Anda di halaman 1dari 22

Dasar Komunikasi

Observasi, Wawancara Dan Studi


Dokumentasi
Observasi
Menurut Kartono (1980: 142) pengertian observasi
diberi batasan sebagai berikut: “studi yang
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial
dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan
dan pencatatan”.

Tujuan observasi adalah: “mengerti ciri-ciri dan


Luasnya signifikansi dari inter relasinya elemen-
elemen tingkah laku manusia pada fenomena
sosial serba kompleks dalam pola pola kulturil
tertentu”.
Cara observasi yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan pedoman observasi/pedoman
pengamatan seperti format atau blangko pengamatan.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian
atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Setelah itu, peneliti sebagai seorang pengamat tinggal
memberikan tanda cek (√) pada kolom yang
dikehendaki pada format tersebut. Orang yang
melakukan pengamatan disebut pengamat.
Kelebihan observasi
 Dapat mencatat hal-hal, perilaku
pertumbuhan, dan sebagainya pada waktu
kejadian itu berlangsung atau sewaktu
perilaku itu terjadi.
 Dapat memperoleh data dari subjek secara
langsung, baik yang dapat berkomunikasi
secara verbal ataupun tidak.
Kekurangan Observasi
1. Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil dari suatu

kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa

ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya

upacara adat tersebut.

2. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama,

tidak dapat dilakukan secara langsung.

3. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya

pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua

sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan

langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.


Observasi dapat menjadi teknik pengumpulan data secara ilmiah apabila
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Diabdikan pada pola dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.

2) Direncana kan dan dilaksanakan secara sistematis, dan tidak secara


kebetulan (accidental) saja.

3) Dicatat secara sistematis dan dikaitkan dengan proposisi-proposisi yang


lebih umum, dan tidak karena didorong oleh impuls dan rasa ingin tahu
belaka.

4) Validitas, reliabilitas dan ketelitiannya dicek dan dikontrol seperti pada


data ilmiah lainnya

(Jehoda, M. dkk, 1959 dalam Kartono 1980: 142).


Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak
yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh
data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.
Pewawancara adalah orang yang mengajukan
pertanyaan. Narasumber adalah orang yang
memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan
pewawancara. Narasumber juga biasa disebut dengan
informan. Orang yang bisa dijadikan sebagai
narasumber adalah orang yang ahli di bidang yang
berkaitan dengan imformasi yang kita cari
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan
percakapan antara dua orang atau lebih dan
berlangsung antara narasumber dan
pewawancara.
Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi di mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan
untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Jenis-jenis wawancara
 Wawancara serta merta

Wawancara serta merta adalah wawancara yang dilakukan dalam


situasi yang alamiah. Prosesnya terjadi seperti obrolan biasa tampa
pertanyaan panduan.
 Wawancara dengan petunjuk umum

Wawancara dengan petunjuk umum adalah wawancara dengan


berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang
sudah dibuat terlebih dahulu.
 Wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah dibakukan.

Dalam hal ini pewawancara mengajukan pertanyaan berdasarkan


daftar pertanyaan yang sudah disiapkan atau dibakukan.
Tahap-tahap Wawancara
1.Tahap Persiapan
a.Menentukan maksud atau tujuan
wawancara (topik wawancara).
b.Menentukan informasi yang akan di
kumpulkan atau didata.
c.Menentukan dan menghubungi
narasumber.
d.Menyusun daftar pertanyaan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengucap salam

b. Memperkenalkan diri.

c. Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.

d. Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.

e. Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.

f. Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan


narasumber untuk dapat dihubungi kembali jika
ada yang perlu dikomfirmasi atau dilengkapi.
3. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara. laporan
wawancara terdiri dari bagian bagian
sebagai berikut.
a. Tema atau topik wawancara.
b. Tujuan atau maksud dari wawancara.
c. Identitas narasumber.
d. Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara
dapat ditulis dalam bentuk dialog atau
dalam bentuk narasi
Beberapa Hal Yang Harus Dihindari Ketika Proses Wawancara
Berlangsung

1. Menyampaikan pertanyaan yang sudah


umum atau pasti jawabannya.
2. Menanyakan pertanyaan yang inti
jawabannya sama dengan pertanyaan
sebelumnya.
3. Meminta narasumber untuk mengulang-
ulang jawabannya.
4. Memotong pembicaraan narasumber
Jurnalistik
Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara
mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara biasanya
dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang
atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya
dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang
bersangkutan. Sedangkan dalam jumpa pers atau konferensi pers,
wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita
Bentuk wawancara
1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan
berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan
terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan
lewat pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan / mendesak.
7. Wawancara kelompok dimana serombongan
wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman,
olahragawan dan sebagainya
Jenis-Jenis wawancara
1. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara
bebas menanyakan apa saja kepada
responden, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-
data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati,
kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
2. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara
sudah dibekali dengan daftar pertanyaan
yang lengkap dan terinci.

3. Wawancara bebas terpimpin


Dalam wawancara bebas terpimpin,
pewawancara mengombinasikan wawancara
bebas dengan wawancara terpimpin, yang
dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang
ditanyakan secara garis besar.
Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki
Pewawancara
1. Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar
untuk tidak setuju terhadap informasi yang
diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah
merekam seluruh keterangan dari responden, baik
yang menyenangkan atau tidak.

2. Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana


yang mampu menarik minat si responden.
3. Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua

responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan

sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.

4. Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat

menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang

dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak

membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara

untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu

mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.


Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian.
Dokumen dapat dibedakan menjadi:
1. Dokumen primer, dokumen yang ditulis oleh orang
yang langsung mengalami suatu peristiwa. Contohnya
otobiografi.
2. Dokumen skunder, dokumen yang dihasilkan dari
peristiwa yang dilaporkan oleh orang yang
mengalaminya dan ditulis oleh orang lain. Contohnya
biografi.
Kelebihan studi dokumentasi
1. Dapat dilakukan untuk subjek penelitian yang
sukar/ tidak dapat dijangkau.
2. Takreatif. Data yang diperlukan tidak
terpengaruh oleh kehadiran peneliti/
pengumpul data
3. Analisis longitudinal. Menjangkau jauh ke
masa lalu.
4. Besar sampel. Memungkinkan untuk
mengambil sampel yang lebih besar karena
biaya yang diperlukan relatif kecil.
Kekurangan studi dokumentasi
1. Bias. Seperti cerita yang berlebihan/ada fakta yang
disembunyikan
2. Tersedia secara selektif. Tidak semua dokumen dipelihara
untuk dapat dibaca ulang oleh orang lain.
3. Tidak lengkap. Data yang diperlukan oleh penelitian tidak
tercatat pada saat penulisan dokumen.
4. Format yang tidak baku. Format tulisan dapat bermacam-
macam sehingga bisa mempersulit pengumpulan data

Anda mungkin juga menyukai