Anda di halaman 1dari 25

1

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk dapat
memgetahui tentang wawancara kasus-kasus yang pernah terjadi di sekolah.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam membuat makalah ini.
Satu harapan yang kami inginkan semoga karya tulis ini dapat berguna bagi pembaca
dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam makalah
ini.

2
DAFTAR ISI

COVER 1
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................2
DAFTAR ISI 3

BAB I : PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang Masalah 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Masalah 5

BAB II : PEMBAHASAN ........................................................................................................6


A. Pengertian Wawancara 6
B. Tujuan Wawancara 10
C. Teknik Wawancara 13
D. Metode Wawancara 14
E. Ciri-Ciri Wawancara 17
F. Contoh Wawancara 19

BAB III : PENUTUP 24


A. Kesimpulan 24
B. Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Apabila wawancara
dijadikan satu-satunya alat pengumpulan data, atau sebagai metode diberi kedudukan
yang utama dalam serangkaian metode-metode pengumpulan data lainnya, ia akan
memiliki ciri sebagai metode primer. Sebaliknya jika ia digunakan sebagai alat untuk
mencari informasi-informasi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain, ia akan
menjadi metode perlengkap. Pada saat-saat tertentu metode wawancara digunakan orang
untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu datum yang telah diperoleh dengan cara
lain, seperti observasi, test, kuesioner dan sebagainya. Digunakan untuk keperluan
semacam itu metode wawancara akan menjadi batu pengukur atau kriterium.
Dalam tiga golongan fungsi itu tidak implicit bahwa golongan yang satu
mempunyai harga yang lebih tinggi dari yang lain. Sebagai metode primer wawancara
mengemban tugas yang sangat penting. Sebagai pelengkap metode wawancara menjadi
sumber informasi yang sangat berharga, dan sebagai kriterium ia menjadi alat yang
memberikan pertimbangan yang memutuskan. Ditinjau dari segi itu adanya tiga fungsi
pokok itu justru memperlihatkan bahwa interview merupakan suatu metode yang serba
guna.
Dalam proses interview terdapat 2 (dua) pihak dengan kedudukan yang berbeda.
Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut pula sebagai interviewer, sedang pihak
kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (Information supplyer), interviewer atau
informan. Interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan atau
penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabannya. Sekaligus ia mengadakan paraphrase
(menyatakan kembali isi jawaban interviewee dengan kata-kata lain), mengingat-ingat
dan mencatat jawaban-jawaban. Disamping itu dia juga menggali keterangan-keterangan
lebih lanjut dan berusaha melakukan “probing” (rangsangan, dorongan). Pihak
interviewee diharap mau memberikan keterangan serta penjelasan, dan menjawab semua
pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kadang kala ia malahan membalas dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pula. Hubungan antara interviewer dengan
interviewee itu disebut sebagai “a face to face non-reciprocal relation” (relasi muka

4
berhadapan muka yang tidak timbal balik). Maka interview ini dapat dipandang sebagai
metoda pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak, yang dilakukan secara sistematis
dan berdasarkan tujuan research.

B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana Pengertian Wawancara ?
b) Bagaimana Tujuan Wawancara ?
c) Bagaimana Teknik Wawancara ?
d) Bagaimana Metode Wawancara ?
e) Bagaimana Ciri-Ciri Wawancara ?
f) Bagaimana Contoh Wawancara ?

C. Tujuan Masalah
a) Mengetahui Pengertian Wawancara ?
b) Mengetahui Tujuan Wawancara ?
c) Mengetahui Teknik Wawancara ?
d) Mengetahui Metode Wawancara ?
e) Mengetahui Ciri-Ciri Wawancara ?
f) Mengetahui Contoh Wawancara ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawancara
a) Wawancara Secara Umum
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan
narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal
1. Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.
2. Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau pendapat atas
pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa disebut dengan informan.
3. Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber adalah orang yang ahli di bidang
yang berkaitan dengan imformasi yang kita cari.

