Anda di halaman 1dari 16

TERBATAS

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT


PUSAT PENDIDIKAN INTELIJEN

WAWANCARA

BAB-I
PENDAHULUAN

1.

Umum.
a.
Wawancara sering dijumpai dilingkungan pers yang umumnya dilakukan oleh para
wartawan/reporter untuk mendapatkan imformasi/keterangan dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada sumber sesuai pertanyaan yang diajukan. Hal ini
menunjukan bahwa antara fihak penanya (wartawan/reporter) dengan sumber masingmasing menyadari bahwa keduanya sedang melakukan kegiatan wawancara
b.
Wawancara dilingkungan Intelijen seorang aparat intelijen dengan cara tanya jawab
dan dialog melalui elisitasi agar sumber keterangan tidak menyadari bahwa dirinya sedang
diwawancarai. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi atau buktibukti sebagai bahan keterangan guna kepentingan penyelidikan.

2.

Maksud dan Tujuan.


a.
Maksud.
Naskah Departemen ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi
gumil/siswa dalam proses belajar mengajar pada pendidikan Kursus Bintara Pelatih Madya
Intelijen di Pusdikintel Kodiklat TNI AD.
b.
Tujuan.
Agar siswa memahami tentang wawancara/elisitasi dan mampu
menerapkannya dalam pelaksanaan tugas dilapangan.

/ 3.
TERBATAS

Ruang .....

TERBATAS
2

3.
Ruang Lingkup dan Tata Urut.
Naskah Departemen ini dibatasi dalam pembahasan
meliputi macam, sifat serta cara penyelenggaraan wawncara yang disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

4.

a.

Pendahuluan.

b.

Macam dan sifat wawancara/elisitasi.

c.

Persyaratan pewawancara/elisitor.

d.

Penyelenggaraan wawancara/elisitasi.

e.

Evaluasi.

f.

Penutup.

Referensi.
a.
Buku Petunjuk Induk Intelijen TNI AD Nomor: 71-1-01 Skep Kasad Nomor
Skep/497/x/1998 tanggal 13 oktober 1998.
b.
Buku Petunjuk Teknik tentang Wawancara/Elisitasi Nomor: 71-N-12 Skep Kasad
Nomor Skep /466/xi/1990 tanggal 26 Nopember 1990.
c.
Naskah Sekolah Sementara tetang Teknik Wawancara Litpers Nomor 01-03-CIF002. Skep Danpusintelad Nomor Skep 01/V/2003 tanggal 29 mei 2003.

5.

Pengertiaan.
a.
Wawancara/Elisitasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan imformasi/keterangan
dengan mewujudkan suatu pembicaraan dan tanya jawab kepada sumber keterangan dalam
rangka penyelidikan tanpa sumber menyadarinya.

/ b. Pewawancara .....
TERBATAS

TERBATAS
3

b.
Pewawancara/Elisitor adalah apratur intelijen yang melaksanakan kegiatan
wawancara/elisitasi.
c.
Sumber keterangan/sasran adalah asal dari mana keterangan di dapat khususnya
berasal dari sumber manusia.
d.
Dialog adalah komunikasi timbal balik antara dua orang atau lebih yang melakukan
pembicaraan untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu permesalahan/persoalan yang
ada di antara mereka atau dapat juga hanya sekedar mencari keterangan dari apa yang
menjadi tema pembicaraan pembicaraan mereka

TERBATAS

TERBATAS
4

/ BAB-II .....
BAB - II
MACAM DAN SIFAT WAWANCARA

6.
Umum.
Wawancara/elisitasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mencumpulkan
imformasi/bahan keterangan dengan tanya jawab kepada sumber keterangan. Sumber keterangan
yang ditanya bebas memberikan jawaban dan sadar bahwa ia sedang di wawancarai akan tetapi
tidak tidak mengetahui keterangan apa yang diperlukan oleh pewawancara .Untuk melaksanakan
wawancara/elisitasi ini, ada beberapa macam dan sifat wawancara yang perlu di ketahui.
7.

Macam wawancara/elisitasi.
a.

Ditinjau dari cara menanya.


