Anda di halaman 1dari 9

AKTUALISASI DAN EVALUASI KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PEMBATASAN

KEGIATAN MASYARAKAT DI KOTA MEDAN

Ady Martin Sinaga1, Icha Amelia2, Siti Nurdiah 3


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial,

Universitas Negeri Medan

email korespondensi : ichamelia08@gmail.com

Abstract
In the face of the covid-19 pandemic, the Indonesian government issued a
policy to deal with the covid-19 outbreak. The Indonesian government
makes a policy of implementing restrictions on community activities
(PPKM) with the implementation of restrictions on community activities,
there will be a filter for outsiders who enter the city of Medan, either
through checking letters or asking for their needs and objectives. The study
aims to determine the actualization and evaluation of policies
implementation of restrictions on community activities in the city of Medan.
The research method used is quantitative research methods. This research
use data sourches form scientific journals, and official websites. The result
of the study ecplain that the implementation of restrictions on community
activities in the city of Medan includes several things: public gatherings,
prohibition of traveling without wearing a mask, restriction on vehicle
activities and the enforcement of restrictions on community activities
assisted by the TNI/Polri so that the implementation of these policies can be
realized properly.
Keywords: Policy, Enforcement of Restrictions on Community Actitivites,
Covid-19.

.
Abstrak
Dalam menghadapi pandemi covid-19 pemerintah Indonesia mengeluarkan
kebijakan untuk menanggulangi wabah covid -19. Pemerintah Indonesia
membuat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM). Dengan adanya Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
akan ada filterisasi terhadap masyarakat luar yang ingin masuk ke kota
Medan, baik melalui pengecekan surat-surat ataupun menanyakan keperluan
dan tujuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi dan
evaluasi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di Kota
Medan. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sumber-sumber data yang berasal
dari jurnal ilmiah, dan situs web resmi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di kota Medan meliputi
beberapa hal yaitu: pembatasan kerumunan masyarakat, larangan berpergian
tanpa menggunakan masker, pembatasan aktivitas kendaraan. Dan
1
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat dibantu oleh TNI/Polri
sehingga penerapan kebijakan tersebut dapat terealisasi dengan baik.
Kata kunci: Kebijakan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat,
Covid-19