b) Menurut Para Ahli


1. Charles Stewart dan W.B. Cash. Wawancara adalah proses komunikasi
dipasangkan dengan tujuan serius dan telah ditentukan dirancang untuk bertukar
perilaku dan melibatkan tanya jawab.
2. Robert Kahn dan Channel. Wawancara adalah pola khusus dari interaksi
dimulai secara lisan untuk tujuan tertentu, dan difokuskan pada daerah konten
yang spesifik, dengan proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak ada
hubungannya secara berkelanjutan.
3. Koentjaraningrat. Wawancara adalah cara yang digunakan untuk tugas tertentu,
mencoba untuk mendapatkan informasi dan secara lisan pembentukan
responden, untuk berkomunikasi tatap muka.
4. Lexy J. Moleong. Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan
pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu).
5. Denzig. Wawancara dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka
percakapan di mana seseorang mendapat informasi dari orang lain.
6. Lexy J Moleong (1991:135). Menjelaskan bahwa wawancara dengan tujuan
percakapan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden
berhadapanlangsung (tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan
dengan mendapatkandata tujuan yang dapat menjelaskan masalah penelitian.

6
7. Sutrisno Hadi (1989:192). Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di
mana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat
mukayang orang lain dan mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata
informasi langsung alatpemgumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang
tersembunyi (laten) atau manifest.
8. Ankur Garg. Seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi
alat bila dilakukan oleh orang-orang yang mempekerjakan calon / kandidat
untuk posisi, jurnalis, atau orang-orang biasa yang mencari tahu tentang
kepribadian seseorang atau mencari informasi.

c) Bentuk wawancara
Bentuk-bentuk wawancara antara lain :
1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan / mendesak.
7. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang,
pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.

d) Jenis Wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Wawancara bebas. Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan
apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu
berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-
kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2. Wawancara terpimpin. Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah
dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
3. Wawancara bebas terpimpin. Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam
pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang
ditanyakan secara garis besar.

7
e) Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana
agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah
sebagai berikut :
1. Netral artinya. Pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap
informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam
seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah artinya. Pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat
si responden.
3. Adil artinya. Pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan
sama. Pewawancara harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden
bagaimanapun keberadaannya.
4. Hindari ketegangan artinya. Pewawancara harus dapat menghindari ketegangan,
jangan sampai responden sedang dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang,
responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara
untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu mengendalikan
situasi dan pembicaraan agar terarah.

f) Jenis-Jenis Wawancara
1. Wawancara serta merta. Wawancara serta merta adalah wawancara yang
dilakkan dalam situasi yang alamiah. Prosesnya terjadi seperti obrolan biasa
tampa pertanyaan panduan.
2. Wawancara dengan petunjuk umum. Wawancara dengan petunjuk umum adalah
wawancara dengan berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan
yang sudah dibuat terlebih dahulu.
3. Wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah dibakukan. dalam hal ini
pewawancara mengajukan pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan atau dibakukan.

g) Tahap Tahap Wawancara


1. Tahap Persiapan
a. Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik wawancara).

8
b. Menentukan informasi yang akan di kumpulkan atau didata.
c. Menentukan dan menghubungi nara sumber.
d. Menyusun daftar pertanyaan.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri.
c. Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.
d. Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.
e. Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
f. Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan narasumber untuk dapat
dihubungi kembali jika ada yang perlu dikomfirmasi atau dilengkapi.

3. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara. laporan wawancara terdiri dari bagian


bagian sebagai berikut.
a. Tema atau topik wawancara.
b. Tujuan atau maksud dari wawancara.
c. Identitas narasumber.
d. Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat ditulis dalam bentuk dialog
atau dalam bentuk narasi.

Beberapa Hal Yang Harus Dihindari Ketika Proses Wawancara Berlangsung


1. Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau pasti jawabannya.
2. Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya sama dengan pertanyaan
sebelumnya.
3. Meminta narasumber untuk mengulang-ulang jawabannya.
4. Memotong pembicaraan narasumber.
5. Bersikap lebih pandai dari narasumber.

h) Syarat Wawancara
1. Syarat-syarat wawancara di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Ada pewawancara atau wartawan.
b. Ada narasumber atau orang yang diwawancarai.
c. Ada bahan yang di pertanyakan.

9
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berwawancara adalah sebagai berilut :
a. Menentukan topik wawancara.
b. Menetapkan narasumber.
c. Menulis daftar pertanyaan.
d. Merencanakan kegiatan wawancara.
e. Mengidentifikasi pernyataan yang tepat untuk pendahuluan wawancara.
f. Membuat janji dengan narasumber dan mengawali kegiatan wawancara.
g. Menyempurnakan pernyataan untuk menutup wawancara.
h. Melaksanakan wawancara

3. Persiapan seorang wawancara


Persiapan seoarang pewawancara antaralain sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan wawancara seroang pewawancara sebaiknya
menyusun daftar pertanyaan serang pewawancara harus memiliki
pengetahuan seputar hal-hal yang akan di wawancarai.
b. Ketika melakukan wawncara bersikaplah sopan dan jangan memojokkan
narasumber.
c. Jadilah pendengar yang baik, jangan mengulang pertanyaan.
d. Catatlah hal-hal pokok atau penting dari hasil wawancara.
e. Rangkumlah hasil wawancara, dan janganlah menulis yang bukan hal-hal
pokok atau penting dari berita jadikanlah sebagai bahan menulis berita.