1)
Pertanyaan tidak langsung. Sumber yang di tanya tidak menyadari bahwa
ia sedang di wawancara (diminta keterangan). Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
tidak langsung mengenai permasalahan yang diinginkan tetapi menyangkut masalah
umum dimana pada akhirnya akan memberikan jawaban/kesimpulan tentang
permasalahan yang diinginkan oleh pewawancara.
2)
Pertanyaan Langsung. Sumber yang ditanya mengerti bahwa ia sedang
diwawancarai (diminta keterangan) tetang suatu permasalahan, tetapi ia tidak
mengetahui atau tidak menyadari keterangan apa sebenarnya yang di perlukan oleh
pewawncara.

b.

Ditinjau dari maksud dan tujuan.


1)
Wawancara Identifikasi. Wawancara yang dilakukan dengan orang yang
bukan sumber sebenarnya. Hal ini di perlukan untuk mendapatkan data awal atau
keterangany yang diperlukan dari seseorang yang akan dijasikan sumber dan
biasanya menyangkut tentang identitas, tingkah laku, sifat, kebiasaan, hobi dan lainlain.
2)
Wawancara Eksplorasi.
Wawancara yang dilakukan pada saat setelah
identitas sumber sudah diketahui secara umum, sehingga perlu adanya
pengembangan keterangan tentang sumber secara detail. Sasaran yang dijadikan
sumber keterangan sudah mengarah pada orang-orang yang mengetahui tentang
imformasi yang di butuhkan pewawancara,walaupun bukan orang atau sumber
langsung.
TERBATAS

TERBATAS
5

/ 3) Wawancara .....
3)
Wawancara Klarifikasi. Wawancara ini dimaksudkan untuk meyakinkan
kebenaran keterangan yang telah diperoleh dari berbagai sumber. Sehingga dalam
wawancara ini tujuannya adalahuntuk mengklarifikasi data-data/ imformasi/
keterangan yang telah diperoleh sebelumnya.
c.

Ditinjau dari sumber.


1)
Wawancara Terhadap Sumber Umum. Yaitu berupa kelompok masyarakat
secara umum, dimana tidak seluruhnya merupakan sumber yang akan diwawancarai.
Sumber umum ini digunakan apabila belum diketahui secara pasti sumber
sebenarnya.
2)
Wawancara Terhadap Sumber Kelompok.
Sumber merupakan kelompok
atau organisasi manusia yang dijadikan sasaran untuk diwawancarai. Sumber ini
digunakan apabila sebelumnya telah diperoleh data/intel dasar tentang keterangan
yang dibutuhkan berkaitan dengan sekelompok orang atau organisasi tertentu
sehingga yang dijadikan sasaran atau sumber wawancara adalah orang-orang yang
menjadi anggota kelompok tersebut.
3)
Wawancara Terhadap Sumber Pribadi/ Perorangan.
Sumber merupakan
seorang yang dipilih/ ditentukan untuk diwawancarai, karena orang tersebut telah
diyakini sebagai fihak yang mengetahui tentang keterangan yang diperlukan oleh
pewawancara. Sumber perorangan/ pribadi ini dapat dipisahkan/ dibagi menjadi tiga
(reguler, alternatif dan emergensi) sesuai hasil perkiraan sejauh mana masingmasing mengetahui keterangan yang diperlukan.

8.

Sifat Wawancara/ Elisitasi.


a.
Terbuka.
Petugas / pewawancara dikenal/ diketahui oleh sumber namun tujuan
pewawancara dirahasiakan. Dalam pelaksanaannya petugas/ pewawancara tidak perlu
menggunakan kedok, akan tetapi diperlukan keahlian untuk menyampaikan pertanyaanpertanyaan yang mengarah pada keterangan yang kita perlukan. Sumber harus tetap dijaga
jangan sampai mengetahui arahdan tujuan wawancara.
b.
Tertutup.
Wawancara/ elisitasi yang dilaksanakan secara tertutup dimana
petugas/ pewawancara merahasiakan identitas, maksud dan tujuan serta arah pembicaraan
sehingga tidak diketahui oleh sumber dan petugas/ pewawancara mutlak harus menguasai
kedok yang digunakan.
TERBATAS

TERBATAS
6

9.

/ 9.

Evaluasi.
a.

Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-macam wawancara.

b.

Jelaskan sifat wawancara terbuka dan sifat tertutup.

TERBATAS

Evaluasi .....

TERBATAS
7

/ BAB-III .....
BAB-III
PERSYARATAN PEWAWANCARA/ ELISITOR.