.
PENDAHULUAN
Kebijakan publik merupakan suatu aktivitas yang dilakukan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebijakan publik umumnya ditetapkan oleh pihak
pemerintah. Level kebijakan bisa berada pada tingkat umum, tingkat pelaksanaan, dan
tingkat teknis. Suatu kebijakan dibuat secara sengaja, karena hendak mewujudkan tujuan
tertentu. Kebijakan memiliki unsur-unsur yang dengannya dapat dimengerti mengapa
kebijakan tersebut perlu ada. Unsur penting dari kebijakan, yaitu (1) tujuan kebijakan, (2)
masalah, (3) tuntutan (demand), dan (4) dampak atau outcomes. Kata “publik” dalam
kebijakan publik dapat dipahami ketika dikaitkan dengan istilah “privat”. Istilah publik
dapat dirunut dari sejarah negara Yunani dan Romawi Kuno. Bangsa Yunani Kuno
mengekspresikan kata publik sebagai koinion dan privat disamakan dengan idion. Bangsa
Romawi Kuno menyebut publik dalam bahasa Romawi res-publica dan privat sebagai res-
priva. Dengan menelusuri literatur sejarah Romawi, Gobetti (2007) memilah istilah privat
dalam kaitannya dengan individu atau person; sedangkan publik merujuk pada komunitas
atau negara. Istilah kebijakan atau kebijaksanaan memiliki banyak makna. Kebijakan
melibatkan perilaku seperti halnya maksud-maksud, bisa berupa tindakan dan bukan
tindakan. Kebijakan menunjuk pada serangkaian tindakan yang bertujuan. Kebijakan
memiliki outcomes di masa depan. Kebijakan juga menunjuk pada serangkaian tindakan,
muncul dari proses yang melibatkan hubungan organisasional. Kebijakan juga melibatkan
peran dari para agen kebijakan. Ketika istilah kebijakan dan publik digabung menjadi satu,
yaitu kebijakan publik, memiliki makna yang lebih luas daripada ketika diartikan secara
sendiri-sendiri. Kebijakan publik merupakan salah satu komponen negara yang tidak boleh
diabaikan. Negara tanpa komponen kebijakan publik dipandang gagal, karena kehidupan
bersama hanya diatur oleh seseorang atau sekelompok orang saja, yang bekerja seperti tiran,
dengan tujuan untuk memuaskan kepentingan diri atau kelompok saja. Kebijakan publik,
termasuk di dalamnya adalah tata kelola negara (governance), mengatur interaksi antara
negara dengan rakyatnya. setiap pemegang kekuasaan pasti berkepentingan untuk
mengendalikan negara, sekaligus juga mengelola negara. Mengelola berarti mengendalikan
dengan menjadikannya lebih bernilai. Pemerintah suatu negara dalam mengelola negara,
tidak hanya mengendalikan arah dan tujuan negara, tetapi juga mengelola negara agar lebih
bernilai melalui apa yang disebut dengan kebijakan publik. Inilah tugas pemerintah atau
negara sesungguhnya. Kebijakan publik merupakan modal utama yang dimiliki pemerintah
untuk menata masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui kebijakan publik inilah
kemudian pemerintah memiliki kekuatan dan kewenangan hukum untuk mengatur
masyarakat dan sekaligus memaksakan segala ketentuan yang telah ditetapkannya.
Walaupun memaksa, akan tetapi hal ini bersifat sah dan legitimate karena didasari regulasi
yang jelas.
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) adalah kebijakan
Pemerintah Indonesia sejak awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di
2
Indonesia. Sebelum pelaksanaan PPKM, pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial
berskala besar yang berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia. Evaluasi kebijakan
adalah kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
substansi, implementasi dan dampak (Anderson: 1975). Evaluasi kebijakan dipandang
sebagai suatu kegiatan fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada
tahap akhir saja melainkan kepada seluruh proses kebijakan. Menurut W. Dunn, istilah
evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjuk pada aplikasi
beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Evaluasi mencakup :
kesimpulan, klarifikasi, kritik, penyesuaian dan perumusan masalah kembali. Evaluasi
memiliki beberapa fungsi utama dalam analisis kebijakan. Pertama dan yang paling penting,
evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kriteria kebijakan
yaitu, seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui
tindakan publik. Dalam hal ini, evaluasi mengungkapkan seberapa jauh tujuan dan target
tertentu telah dicapai. Kedua, evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik
terhadap nilainilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nilai juga dikritik dengan
menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan dan target dalam hubungan dengan
masalah yang dituju. Ketiga, evaluasi membari sumbangan pada aplikasi metode-metode
analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah.
Upaya pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan virus corona saat ini cukup
membuat khawatir masyarakat. Bukan hanya khawatir terjangkit virus corona saja, tetapi
kebijakan pemerintah daerah yang memberlakukan lockdown untuk beberapa wilayah.
Karena tentunya akan menyulitkan masyarakat dalam melakukan kegiatan dan mobilitasnya.
Hal ini walau pun beresiko besar, tetapi harus dilakukan guna menghentikan penyebaran
virus corona tersebut. Oleh karenanya, keberhasilan implementasi kebijakan ini
membutuhkan keterlibatan stakeholders secara demokratis dan partisipatif. Stakeholders dan