4. Kerangka wawancara
Kerangka wawancara adalah segala hal yang berisi atau menyangkut kegiatan
wawncara seperti
a. Topik wawancara.
b. Calon narasumber.
c. Pokok-pokok isi pertanyaan.

B. Tujuan Wawancara
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasidi mana sang
pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang
diwawancarai.

10
1. Langkah Wawncara
a. Menentukan topik wawancara.
b. Menentukan tujuan wawancara.
c. Menyusun daftar pertanyaan.
d. Menentukan narasumber.
e. Melakukan wawancara.
f. Mencatat pokok-pokok wawancara.
g. Menyusun laporan wawancara.

2. Saat Wawancara
a. Memperkenalkan diri dan menyebutkan tujuan wawancara.
b. Menyebutkan nama narasumber dengan benar.
c. Bersikap sopan terhadap narasumber.
d. Pertanyaan harus sesuai dengan tema.
e. Hindari pertanyaan yang berbelitdan membingungkan.
f. Jadilah pendengar yang baik saat wawancara.
g. Jangan berdebat dengan narasumber.
h. Mencatat semua informasi penting untuk mepermudah dalam membuat laporan.
i. Mengucapkan terima kasih bila wawancarai telah selesai.

3. Etika Wawancara
a. Identifikasi diri dengan menyebutkan nama.
b. Jelaskan tujuan dan topic wawancara.
c. Datanglah tepat waktu yang dijanjikan.
d. Memperhatikan penampilan , termasuk cara berpakaian.
e. Bersikap sopan , satun , dan ramah.
f. Menggunakan Bahasa yang komunikatif.

4. Laporan Wawancara
a. Topik.
b. Narasumber.
c. Tujuan wawancara.
d. Tempat wawancara.
e. Tanggal wawancara.

11
f. Informasi hasil wawancara.
g. Kesimpulan

5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pertanyaan untuk


melakukan wawancara :
a. Tentukan topic wawancara dan nara sumber yang akan diwawancarai.
b. Tanyakan informasi yang ingin didapat dari narasumber secara singkat sesuai
dengan topik dan narasumber.
c. Berbicaralah dengan bahasa yang sopan dan santun.
d. Hindari pertanyaan yang menyinggung narasumber.
e. Cara melakukan wawancara.
f. Tentukan topik dan narasumber yang akan kamu wawancarai.
g. Susunlah daftar pertanyaan yang akan kamu tanyakan kepada narasumber sesuai
dengan topic yang kamu tentukan.
h. Lakukan wawancara sederhana sesuai dengan daftar pertanyaan yang kamu buat
dengan narasumber.
i. Gunakan bahasa Indonesia yang santun, baik, dan benar.
j. Catatlah semua informasi yang kamu peroleh.
k. Untuk penilaian catatlah informasi tersebut dalam bentuk laporan.
l. Serahkan laporan pada gurumu untuk dinilai.

6. Bentuk Wawancara
Bentuk-bentuk wawancara antara lain :
a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
d. Wawancara pribadi.
e. Wawancara dengan banyak orang.
f. Wawancara dadakan atau mendesak.
g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan mewawancarai seorang,
pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.

Keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh sikap wawancara selain jurnalis


juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan. Sikap yang baik

12
biasanya mengundang simpatik dan akan membuat suasana wawancara akan
berlangsung akrab alias komunikatif.
Wawancara yang komunikatif dan hidup juga dibentuk oleh isu-isu dan
informasi tentang materi pelajaran baik oleh pembicara dan wartawan.

C. Teknik Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data,sedangkan pengumpulan
data antara lain ada 3, yaitu :
1. Metode pengmatan secara langsung.
2. Metode dengan menggunakana pertanyaan (wawancara).
3. Metode khusus.

Dalam pembagian diatas,dasar pembagian adalah sampai berapa jauh si pengambil


data langsung atau tidak langsung bergaul sampai dengan subjek penelitian.

