. Proses lebih fleksibel dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada, d. Kemungkinan bagi peneliti memperoleh informasi tambahan dari bahasa tubuh dan nada suara, e. Lingkungan rumah dapat meningkatkan ketepatan teknik wawancara. Kelemahan teknik ini antara lain: a. Lebih mahal dan memrlukan waktu yang lama, b. Terjadinya manipulasi terang-terangan dari pewawancara, c. Kemungkinan terjadi konflik pribadi, d. Memerlukan keterampilan berwawancara, dan e. Kemungkinan sulih menyimpulkan hasil wawancara.

D. Tujuan Penelitian Survei 1. Penjajagan (eksploratif) 2. Deskriptif 3. Penjelasan (explanatory atau confirmatory), yakni untuk menjelaskan hubungan kasual dan pengujian hipotessa 4. Evaluasi 5. Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang 6. Penelitian operasional 7. Pengembangan indikator-indikator sosial E. Alat-alat Penelitian dalam Survei 1. Pertanyaan Questioner merupakan pertanyaan tertulis. Dalam menggunakan quesioner, maka peneliti akan banyak mendapatkan data secara faktual. Kata kunci survai adalah bertanya. Artinya kalau kita mengadakan penelitian di mana datanya diperoleh dari hasil pertanyaan yang kita ajukan, maka penelitian tersebut sudah bisa dimamakan survai. Agar pertanyaan yang diajukan kepada responden bisa menghasilkan jawaban yang berguna bagi penelitian maka ada beberapa prinsip yang perlu dikuasai dan dilaksanakan oleh seorang peneliti. a. Kuasai konsep penelitian. Hal ini sangat penting karena tanpa penguasaan konsep penelitiannya, maka besar kemungkinan peneliti akan mengajukan pertanyaanpertanyaan yang tidak relevan. Seorang peneliti yang ingin meneliti tingkat produktivitas , dia harus benar-benar mengerti konsep produktivitas. Demikian pula jika dia ingin meneliti bauran pemasaran maka penguasaan konsep bauran pemasaran merupakan syarat yang tidak dapat ditawar (conditio sine qua non). Sumber penguasaan konsep adalah informasi-informasi yang berasal dari buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, yang secara khusus membahas konsep tersebut. Agar penguasaannya cukup komprehensif, disarankan kepada peneliti untuk mempelajari konsep penelitiannya tidak hanya dari satu atau dua sumber, melainkan dari banyak

sumber sehingga konsep penelitiannya memperoleh dukungan akademik yang memadai. Catatan : Ada beberapa penulis yang membedakan kata concept dengan construct. Menurutnya concept untuk sesuatu yang kongkret, misalnya upah, usia, pohon. rumah dsb. sedangkan construct untuk sesuatu yang abstrak misalnya motivasi, kepuasan, haus, belajar, citra, budaya dsb. b. Tetapkan variabel utama penelitian Yang dimaksud adalah variabel utama pada dasarnya adalah konsep utama penelitian.. Konsep tadi bisa disebut variabel jika mempunyai nilai yang bervariasi. Jenis kelamin disebut variabel karena ada dua variasi yaitu laki-laki dan perempuan. Usia bisa disebut variabel karena ada yang berusia 12 tahun, 19 tahun dst. Lajimnya, variabel utama penelitian secara eksplisit tertulis dalam judul penelitian. Misalnya judul penelitian adalah pengaruh upah terhadap kinerja, maka variabel utama adalah upah dan kinerja. Besarnya upah bervariasi, demikian pula kinerja pegawai. c. Tetapkan variabel pendukung. Yaitu variabel lain di luar variabel utama yang oleh peneliti dianggap sebagai sesuatu hal yang dapat mendukung analisis hasil penelitiannya. Misalnya, penelitian tentang kepuasan kerja dapat memasukan variabel jenis kelamin dan usia jika kedua variabel tambahan tadi dianggap bisa mendukung atau penting bagi analisis hasil penelitian. Jika peneliti menduga bahwa pegawai wanita mempunyai tingkat kepuasan yang lebih rendah dibanding pegawai laki-laki, maka konsekuensinya adalah menambahkan variabel jenis kelamin ke dalam rancangan penelitiannya. Jumlah variabel pendukung sebaiknya dibatasi karena akan berakibat pada biaya (dana, waktu, tenaga ). Jika memang tidak penting sebaiknya jangan dimunculkan. d. Susun definisi operasional variabel penelitian. Kegiatan ini sangat penting jika analisis penelitian dilakukan secara kuantitatif. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengurangi tingkat keabstrakan suatu konstrak sehingga bisa dilakukan pengukuran. Misalkan. haus diukur dengan jumlah air yang diminum; motivasi belajar diukur dengan jumlah jam membaca buku pelajaran. Makin abstrak variabel penelitiannya makin sulit dioperasionalisasikannya. Penelitian dalam bidang kebudayaan, filsafat, dan humaniora, lebih sering menggunakan analisis kualitatif antara lain disebabkan oleh sulitnya memberikan definisi operasional pada variabelvariabel penelitiannya. Hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan pertanyaan: 1. Hindari penggunaan jargon dan penggunaan singkatan. 2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan pertanyaan yang kabur. 3. Hindari bahasa yang emosional dan bias, gunakan bahasa yang netral. 4. Hindari pertanyaan yang di dalam satu kalimat terdapat 2 pertanyaan sekaligus. 5. Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden. 6. Hindari pertanyaan yang di luar kemampuan responden untuk menjawabnya. 7. Hindari pertanyaan yang dimulai dengan premis yang salah. 8. Hindari pertanyaan mengenai masa depan.

9. Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif. 10. Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih. 2. Skala Dalam menggunakan skala, maka jawaban-jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan. Serupa dengan Rating slace dimana jawaban kita menunjukkan tingkat akan kesetujuan atau ketidaksetujuan. 3. Tes Dalam menggunakan tes, maka pertanyaan yang diajukan sudah memiliki standarisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang digunakan sebagai alat tes.

F. Langkah-langkah Penelitian Survei 1. Pemilihan Masalah Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan (Mantra, 1983: 150). Dalam hal ini dapat dikemukakan sebuah contoh misalnya, tentang beberapa siswa sekolah yang rajin dan tekun belajar, tetapi setiap mengikuti evaluasi/ulangan mendapat nilai yang tidak memuaskan. Contoh lain dari fenomena yang sederhana namun masalahnya dapat menjadi kompleks adalah permasalahan anak remaja yang nakal. Banyak anak-anak yang bermasalah ini berasal dari keluarga terhormat, pengusaha kaya, pejabat, dan lain-lain. Padahal, seharusnya dari keluarga merekalah dilahirkan anak-anak yang baik dan berkualitas karena kehidupan mereka ini didukung oleh kekuatan materi yang besar. Masalah ini dapat berasal dari berbagai macam sumber. Sumber-sumber masalah dapat berasal dari teori, pengamatan, pengalaman, atau gabungan antar ketiganya. Masalah akan jelas jika sebelumnya telah dilakukan telaah terhadap permasalahan. Dalam telaah masalah ini, kita memerlukan telaah pustaka tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah, telaah terhadap hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah, pengamatan serta pengalaman yang ada. Teori-teori, pengalaman dan pengamatan yang telah dilakukan akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti. Suatu pertimbangan yang perlu dipertimbangkan dalam melihat masalah -kaitannya dengan pemilihan masalah - adalah apakah kita ingin mengadakan penelitian yang bersifat terapan atau penelitian yang bersifat dasar. 2. Penetapan Tujuan Penelitian Setelah memilih masalah penelitian selanjutnya menentukan tujuan survai. Dalam penelitian survai, tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan. Jawaban ini dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi terhadap suatu penyelesaian masalah atau membuat hipotesa baru untuk penelitian yang lain atau yang sama. Fornat penulisan tujuan penelitian harus disesuaikan dengan masalah-masalah penelitian yang diajukan. Apabila terdapat tiga masalah penelitian, maka hendaknya