pembuat kebijakan harus terus menerus terlibat dalam dialog untuk menganalisis
konsekuensi dari pelaksanaan kebijakan tersebut.
Berbicara mengenai kebijakan, tentu saja akan ada dampak positif dan negatif yang
muncul disebabkan oleh wabah virus corona ini. Dampak positif dan negatif ini tentu saja
tidak akan lepas dari aspek sosial dan ekonomi. Dampak negatif yang pertamakali bisa
langsung dirasakan akibat wabah virus corona ini adalah merosotnya pertumbuhan ekonomi.
Namun, jika tidak segera diberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
dengan segera, maka virus akan terus masuk ke wilayah yang tadinya belum terjangkit dan
semakin memperburuk suatu wilayah yang sudah terjangkit. Upaya lockdown ini jika tidak
ada persiapan, maka upaya lockdown juga tidak akan bisa berjalan dengan baik (Yunus &
Rezki, 2020).
Kebijakan publik diartikan secara beragam oleh para ahli, Thomas R. Dye
mengemukakan bahwa kebijakan pubik adalah apapun yang dilakukan dan tidak dilakukan
oleh pemerintah (Dye, 2005), sedangkan Anderson mengemukakan kebijakan publik
sebagai serangkaian kegiatan yang memiliki tujuan tertentu (Agustino, 2008), hal ini
mengandung artian bahwa ketika pemerintah memutuskan untuk merespons isu publik,
maka bukan dinyatakan sebagai kehendak atau keinginan semata, tetapi sebagai suatu
tindakan yang memiliki tujuan yang terukur. Pengertian lain mengenai kebijakan publik
diutarakan oleh Carl Friedrich (Winarno, 2008) yang mengemukakan bahwa kebijakan
publik sebagai arah tindakan yang digagas atau diusulkan oleh seseorang, suatu
3
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang dapat memberikan
hambatan dan peluang dalam kebijakan yang diusulkan guna memberikan suatu solusi
dalam rangka untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu. Kebijakan publik didasarkan kepada
pengertian para ahli diatas merupakan suatu keputusan sebagai respons terhadap suatu
masalah publik yang berbentuk kegiatan-kegiatan terukur sehingga dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan di awal, didasarkan kepada pemahaman tersebut maka kebijakan
publik harus mampu menjawab masalah yang ada di publik sehingga permasalahan tersebut
dapat diminimalisir atau dihilangkan. Kebijakan publik adalah suatu rangkaian proses yang
antara satu dengan yang lainnya saling terhubung dan terikat. Secara umum proses
kebijakan publik terdiri dari proses penyusunan kebijakan publik atau disebut formulasi,
proses pelaksanaan kebijakan publik atau disebut implementasi dan proses penilaian
kebijakan publik atau evaluasi. Ketiga proses ini merupakan satu rangkaian yang akan
menentukan apakah kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik sebagaimana
maksud yang telah ditetapkan atau sebaliknya (Akib, 2010). Implementasi kebijakan publik
dalam konteks penanggulangan Covid-19 dapat berupa berbagai instrumen kebijakan yang
ditujukan dalam rangka menanggulangi baik secara langsung maupun secara tidak langsung
penyebaran Covid-19. Implementasi kebijakan penaggulangan Covid-19 secara langsung
semisal pelaksanaan kebijakan protokol Kesehatan yaitu memakai masker, menjaga jarak
dan menghindari kerumunan (Rizal et al., 2021)
Sebagai bentuk upaya pemerintahan dalam menangani pandemi COVID-19 di
Indonesia yang terus berlangsung saat ini, banyak sekali kebijakan yang telah dibuat dan
dilaksanakan sejak wabah tersebut mulai masuk ke tanah air. Berbagai kebijakan terutama
berupa pembatasan pergerakan masarakat dari satu tempat ke tenpat lain terus digencarkan.
Hal tersebut tentunya untuk menekan angka penularan virus COVID-19 yang sangat mudah
bermutasi antar manusia. Kebijakan pembatasan pergerakan atau pembatasan aktivitas
masyarakat dimulai dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB)
pada tahun 2020 yang di terapkan di kota- kota besar dan beberapa kota penyangganya.
Kebijakan kemudian diberikan relaksasi hingga memasuki masa transisi, dimana semua
kegiatan di berbagai sektor mulai bisa dilakukan secara bertahap. Mengingat roda
perekonomian negara juga yang harus segera dipulihkan kembali untuk kesejahteraan
masyarakat, didukung juga dengan perkembangan penyebaran COVID-19 saat itu sudah
mulai bisa dikendalikan.
Seperti halnya yang terjadi di Kota Medan, Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi
di luar pulau Jawa dan Bali yang juga mengalami peningkatan kasus konfirmasi positif
COVID-19. Salah satu faktornya disana juga masih kurang kesadaran masyarakat untuk
menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan yang telah diannjurkan oleh Kementerian
Kesehatan seperti penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.(Siahaineinia &
Bakara, 2020) Di Medan, PPKM level 4 telah diberlakukan semenjak tanggal 12 Juli 2021
dan telah diperpanjang dua kali hingga 8 Agustus. Akibat dari pembatasan itu sendiri adalah
muncul berbagai reaksi dari beberapa lapisan masyarakat. Salah satunya adalah aksi unjuk
rasa yang dilakukan masyarakat Medan terhadap Wali Kotanya. Di Kota Medan, para
pedagang yang mana juga sangat terdampak atas adanya PPKM adalah kelompok
masyarakat pertama yang melakukan aksi unjuk rasa. Mereka melakukan unjuk rasa karena
mata pencaharian mereka untuk mendapatkan penghasilan melaui berdagang sangatlah
terhambat dengan adanya PPKM (Nasional, 2021)