Perbedaan wawancara dengan dengan percakapan sehari-hari :


1. Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal.
2. Responden selalu menjawab pertanyaan.
3. Pewawancara selalu bertanya.
4. Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban tetapi harus
selalu bersikap netral.
5. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat sebelumya
pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.

Wawancara merupakan proses interakasi anatara pewawancara dan


responden.walaupaun bagi pewawancara proses tersebuta adalah satu bagian dari
langkah-langkah dalam penelitian,tetapi belum tentu bagi responden ,wawancara adalah
langkah dalam penelitian,tetapi belum tentu bagi responden,wawancar adalah bagian dari
penelitian.
Andaikata pewawancara dan responden mengangap bahwa wawancara adalah
bagian dari penelitian,tetapi sukses tidakanya pelaksanaan wawancara bergantung sekali
dari proses interaksi yang terjadi.Suatu hal yang piling penting dari proses interaksi yang
terjadi adalah wawasan dan pengertian (insight).

13
Masalah isyarat-isyarat yang berada di bawah persepsi(subliminal cues) sukar
dikenali karena antara pewawancara dan responden belum saling mengenal.Karena itu
pewawancara sedapat mungkin dapat memperbaiki wawasan atau pengertian dalam
interaksi,antara lain :
1. Siaga terhadap banyak isyarat dan mencoba isyarat tertentu.
2. Memcoba membawa isyarat tersebut ke batas yang diberi makna.

D. Metode Wawancara
1. Masa Persiapan
Sebelum peneliti melaksanakan tugas lapangan, beberapa hal harus sudah
dipersiapkan terlebih dahulu dengan masak.
Sudah ditentukan metode sampling apa yang akan ditempuh. Syarat-syarat
responden sudah ditentukan. Sudah ditetapkan cara mencari ganti (subtitusi)
responden yang karena sesuatu hal tidak dapat ditemui. Kuesioner sudah disusun
dengan baik dan sudah ditentukan bahasa apa yang akan dipakai.
Bila akan menggunakan bahasa daerah, dapat ditempuh dua cara: pertama,
terjemahan kuesioner sudah selesai dikerjakan; kedua, terjemahan dikerjakan oleh
seluruh pewawancara secara “gotong-royong”, yaitu secara bergiliran pewawancara
menerjemahkan pertanyaan demi pertanyaan.
Sesudah itu, hasil terjemahan diperbaiki oleh peneliti, dan selanjutnya
diperbanyak untuk dibagikan kepada semua pewawancara sebagai pedoman
menyampaikan pertanyaan. Keuntungan cara yang kedua ini ialah pewawancara
lebih menghayati isi tiap pertanyaan, karena mereka ikut terlibat dalam pemikiran
terjemahannya.
Jadwal latihan untuk pewawancara direncanakan dengan seksama. Organisasi
lapangan dan jadwal harian di lapangan di susun. Orientasi lapangan dilakukan oleh
peneliti dan tempat tinggal yang cocok ditetapkan.

2. Masa Latihan
Latihan wawancara diadakan untuk memberika bekal keterampilan kepada
wawancara untuk mengumpulkan data dengan hasil baik. Karena tidak ada ukuran
standar untuk survei ataupun pewawancara, maka tak ada pula program latihan yang
baku.

14
Sifat, materi dan lamanya program latihan disesuaikan dengan kebutuhan
survai yang akan dilakukan. Misalnya tergantung pada jumlah dan kualitas
pewawancara, waktu yang tersedia, mudah atau sulitnya kuesioner yang harus
dipelajari dan juga besarnya anggaran yang tersedia. Pada prinsipnya yang perlu
diberikan selama masa latihan formal ialah :
a. Penjelasan tujuan penelitian.
b. Penjelasan tujuan tugas pewawancara dan menekankan pentingnya peranan
pewawancara.
c. Penjelasan tiap nomor pertanyaan dalam kuesioner, baik konsep yang
terkandung di dalamnya maupun tujuan pertanyaan tersebut. Diberikan alasan
mengapa pertanyaan disusun demikian. Apa tujuan pertanyaan tertentu. Pada
hakekatnya pewawancara harus mengetahui dengan tepat maksud semua
pertanyaan, supaya dapat mengumpulkan informasi yang tepat dan jelas.
d. Penjelasan cara mencatat jawaban responden. Bila jawaban belum jelas
digunakan teknik probing.
e. Penjelasan cara pengisian dan arti dari semua tanda-tanda pengisian kuesioner.
f. Pengertian yang mendalam tentang pedoman wawancara, untuk mengurangi
sejauh mungkin kegagalan dalam mendekati responden. Pedoman wawancara
mencakup etika, sikap, persiapan dan taktik wawancara.
g. Prosedur wawancara, dari memperkenalkan diri sampai dengan meninggalkan
responden.
h. Orientasi tentang masalah apa yang dapat timbul di lapangan dan bagaimana
mengatasinya.
i. Latihan wawancara.