10.
Umum.
Tidak semua personel intelijen dapat bertindak sebagai pewawancara/
elisitor. Seorang pewawancara/ elisitor yang baik perlu memenuhi persyaratan tertentu agar mampu
menggali, mengorek bahan keterangan dari sumber.
11.
Syarat Umum.
Persyaratan umum yang harus dimiliki oleh aparat intelijen dan
khususnya bagi petugas wawancara/ elisitor adalah:
a.
Mempunyai kemampuan berkomunikasi. Seorang pewawancara/ elisitor mutlak
mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan sumber/ sasaran sehingga tidak
mengalami kesulitan dalam melaksanakan wawancara dan tujuan yang diinginkan dapat
tercapai.
b.
Mempunyai latarbelakang pendidikan yang cukup.
Seorang pewawancara/
elisitor minimal harus mempunyai latarbelakang pendidikan yang setingkat dengan sumber/
sasaran. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembicaraan antara pewawancara dengan sumber
terjadi interaksi yang baik dan berjalan dengan lancar.
c.
Mempunyai pengetahuan yang cukup.
Pewawancara
harus
mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan keterangan-keterangan yang
diinginkan. Disamping itu juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang kedok/ cover
yang akan digunakan.
d.
Mempunyai pengalaman dan wawasan luas.
Dengan pengalaman dan
wawasan yang luas terutama berkaitan dengan keterangan yang dicari dan kedok/ cover
yang diperankan, maka pewawancara tidak akan mengalami hambatan dalam wawancara.
Kemanapun arah pembicaraan sasaran maka pewawancara dapat mengikutinya atau bila
keadaan berhenti/ vakum pewawancara dapat menimbulkan ide pembicaraan lagi. Hal ini
sangat penting untuk diperhatikan agar proses wawancara tidak berhenti dijalan hanya
karena petugas kurang pengalaman dan wawasan tentang suatu permasalahan dan akan
menimbulkan kecurigaan dari fihak sasaran.

TERBATAS

TERBATAS
8

12.
Syarat khusus.
Merupakan persyaratan yang harus dan hanya dimiliki oleh aparat
intelijen yang ditugaskan sebagai pewawancara. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
/ a. Sabar .....
a.
Sabar.
Pewawancara harus bisa menahan emosinya bila menghadapi keadaan
yang tidak mengenangkan dalam proses wawancara/ elisitasi. Mengingat sasaran/ sumber
mempunyai karakter yang berbeda, seorang pewawancara tidak boleh bertindak diluar batas
kewajaran (kasar) terhadap sasaran. Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara dapat
berjalan hingga mencapai tujuan yang diinginkan.
b.
Dapat mengendalikan perasaan.
Pewawancara harus bisa menyelami dan
masuk dalam pribadi/ perasaan sasaran/ sumber agar dapat timbul perasaan senasib
sehingga sumber mau mengungkapkan / menyampaikan keterangan-keterangan yang kita
perlukan. Dalam hal ini pewawancara harus bisa mengendalikan perasaan sumber/ sasaran
dan juga bisa mengabaikan perasaannya sendiri sehingga arah pembicaraan tidak melebar
kehal-hal yang tidak ada kaitannya dengan keterangan yang kita butuhkan.
c.
Mempunyai daya ingat yang kuat.
Semua pembicaraan sumber/ sasaran yang
berkaitan dengan keterangan yang kita butuhkan harus bisa diingat agar dapat dituangkan
dalam bentukn laporan. Mengingat kemampuan daya ingat setiap orang terbatas, maka bila
memungkinkan bisa menggunakan alat perekam atau ditulis seperlunya.
d.
Ramah dan pandai berdiplomasi.
Pewawancara harus mempunyai sikap yang
ramah, supel dan mudah bergaul sehingga mudah mengadakan kontak pembicaraan dengan
sasaran. Disamping itu bila dalam keadaan terjepit atau menghadapi sasaran/ sumber yang
kritis maka pewawancara harus pandai berdiplomasi sehingga cover/ kedok tidak
terbongkar.
e.
Mempunyai pengamatan yang teliti.
Pewawancara harus dapat mengamati
secara teliti terhadap arah pembicaraan, sikap prilaku sasaran/ sumber maupun situasi
disedkitar saat berlangsungnya wawancara. Hal ini dimaksudkan bila sasaran/ sumber sudah
mulai curiga maka pewawancara segera mengalihkan perhatian , dan bila sasaran/
sumbersudah bosan/ malas berbicara maka wawancara dapat diakhiri dengan baik dan
membuat janji untuk kembali pada waktuyang lain.
f.
Menguasai permasalahan.
Permasalahan mutlak dikuasai oleh pewawancara
agar pembicaraan tidak mengembang. Disamping itu agar sumber/ sasaran tertarik untuk
terus berbicara dan tidak mencurigai pewawancara.

