METODOLOGI PENELITIAN
Oleh :
P2.06.37.0.15.002
2. Kriteria Populasi
Dalam mendefinisikan populasi,peneliti harus mempertimbangkan kriteria :
a. Biaya, jika ingin meneliti diluar pulau. Maka peneliti harus belajar budaya
dan bahasa tempat yang akan ilakukan penelitian agar apat terjadi interaksi
dengan baik. Keadaan ini memerlukan waktu yang lama sehingga juga
memerlukan biayayang besar.
b. Praktik, kesulitan dari populasi dalam berperan serta sebagai subyek
karena berasal dari daerah yang sulit dijangkau.
c. Kemampuan orang dalam berpartisipasi dalam penelitian, kondisi
kesehatan seseorang yang menjadi subjek harus dijadikan bahan
pertimbangan dalam penentuan populasi.
d. Pertimbangan desain penelitian, pada penelitian dengan desain
eksperimen, maka diperlukan populasi yang mempunyai kriteria
homogenitas dalam upaya untuk mengendalikan pariabel random, perancu
dan variabel lainnya yang akan mengganggu dalam penelitian.
3. Pentingnya Sampling
Terdapat alasan pentingnya pengambilan sampel ialah sebagai berikut :
a. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya
b. Lebih cepat dan lebih mudah
c. Memberikan informasi yang lebih banyak dan dalam
d. Dapat ditangani lebih teliti
4. Prosedur Sampling
a. Mendefinisikan populasi hendak diamati
b. Menentukan kerangka sampel, yakni kumpulan semua item atau peristiwa
yang mungkin
c. Menentukan metode sampling yang tepat
d. Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data)
e. Melakukan pengecekan ulang proses sampling
5. Jenis-jenis Teknik Sampling
a. Probability Sampling. Adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi :
1) Simple random sampling
Dikatakan sample karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpamemperhatikan strata yang ada dalam
populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogeny.
2) Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur
yang tidak homogeny dan berstrata secara proporsional. Suatu
organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang yang
berpendidikan strata, maka populasi pegawai itu berstrata.
3) Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
4) Cluster sampling (area sampling)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu
Negara, provinsi, atau kabupaten. Utnuk menentukan penduduk mana
yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
b. Nonprobability sampling. Adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik swampling ini meliputi :
1) Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dan anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
anggota populasi yang berjumlah 100 orang, dari semua anggota
tersebut diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel bisa
diambil dari nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu.
2) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diingingkan.
3) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok
sebagai sumber data.
4) Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli makanan.
5) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
digunakan bila populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang akan membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Istilah lainnya adalah sensus, dimana smua anggota
dijadikan sampel.
6) Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama kelamaan menjadi besar. Misalnya dalam
penelitian pertama dipilih satu atau dua orang sebagai sampel, akan
tetapi karena dari dua orang ini data yang diperoleh belum merasa
lengkap, maka peneliti mencari oranglain yang dipandang lebih
tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan orang-orang
sebelumnya.
6. Besar Sampel
Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan
representasi sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian.
Oleh karena itu, menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami
kaidah-kaidah yang benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah
penelitian.
Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh
disain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian
observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda
dengan case-control study dan khohor, demikian pula jika data yang
dikumpulkan adalah proporsi akan beda dengan jika data yang digunakan
adalah data continue. Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat,
kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah
lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun
khohor.
Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimal
sebuah penelitian, nama pada paper ini akan disampaikan sejumlah rumus
yang paling sering digunakan oleh para peneliti.
a. Penelitian Cross-sectional
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai
menggunakan proporsi binomunal (binomunal proportions).jika besar
populasi (N) diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Jika tidak diketemukan nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka
dapat dilakukan maximal estimation dengan p=0,5. Jika ingin teliti maka
nilai d sekitar 2,5% (0,025) atau lebih kecil lagi.
b. Case Control dan Khohor
Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control
maupun khohor adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran
proporsi. Hanya saja untuk penelitian khohor, ada juga yang menggunakan
ukuran data continue (nilai mean).
Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk
mencari sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dank
kelompok kontrol. Kadang-kadang peneliti membuat perbandingan antara
jumlah sampel kelompok kasus dan control tidak harus 1:1, tetapi juga
bisa 1:2 atau 1:3 dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang baik adapun
rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampel minimal penelitian
case-control adalah sebagai berikut:
B. Instrument Penelitian
1. Pengertian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif.
Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52)
adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-
keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu
secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non
kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya
adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya
adalah pernyataan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.
2. Jenis-jenis Instrumen Penelitian
Ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan dalam penelitian,
yaitu:
a. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
b. Angket atau kuesioner.
C. Daftar Pustaka
1. Bhisma-Murti, (1997). Prinsip dan Metoda Riset Epidemiologi, Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press:
2. Lemeshow, S. & David W.H.Jr, (1997). Besar Sampel dalam Penelitian
Kesehatan (terjemahan). Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
3. Supranto, J. (2000). Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta.
PT Rineka Cipta.
4. Admin. (2015). Populasi dan Sampel dalam Penelitian Kuantitatif. [Online].
Tersedia : http://wikipedia-populasi-dan-sampel-dalam-
penelitian.html. [22 Maret 2017].
5. Admin. (2016). Teknik Sampling.[Online]. Tersedia :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/teknik_sampling?. [22 Maret
2017].