3. Rencanakan Kunjungan

4. Pelaksanaan Kunjungan
a. Opening Interview
Adalah wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas
jawabannya atau tidak terkait
b. Real Interview
c. Closing Interview

15
5. Konsep Wawancara
a. Situasi Wawancara
Situasi wawancara terbabi menjadi 4, yaitu :
1) Waktu wawancara harus dicari sedemikina rupa sehingga bagi responden
merupakan waktu yang tidak digunakan untuk pekerjaan lain,dan dijaga
agar responden tidak menggunakan waktu terlalu lama untuk wawancara
2) Tempat untuk wawancara haruslah suatu tempat yang dapat diterima oleh
responden dan masyarakat sekelilingnya
3) Kehadiran orang lain dalam wawancara dapat menambah komunikasi,dan
ada pula yang dapat mengurangi kelancaran komunikasi.
4) Sikap masyarakat dalam wawancara ,harus diperhatikan,agar terjalin
komunikasi yang baik

b. Faktor Pewawancara
Faktor pewawancara ada 4, yaitu :
1) Karakteristik sosial. Yaitu faktor yang pentung dalam komunikasi
wawancara.penampilan dari pewawancara ,latar belakang dari sosial dari
pewawancara , merupkana sifat yang dapat melancarkan atau menghambat
komunikasi.ciri-ciri sosial, sikap, kesehatan, latar belakang dari responden
juga merupakan sifat-sifat yang mempengaruhi interaksi.
2) Keterampilan melaksanakan wawancara. Keterampilan dalam bertanya
ataupun gerak- gerik yang mengundang jawaban yang tepat dan lancar
sangat diperlukan bagi seorang pewawancara.
3) Motivasi. Pewawancara harus mempunyai motivasi yang tinggi serta meras
aman dalam melaksanakan wawancara.
4) Rasa aman. Pewawancara harus dapat membuat pertanyaan serta situasi
sedemikian rupa sehingga responden mempunyai rasa aman.

c. Faktor Responden

d. Isi Schedule Kuisioner


Kuisioner adalah alat lain untuk mengumpulkan data atau daftar
pertanyaan. Pertanyaaan- pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tersebut

16
cukup terperinci dan lengkap. jika yang menuliskan ke kuesioner adalah
responden,maka daftar pertanyaan tersebut disebut kuesioner.
Sedangkan yang menulis isiannya adalah pencatat yang membawakan
daftar isian dalam suatu tatap muka,daftar pertanyaan tersebut disebut
scedule.walaupun nama yang diberikan kepada daftar pertanyaan disebut
kuesioner atau schedule tetapi isi dari daftar pertanyaan tersebut sama saja
sifatnya.
Kuesioner atau schedule tidak lain adalah sebuat set pertanyaan yang
secara logis yang berhubungan dengan masalah penelitian,dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawanban yang mempunyai makana dalam menguji
hipotesis.

E. Ciri-Ciri Wawancara
1. Wawancara Personal
Wawancara personal adalah wawancara pribadi misalnya seseorang tokoh
penting didatangi secara khusus untuk mendapatkan pendapat atau informasi tentang
sesuatu yang perlu dijelaskan secara panjang lebar.
Untuk wawancara model ini,wartawan perlu mempersiapkan gambaran
masalah dan butir pertanyaannya. Ini penting untuk mendapat informasi dan
pendapat yang diinginkan. Dan dengan persiapan itu wartawan dapat mengendalikan
pembicaraan sehingga tidak menyimpang kemana-mana.
Contohnya :
a. Door To Door.
b. Mail Intercept Interviews.

2. Wawancara Telpon
Wawancara telepon adalah wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
Lazim digunakan dalam keadaan mendesak. Pada wawancara via telepon wartawan
tidak menangkap suasana orang yang diwawancarai.