13.

Evaluasi.
TERBATAS

TERBATAS
9

Jelaskan dan berikan contoh-contoh secara kongkrit tentang persyaratan yang harus
dimiliki oleh pewawancara.

/ BAB IV .....
BAB IV
PENYELENGGARAAN WAWANCARA/ ELISITASI.

14.
Umum.
Keberhasilan penyelenggaraan wawancara/ elisitasi ditentukan oleh bagaimana
pewawancara/elisitor dapat melaksanakan setiap tahapannya. Tahap-tahap tersebut meliputi
perencanaan/ persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

a.

Analisa tugas/ analisa sasaran.


1)
Analisa tugas (Antug).
Merupakan kegiatan untuk mempelajari dan
memperdalam keyakinan petugas terhadap tugas tang diembannya, baik terhadap
tugas pokok,tugas yang terkandung maupun tugas yang dinyatakan kembali. Hasil
analisa tugas ini diharapkan akan dapat membantu petugas untuk menentukan sasran
Reguler (R), Alternatif (A) dan Emergensi (E).
2).
Analisa sasaran (Ansas).
Merupakan kegiatan untuk mempelajari
tentangsituasi dan kondisi sasaran secara mendalam sehingga hasilnya akan dapat
mempermudah/memparlancar petugas dalam mendekati sasaran dan memperoleh
keterangan yang diperlukan. Hal-hal yang menjadi perhatian dalam melaksanakan
analisa sasaran adalah:
a)
Kemungkinan untuk mendekati akses. Adalah cara atau alasan yang
digunakan untuk mendekati sasaran.
Untuk mendapatkan mendapatkan
akses tidak harus petugas tersebut yang harus kontak langsung dengan
sasaran. Dalam hal tertentu dapat menggunakan perantara/ mediator, tetapi
tujuan dan tugas tetap dapat dilaksanakan dengan baik.
b)
Bobot sasaran. Adalah tingkat atau bobot keterangan yang dimiliki
oleh sasaran. Apakah yakin sasaran memiliki jumlah dan jenis imformasi
yang diinginkan. Disamping itu tentang kemampuan untuk usaha-usaha
pendekatan dan elisitasi yang akan dilaksanakan termasuk keadaan yantg
berkaitan dengan lingkungannya.
TERBATAS