jumlah point dari tujuan penelitian ini juga tiga buah. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan antara masalah dengan tujuan yang dicari dalam penelitian itu. Namun demikian, hal ini tidaklah sebuah harga mutlak yang tidak dapat diubah. Dapat saja terjadi, dalam penelitian tersebut terdapat tiga masalah namun tujuan penelitian terdapat empat buah. 3. Perumusan Kerangka Teori / Konsep Dalam kehidupan sehari-hari, kita memiliki bermacam-macam konsep terhadap alam sekeliling kita. Konsep-konsep ini mencoba membangun pikiran berdasarkan ratio sehingga kita dapat menangkap gejala yang sampai kepada kita. Dalam pikiran kita terbentuk pengelompokan-pengelompokan pikiran dari sejumlah ciri-ciri fenomena sebagai ide-ide yang abstrak. Dengan demikian, konsep-konsep ini dapat kita gunakan sebagai simbol-simbol yang kita pelajari (William, tt: 41; Sufi, 1999: 7). Sesungguhnya konsep-konsep ini berkaitan erat dengan kata-kata atau bahasa dalam wujud ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan yang ada serta dimiliki oleh setiap manusia. Dengan kata lain, bahwa konsep-konsep ini merupakan perbendaharaan kata yang memiliki arti yang kita miliki. Setiap ilmu pengetahuan mempunyai bermacam-macam konsep sesuai dengan eksistensinya sebagai ilmu. Ilmu pengetahuan pasti (eksak), ia memiliki konsepkonsep tersendiri. Demikian pula dengan ilmu-ilmu pengetahuan sosial seperti sejarah, antropologi, dan sebagainya. Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, kelompok atau individu tertentu (Efendi, 1989: 32). Misalnya, dalam ilmu geografi terdapat sebuah konsep yang disebut migrasi. Migrasi, dalam ilmu geografi adalah suatu konsep yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari perilaku mobilitas tertentu manusia. Konsep ada yang sederhana dan ada pula yang sangat rumit. Misalnya, konsep seperti meja, kursi, kuda, mudah diterangkan; cukup dengan menunjukkan saja benda atau hewan yang dimaksudkan. Lain halnya, dengan konsep yang tidak dapat dilihat, karena merupakan pengertian abstrak. Konsep demikian yang dinamakan constructs, adalah sangat rumit, dan artinya hanya dapat diperoleh secara tidak langsung, dengan pengamatan dari gejala yang dapat dilihat berhubungan dengan konsep-konsep itu. Dalam ilmu sosial konsep macam constructs ini lah yang merupakan unsur utama dalam penelitian. Misalnya, konsep migrasi (seperti yang disebutkan di atas), kedudukan, peranan, kesadaran politik, nilai-nilai budaya, kebudayaan, dan sebagainya. Pemilihan konsep-konsep yang tepat adalah sangat penting, tetapi rumit karena adanya sekian banyak konsep yang dapat dipilih. Karenanya, perlulah ditentukan ruang lingkup dan batas persoalan sehingga jumlah konsep yang bersangkut paut dengan persoalan juga dapat dibatasi. Dalam hal ini dapat diatasi dengan adanya kerangka teoritis dapat membantu dan meringankan pekerjaan peneliti. Suatu kesukaran yang khas bagi ilmu sosial, dalam kaitannya dengan konsep ini adalah konsep yang digunakan merupakan istilah umum dipakai dalam bahasa seharihari dan adanya perbedaan tanggapan antara satu ahli dengan ahli yang lain. Karenanya, peneliti harus memberikan penegasan arti dari konsep yang digunakan,