Bentuk Wawancara
1. Wawancara Terstruktur

17
Wawancara terstruktur adalah wawancara yang sebagian besar jenis-jenis
pertanyaannya telah ditentukan sebelumnya termasuk urutan yang ditanya dan
materi pertanyaannya.
Dalam wawancara terstruktur pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa
sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa
alternative saja.Jawaban yang paling mudah terhadap pertanyaan terstruktur adalah
“ya” atau “tidak”.Beberapa contoh dari pertanyaan terstruktur adalah :

a. Apakah anda mempunyai mobil dinas?

- ya - tidak

b. Apakah anda setuju dengan recana kenaikan harga BBM?

- ya - tidak

Adakalanya pertanyaan sudah terstruktur dengan sendirinya,karena jawaban


yang dapat diberikan kepada pada pertanyaan tersebut hanya satu
saja.misalanya”Berapakah umur anda pada hari ulang tahun anda yang terakhir?”
Namun adakalanya juga pertanyaan tidak dapat dibuat berstruktur karena kita
tidak mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut.dalam hal ini maka
pertanyaan dibuat menjadi semi terstruktur,dimana di bawah alternative-alternatif
jawaban ditambahkan “lain-lain”
Contoh :
a. Mengapa anda tidak mengikuti program BIMAS?

- Tidak mengetahui ada program BIMAS di desa ini

- takut mengambil resiko

- tidak dibenarkan oleh tuan tanah

- alasan lain-lain

Wawancara terstruktur ada baiknya ada pula buruknya, kebaiaknyya adalah :

a. wawancara terstruktur mudah dianalisa

b. jawaban yang diberikan akan lebih mendapat gambaran yang


lebih jelas dari pertanyaan yang diajukan

c. responden sendiri memberikan penilaian sendiri terhadap


jawaban yang harus diberikan

disamping kebaikan maka petanyaan tersttuktur mempunyai kelemahan sebagai


berikut :

18
a. mendorong responden membertikan jawaban ,padahal
responden tidak tahu akan masalah tersebut

b. jawaban dapat menimbulkan bias(ambigu/pengertian


ganda),karena jawaban yang diinginkan tidak termasuk dalam
alternative-alternatif penelitian

c. menutup kemungkinan ada jawaban lain yang lebih relevan


yang tidak dipikirkan oleh si pembuat peneliti

Wawancara terstruktur hanya baik dibuat untuk mengetahui hal-hal yang


mempunyai sedikit alternative jawaban.

2. Wawancara Tak Terstruktur


Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak secara ketat telah
ditentukan sebelumnya mengenai jenis-jenis pertanyaan, urutan, dan materi
pertanyaannya.
Wawancara tak terstruktur atau disebut juga dengan pertanyaan terbuka berarti
juga pertanyaan yang dibuat sedemiakian rupa dan jawabannya serta cara
pengungkapannya dapat bermacam-macam.Bentuk wawancara tertruktur jarang
digunakan dalam kuesioner,tetapi banyak digunakan dalam inter guide.Responden
mempunyai kebebasan dalam menjawab pertanyaan terbuka

F. Contoh Wawancara
1. Menurut Anda sendiri… apakah Anda ini pintar?
(ingat, ada beda antara rendah hati dan rendah diri. Dan ini bukanlah waktu untuk
menjadi sempurna pada keduanya.)

Iya. Dalam artian bahwa kepintaran di sini bukan sekedar diukur dari hasil tes IQ.
Saya pikir kepintaran seseorang akan benar2 tampak ketika seseorang menghadapi
beragam situasi dan berinteraksi dengan banyak orang. Dan dari aspek itulah saya
merasa miliki keunggulan.

19
Saya memiliki rasa percaya diri yg besar pada kemampuan saya untuk bekerja
dengan orang lain, menyelesaikan permasalahan bisnis, dan juga membuat
keputusan yg terkait urusan kerja. Tentu saja masih ada banyak hal yang saya belum
tahu, tapi saya optimis bahwa saya bisa mempelajarinya.

Sehingga saya lalu juga mengartikan kepintaran sebagai kemampuan yg baik untuk
mengajukan pertanyaan pintar, mendengarkan dengan seksama, dan menyadari tak
ada orang yg tahu tentang segalanya.