TERBATAS
10

c)
Kerawanan-kerawanan sasaran.
Adalah kebiasaan,sifat, keadaan
lingkungan dan lain-lain yang menonjol dari sumber yang tidak
menguntungkan elisitor.
/ d) Kecocokan .....
d)
Kecocokan atau validitas sasaran.
Merupakan resultante atau
kesimpulan dari analisa ketiga faktor diatas. Untuk mengimpulkan apakah
sasaran akhir yang dipilih sudah cocok. Dengan melakukan perbandingan
dengan sasaran lainnya , maka dapat diambil alternatif lain untuk
menggantisasaran atau memperkuat sasaran akhir yang telah dipilih.
b.
Menentukan wawancara sesuai maksud dan tujuan.
Berdasarkan hasil Antug/
Ansas sudah bisa mengklarifikasikan macam wawancara sesuai maksud dan tujuannya
apakah itu wawancara identifikasi, eksplorasi ataupun klarifikasi. Penenyuan wawancara/
elisitasi tersebut sangat berkaitan dengan hasil analisa sasaran dan intelijen dasar tentang
sasaran yang ada.
c.
Menentukan wawancara sesuai sumber yang ada.
Merupakan kegiatan untuk
menentukan sumber mana yang akan dijadikan sasaran wawancara. Pengklasifikasian
sumber dapat dipilih diantaranya sumber umum, sumber kelompok dan sumber pribadi.
Penentuan sumber harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan wawancara/ elisitaai.
d.
Menentukan sasaran individu.
Merupakan kegiatan untuk memastikan sumber
yang diduga mengetahui dan memiliki keterangan yang kita butuhkan. Sasaran individu
harus kita tentukan berdasarkan tingkatannya yaitu Reguler, Alternatif, Emergensi.
e.
Menunjuk pewawancara/ elisitor.
Merupakan kegiatan menentukan petugas
wawancara terhadap sumber/sasaran yang telah ditentukan.
Dalam penentuan
pewawancara/elisitor, harus benar-benar memperhatikan persyaratan yang telah ditentukan
baik syarat umum maupun syarat khusus. Tim wawancara dapat dibentuk dari 5 orang
anggota dengan ketentuan 2 orang melaksanakan wawancara kepada sumber langsung,
sedangkan lainnya melaksanakan pengamanan dan wawancara terhadap sumber lainnya
didaerah sekitar sasaran.
f.
Menentukan kedok/ cover yang digunakan.
Dalam memilih dan menentukan
kedok/cover yang akan digunakan pewawancara/elisitor harus benar-benar menguasai agar
bisa masuk kesasaran tanpa dicurigai/ diketahui identitasnya. Kedok/cover yang ditentukan
harus betul-betul memudahkan petugas agar dapat diperankan dan digunakannya dengan
baik.

TERBATAS

TERBATAS
11

g.
Menentukanbatas waktu kegiatan.
Dalam menentukan waktu kegiatan
wawancara/ elisitasi dimulai dari perencanaan/persiapan, pelaksanaan (masuk sasaran)
sampai dengan pengakhiran. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai kendali waktu pada setiap
kegiatan.
/ h.
Menentukan .....
h.
Menentukan sarana pendukung.
Dalam memilih sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan wawancara/elisitasi disesuaikan dengan
kebutuhan.
Contoh: Kamera, Alat Perekam, Penyadap dan lain-lain yang digunakan secara tersamar
agar tidak dicurigai sasaran.

15.
Pelaksanaan wawancara.
Pada tahap ini pewawancara melaksanakan pembicaraan
dengan sasaran atau sumber. Agar tidak menimbulkan kecurigaan dati pihak sumber/ sasaran maka
harus dilaksanakan dengan hati-hati sesuai tahap-tahapnya, walaupun dalam pelaksanaannya
masing-masing tahap tersebut tidak tampak secara kasat mata atau kelihatan secara jelas.
a.
Tahap I
:
Percakapan biasa.
Mulailah wawancara dengan topik
yang bebas dan tidak ada hubungannya dengan keterangan yang dicari. Hal ini bertujuan
untuk menciptakan suasana yang santai dan akrab. Dapat memulai pembicaraan tentang
hobbi, kesenangan-kesenangan famili dan sebagainya.
b.
Tahap II
:
Interaksi.
Selenggarakan pembicaraan agar menarik,
timbulkan rasa persahabatan, rasa saling pengertian dan rasa senasib, sedaerah, sesuku,
saling mempercayai sehingga kedua belah fihak terdapat keterbukaan.
c.
Tahap III
:
Saling pengertian.
Setelah terjadi interaksi, timbulkan
rasa persahabatan, rasa saling pengertian dan senasib, sedaerah, sesuku, saling
mempercayai, sehingga kedua belah pihak ada keterbukaan.
d.

Tahap IV

Maksud yang bersifat umum.

1)
Ajukan pertanyaan secara tidak langsung dan hindari pengulangan
pertanyaan.
2)
e.

Pertanyaan yang ddilemparkan harus berurutan dan logis.

Tahap V

Tujuan khusus.
TERBATAS

TERBATAS
12

1)
Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat langsung menjawab keterangan
yang dicari.
2)

Jangan mengobrol dan kuasai arah pembicaraan.

3)

/ 3)
Sediakan waktu yang cukup bagi orang yang diwawancarai.

Sediakan .....

4)
Biarkan orang yang diwawancarai itu berbicara menurut gayanya/caranya
sendiri dan bila perlu dilengkapi.
5)
Jangan memperlihatkan rasa terkejut/ heran, gembira dan lain sebagainya
apabila yang dikatakan mengejutkan. Tidak mentertawakan yang diwawancarai bila
ia berbuat sesuatu kebodohan dan usahakan bersikapwajar saja.
6)
f.