4
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan
untuk memberikan informasi mengenai kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat di kota Medan. Pada penelitian ini juga berdasarkan atau penelitian dengan studi
pustaka (library research), yaitu pengumpulan data dan informasi dari jurnal ilmiah dan
buku serta hasil penelitian. Dalam riset pustaka menurut Zed (2004, hal 1) yaitu sebuah
penelusuran atau penelitian yang memanfaatkan sumber kepustakaan untuk memperoleh
sebuah data dalam penelitiannya. Demikian, sebuah riset dengan metode studi pustaka
membatasi kegiatannya pada bahan koleksi data dari kepustakaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Daftar Responden
N Nama Usia Domi
o. sili

1 Indah Yulia Putri 22 Meda


. n
2 Muhammad Alvi Fahrezi 21 Meda
. Sirait n
3 Dewi Putri Batubara 18 Meda
. n
4 Arinda Risna Cherylia Siregar 19 Meda
. n
5 Muhammad abdillah al fasa 20 Meda
. n
6 Cici Aulia 20 Meda
. n
7 Febrianti Hutagalung 19 Meda
. n
8 Tomi Hamdani Siregar 41 Meda
. n
9 Theovanni Indah 20 Meda
. Lumbantobing n
1 Fani Nolpiana Nadapdap 19 Meda
0. n
1 M Darma Marpaung 20 Meda
1. n
1 Maulida putri 20 Meda
2. n
1 Nada Adilla 20 Meda
3. n
5
1 Hendrik Alfando Nainggolan 20 Meda
4. n
1 Resty enjelia ibrahim 22 Meda
5. n

Teknik pengambilan data yaitu random sampling dimana jenis pengambilan sampel
probabilitas di mana setiap orang di seluruh populasi target memiliki kesempatan yang sama
untuk dipilih. Sampel dipilih secara acak yang dimaksudkan sebagai representasi yang tidak
bias dari total populasi.

Tabel 4.2. Hasil Data Penelitian

Hasil data penelitian tentang prespektif masyarakat terhadap Aktualisasi dan


Evaluasi Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota
Medan.
Frek. x
No Frek. Frek. Mungkin x x
Pertanyaan 100
. Ya Tidak 100% 100%
%
1 Apakah anda
mengetahui apa itu 15 0 0 100% 0% 0%
PPKM?
2 Seberapa sering
anda melihat atau
mendengar kata PPKM?
15 0 0 100% 0% 0%

3 Apakah PPKM di
kota Medan sudah 10 5 0 72,2% 17,8% 0%
berjalan dengan baik?
4 Perlukah PPKM
diterapkan di Kota 33,3
10 1 4 55,6% 11,1%
Medan? %

5 Apakah
aktualisasi/penerapan
7 8 0 40,5% 50,5% 0%
PPKM di kota Medan
sudah optimal?
6 Perlukah PPKM di
kota Medan untuk di 11 4 0 66,7% 33,3% 0%
Evaluasi?

6
7 Apakah penerapan
PPKM di kota Medan
berhasil meminimalisir 12 3 0 77,8% 22,2% 0%
korban terpapar Covid-
19?