2. Apakah Anda merasa bosan bila harus melakukan pekerjaan yg sama berulang-
ulang?
Tidak juga. Bila pekerjaan itu memang sudah menjadi tugas saya, maka saya tidak
akan merasa bosan karena itu memang tanggung jawab saya untuk
merampungkannya dengan kemampuan terbaik. Menurut saya, pekerjaan itu
tidaklah harus punya sifat menghibur, yg penting saya telah meyakini bahwa itu
adalah harga yg harus dibayar untuk meraih kesuksesan yg lebih tinggi.

Saya berpendapat bahwa bila ada seseorang yang mudah bosan dengan repetisi,
maka dia bisa jadi akan mengalami masalah yg cukup serius nantinya. Karena
terkadang kita harus mengesampingkan kesukaan kita dan berfokus pada melakukan
apa2 yang memang harus dilakukan – meskipun itu bukanlah suatu hal yg baru.

Saya pikir sampai saat ini saya sudah terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas saya
sehingga sampai2 tidak sempat untuk merasa bosan

3. Anda lebih menyukai kerja dalam tim atau sendirian?


Bekerja dalam tim adalah salah satu elemen terpenting dalam sukses karir dan juga
hidup. Sepengetahuan saya, bila seseorang tidak bisa bekerja dengan baik dalam tim,
maka dia pun biasanya juga akan susah untuk bekerja dan berkomunikasi secara
produktif dalam hubungan orang per orang.

Meskipun kerja tim amatlah penting, namun saya tetap mampu produktif dalam
bekerja sendirian. Terkadang tekanannya memang terasa lebih berat, tapi saya sudah
terbiasa untuk menganggapnya sebagai tantangan.

20
Terkait manakah yg saya pilih; apakah bekerja dalam tim atau sendiri, maka itu
tergantung pd manakah cara yg terbaik untuk merampungkan pekerjaan. Atas
pilihan mana pun, saya masih bisa bekerja sama kerasnya dan dgn inisiatif penuh.

4. Apakah Anda suka bekerja dengan “benda”; apapun bentuknya?


(bila memang iya, apalagi pekerjaannya memang membutuhkan kompetensi teknis)

Ya, sedari dulu saya memang punya bakat dan kecepatan dalam mempelajari
kemampuan teknis. Saya suka sekali bekerja dengan mesin dan gadget. Ketertarikan
saya itu membuat saya bisa mengoperasikan banyak perangkat.

Meskipun begitu saya juga punya kemampuan untuk mengkonseptualisasi sebuah


penugasan dan lalu menerjemahkan konsep itu ke dalam bentuk konkrit
implementasi di lapangan (baca: artinya klo Bapak ngasih saya perintah, bapak ndak
perlu tahu tentang cara pengoperasian perangkat/mesin/gadget untuk memfasilitasi
perintah itu.

Cukup katakan saja perintahnya, ntar saya bisa kok mendayagunakan semua
perangkat/mesin itu untuk memfasilitasi keinginan bapak.)

5. Apakah Anda suka bekerja dengan angka?


(bila memang iya, or bila pekerjaannya membutuhkan kemampuan analitis dan
matematis)

Tentu saja. Itu memang yang menjadi dasar untuk pekerjaan ini. Saya punya bakat
yg kuat dlm mengurusi angka saya mampu menangani sisi hitung2an dari bisnis.
Pencatatan dan pembukuan yg akurat memang bagian manajemen yg penting dan
bisa membantu dalam menunjukkan wilayah2 yg bisa dikembangkan. Dan di bagian
situlah saya memiliki bakat dan kemampuan.

6. Apakah Anda suka bekerja dengan orang?


(bila memang iya, atau situasi yang diharapkan memang adalah kerja tim)

21
Iya, sangat. Bila kita bermaksud untuk memenuhi target dan menindaklanjuti
rencana pertumbuhan yang telah dicanangkan, maka kita memang harus mengatur
dan mengkoordinasi kerja dari banyak orang. Saya percaya dengan kekuatan sinergi
dalam kerja tim, di mana daya kreativitas yang muncul di sana akan lebih besar
ketimbang yang bisa dimunculkan oleh orang per orang secara sendiri-sendiri.

(tapi bila tidak, atau bila pekerjaannya menuntut Anda untuk bisa kerja sendirian)

Saya selalu bisa bekerja dengan orang lain, tapi saya tak punya kesulitan untuk
bekerja sendirian. Saya punya kemampuan inisiatif yang besar. Saya juga bisa
membuat target-target secara mandiri, atau menjalani target yang ditugaskan dan
merampungkannya.