dengan memberikan arti definisi dari konsep yang digunakan peneliti (sesuai dengan tujuan penelitian). Pemilihan, perincian, dan penegasan konsep masih merupakan taraf permulaan dari suatu penelitian; konsep itu masih bergerak di alam abstrak. Sekarang perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris. Dengan kata lain, konsep itu harus diubah menjadi definisi operasional. Misalnya, konsep kedudukan sosial ekonomis. Dalam ilmu sosial sudah lumrah konsep ini mencakup tiga faktor, yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan untuk memperoleh keterangan mengenai ketiga faktor tidak lah sukar lagi. Tiap jawaban diberi angka penilaian dan jumlah angka itu merupakan score yang menentukan dalam kategori mana si penjawab digolongkan. Kita dapat juga menggunakan kategori kedudukan sosio ekonomis, tinggi, sedang dan rendah. Apabila telah tercapai pengertian konsep, maka konsep mempunyai peranan yang besar dalam penelitian karena konsep inilah yang menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, antara abstraksi dan realitas. 4. Pengajuan Hipotesa Setelah kita tentukan konsep-konsep yang tepat, langkah selanjutnya adalah mencari hubungan antara gejala-gejala dan fakta-fakta, yang tercermin dalam konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian karena dalam penelitian survai tujuan yang akan dicapai adalah untuk menjelaskan suatu fenomena sosial atau alam tertentu. Rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua fakta atau lebih merupakan suatu hipotesa. Hipotesa ini dapat bersifat sementara, yang berarti suatu hipotesa dapat diubah atau diganti dengan hipotesa lain yang lebih tepat. Hal ini mungkin karena tergantung dari masalah yang diteliti dan konsep-konsep yang digunakan, berbagai hipotesa dapat diperoleh dari suatu teori. Hipotesa ini dinyatakan dalam wujud hubungan antarvariabel1 (konsep yang telah diuraikan/didefinisikan). Suatu penelitian survai selalu ingin mencari jawaban atas keadaan tertentu atau mencari hubungan antar variabel-variabel yang ada. Jadi, dalam penelitian survai hipotesis sangat diperlukan untuk mencari jawaban dari tujuan penelitian. Seperti diungkapkan oleh Faisal (1992: 102), bahwa hipotesis penelitian baru diperlukan jika peneliti mempersoalkan hubungan antar variabel. Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris. Misalnya, jika ingin menerangkan mengapa perbedaan hasil belajar diantara siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS dengan yang tidak, maka hipotesa itu dapat disusun seperti Siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS memperoleh hasil belajar yang lebih rendah dibanding siswa yang tidak aktif dalam kegiatan OSIS. Untuk itu, kita memerlukan teori yang menyatakan bahwa siswa yang kurang waktu belajarnya memperoleh hasil belajar yang kurang juga. Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih dan juga dinyatakan secara deklaratif. Pernyataan deklaratif yang dimaksud di sini adalah pernyataan yang dapat menyatakan arah hubungan di antara variabel-variabel yang dimasalahkan keterhubungannya

(directional hyphotesis). Misalnya, para siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS mempunyai hasil belajar yang lebih rendah dibanding siswa yang tidak aktif dalam kegiatan OSIS. Pernyataan deklaratif dalam rumusan suatu hipotesis penelitian juga dapat dilakukan dengan tidak menyatakan arah hubungan di antara variabel yang dipermasalahkan keterhubungannya (non-directional hyphotesis), misalnya ada perbedaan hasil belajar siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS dengan yang tidak aktif. Hubungan tersebut dapat dirumuskan baik secara eksplisit maupun implisit. Pada contoh di atas, hipotesa tersebut menunjukkan hubungan antara dua variabel, yakni 1. variabel terpengaruh, hasil belajar; dan 2. variabel pengaruh, siswa aktif di OSIS sibuk. Ciri utama dari variabel yang baik dalah kesederhanaan dalam perumusan, penggunaan variabel-variabel yang tegas, berbentuk sedemikian sehingga kebenarannya dapat diuji oleh peneliti lain. Adapun sumber dari hipotesa ini dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan dugaan peneliti itu sendiri, hasil-hasil dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, serta teori-teori yang sudah terbentuk. Hipotesa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesa kerja dam hipotesa penguji. Hipotesa kerja adalah suatu ide atau tanggapan mengenai langkah-langkah kemudian yang bermanfaat untuk dilakukan. Hipotesa kerja merumuskan suatu tanggapan mengenai arah penelitian dan bukan mengenai hasil penelitian. Kalau penelitian suatu sudah lebih maju, tanggapan yang lebih tegas dapat muncul mengenai penyelesaian masalah yang diteliti. Tanggapan inilah yang kita sangka mungkin memberi jawaban yang tepat mengenai persoalan kita dan kita menentukan langkah-langkah yang dapat dapat menguji tanggapan itu (Kaplan, 1964: 88-89; Tan, 1994: 24-25). Hal inilah yang dinamakan hipotesa penguji. 5. Pengumpulan Data Data yang dicari dalam penelitian survai dikumpulkan melalui kuesioner. Dalam hal ini, kita tidaklah perlu untuk meneliti semua individu dalam populasi2 , karena di samping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang lama. Dengan meneliti sebagian dari populasi diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan seperti sifat populasi dari objek penelitian bersangkutan. Misalnya, jika mengambil rumah tangga sebagai sampel sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani, maka seluruh rumah tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling dan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut populasi sasaran (Palte, 1978; Mantra dan Kasto, 1989). Untuk dapat mencapai tujuan ini, maka cara-cara pengambilan sampel harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah masalah efisiensi dalam memilih metode pengambilan sampel.3 Menurut Teken (Mantra dan Kasto, 1989), metode A dikatakan lebih efisien daripada metode B apabila untuk sejumlah biaya, tenaga dan waktu yang lebih rendah. Dalam menentukan berapa besarnya sampel yang diambil untuk mendapatkan data yang representatif didasarkan pada empat faktor. Pertama, derajat keseragaman dari populasi. Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil. Kedua, presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang

dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil. Ketiga, rencana analisa. Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi. Kempat, tenaga, biaya dan waktu. Kalau mengingat presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Namun apabila dana, tanaga dan waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya akan menurun. 6. Pembuatan Kuesioner Pada penelitian survai, penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabeltabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan dari penelitian (Singarimbun dan Handayani, 1989: 175). Analisa data kuantitatif didasarkan kepada hasil kuesioner itu. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survai, dan memperoleh informasi dengan realiabilitas 4 dan validitas5 setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, maka peneliti hendaknya senantiasa perlu mengingat bahwa pertanyaanpertanyaan yang diajukan memang langsung berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian. 7. Pengolahan Data Kuesioner yang merupakan salah satu cara mengumpulkan data dalam penelitian survai belumlah dikatakan sebagai hasil penelitian, ia perlu diolah terlebih dulu. Dalam pengolahan data, jawaban yang terdapat di kuesioner, sebelumya perlu diberi simbol, berupa angka. Simbol ini selanjutnya disebut kode. Tahap-tahap pertama dalam mengkode adalah mempelajari jawaban responden, memutuskan perlu tidaknya jawaban tersebut dikategorikan terlebih dahulu dan memberikan kode kepada jawaban yang ada. Setelah itu kode-kode tersebut dimasukkan dalam buku kode6 . Selanjutnya, data yang sudah dimasukkan dalam buku kode digunakan untuk mengolah data secara komputer maupun manual. Untuk pengolahan data melalui komputer, kita dapat menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan data selanjutnya digunakan untuk analisa data. 8. Analisis Data Suatu penelitian dilaksanakan didasarkan atas dasar keinginan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk mengungkapkan fenomena sosial atau fenomena alami tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti harus terlebih dahulu merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisa dan interpretasi. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Efendi dan Manning, 1989: 263). Dalam proses pengolahan data hasil kuesioner biasanya digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Selain itu, statistik dapat membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan sistematis antara variabel-variabel yang diteliti, atau hanya terjadi secara kebetulan. Setelah data dianalisa dan informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-

hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Analisa data yang paling sederhana dalam statistik adalah analisa satu variabel (tabel frekuensi) dan analisa dua variabel (tabulasi silang). Pada analisa satu variabel hanya dapat dipelajari satu sisi/dimesi dari perilaku umum yang berkaitan subjek penelitian, sedangkan pada analisis dua variabel (tabulasi silang) dapat dipelajari dua dimensi hubungan dua variabel. Pola antarvariabel di dalam analisa data mempunyai beberapa variasi. Dari segi arah hubungan dapat dibedakan antara hubungan positif dengan hubungan negatif. Dari segi bentuknya, hubungan dapat dibedakan antara hubungan lurus (linear) dan hubungan tidak lurus (curvilinear) dan hubungan antara hubungan satu arah (hubungan asimetris) dan hubungan dua arah (hubungan simetris). 9. Penarikan Generalisasi/Kesimpulan Langkah terakhir dalam proses penelitian adalah generalisasi. Dari hasil pengolahan data dan analisis data dapat diketahui jawaban dari tujuan penelitian. Hasil analisis data digeneralisir untuk memperoleh kesimpulan atas usaha penyederhanaan data serta mempermudah pembacaan hasil untuk menjawab tujuan penelitian. Setelah proses generalisasi langkah selanjutnya adalah penulisan laporan. 10. Penulisan Laporan Penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir dari setiap pekerjaan penelitian. Betapapun baiknya suatu penelitian yang telah dilaksanakan tidaklah akan banyak gunanya apabila hasilnya tidak dapat diketahui dan dinikmati oleh orang lain dalam bentuk apapun. Orang lain, hanya akan dapat menikmati hasil dari suatu penelitian apabila hasil itu disajikan kepada masyarakat umum. Penyajian itu pada umumnya dalam bentuk penulisan laporan penelitian. Namun dalam penulisan laporan ini perlu diingat bahwa penulisan laporan penelitian tidaklah sembarangan, tetapi dituntut aturan-aturan atau prosedur-prosedur tertentu agar hasilnya dapat dijadikan sebagai sebuah laporan ilmiah. Seorang peneliti biasanya dalam membuat laporan hasil penelitian memperinci laporan itu dalam empat bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, bagian menemukenali (identifikasi) lokasi penelitian, bagian isi karangan/tubuh karangan dan bagian penutup (Sufi, 1998: 2). Selain keempat bagian itu, ada juga peneliti yang mencantumkan lampiran-lampiran yang dianggap penting untuk menunjang hasil penelitian. Sebagai sebuah laporan ilmiah, untuk mempertanggungjawabkan penulisannya itu juga perlu pada bagian akhir laporan memberikan sejumlah bahan rujukan (daftar pustaka) yang telah digunakan untuk penelitian. Dalam penulisan laporan penelitian perlu pula diperhatikan agar bagian-bagian yang disusun harus ada keseimbangan antara satu bagian dengan bagian lainnya. Misalnya, bagian yang tidak menjadi tujuan atau sasaran utama penelitian seperti bagian identifikasi, jangan lebih banyak uraiannya dari pada bagian inti karangan/tubuh karangan. G. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Survei 1. Kelebihan

Penelitian survei merupakan perangkat penelitian yang murah dan cepat sehingga informasi yang dibutuhkan dapat dihasilkan secara akurat dan tepat waktu. Bentuk kuesionernya pun sederhana dan relatif mudah sehingga tidak memerlukan pelatihan secara khusus. Selain murah dan cepat, keunggulan lainnya adalah penelitian survei dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi secara sistematis mengenai berbagai hal. Survei tidak terlalu menyita upaya pihak peneliti, sehingga memungkinkan mendapat informasi (data) dari subjek dalam jumlah banyak. Survei dapat digunakan untuk mengetahui opini, sikap, atau persepsi subjek. Survei dapat juga dipakai untuk menilai informasi faktual. Survei seringkali dilakukan secara anonim, agar subjek yang jumlahnya besar itu merasa lebih bebas dengan jujur, tanpa tekanan siapa pun. 2. Kekurangan Sulit mengkondisikan subjek untuk mengisi dan mengembalikan survei. Bila hasil yang mengembalikan kurang dari 50%, maka hasilnya tidak dapat diterima dan peneliti harus melakukan sesuatu untuk menanggulanginya. Kelemahan lain penelitian survei terletak pada kedalaman analisis. Penelitian survei dapat menjangkau polulasi yang besar dan luas tetapi tidak dapat digunakan untuk mendalami kasus-kasus atau masalahmasalahnya secara lebih dalam .

Daftar Pustaka:
Efendi, Sofian.1989. Unsur-unsur Penelitian Survai, dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (eds.) Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Singarimbun, Masri.1989 .Metode dan Proses Penelitian, dalam Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (eds.) Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Lestari, Titit.1999. Metode Penelitian Survai, dalam Haba No. 9/99. Mantra, Ida Bagus .1985.Pengatar Studi Demografi. Jakarta: Nur Cahya.

Anda mungkin juga menyukai