Setelah di temukan data dan telah di rangkum dalam bentuk tabel-tabel di atas, maka
adapun pembahasan hasil penelitian tersebut yaitu: Pertanyaan pertama mengenai apakah
anda mengetahui apa itu PPKM?. Berdasarkan hasil penghitungan, frekuensi menjawab Ya
sebanyak 100%, frekuensi menjawab Tidak sebanyak 0 %, dan frekuensi menjawab
Mungkin yaitu sebanyak 0%. Berdasarkan persentase jawaban responden diketahui bahwa
masyarakat pada umumnya mayoritas telah mengetahui apa itu PPKM. Pada pertanyaan
kedua yaitu mengenai seberapa sering anda melihat atau mendengar kata PPKM?.
Berdasarkan hasil penghitungan, frekuensi menjawab Ya sebanyak 100%, frekuensi
menjawab Tidak sebanyak 0%, dan frekuensi menjawab Mungkin sebanyak 0%.
Berdasakan persentase jawaban responden diketahui bahwa pada umumnya masyarakat
sering mendengar dan/atau melihat kata PPKM dikampanyekan. Pada pertanyaan ketiga
yaitu mengenai apakah PPKM di kota Medan sudah berjalan dengan baik? Berdasarkan
hasil penghitungan frekuensi menjawab Ya sebanyak 72,2%, frekuensi menjawab Tidak
sebanyak 17,8 %, dan frekuensi menjawab Mungkin sebanyak 0%. Berdasakan persentase
jawaban responden diketahui bahwa lebih banyak responden setuju jika pemberlakuan
PPKM di kota Medan sudah berjalan dengan baik tetapi tidak dapat dipungkkiri masih ada
kekurangan dan ketidak puasan masyarakat. Pada pertanyaan keempat yaitu mengenai
perlukah PPKM diterapkan di Kota Medan? Berdasarkan hasil pernghitungan frekuensi
menjawab Ya sebanyak 55,6 %, frekuensi menjawab Tidak sebanyak 11,1%, dan frekuensi
menjawab Mungkin sebanyak 33,3%. Berdasakan persentase jawaban responden diketahui
bahwa lebih banyak responden setuju perlu diterapkannya PPKM di kota Medan. Pada
pertanyaan kelima yaitu apakah aktualisasi/penerapan PPKM di kota Medan sudah optimal?
Berdasarkan hasil penghitungan frekuensi menjawab Ya sebanyak 40,5 %, frekuensi
menjawab Tidak sebanyak 50%, dan frekuensi menjawab Mungkin sebanyak 0,5%.
Berdasakan persentase jawaban responden diketahui bahwa lebih banyak responden tidak
puas atas aktualisasi/penerapan PPKM di kota Medan selama pandemi belum berjalan
optimal. Pada pertanyaan keenam yaitu mengenai perlukah PPKM di kota Medan untuk di
Evaluasi?. Berdasarkan hasil penghitungan frekuensi menjawab Ya sebanyak 66,7%
frekuensi menjawab Tidak sebanyak 33,3%, dan frekuensi menjawab Mungkin sebanyak
0%. Berdasakan persentase jawaban responden diketahui bahwa lebih banyak responden
setuju bahwa penerapan PPKM di Kota Medan masih perlu dilakukan evaluasi dalam upaya
perbaikan regulasinya. Pada pertanyaan ketujuh yaitu mengenai apakah responden setuju
penerapan PPKM di kota Medan berhasil meminimalisir korban terpapar Covid-19?.
Berdasarkan hasil penghitungan frekuensi menjawab Ya sebanyak 77,8 %, frekuensi
menjawab Tidak sebanyak 22,2%, dan frekuensi menjawab Mungkin sebanyak 0%.
Berdasakan persentase jawaban responden diketahui bahwa lebih banyak responden setuju
bahwa penerapan kebijakan PPKM berhasil untuk meminimalisir korban terpapar Covid-19
di kota Medan.

7
Diakhir angket atau kuesioner penulis menyertakan pertanyaan berupa pemahaman
kepada responden terkait Aktualisasi dan Evaluasi Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan.
Pemberlakuan PPKM ini bagus namun dalam hal ini perlu ditinjau terkait perlunya
bantuan covid yg harus di salurkan kepada masyarakat terkhusus pekerjaan nya yang
terhalang oleh PPKM. Sementara itu dengan mengajak semua masyarakat agar tetap
mematuhi protokol kesehatan, dan tetap dirumah Untuk protokol kesehatannya lebih
ditingkatkan lagi dan keluar rumah hanya seperlunya saja menjadi kampanye positif.
Dalam penerapan PPKM di Kota Medan kita sebagai masyarakat harus dapat mematuhi
dan menjalankan aturan aturan yang telah di tetapkan Pemerintah dalam mengurangi
penyebaran virus covid 19, karena jika masyarakat berpartisipasi baik dan menjalan kan
aturan aturan pemerintah yg telah ditetapkan maka tujuan dari PPKM yg terapkan
pemerintah akan berjalan dengan baik. Saran saya untuk pengevaluasian PPKM dikota
Medan adalah pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakat,terutama masyarakat
kecil yang terdampak masa pandemi (dalam hal ekonomi).Pemerintah harus lebih
memperhatikan masyarakat kurang mampu dengan memberikan bantuan yang cukup
kepada masyarakat masyarakat yang terkena dampak PPKM ataupun dampak pandemi
covid 19 ini. Pemberlakuan PPKM di Kota Medan sudah cukup baik,dimana pemerintah
memberikan aturan aturan yang baik seperti pembatasan pembatasan di tempat belanja
dan tempat wisata di medan serta pembatasan jam dalam beraktifitas seperti berjualan di
pasar yg dibatasi sampai jam 5 sore.Itu bertujuan agar PPKM dapat berjalan dengan baik
dan dapat mengurangi angka covid 19 di kota Medan.

SIMPULAN
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) adalah kebijakan Pemerintah
Indonesia sejak awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Sebelum
pelaksanaan PPKM, pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar yang
berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia. Evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang
menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan
dampak. Pemberlakuan PPKM di Kota Medan sudah cukup baik,dimana pemerintah
memberikan aturan aturan yang baik seperti pembatasan pembatasan di tempat belanja
dan tempat wisata di medan serta pembatasan jam dalam beraktifitas seperti berjualan di
pasar yg dibatasi sampai jam 5 sore.Itu bertujuan agar PPKM dapat berjalan dengan baik
dan dapat mengurangi angka covid 19 di kota Medan.
Adapun saran dan kritik terhadap aktualisasi dan evaluasi kebijakan pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat di kota Medan harus lebih siaga lagi untuk mem antau
tempat-tempat makan, dimana masih banyak terlihat restoran atau cafe yang belum
menerapkan PPKM (Dine in). Pemerintah juga perlu memastikan penyaluran bantuan
covid kepada penduduk yang pemasukannya terdampak pada PPKM ini. Pemberlakuan
PPKM ini bagus namun dalam hal ini perlu ditinjau terkait perlunya bantuan covid yg
harus di salurkan kepada masyarakat terkhusus pekerjaan nya yang terhalang oleh PPKM.

8
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih penulis berikan kepada berbagai pihak yang sudah membantu
penulisan artikel ini. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Julia Ivanna, S.Sos, M.AP
selaku dosen pengampu yang telah Membimbing kami dalam membuat penugasan artikel
ini.dan juga terimakasih kepada rekan mahasiswa tempat penulis belajar saat ini di
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan banyak masukan, dan saran. Penulis juga
berterima kasih kepada Orang tua yang telah mendukung secara materil dan doa sehingga
penulis dapat menyelesaikan artikel ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik seta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Nasional, P. S. (2021). 1 , 2 , 3. 2(45), 42–51.
Rizal, M., Afrianti, R., & Abdurahman, I. (2021). Dampak Kebijakan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) bagi Pelaku Bisnis Coffe shop pada Masa
Pandemi Terdampak COVID-19 di Kabupaten Purwakarta The Impact of the Policy for
Implementing Community Activity Restrictions for Coffee Shop Busi. Jurnal Inspirasi,
12(1), 97–105.
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(3),
227–238. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15083

Anda mungkin juga menyukai