7. Apakah Anda betah menangani hal-hal detail?


Iya, saya kira begitu. Saya bersedia melakukan apa-apa yang ditugaskan kepada
saya. Bila ketelitian ekstra pada detail adalah salah satu prasyarat di dalamnya, maka
saya pun akan melakukannya.

Saya percaya bahwa sukses dan percepatan karir adalah hasil langsung dari
terlaksanya tugas dengan baik, termasuk di dalamnya adalah ketelitian pada hal-hal
yang detail.

8. Apakah Anda punya jiwa kompetitif?


Iya, saya punya itu. Menurut saya, sifat kompetitif itu diperlukan agar bisa sukses di
lingkungan korporat.

Namun dengan sifat kompetitif ini bukan berarti berkompetisi secara ganas dengan
rekan kerja untuk mendapatkan pengakuan, kenaikan gaji, atau promosi. Bila saya
bekerja dengan baik dan selalu memberikan upaya terbaik, saya yakin imbalannya
pasti akan datang.

Yang penting, kompetisi terbesar adalah dengan diri saya sendiri. Maksudnya, saya
selalu berusah memecahkan rekor pribadi saya sendiri – untuk melakukan sesuatu
dengan lebih baik atau lebih cepat dari yang sudah pernah saya lakukan.

22
9. Apa yang Anda lakukan bila Anda punya cara pandang yang berbeda dengan atasan?
Yang jelas saya bukan seorang yes-man. Tapi meskipun begitu, saya cukup berhati-
hati dengan bagaimana saya mengekspresikan pendapat. Saya tidak akan seenaknya
menyatakan ketidaksepakatan saya atas pimpinan di depan banyak orang. Karena
saya tahu rata-rata orang tidak suka dicela di depan umum.

Selama rapat berlangsung, saya biasanya membuat mencatat dengan baik, lalu
memberikannya kepada orang lain secara rahasia. Saya percaya kita bisa
menunjukkan ketidaksepakatan dengan tanpa menunjukkan sikap pertentangan.

Yang penting kan bukan ketidaksepakatan kita itu, namun adalah agar pendapat kita
didengar dan dihargai. Dan saya tahu betul bahwa cara kita menyampaikan sesuatu
akan menentukan apakah pendapat kita akan didengarkan atau tidak.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wawancara (interview) merupakan suatu kegiatan tanya jawab dengan tatap muka
(face to face) antara pewawancara (interviewer) dengan yang diwawancarai
(interviewee) tentang masalah yang diteliti, dimana pewawancara bermaksud
memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir dari yang diwawancarai yang relevan dengan
masalah yang diteliti. Karena wawancara itu dirancang oleh pewawancara, maka
hasilnya pun dipengaruhi oleh karakteristik pribadi pewawancara. Wawancara juga
merupakan alat penelitian yang berharga, dimana memungkinkan pewawancara untuk
mengumpulkan informasi lengkap yang dapat diperoleh lewat kuesioner atau percakapan
telepondan juga memanfaatkan isyarat verbal dan nonverbal. Wawancara juga
memungkinkan pewawancara untuk menafsirkan atau menjelaskan pertanyaan-
pertanyaan secara lebih mudah, sehingga meningkatkan kemungkinan mendapatkan
jawaban dari responden.
Wawancara sering dihubungkan dengan pekerjaan jurnalistik untuk keperluan
penulisan berita yang disiarkan dalam media massa. Namun wawancara juga dapat
dilakukan oleh pihak lain untuk keperluan, misalnya, penelitian atau penerimaan
pegawai. Wawancara dapat disamakan dengan obrolan. Namun ada perbedaan mendasar
antara obrolan biasa dengan wawancara. Hal-hal yang membedakan tersebut adalah
tujuannya, hubungan antara narasumber dan pewawancara, tata krama, dan batasan
waktunya.

B. Saran
Sebaiknya pertanyanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara baik , rapi
dan menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung perasaan narasumber dan
harus sesuai prosedur dan tepat sasaran. Pewawancara dan narasumber sebaiknya harus
bersikap terbuka dalam pelaksanaan wawancara.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Satrio. 2013. Teknik Wawancara Jurnalistik. Jakarta: Universitas


Indonesia.
Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Romli, Asep Syamsul M. 2003. Jurnalistik Praktik Untuk Pemula. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-wawancara/#ftoc-heading-3
http://masda01.blogspot.com/2015/10/makalah-wawancara.html

25

Anda mungkin juga menyukai