Catat semua fakta/keterangan/data bila mungkin.

Tahap VI
1)

Pengakhiran.

Pindah kemasalah lain, bila sudah diperoleh keterangan yang dibutuhkan.

2)
Waspada trhadap bahan keterangan tambahan yang diberikan pada akhir
wawancara.
3)
Akhiri wawancara dengan kesan-kesan yang baik dan suasana yang tetap
bersahabat.
Skema piramida.

VI

Pengakhiran

Tujuan khusus

IV

Maksud tertentu

III

Saling pengertian
TERBATAS

TERBATAS
13

II

Interaksi

Percakapan biasa

Elisitor

Sumber

/ 17. Pelaporan.....
17.
Pelaporan.
Hasil dari wawancara/ elisitasi disusun dalam suatu laporan imformasi
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.

Setiap laporan harus menjawab : (5W dan 1 H ).


1)
Apa (What) : Masalah/persoalan/keterangan yang diperoleh pada saat
wawancara (sesuai TO).
2)
Siapa (Who) : Orang yang berkaitan dengan masalah/keterangan yang
diperoleh (nama, alamat dan sebagainya).
3)
Dimana (Where) : Tempat kejadian peristiwa (nama tempat,kota atau
daerah).
4)
Bilamana (When) : Waktu kejadian suatu peristiwa menyangkut jam,
tanggal, bulan, tahun.
5)
Mengapa (Why) : Sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa dan atau sebabsebab keterangan yang diperoleh.
6)

b.

Bagaimana (How) : Bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Laporan harus ringkas, obyektif, jelas, lengkap, teliti dan tepat pada waktunya.
1)

Ringkas.
a)
Laporan harus dibuat seringkas mungkin dan tidak bertele-tele namun
tidak mengurangi bobotnya.
b)

Singkat dan langsung pada masalahnya.

TERBATAS

TERBATAS
14

2)

Obyektif.
a)
Laporan harus benar-benar sesuai dengan fakta yang ada/ kejadian
sebenarnya.
b)

Tidak melaporkan hal-hal yang menyangkut pendapat pribadi.

/ 3)
3)

Jelas .....

Jelas.
a)
Gunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti dan jangan
menggunakan singkatan.
b)
Tulis dalam susunan kalimat yang sistimatis dalam bentuk
kronologis.

4)

Lengkap. Menurut proses kejadiannya (5W+1H).

5)

Teliti.

Logis, berurutan dan tidak ada yang terlewatkan.

6)
Tepat pada waktunya.
memiliki nila
c.

Laporan disampaikan tepat pada waktunya agar

Nama-nama yang penting agar diberi perincian.

d.
Nilai laporan bukan tergantung pada banyaknya halaman tetapi pada bobot dan isi
laporan tersebut.

18.

Evaluasi.
a.
Jelaskan secara singkat hal-hal yang harus dilakukan pada tahap perencanaan dan
persiapan pelaksanaan wawancara/ elisitasi.
b.
Jelaskan dengan singkat tahap-tahap
gambarkan skemanya dalam bentuk piramida.

TERBATAS

pelaksanaan

wawancara/elisitasi

dan

TERBATAS
15

.
.
:
/BAB - V.....
BAB - V
EVALUASI AKHIR

19.
Kegiatan mencari dan mengumpulkan imformasi/keterangan yang dilaksanakan oleh aparat
intelijen menggunakan beberapa tehnik penyelidikan diantaranya wawancara/elisitasi. Jelaskan apa
yang dimaksud dengan wawancara/elisitasi !
20.
Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap pelaksanaan wawancara/elisitasi serta gambarkan dalam
bentuk piramida!
21.

Sebutkan dan jelaskan sifat dan macam wawancara serta berikan contoh masing-masing!

22.

Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi oleh seorang pewawancara/elisitor? Jelaskan !

TERBATAS

TERBATAS
16

/ BAB VI .....
BAB - VI
PENUTUP

23.
Demikian Naskah Departemen ini dibuat untuk dijadikan pedoman bagi gumil dan siswa
dalam mengikuti pendidikan Kursus Perwira Pengusutan Pengamanan di Pusdikintel Kodiklat TNI
AD.

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai